Bab 18

Keesokan harinya dirumah Evans yang luas.

Diana melakukan aktivitasnya seperti biasa sebagai istri Evans namun dia masih merasa tidak mengerti dengan sikap Evans yang selalu berubah-ubah tanpa mengenal waktu.

Hal itu membuatnya bingung namun dia tetap berusaha menerima semua itu dengan lapang dada.

"Mama.. kenapa diam?" tanya Lucas menyenggol tangan Diana.

"Eh? kenapa sayang?" jawab Diana tersadar dari lamunannya.

"Lucas mau makan?" tanya Diana memperhatikannya.

"Iya mama" jawab Lucas merasa lapar.

"Baiklah, tunggu sebentar mama panggil Lili dulu, ya?"

Diana dan Lucas sudah sangat dekat layaknya seorang ibu kandung dan anaknya meski Lucas belum mengerti tentang kebenarannya.

Diana pun pergi memanggil Lili untuk membawakan makanan untuk Lucas.

Di luar itu semua Diana masih belum siap jika harus bertemu dengan Evans yang selalu bertingkah aneh dan sering berubah-ubah.

"Diana!" panggil Evans yang sedang duduk di ruang keluarga melihat Diana lewat di sampingnya tanpa menyapanya.

Namun Diana berpura-pura tidak mendengarnya lalu berjalan dengan cepat ke arah dapur mencari Lili.

"Haah.. apa-apaan dia? apa dia menghindar dariku?" gumam Evans merasa kesal sambil mematikan televisi yang sedang di tontonnya.

"Huh.. hampir saja! apa tidak masalah, aku mengabaikan Evans seperti ini?" benak Diana sambil menghela nafas.

Tiba-tiba Lili berdiri di belakang Diana lalu memanggilnya.

"Nyonya?"

"Astaga! Lili?!" ucapnya sangat terkejut.

"Maaf Nyonya, saya tidak bermaksud mengagetkan anda" jawab Lili merasa bersalah.

"Tidak apa-apa Lili, aku cuma kaget saja kok! oh, ya tolong siapkan makanan untuk Lucas, ya?" pinta Diana.

"Baik Nyonya"

Setelah menemui Lili dengan pelan Diana berjalan dengan menunduk saat melewati Evans berharap Evans tidak melihatnya.

"Diana!" panggil Evans merasa kesal.

"E, Evans" jawabnya panik.

"Jadi sekarang kamu sudah bisa dengar, ya? kupikir kamu perlu ke dokter" ucap Evans dengan kata-kata menusuk.

"Apa? siapa? pendengaran ku masih benar, kok! bahkan aku dengar waktu kamu panggil tadi..ups!" ucap Diana keceplosan.

"Haha.. begitu ya?" kata Evans tertawa lalu berjalan menghampiri Diana.

Diana menutup mulutnya yang tidak bisa terkontrol saat merasa kesal namun hal itu justru menempatkannya dalam posisi yang rumit.

"Coba katakan sekali lagi" pinta Evans tersenyum menatap Diana yang berdiri di depannya.

"A, apa? Evans.. apa yang mau kamu lakukan?" jawab Diana merasa gugup.

"Eum.. aku ingin memakanmu Diana" Bisik Evans menggodanya.

"Kyaa!! apa?!" Teriak Diana sangat terkejut dengan mata yang terbelalak.

Dia berjalan mundur menghindar dari Evans setelah mendengar bisikan di telinganya yang membuatnya salah tingkah.

"Kyaa!!" teriaknya lagi tersandung sesuatu.

Grep!

Evans meraih pinggangnya untuk menahan agar tidak terjauh. Diana terbelalak melihat wajah Evans yang sangat dekat dengan wajahnya hingga hidungnya hampir bersentuhan dengan hidung Evans.

"E, Evans! bisa tolong lepaskan?" pinta Diana yang berdebar karenanya.

"Eum.. apa kamu yakin istriku? kalau tanganku lepas, kamu pasti jatuh! seperti ini!"

Evans mencoba menggoda Diana dengan menurunkan sedikit tangannya hingga Diana merasa takut akan terjatuh.

"Kyaa!! Evans.. tidak! jangan di lepas" kata Diana mencengkram lengan Evans.

"Haha.. kamu memang lucu Diana" ucap Evans menarik kembali Diana agar bersandar dalam pelukannya.

"Eum.. Evans bukan seperti ini, apa kamu memang berniat menggodaku?" tanya Diana semakin berdebar.

