Tak Bisa Berkutik

Alex menutup panggilan dari Papanya. Kabar Zoya dilarikan ke rumah sakit membuat lelaki yang baru saja memeriksa laporan keuangan itu pun menutup laptopnya.

"Ada apa, Pak Alex?" tanya Aina saat dia melihat Alex terlihat panik. Gadis itu baru saja masuk ke dalam ruangan Alex untuk menyerahkan laporannya.

"Mama masuk rumah sakit, aku harus ke sana sekarang." ujar Alexander kemudian merapikan laptopnya dan mengambil kunci mobil dan ponselnya yang ada di sebelah untuk dibawanya.

"Bolehkah aku ikut, Pak?" tanya Aina dengan ragu. Tatapannya seolah memohon pada Alexander yang masih terlihat bimbang.

"Baiklah... " ujar Alexander. Bagi Alexander tak masalah karena memang sudah jam pulang kerja.

Gadis itu kemudian kembali membereskan mejanya dengan cepat sebelum pergi. Aina terlihat gugup saat langkahnya mengejar Alexander yang sudah berjalan lebih dulu.

"Ayo cepat sedikit, Na." ujar Alex saat mereka sampai di parkiran. Gadis itu langsung naik di bangku depan bersebelahan dengan Alexander.

Tidak ada pembicaraan di dalam mobil, keduanya terlihat begitu panik, terlebih Alex. Sebelumnya dia mengira semua itu hanya akal- akalan papanya saja, tapi jika sampai dilarikan di rumah sakit itu artinya memang benar, Mama Zoya sakit serius.

"Sabar, Pak. Semoga Tante Zoya baik- baik saja." ucap Aina saat mendengar beberapa kali helaan nafas Alexander dan melirik ketegangan di wajah lelaki itu.

"Semoga saja, Na. Aku takut Mama sakit parah." jawab Alexander, terakhir kali dia melihat Mama Zoya mengeluh sakit kepala dan terlihat pucat.

Alexander keluar dari mobil dengan tergesa-gesa. Sesekali dia menoleh ke arah Aina yang terlihat kesulitan untuk mengejarnya.

"Ceklek... " Alexander membuka pintu ruangan VIP no. 16 terlihat Mama Zoya berbaring dengan memejamkan mata.

"Bagaimana keadaan Mama?" tanya Alex dengan terlihat panik.

"Mama sudah lebih baik, tadi sempat drop." jelas Hans.

Wajah putih alexander seketika memerah. Matanya menatap wajah yang selalu memancarkan ketenangan dan kelembutan itu. Entah kenapa pikiran Alexander berputar pada hal buruk.

"Tidak... tidak... aku belum siap jika kehilangan Mama." Lelaki itu bermonolog dalam hati sambil berjalan mendekati mamanya yang tengah tertidur setelah meminum obat.

Rasa khawatir yang berlebihan tiba-tiba muncul, karena sebelumnya Zoya memang jarang sekali sakit. Digenggamnya jari- jari dingin mamanya. Dalam hati Alex, dia berjanji akan mengabulkan semua keinginan mamanya jika itu membuat Mama Zoya sehat dan segar seperti biasanya.

"Assalamu'alaikum... " terdengar suara Kirey setelah membuka pintu, hal itu membuat semuanya menoleh.

"Waalaikum salam... " ujar Hanum. Wanita hamil yang duduk bersisihan dengan Aina pun bangkit dan menyambut kedatangan Kirey dan Kyara.

"Apa kabar, Tante?" tanya Hanum setelah bersalaman dan berpelukan dengan Kyara.

"Baik, maaf acara kemarin Tante nggak bisa datang!" ujar Kyara setelah mereka berpelukan

Aina memperhatikan Kyara yang tengah berbasa-basi dengan Hanum dan kemudian wanita anggun itu menyapa Hans untuk menanyakan keadaan Zoya.

