Bab 10

Sehari pun berlalu setelah kejadian di kamar Lucas yang sebelumnya terjadi kesalahpahaman.

Diana hari ini akan diajak Evans untuk pergi ke tempat yang selama ini tidak pernah di kunjunginya lagi setelah istrinya meninggal.

Disana terdapat semua benda peninggalan istrinya serta foto kenangan mereka.

Evans berniat membuka luka lamanya untuk menjawab setiap pertanyaan Diana.

"Diana, jika bukan karena niatmu yang tulus untuk menyayangi anaku pasti aku tidak akan membawamu kesini" ucap Evans dengan ekspresi sedih.

"Aku tidak memaksamu untuk mengatakan semuanya Evans apalagi aku hanya istri kontrakmu yang mungkin akan tiba waktunya aku pergi dari sini tapi aku hanya ingin tahu alasan pastinya" jawab Diana.

"Jangan berfikir untuk pergi Diana, meski hubungan ini hanya kontrak tapi kamu sekarang adalah istriku" Evans menjadi kesal.

"Iya baiklah, jangan marah lagi, ya?" ucap Diana.

"Aku akan menjelaskan semuanya" jawab Evans.

Di sana Evans menunjukkan foto istrinya yang sudah meninggal dan menceritakan semuanya.

Kisahnya di mulai setahun saat istrinya masih hidup.

Setelah melahirkan Lucas, kondisi istrinya menjadi lebih lemah hingga membuatnya sulit untuk beraktivitas yang berat.

Evans berusaha mati-matian mengobati istrinya dengan pergi ke dokter yang hebat namun ternyata usahanya tidak mendapatkan hasil yang baik.

Kondisinya setiap hari semakin parah hingga akhirnya dia meminta kepada Evans untuk melakukan hal-hal yang mungkin tidak akan bisa dia lakukan lagi.

"Istriku saat itu memintaku untuk memanjangkan rambutku dan bersikap seolah aku adalah dia jika nantinya dia meninggal" ungkap Evans.

"Jadi, karena itu?" Diana sangat terkejut.

"Benar, aku akan melanjutkannya lagi" sambungnya kembali.

Evans yang sangat mencintai istrinya, tentu saja menuruti setiap keinginannya. Dia mulai memanjangkan rambutnya hingga persis seperti istrinya.

Tak lama setelah itu istrinya meninggal tepat di usia Lucas yang baru 1 tahun.

Setelah kepergian istrinya, Evans mengalami depresi berat hingga tidak memperdulikan kondisi fisiknya.

Namun saat dia teringat dengan pesan dari istrinya, dia mulai sadar bahwa tindakannya hanya akan merugikan dirinya.

Evans mulai memainkan 2 peran sebagai ayah dan ibu untuk Lucas.

Dibalik semua keanehan yang terjadi dan alasan rambut Evans yang panjang itu ternyata untuk membuat perannya lebih baik dan Lucas tidak merasa sedih tanpa ibunya.

"Aku terkadang menampakkan belakang tubuhku jika Lucas ingin melihat ibunya tapi aku melarangnya untuk bermain dengan alasan mamanya sakit, sedangkan saat aku berperan sebagai diriku sendiri yaitu papanya, aku memakai wig yang sama persis dengan potongan rambutku yang sekarang" ucap Evans terus melanjutkan ceritanya.

"Lalu, kenapa Lucas memanggilku mama? bukannya aku berbeda dengan ibunya?" tanya Diana.

"Itu karena rambutmu sama dengan ibunya jika di lihat dari belakang" jawab Evans.

"Begitu ya? hmph!"

Teka-teki yang terjadi akhirnya terkuak dan sekarang Diana merasa tenang setelah mengetahui kebenarannya.

Diana masih melihat-lihat ruangan itu yang sangat banyak barang mewah serta foto kenangan bersama istrinya.

"Evans, sepertinya sudah cukup!" kata Diana.

"Baiklah, bukan berarti aku ingin membandingkan mu dengan istriku yang dulu Diana, aku hanya ingin menceritakannya saja"

"Tidak apa-apa Evans, lagian kita bukan sepasang kekasih. Kita hanya suami istri kontrak saja" tegasnya lagi.

