Rey membawa anak dan istrinya masuk ke dalam apartemen lamanya. Dia sengaja menginap semalam dulu baru besok akan melakukan keberangkatannya ke Jerman.
"Maafkan Key, Pa, Ma." Kalimat Kirey membuat Rey dan Kyara menoleh, keduanya menghentikan langkah saat berada di ruang tamu.
"Karena Key, Mama dan Papa harus menanggung malu." lanjut Kirey. Gadis itu merasa sangat bersalah pada kedua orang tuanya karena batal menikah setelah undangan tersebar.
Mereka tidak mengundang banyak orang, tapi tetap saja saat ini keluarganya akan menjadi topik pembicaraan, apalagi dari pihak cewek pasti akan mendapat image yang buruk.
"Papa tidak masalah, Key. Yang terpenting bagi Papa adalah kamu. Papa tidak akan membiarkan hal buruk terjadi padamu." jawab Reyhan. Dia memeluk putrinya. Kirey tak bisa menahan air matanya karena papanya selalu ada untuk dirinya. Sosok Papa memang selalu menjadi penguat saat seorang anak gadis merasa terpuruk dan patah hati.
"Di Jerman kita akan melupakan semuanya." lanjut Kyara, dia juga tidak akan membiarkan putri semata wayangnya menderita dan terhina karena cinta bertepuk sebelah tangan.
"Tapi, Key, masih ingin di Indonesia." lirih gadis berkerudung ungu itu dengan memegang tali tasnya yang menggantung panjang di bahu.
"Maksudnya? Kamu akan tinggal di sini? Tidak Key, kamu harus ikut kami. Kami tidak tega membiarkan kamu di Indonesia sendirian." bujuk Kyara dia merasa khawatir dengan putrinya jika tinggal sendiri di Indonesia. Sementara, mereka akan menetap di Jerman untuk waktu yang cukup lama.
"Please, Pa, Ma. Key akan di Indonesia tapi tidak di kota ini. Key ingin tinggal di rumah almarhum Opa yang ada di kota kecil. Di kota itu juga ada bude,kan?" ucap Kirey.
Sejenak Reyhan terdiam. Berat sekali dia mengabulkan apa yang diinginkan putrinya.
"Kamu satu- satunya yang kami punya, Key." ujar Reyhan mengungkapkan rasa keberatannya.
"Pa, Key mohon. Setelah, Key menyelesaikan kasusnya Nita. Key ingin menenangkan diri dan sedikit belajar agama." ujar Kirey.
"Key, kenapa harus menyusahkan diri mengurus kasus yang rumit itu. Sementara, korban saja tidak ingin kasus itu dilanjut. Kamu akan kesulitan, Key?" timpal Kyara merasa greget, putrinya itu keras kepala sekali jika sudah memutuskan sesuatu.
"Key, yakin Nita juga ingin keadilan, jika dia mencabut laporannya itu mungkin karena dia tertekan." jawab Kirey yang sudah sedikit menyelidiki kasus itu.
"Please, Pa, Ma. Jika Key, tidak beruntung dalam jodoh, biarkan Key berguna bagi orang lain." Key bahkan memeluk papanya agar kedua orang tuanya mengabulkan keinginannya. Sekeras apapun mamanya tapi, Kirey tahu keputusan ada di tangan papanya.
"Jadi anak jangan terlalu egois, Key." sahut Kyara.
"Ma..." sanggah Reyhan. Dia akan memberi ruang pada putrinya agar bisa mengurai rasa patah hatinya. Dia tidak ingin putri semata wayangnya merasa tertekan.
Kirey tahu jika dia egois dengan orang tuanya. Tapi, di butuh waktu untuk sendiri, memulai lembaran baru dan perasaan baru.
"Baiklah, lakukan saja apa yang membuat dirimu jauh lebih baik. Bilang saja sama Papa, jika ada masalah atau kamu butuh sesuatu." ucap Reyhan membuat Kyara menatap tajam suaminya.
"Tapi, hanya sampai kamu berumur tiga puluh tahun. Setelah itu kamu harus sudah menikah dan melanjutkan hidupmu. Mama tidak mau kamu larut dalam cinta yang salah. Mama tidak rela!" Kyara kembali memberi ketegasan pada putrinya.
"Iya, Kirey janji, Ma. Kirey juga ingin seperti yang lainnya, sebelum umur tiga puluh tahun sudah punya anak, Ma." sungut Kirey. Dia akan melupakan Alexander dan memulai perasaan yang baru.
Setelah suasana mencair, Reyhan menyalakan televisi. Dua wanita yang dia sayanginya kini berada di kanan kirinya. Dia tidak perlu risau memikirkan apa kata orang, yang terpenting baginya dua wanitanya itu sudah merasa nyaman.