Gadis manis berlesung pipit itu pun mengalihkan pandangannya ke arah Kirey. Keduanya sempat bersitatap hingga membuat mereka salah tingkah.

"Hei... " sapa Kirey saat mengambil duduk di dekat Aina. Tidak ada tempat kosong kecuali di sebelah gadis yang masih membuatnya selalu diterpa rasa penasaran.

"Hei juga... " Aina membalas sapaan gadis berhidung mancung itu. Gadis itu sempat merasa minder karena tampilan Kirey yang begitu elegant.

Sedangkan dia? Ah kenapa juga dia harus membandingkan dirinya dengan lawyer muda itu. Aina pun kembali pada tujuannya.

"Mama, sudah bangun." Kalimat Alexander membuat semua yang datang pun menoleh ke arah lelaki yang kini membantu Zoya untuk bangkit dan duduk bersandar pada bed.

"Apa yang Mama rasakan?" Alex kembali bertanya pada wanita yang kini menebarkan senyum lemahnya pada semua yang ada di dalam ruangan itu.

"Pandangan Mama masih berputar-putar. Tapi, ini sudah lebih baik." jawab Zoya.

Sejenak mereka berbincang dengan keramahan antara Kyara, Hans dan Zoya, sedangkan yang lainnya hanya menjadi pendengar.

"Maaf, berhubung sudah Magrib, saya akan pamit terlebih dahulu!" pamit Aina setelah berdiri dan menghampiri Zoya untuk bersalaman.

Gadis itu keluar dengan diantara Alexander hingga ke depan. Aina terpaksa harus pulang dengan taxi yang baru saja dia pesan. Gadis itu tahu jika Alexander pasti masih ingin menemani mamanya.

Kirey yang sedari tadi memperhatikan mereka kini mulai berusaha berdamai dengan keadaan. Dia mulai belajar menerima kenyataan jika Alexander selalu memberi perhatian khusus pada sekretaris pribadinya itu.

"Key, mau pulang sekarang?" tanya Kyara saat melihat putrinya hanya terdiam. Dia mulai menyadari jika sikap putrinya berbeda saat berdekatan dengan Alexander.

"Nanti saja dulu, Ada yang ingin aku bicarakan." ujar Hans kemudian lelaki yang masih terlihat gagah di usianya yang sudah berumur itu menatap Zoya dengan tatapan penuh arti.

"Bagaimana, Zoy?" tanya Hans beralih pada Zoya membuat Zoya mengangguk. Sebenarnya apa yang ingin di katakan Hans kali ini sudah pernah dibicarakan sebelumnya.

Kyara pun mulai mengerti pembicaraan mereka. Tapi, tidak menyangka saja jika akan dibahas lagi dalam keadaan seperti ini dan di rumah sakit pula.

Kyara dan Rey pernah membahas sebuah perjodohan saat mereka berkunjung ke rumah Hans. Kyara selalu menceritakan pemicu cekcok antara dirinya dan putrinya hingga membuat Hans menawarkan sebuah perjodohan itu.

Setelah Salat Magrib ruangan tempat Zoya di rawat itu pun kembali penuh. Ditambah kehadiran Rey dan Arkha membuat Hans akan segera mengutarakan keinginannya.

"Ada yang ingin Papa bicarakan, Lex." Alexander pun menoleh serius, saat papanya bicara dengan wajah dan intonasi serius.

"Ada apa, Pa?" tanya Alex. Suasana menjadi sangat tegang. Dia mengedarkan tatapannya penuh selidik pada setiap orang di sana dan berakhir pada Zoya yang mengangguk sambil tersenyum, itu artinya Zoya sudah mengerti semuanya.

" Tentang perjodohan kamu dan Key." jelas Hans membuat Alex tak bisa berkutik jika di hadapan banyak orang.

"Hmmm... " Alexander hanya berdehem. Dia juga tidak mudah mencari kalimat yang tepat untuk mengutarakan semua ini.