Entah kenapa Evans merasa kesal setiap Diana menyebutkan mengenai kontrak tapi dia sendiri yang sudah menempatkan Diana sebagai istri kontraknya sehingga dia tidak bisa membantah ucapan Diana.

"Selama kamu menjadi istriku, aku tidak akan menghianatimu Diana dan kamu pun harus sama seperti ku" kata Evans.

"Tentu saja, aku mana mungkin berani berselingkuh, pacaran saja aku tidak pernah. Hidupku penuh dengan kesibukan"

"Aku pegang kata-kata mu Diana! kalau sampai kamu menghianatiku, lihat saja!"

Evans terlihat sedang mengancam Diana namun di balik kata itu sebenarnya mengartikan bahwa dia takut jika Diana berpaling ke pria lain selain dirinya.

Meski Evans belum mempunyai rasa cinta namun sekarang ketertarikannya terhadap Diana mulai berkembang menjadi suka dan justru lebih ke obsesi.

"Iya, kenapa kamu selalu mengerutkan keningmu, begini?" Diana mencontohkan saat Evans mengerutkan keningnya.

"Haha.. Diana kenapa kamu seperti kelinci kecil?" Evans tertawa.

Dan selesai lah mereka dari ruangan khusus itu dan berjalan bersama di sekitar taman di rumah tersebut.

"Evans, apa kamu masih sedih?" tanya Diana berhenti di tengah taman indah itu.

Taman yang di penuhi dengan aneka bunga membuat perasaan menjadi lebih tenang dan tercium aroma bunga yang beragam.

"Tidak, berkatmu aku bisa melaluinya dengan baik"

"Syukurlah, tapi kenapa ekspresi mu masih sama seperti tadi?" ucap Diana mengingatkan ekspresi sebelumnya.

"Haha.. kamu benar-benar ya" Evans tertawa sambil mencubit pipi Diana karena gemasnya.

"Akh" Diana merasa sakit dicubit cukup lama oleh Evans.

Daun yang bergoyang terkena hembusan angin sejuk serta bunga-bunga indah yang menghiasi membuat suasana hati keduanya menjadi tenang dan merasakan kesejukan di balik tawa yang mereka ungkapkan.

Diana melihat adanya sisi lain dari Evans yang cukup hangat meski masih belum sepenuhnya dia memahami seperti apa sifat Evans yang sebenarnya.

Namun dengan melihat canda tawa yang Evans tampilkan kini membuat Diana yakin bahwa Evans bukanlah pria yang kejam.

Meski Evans menutupi jati dirinya dengan bersikap seolah kejam tapi kenyataannya tidak seperti itu dan mungkin semua yang dia lakukan hanyalah cangkang palsu agar isinya tetap dalam keadaan baik meski hampir hancur sepenuhnya.

"Evans?" panggil Diana menoleh ke arah Evans.

"Iya Diana" jawab Evans sambil tersenyum.

"Eum" Diana tidak melanjutkan ucapannya namun dia tersenyum melihat Evans.

Evans bertanya-tanya dengan sikap Diana yang aneh namun Evans juga senang melihat senyum malu-malu dari wajah cantiknya.

"Diana" panggil Evans mencoba menggodanya.

"Iya Evans" jawab Diana tersenyum.

Evans tidak melanjutkan ucapannya seperti yang Diana lakukan hingga membuat Diana salah tingkah.

"Hmph! Evans, kenapa kamu panggil aku?" tanya Diana tidak tahan dengan keheningan.

"Hmm.. bukannya kamu juga seperti itu?" jawab Evans sambil tersenyum.

"Haha.. jadi kamu orang yang suka balas dendam ya?" ucap Diana.

"Tidak tuh, aku hanya senang lihat kamu bingung Diana" jawab Evans

"Yasudah terserah kamu saja Evans" kata Diana berjalan lebih dulu dari Evans.

Evans tercengang dengan setiap tingkah Diana yang aneh namun menarik baginya hingga ia menggelengkan kepalanya lalu menyusul Diana yang berjalan mendahuluinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!