Luka lama

"Mamaaa...." panggil Ana saat melihat Kirey meletakkan  sepedanya di garasi. Garasi rumahnya memang tidak ada mobil yang terparkir, hanya sepeda milik Kirey dan beberapa mainan milik Ana. Gadis kecil mungil dengan rambut ikal itu berjalan penuh semangat ke arah Kirey.

"Sebentar, sayang! Mama akan ganti baju dulu." ujar Kirey dengan melirik Mbak Anik untuk segera mengambil Ana dan menggendongnya. 

Badannya yang basah membuat Kirey enggan bersentuhan dengan putrinya. Dia hanya tidak ingin Ana ikutan basah karenanya. 

Ana yang terus berontak membuat Mbak Anik sedikit kewalahan untuk menenangkannya. Gadis kecil itu memang sudah sedari tadi menunggu kepulangan mamanya. Ana seperti sudah hafal waktu Kirey sepulang dari mengajar.

Masih betah dalam gendongan Mbak Anik, Ana menunggu mamanya dengan rengekan kecil. Begitu manjanya sifat gadis kecil itu hingga selama ini membuat dunia Kirey seolah hanya fokus pada putri kecilnya itu.

"Itu, Mama!" tunjuk Mbak Anik saat melihat Kirey keluar dari kamarnya dengan wajah segar dan gamis rumahannya. 

"Mama..." panggil Ana dengan manjanya saat melihat Kirey tersenyum kearahnya. 

"Oh ... putri Mama yang cantik." Sambut Kirey dengan mengambil Ana dari gendongan Mbak Anik. 

Gadis kecil itu kemudian memeluk mamanya, hingga Kirey membalasnya penuh dengan kehangatan. 

"Yuk, kita main! Ana, kan, sudah besar jadi harus biasa main sendiri ya!" ujar Kirey dengan membawa Ana berjalan mengambil keranjang mainannya.

Kirey mengajak Ana untuk duduk di depan TV. Dengan telaten wanita yang menyandang status ibu muda itu mengajak putrinya bermain.

 Melihat kedekatan keduanya, Anik merasa sangat terenyuh. Betapa beruntungnya Ana mendapatkan kasih sayang yang besar dari sosok Ibu meskipun sejak lahir dia tidak pernah merasakan pelukan hangat seorang Ayah.

"Mbak Key. Tadi dapat kue dari Bu Mayang. Beliau mengundang kita nanti malam untuk ikut pengajian." tutur Mbak Anik sambil menyiapkan teh hangat untuk Kirey karena dia tahu Kirey pasti butuh itu setelah kedinginan karena gerimis yang sempat membasahi tubuhnya.

"Ada acara apa Mbak?" tanya Kirey sambil menoleh ke arah dapur.

"Katanya syukuran atas diangkatnya Mbak Nata jadi ASN Mbak." jawab Anik menjelaskan jika Nata putri bungsu tetangganya itu resmi menjadi pegawai pemerintahan.

"Iya, InsyaAllah kita datang semua. Bu Mayang pasti senang kalau aku mengajak Ana." jawab Kirey.

Bu Mayang memang tetangga Kirey yang paling baik. Rumah beliau yang berada tepat di depan rumahnya, selalu membuat wanita paruh baya itu banyak membantu Kirey. Beliau juga senang dengan Ana yang selalu beliau bilang mata dan rambutnya mirip dengan putranya yang tinggal di luar kota sebagai seorang dokter.

"Tapi, Bu Rendra pasti juga diundang. Semoga saja Bu Rendra halangan." sahut Mbak Anik dengan membawa secangkir teh ke arah Kirey.

"Emang kenapa kalau Bu Rendra datang? Beliau juga tetangga kita, Mbak." 

"Terima kasih, Mbak. Mbak Anik memang yang paling mengerti Key." lanjut Key dengan tersenyum, lengan kecilnya mengambil cangkir teh dari tangan Mbak Anik dan menyesap isinya hingga tenggorokannya merasa hangat.

"Aku masih kesal saja sama Bu Rendra karena mengatakan Mbak Key ini janda gatel hanya karena beberapa kali dia melihat ada mobil mewah datang ke rumah ini." gerutu Mbak Anik seolah kekesalannya belum berkurang sama sekali. Wanita dengan rambut dikuncir sekenanya itu pun ikut duduk menemani anak yang sedang bermain boneka.

"Biarkan saja, Mbak. Kalau dia nanya, baru kita jawab jika itu mobil Papa." jawab Kirey dengan santainya. Dia tidak terlalu ambil pusing dengan omongan miring orang-orang yang sangat pandai  berkomentar.

"Dia juga bilang katanya gk mungkin guru TK bisa menggaji baby sitter kalau nggak punya pekerjaan sampingan." Sergah Mbak Anik yang masih tidak Terima. Dia merasa Bu Rendra punya persepsi buruk tentang Kirey

"Emang benar kan, Mbak? Logikanya berapa sih gaji guru TK di sini?  Hehehe...." Kirey juga tidak bisa menyalahkan jika Bu Rendra punya pemikiran negatif.