"Lex, Papa dan Mama ingin kamu menikah dengan Key sesegera mungkin." Kalimat Hans seketika membuat Alexander dan Kirey terperanjat kaget, hingga tak mampu berkata apapun.

Keduanya secara bersamaan menatap Hans dan Zoya secara bergantian, bahkan Kirey sempat menatap papanya penuh dengan selidik.

"Kami memang sudah sepakat akan rencana itu." lanjut Reyhan. Dia akan senang jika Alexander yang akan menjadi menantunya.

Alexander sejenak tertegun. Jika dia menolak perjodohan ini, dia akan khawatir membuat hubungan kekerabatan yang selama ini terjalin sangat baik akan merenggang.

Kini lelaki itu menatap Kirey dengan tajam. Dia merasa Kireylah yang menyebabkan perjodohan ini terjadi. Gadis itu tampak salah tingkah, padahal Kirey juga begitu terkejut mendengar semuanya.

"Kak Alex, bagaimana?" suara lirih Zoya membuat Alex menoleh. Lelaki itu tersenyum tipis sambil mengangguk.

Dalam situasi seperti ini dia tidak lagi bisa bersikap. Hubungan kekerabatan dua keluarga kesehatan Mama Zoya.

Terpopuler

Comments

Nendah Wenda

Nendah Wenda

jangan salah kamu Lex bukan key yang mau di jodohkan tapi orang tua kalian

2024-01-28

0

Indo Mie

Indo Mie

Sabarrrr kireyy klo nanti udah jd istrinya bbng Alex, krna pasti makan ati tiap hari