"Mungkin Key akan tinggal disini, lebih dulu, Pa." lanjut Kirey mengutarakan pikirannya.
"Setelah kasus Nita selesai, Key, akan tinggal di rumah Opa." lanjut Kirey.
"Papa, selalu mendukungmu! Hati-hati dan jika butuh sesuatu hubungi Papa saja." jawab Reyhan. Lelaki itu sudah menyiapkan segala fasilitas untuk putrinya, mobil baru dan kartu debit yang mungkin dia butuhkan. Dia merasa, apa yang sedang dilakukannya ini hanya untuk putrinya.
Mereka menghabiskan waktu bersama, sebelum berpisah. Reyhan hanya berpesan untuk sering memberi kabar. Dan kembali mengingatkan, dirinya dan Kyara hanya memberi waktu maksimal lima tahun untuk bisa melonggarkan perasaannya.
###
Setelah menghilangnya Kirey, Alexander merasa ada yang kosong dalam hidupnya. Semalam dia tidak bisa memejamkan mata. Bayangan akan senyum ceria yang berganti dengan tangis gadis itu datang silih berganti. Rasa bersalah membuat hidupnya tidak tenang.
"Benarkah ini cuma rasa bersalah?" gumam Alexander. Lelaki itu masih duduk di balkon rumahnya dengan menikmati sebatang rokok. Ini pertama kalinya, dia merokok karena kata teman- temannya saat banyak pikiran merokok dapat menenangkan pikiran.
"Tok...tok...." Ketukan pintu membuatnya mencecak puntung rokok. Dia tahu pasti mamanya. Zoya akan selalu datang pada anak-anak nya saat mereka bermasalah.
Alexander berjalan ke arah pintu dan membukanya. Wanita yang menggunakan bergo coklat itu sudah berdiri di depan pintu kamarnya.
"Masuk, Ma!" ucap Alex kemudian berjalan masuk diikuti Zoya.
"Seperti bau rokok, Kak Alex?" tanya Zoya, setelah menghidu aroma rokok yang menyengat diantara parfum AC.
"Alex yang merokok, Ma?" jawab Alex dengan jujur. Zoya hanya mencebikkan bibir kemudian memilih duduk di sofa yang ada di dalam kamar putranya.
"Sejak kapan kamu merokok? Jaga kesehatanmu, Kak Alex." omel Zoya, wanita itu sepeti ibu- ibu lainnya yang sangat cerewet dengan anak dan suaminya.
"Sudah tiga hari ini. Alex sulit fokus dengan sesuatu, Ma. Pekerjaan pun banyak yang kacau." jelas Alex. Selain, rasa bersalahnya pada Kirey, dia juga kehilangan investor yang akan membantu mengembangkan usaha bengkel dan onderdil mobil.
"Jangan terlalu dipikirkan, kalau rejeki nggak akan kemana. Tapi soal Kirey, apa kamu menyukainya?" tanya Zoya dengan tatapan menyelidik. Dia merasakan kepergian Kirey -lah yang mempengaruhi Alexander.
Zoya sangat mengenal putranya, lelaki yang tidak kenal putus asa jika hanya untuk urusan belajar dan pekerjaan. Dia tahu Alex lelaki yang gigih. Tapi, dia memang lemah pada perasaannya atau bisa dibilang masa bodoh. selama ini dia tidak perduli dengan cerita percintaan.
"Mama tahu, kan. Alex menyukai wanita dewasa dan keibuan, Ma." jawab Alexander membuat Zoya tersenyum.
Orientasi hidupnya adalah punya karir yang jauh lebih baik dari papanya dan menjadikan pasangannya seorang istri dan ibu yang selalu ada untuk anak-anaknya kelak.
"Kadang cinta dan jodoh memang bertolak belakang dengan apa yang kita mau, Kak. Tapi, kenyataannya jika sudah berjodoh tetap cinta dan nyaman meski bukan tipe kita." jelas Zoya dia teringat dengan kisah cintanya di masa muda.
"Jika mencintai Kirey, carilah! Dia gadis yang baik. Mama yakin dia akan menjadi sosok ibu yang baik. Kamu tau kan, cara dia memperlakukan Naya?" Zoya pun bangkit dari duduknya. Dia hanya ingin memberikan sedikit gambaran tentang Kirey.
"Jaga kesehatan ya! Jangan sering merokok." lanjut Zoya kemudian memilih meninggalkan kamar putranya. Wanita mungil yang selalu terlihat lembut tidak ingin putranya salah langkah dan putus asa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Nendah Wenda
lama banget sadarnya lex
2024-01-28
0
Naruto Kurama
lamanya kk
2023-08-27
1
Naruto Kurama
up nah onjutannya
2023-08-27
0