Anik terdiam, dia memang tidak pernah mengerti jalan pikiran dan pilihan  wanita di depannya itu. Hanya saja, dia merasa keluarga Reihan sudah terlalu baik terhadapnya hingga dia juga berjanji akan melindungi putri kesayangan mereka.

"Sampai kapan Mbak Key akan membuat semuanya menjadi rumit seperti ini?" Lama-lama  Anik pun ikut geram dengan pilihan hidup yang diambil Kirey. 

Kirey menatap Anik. Kalimat Anik itu membuat dia sedikit berfikir ulang. Entah kenapa dia merasa menjadi orang yang paling egois saat ini.

"Apa aku menyusahkan, Mbak Anik?" lirih Kirey. Senyum yang biasa menghias di bibir tipisnya itu pun surut seketika. 

"Maafkan saya Mbak! Saya hanya tidak ingin ada orang yang menghina Mbak Key." Anik merasa bersalah dengan menghilangkan raut keceriaan di wajah Kirey.

Dia bisa melihat ada luka yang kembali dia basahi dengan kalimatnya, padahal dia sangat menyayangi Kirey seperti adiknya sendiri. Kirey masih sama, dia masih punya segalanya yang membuat iri banyak gadis lainnya. Hanya saja rasa trauma membuatnya memilih jalan yang berbeda. Dia hanya ingin menemukan cinta yang tulus tanpa memandang siapa kedua orang tuanya dan statusnya

"Mungkin, Mbak Anik benar untukkali ini." ucap Kirey memaksa untuk tersenyum. Dia baru saja tersadar setelah sekian tahun tenggelam dalam kecewa dan rasa patah hatinya.

"Saya sayang Mbak Key dan saya juga tidak tega melihat Bu Kyara dan Pak Rey yang selalu mencemaskan keadaan Mbak Key. Beliau ingin melihat Mbak Key Bahagia." lanjut Anik, dia sangat merasa bersalah meskipun itulah kenyataannya.

Bagaimana Reyhan dan Kyara mengorbankan egonya hanya ingin melihat putri semata wayangnya merasa nyaman.

Jika saja Harta bisa membeli sebuah Rasa dan Cinta. Mungkin lelaki yang begitu menyayangi putrinya itu akan membelinya, tapi sayang ' Rasa itu'  memang hanya milik Tuhan yang akan Dia berikan pada yang Dia kehendaki.

Setelah pembicaraan kecil itu akhirnya Ana merengek meminta ke kamar. Kirey yang mengerti jika ini adalah jam tidur siang putrinya itupun membawa Ana masuk dan menemaninya tidur. 

Gerimis yang mengguyur begitu betah di siang ini membuat rasa resah yang sudah lama dia bekukan kembali mengalir di relung hatinya. Pembicaraannya bersama Anik seolah membuka pikiran Kirey yang lama tertutup. Ana memang memberikan kehidupan baru pada Kirey hingga dia lupa akan segalanya.

"Maafkan Key, Ma,Pa." gumam Kirey dalam hati. Matanya mulai memanas karena perasaan bersalah pada kedua orang tuanya. Keberanian Anik mengatakan apa yang selama ini hanya di simpan dalam pikirannya itu seperti membukakan pikiran Kirey. 

Mungkin, sudah saatnya dirinya melanjutkan hidup, dengan semestinya. Jika selama ini kedua orang tuanya menuruti apa yang dia mau dan sudah semestinya dia juga bisa menurut dengan apa yang orang tua harapkan.

Terpopuler

Comments

Nendah Wenda

Nendah Wenda

lanjut Thor

2024-01-28

0

Dwi Puji Lestari

Dwi Puji Lestari

jd makin penasaran smg teka teki segera terjawab...siapakah ana...siapa jodoh key...

2023-12-31

1

𝐙⃝🦜wit🌳

𝐙⃝🦜wit🌳

pasti ada hal yg tersembunyi ana di angkat oleh kirey...