2023-02-22

2

Santy Safnawaty

Santy Safnawaty

upup

2023-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Cinta Bertepuk Sebelah tangan
2 Membahas Perjodohan
3 Keberadaan Aina
4 Hanum Merajuk
5 Mengejar Nita
6 Gosip
7 Strategi Alexander
8 Deadline
9 Tak Bisa Berkutik
10 Ingin Mengakhiri
11 Desakan Alexander
12 Akta Pra- Nikah
13 Gagal Menikah
14 Kehilangan
15 Rasa Kehilangan
16 Membuka Hati
17 Jadian
18 Status
19 Pertemuan
20 Luka lama
21 Kagum
22 Sepasang Kekasih
23 Bisikan Hati
24 Janda Bukan Sembarang Janda
25 Bermain
26 Menghindar
27 Harapan Seorang Mama
28 Kirey Safanina Reyhan
29 Mencari Tahu
30 Rumah Sakit
31 Memberi Penawaran
32 Curhat
33 Menyatakan Rasa
34 Amarah Seorang Papa
35 Kembali Semula
36 Memberi Kesempatan
37 Cemburu
38 Pacaran tipis-tipis
39 Merebut Hati Ana
40 Kondangan
41 Aina dan Kirey
42 Kegalauan Kirey
43 Kecewa
44 Ana Sakit
45 Cerita Sebenarnya
46 Putus Asa
47 Penolakan Versi Key
48 Ingin Segera Menikah
49 Rencana Pernikahan
50 Persiapan Pernikahan
51 Ulah Aina
52 Menjelang Pernikahan
53 Masa Lalu
54 Nasehat Mama
55 Bimbang
56 Selalu Memikirkan Orang lain
57 Ulah Alexander
58 Melarikan Diri
59 Semua jadi Gelisah
60 Godaan Alex
61 Ajakan Menikah
62 Membawa Pulang
63 Demi Cinta
64 Rintangan
65 Kebelet Kawin
66 Jalan Buntu
67 Menemui Key
68 Menjenguk Kirey
69 Hampir Tak Percaya
70 Sah
71 Pengantin Baru
72 Sisi Manis Alexander
73 Kerja Sama
74 Tanggung Jawab
75 Tidak pandai memasak
76 Baju Dinas
77 Melupakan Ulang Tahun
78 Menolong Teman
79 Mengirim Seseorang
80 Perdebatan Kecil
81 Diam
82 Martabak
83 Sosok Yang Berbeda
84 Berdamai Demi Kebahagiaan Ana
85 Berkunjung Ke Mertua
86 Kepergok
87 Nama Gadis Itu
88 Kabar Bahagia
89 Merasa Diacuhkan
90 Kecelakaan Kecil
91 Alexander Cemas
92 Kiriman Mama Mertua
93 Kirey Menangis
94 Tak Sesederhana Itu
95 Panik
96 Alexander Mengalah
97 Tawar Menawar
98 Tindakan Kirey
99 Bumil Ribet
100 Pesona Aina
101 Emosi Alexander
102 Perang dingin
103 Permainan Karin
104 Masalah Pribadi
105 Ruang Meeting
106 Hadiah Calon Cucu
107 Dua Bulan Menunggu.
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Cinta Bertepuk Sebelah tangan
2
Membahas Perjodohan
3
Keberadaan Aina
4
Hanum Merajuk
5
Mengejar Nita
6
Gosip
7
Strategi Alexander
8
Deadline
9
Tak Bisa Berkutik
10
Ingin Mengakhiri
11
Desakan Alexander
12
Akta Pra- Nikah
13
Gagal Menikah
14
Kehilangan
15
Rasa Kehilangan
16
Membuka Hati
17
Jadian
18
Status
19
Pertemuan
20
Luka lama
21
Kagum
22
Sepasang Kekasih
23
Bisikan Hati
24
Janda Bukan Sembarang Janda
25
Bermain
26
Menghindar
27
Harapan Seorang Mama
28
Kirey Safanina Reyhan
29
Mencari Tahu
30
Rumah Sakit
31
Memberi Penawaran
32
Curhat
33
Menyatakan Rasa
34
Amarah Seorang Papa
35
Kembali Semula
36
Memberi Kesempatan
37
Cemburu
38
Pacaran tipis-tipis
39
Merebut Hati Ana
40
Kondangan
41
Aina dan Kirey
42
Kegalauan Kirey
43
Kecewa
44
Ana Sakit
45
Cerita Sebenarnya
46
Putus Asa
47
Penolakan Versi Key
48
Ingin Segera Menikah
49
Rencana Pernikahan
50
Persiapan Pernikahan
51
Ulah Aina
52
Menjelang Pernikahan
53
Masa Lalu
54
Nasehat Mama
55
Bimbang
56
Selalu Memikirkan Orang lain
57
Ulah Alexander
58
Melarikan Diri
59
Semua jadi Gelisah
60
Godaan Alex
61
Ajakan Menikah
62
Membawa Pulang
63
Demi Cinta
64
Rintangan
65
Kebelet Kawin
66
Jalan Buntu
67
Menemui Key
68
Menjenguk Kirey
69
Hampir Tak Percaya
70
Sah
71
Pengantin Baru
72
Sisi Manis Alexander
73
Kerja Sama
74
Tanggung Jawab
75
Tidak pandai memasak
76
Baju Dinas
77
Melupakan Ulang Tahun
78
Menolong Teman
79
Mengirim Seseorang
80
Perdebatan Kecil
81
Diam
82
Martabak
83
Sosok Yang Berbeda
84
Berdamai Demi Kebahagiaan Ana
85
Berkunjung Ke Mertua
86
Kepergok
87
Nama Gadis Itu
88
Kabar Bahagia
89
Merasa Diacuhkan
90
Kecelakaan Kecil
91
Alexander Cemas
92
Kiriman Mama Mertua
93
Kirey Menangis
94
Tak Sesederhana Itu
95
Panik
96
Alexander Mengalah
97
Tawar Menawar
98
Tindakan Kirey
99
Bumil Ribet
100
Pesona Aina
101
Emosi Alexander
102
Perang dingin
103
Permainan Karin
104
Masalah Pribadi
105
Ruang Meeting
106
Hadiah Calon Cucu
107
Dua Bulan Menunggu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!