"Kenapa? apa istriku ingin sesuatu yang lebih?" godanya lagi sambil menatap wajahnya.

Diana di buat semakin berdebar lagi dan lagi dengan tatapan mata Evans yang sebiru langit cerah dan tampak indah jika di pandang.

"Evans. jangan menatapku seperti itu" ucapnya merasa malu.

"Sepertinya istriku sekarang banyak protes tapi baiklah, kali ini aku mengalah. Jadi tunjukan bagaimana caranya aku harus memandangmu, hm?" jawab Evans semakin mendekatkan wajahnya.

Namun Diana berusaha menghindar karena jantungnya semakin berdebar hanya dengan tindakan Evans sekarang.

"Baiklah Evans tapi bisa tidak lepas dulu" kata Diana sedikit mendorong dada Evans yang tersentuh tangannya.

"Tetap seperti ini sebentar saja, Diana" pinta Evans memeluk semakin erat.

"Eum"

Diana tidak bisa berbuat banyak jika Evans sudah melakukan apapun yang dia inginkan. Kini Diana pun membalas mengeratkan pelukannya.

"Andai saja, Evans selalu seperti ini. Mungkin aku tidak akan bingung dengan sikapnya tapi aku juga tidak mau mengembangkan perasaan ini yang sudah di luar kendaliku" Benak Diana.

Evans tersenyum senang karena Diana seperti nyaman berada dalam pelukannya dan melupakan segala kegelisahan di hatinya.

"Diana, aku tidak tahu apa yang kamu rasakan tapi kuharap kamu akan terus seperti ini dan tidak akan pernah membenciku meski sekarang mungkin kamu tidak suka denganku" Benak Evans.

Dalam kondisi berpelukan mereka tidak tahu bahwa banyak pelayan yang melihatnya namun mereka tidak memperdulikan hal itu.

Tiba-tiba saja Lucas datang mencari Diana.

"Mama.. dimana?" panggil Lucas merasa bingung tak menemukan ibunya.

Lalu dia pun melihat ayah dan ibunya sedang berpelukan. Dia pun merasa senang melihat kedekatan orangtuanya yang semakin mesra.

"Mama... Papa" panggil Lucas berlari menghampiri mereka.

"Evans.. ada Lucas! bisa tolong lepaskan?" pinta Diana panik.

"Tidak apa-apa Diana, Lucas pasti senang kalau kita mesra seperti ini" jawab Evans dengan santainya.

Evans sedikit melonggarkan pelukannya namun tetap menyentuh pinggang Diana dengan melingkarkan tangannya.

"Kemarilah!" pinta Evans tersenyum.

"Iya Papa" jawab Lucas dengan senang.

Evans meraih tubuh Lucas dengan satu tangannya lalu menggendongnya untuk ikut berpelukan bersama dengan Diana.

Mereka bertiga berpelukan dengan perasaan haru dan bahagia.

Meski Diana hanya lah istri kontrak namun Evans memperlakukannya seperti istri yang dia sayangi meskipun terkadang Evans sering berubah pikiran dan memperlakukan Diana dengan tidak benar.

Setelah itu mereka pun duduk bersama di ruang keluarga dan Diana menyuapi Lucas yang sedang lapar menunggunya.

"Aaa.. makan lagi sayang" ucap Diana.

"Sudah Mama.. aku kenyang" jawab Lucas yang berada di pangkuan ayahnya.

"Yasudah, Mama kebelakang dulu! kamu sama Papa disini ya"

"Iya Mama"

Evans sangat senang melihat Diana yang mampu merawat Lucas dengan baik bahkan seperti merawat anaknya sendiri. Perasaan Evans pun semakin berkembang melihat perkembangan hubungan antara istrinya dan juga anaknya.

"Lucas, apa kamu senang?" tanya Evans.

"Iya.. aku suka Mama dan Papa" jawabnya sambil tersenyum.

"Lain kali kita jalan-jalan lagi, Lucas mau kan pergi sama Papa dan Mama"

"Mau"

Lucas tertawa senang hanya karena hal kecil seperti yang sedang Evans lakukan hingga Lucas menjadi lebih bersemangat menantikan hari itu datang.

Hari dimana dia bisa pergi lagi bersama dengan ayah dan ibunya.

Diana yang melihat dari kejauhan pun ikut bahagia karena Lucas terlihat senang bersama dengan ayahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!