2023-12-31

1

lihat semua
Episodes
1 Cinta Bertepuk Sebelah tangan
2 Membahas Perjodohan
3 Keberadaan Aina
4 Hanum Merajuk
5 Mengejar Nita
6 Gosip
7 Strategi Alexander
8 Deadline
9 Tak Bisa Berkutik
10 Ingin Mengakhiri
11 Desakan Alexander
12 Akta Pra- Nikah
13 Gagal Menikah
14 Kehilangan
15 Rasa Kehilangan
16 Membuka Hati
17 Jadian
18 Status
19 Pertemuan
20 Luka lama
21 Kagum
22 Sepasang Kekasih
23 Bisikan Hati
24 Janda Bukan Sembarang Janda
25 Bermain
26 Menghindar
27 Harapan Seorang Mama
28 Kirey Safanina Reyhan
29 Mencari Tahu
30 Rumah Sakit
31 Memberi Penawaran
32 Curhat
33 Menyatakan Rasa
34 Amarah Seorang Papa
35 Kembali Semula
36 Memberi Kesempatan
37 Cemburu
38 Pacaran tipis-tipis
39 Merebut Hati Ana
40 Kondangan
41 Aina dan Kirey
42 Kegalauan Kirey
43 Kecewa
44 Ana Sakit
45 Cerita Sebenarnya
46 Putus Asa
47 Penolakan Versi Key
48 Ingin Segera Menikah
49 Rencana Pernikahan
50 Persiapan Pernikahan
51 Ulah Aina
52 Menjelang Pernikahan
53 Masa Lalu
54 Nasehat Mama
55 Bimbang
56 Selalu Memikirkan Orang lain
57 Ulah Alexander
58 Melarikan Diri
59 Semua jadi Gelisah
60 Godaan Alex
61 Ajakan Menikah
62 Membawa Pulang
63 Demi Cinta
64 Rintangan
65 Kebelet Kawin
66 Jalan Buntu
67 Menemui Key
68 Menjenguk Kirey
69 Hampir Tak Percaya
70 Sah
71 Pengantin Baru
72 Sisi Manis Alexander
73 Kerja Sama
74 Tanggung Jawab
75 Tidak pandai memasak
76 Baju Dinas
77 Melupakan Ulang Tahun
78 Menolong Teman
79 Mengirim Seseorang
80 Perdebatan Kecil
81 Diam
82 Martabak
83 Sosok Yang Berbeda
84 Berdamai Demi Kebahagiaan Ana
85 Berkunjung Ke Mertua
86 Kepergok
87 Nama Gadis Itu
88 Kabar Bahagia
89 Merasa Diacuhkan
90 Kecelakaan Kecil
91 Alexander Cemas
92 Kiriman Mama Mertua
93 Kirey Menangis
94 Tak Sesederhana Itu
95 Panik
96 Alexander Mengalah
97 Tawar Menawar
98 Tindakan Kirey
99 Bumil Ribet
100 Pesona Aina
101 Emosi Alexander
102 Perang dingin
103 Permainan Karin
104 Masalah Pribadi
105 Ruang Meeting
106 Hadiah Calon Cucu
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Cinta Bertepuk Sebelah tangan
2
Membahas Perjodohan
3
Keberadaan Aina
4
Hanum Merajuk
5
Mengejar Nita
6
Gosip
7
Strategi Alexander
8
Deadline
9
Tak Bisa Berkutik
10
Ingin Mengakhiri
11
Desakan Alexander
12
Akta Pra- Nikah
13
Gagal Menikah
14
Kehilangan
15
Rasa Kehilangan
16
Membuka Hati
17
Jadian
18
Status
19
Pertemuan
20
Luka lama
21
Kagum
22
Sepasang Kekasih
23
Bisikan Hati
24
Janda Bukan Sembarang Janda
25
Bermain
26
Menghindar
27
Harapan Seorang Mama
28
Kirey Safanina Reyhan
29
Mencari Tahu
30
Rumah Sakit
31
Memberi Penawaran
32
Curhat
33
Menyatakan Rasa
34
Amarah Seorang Papa
35
Kembali Semula
36
Memberi Kesempatan
37
Cemburu
38
Pacaran tipis-tipis
39
Merebut Hati Ana
40
Kondangan
41
Aina dan Kirey
42
Kegalauan Kirey
43
Kecewa
44
Ana Sakit
45
Cerita Sebenarnya
46
Putus Asa
47
Penolakan Versi Key
48
Ingin Segera Menikah
49
Rencana Pernikahan
50
Persiapan Pernikahan
51
Ulah Aina
52
Menjelang Pernikahan
53
Masa Lalu
54
Nasehat Mama
55
Bimbang
56
Selalu Memikirkan Orang lain
57
Ulah Alexander
58
Melarikan Diri
59
Semua jadi Gelisah
60
Godaan Alex
61
Ajakan Menikah
62
Membawa Pulang
63
Demi Cinta
64
Rintangan
65
Kebelet Kawin
66
Jalan Buntu
67
Menemui Key
68
Menjenguk Kirey
69
Hampir Tak Percaya
70
Sah
71
Pengantin Baru
72
Sisi Manis Alexander
73
Kerja Sama
74
Tanggung Jawab
75
Tidak pandai memasak
76
Baju Dinas
77
Melupakan Ulang Tahun
78
Menolong Teman
79
Mengirim Seseorang
80
Perdebatan Kecil
81
Diam
82
Martabak
83
Sosok Yang Berbeda
84
Berdamai Demi Kebahagiaan Ana
85
Berkunjung Ke Mertua
86
Kepergok
87
Nama Gadis Itu
88
Kabar Bahagia
89
Merasa Diacuhkan
90
Kecelakaan Kecil
91
Alexander Cemas
92
Kiriman Mama Mertua
93
Kirey Menangis
94
Tak Sesederhana Itu
95
Panik
96
Alexander Mengalah
97
Tawar Menawar
98
Tindakan Kirey
99
Bumil Ribet
100
Pesona Aina
101
Emosi Alexander
102
Perang dingin
103
Permainan Karin
104
Masalah Pribadi
105
Ruang Meeting
106
Hadiah Calon Cucu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!