CTD 6

Semenjak bertemu keluarga Andre,hubungan Zaa dan Andre hanya sering lewat pesan. Bahkan Andre belum menemui Zaa sama sekali setelah kejadian itu. Entahlah Zaa pun tidak mau memikirkan nya terlalu dalam,biarkan mengalir dengan sendirinya hubungan mereka, karna Zaa sadar kekurangan dan tidak pantasnya dia disandingkan dengan Andre.

Meskipun mereka bekerja di perusahaan yang sama tapi untuk bertemu saja mereka jarang bisa, Andre dengan kesibukannya sebagai CEO Zaa pun memaklumi itu. jika mereka jodoh pasti Allah menyatukan mereka.

"Zaa kau melamun.."

Dian tiba-tina datang ke Pantry ,melihat Zaa yang hanya melamun.

"Ng.."

kaget karena kedatangan Dian tiba-tiba.

"Kau ini mengagetkanku saja.."

"Makanya jangan bengon, kesambet baru tau rasa.."

"Heem.."

Entahlah otak nya tidak mau memikirkan masalah cinta nya,tapi hatinya merasa sesak.

"Woyy.. melamun lagi."

"Jangan terlalu dipikirin Zaa,kalo kalian jodoh tidak akan kemana mati satu tumbuh seribu hehe "

Ya Dian sudah tau tentang Zaa dan keluarga Andre yang tidak bisa menerima Zaa karna status Zaa dari keluarga biasa. Karna Dian teman sekaligus sahabat yang Zaa miliki, selain ibu nya Dian lah tempat Zaa membagi keluh kesahnya.

"fuhh.. aku ingin melupakan semua nya dan menghapus kenangan kami, tapi kalau aku masih bekerja disini rasanya akan sama saja untuk melupakan semuanya"

Ingin rasanya Zaa keluar dari tempatnya bekerja,agar bisa melupakan dan menjauhi Andre.

Karna rasanya sudah tidak mungkin lagi untuk melanjutkan hubungan nya dengan Andre. meskipun Andre selalu meminta Zaa untuk bersabar,karna Andre akan menyakinkan orang tua nya.

karna bagi Zaa restu orang tua sangatlah penting untuk menjalani suatu hubungan.

"Maksudmu kau akan berhenti bekerja.."

"Mungkin itu yang terbaik buat kami.."

"Tapi Zaa kalau kamu berhenti bekerja kamu mau cari kerja kemana lagi_Jaman sekarang susah Zaa cari pekerjaan.."

Dian pun prihatin akan kehidupan Zaa,karna sebagai tulang punggung keluarga Zaa pun harus bekerja keras demi ibu dan adiknya yang masih butuh biaya.

hidup di kota metropolitan serba pakai uang. Apalagi mencari pekerjaan pun sekarang susah.kalau tidak bekerja bisa mati kelaparan hidup di Kota yang kejam ini.

"Mungkin aku akan cari lowongan kerja dulu sebelum aku keluar, agar aku tidak menjadi pengangguran."

"Entahlah Dii, rasanya untuk ku bahagia masih harus berjuang lebih keras lagi_Yang terpenting ibu dan adik ku tidak kekurangan.." dengan mata yang berkaca-kaca Zaa mencoba kuat untuk hal ini.

Zaa yang merasa mungkin untuk dia bahagia saja Tuhan masih belum mengijinkannya.karna yang terpenting bagi Zaa adalah kebahagian Ibu dan juga adiknya. Karna mereka keluarga yang Zaa miliki didunia ini.

Dian pun ikut sedih melihat sahabatnya melalui kehidupan seperti ini.karna Dian tau semenjak ayah Zaa meninggal, Zaa lah yang harus banting tulang bekerja keras untuk biaya adiknya yg masih sekolah.

"Kamu pasti bisa melalui kehidupan yang kejam ini Zaa.." Dian pun ikut menangis dan memeluk Zaa.

"Sudah jangan sedih terus,kamu harus kuat, suatu saat Allah akan mengirimkan mu seseorang yang akan membantu meringankan beban mu"

"Heem.. aku aja masih belum putus sama Mas Andre, tapi kamu sudah mendoakan ku mendapat penggantinya..'' Jawab Zaa sambil mengerucutkan bibirnya.

Dian pun tergelak."Haha setidak nya nanti dia lebih baik dari kekasih mu yang sekarang."

"Terimakasih Dii kamu satu-satunya sahabat yang aku miliki"

"Aku udah anggap kamu lebih dari sahabat Zaa, sebisa mungkin jangan pernah ada masalah yang kamu sembunyikan dari aku yaa"

"Heem terimakasih aku menyayangimu Dii.."

mereka pun berpelukan, meluapkan masalah yang mereka lalui. Karna sejatinya hidup itu tidak ada yang mulus tanpa masalah.

maaf author baru sempat ngetik lagi.karna kesibukan didunia nyata yang memang sibuk.😁

terimakasih atas dukungan kalian.jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini.

komen

biar Autornya semangat..😘😘