16

Zuin masuk ke sebuah salon kecantikan tempat biasanya dia datang bersama Ketty. Kali ini ia datang sendirian setelah berbincang-bincang lama dengan Nako.

"Zu, kau ingin merapikan rambutmu sayang?" seorang lelaki setengah perempuan alias waria mendekati Zuin. Orang-orang memanggilnya Didi. Zuin sudah akrab dengannya begitu juga dengan Ketty. Didi adalah seorang penata rambut yang cukup terkenal di kota itu, sifatnya yang ramah juga membuat Zuin betah bicara dan bercanda lama-lama dengannya.

"Aku ingin kau mengubah warna rambutku menjadi ungu. Bikin aku supaya terlihat seperti gadis liar." kata Zuin. Didi melebarkan mata. Zuin yang dikenalnya memang gadis yang agak pembangkang, tapi untuk melakukan tindakan seberani ini belum pernah dilakukan oleh gadis itu. Didi ingat Zuin pernah bilang papanya akan memakinya habis-habisan kalau sampai ia bernampilan yang aneh-aneh.

"Kau yakin Zu?" tanya Didi. Malah ia yang tidak yakin. Apa Zuin baru habis putus cinta? Tapi gadis itu tidak ada pacar, juga tidak ada pria yang disukainya. Bagaimana ia bisa putus cinta coba. Didi melirik Zuin yang kini menatapnya cukup lama lalu mengangguk pasti.

Zuin sudah mengambil keputusan tadi. Ia sengaja ingin merubah penampilan untuk ditunjukkan ke Dastin. Ia berpikir dengan berbuat nekat begitu Dastin mungkin akan menyerah mengawasinya. Pokoknya dia akan melakukan segala cara untuk membuat sih Dastin Dastin itu pusing dan berhenti mengikuti perintah ayahnya yang menyuruh dirinya tinggal di apartemen lelaki itu. Dengan begitu, ia bisa hidup bebas seperti biasa tanpa gangguan.  Rencananya pasti akan berhasil. Seorang Dastin yang tampak sempurna itu pasti akan jijik melihat penampilan barunya. Zuin tersenyum penuh arti.

Tak hanya sampai disitu saja, Zuin bahkan membuat tato temporer dibagian pipi kanannya. Ia berpikir kalau gaya rambutnya saja yang diubah, itu terlalu biasa. Hal terakhir yang diubah dari penampilannya adalah, gaya berpakaian.

Rok mini super pendek yang menunjukkan paha mulusnya, dan baju dengan belahan dada sangat rendah. Menonjolkan semua kelebihan di tubuh sexynya. Zuin tersenyum lebar menatap seluruh penampilannya di cermin sebuah mall.

"Perfect." gumamnya dengan wajah ceria. Pokoknya beberapa hari kedepan dia akan bergaya seperti ini.

Tak lama kemudian ponselnya berdering. Zuin merogoh ponselnya dari dalam sakunya. Itu pasti Ketty. Tadi mereka sudah janjian akan bertemu malam ini di tempat itu. Mereka akan makan di salah satu restoran dalam mall.

"Baiklah aku akan segera kesana." ucap Zuin di telpon. Ketty sudah sampai. Ia lalu cepat-cepat keluar dari tempat itu.

Seperti yang diharapkan Zuin. Ketty terus menatapnya dengan wajah tak berkedip. Kaget, heran, tidak percaya dan entah apalagi, semuanya terpampang jelas sekali dalam ekspresi Ketty saat melihatnya. Mulutnya terbuka lebar saking syoknya dengan penampilan Zuin.

"K..kau z..Zuin?" Ketty masih tidak percaya. Padahal ia tahu yang berdiri didepannya sekarang jelas sekali adalah Zuin. Astaga, sahabatnya ini memang sangat nekat. Ada dengannya sampai dia berbuat senekat ini.

Ketty terus menatap Zuin dengan ekspresi tidak percaya, sedang yang ditatapnya itu malah menebarkan senyum lebarnya.

"Bagaimana? Gaya baruku keren bukan?" ujar Zuin senang. Ia kemudian menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Ketty.

"Keren apanya? Kamu keliatan kayak cabe-cabean Zu. Lagian, ngapain kamu merubah penampilan segala? Penampilan kamu yang lama jauh lebih cantik menurut aku. Sekarang kamu malah keliatan sangat liar." celoteh Ketty panjang lebar. Ia sangat tidak menyukai penampilan baru Zuin ini. Apalagi melihat ada tato yang menempel dipipinya.

"Katakan, tato itu nggak beneran asli kan?" tanya Ketty sambil menahan napas menunggu jawaban Zuin.

"Tenanglah, aku belum segila itu. Ini adalah tato temporer." sahut Zuin. Ketty melongo heran. Astaga, sahabatnya ini kayaknya betul-betul mau membuat masalah.

"Tetap saja itu nggak bener Zuin." kata Ketty dengan mata bulat besarnya.

"Udahlah Ketty. Kamu tahu kan aku lagi cari cara supaya pria sinting itu mengusirku dari apartemennya." balas Zuin. Ketty menggeleng-geleng kepala. Sampai segitunya Zuin tidak mau tinggal di apartemen lelaki setampan Dastin. Kalau dirinya menjadi Zuin sih, dengan senang hati ia mau. Bukannya bagus, selain wajah Dastin yang sangat tampan, ia juga akan mendapat perlindungan dari pria itu.

"Terserah kau saja." katanya malas. Sudah bosan ia berdebat dengan Zuin yang sangat keras kepala itu.

Mereka lalu memesan makanan. Ketty saja yang pesan makan. Zuin hanya memesan jus. Ia masih kenyang usai makan di cafe tempat kerja Nako siang tadi. Dua gadis itu berbincang-bincang cukup lama.

Disisi lain, di tempat yang sama Dastin bersama kedua bawahannya Gilang dan Ayyara baru saja keluar dari lift dalam mall yang sama dengan mall tempat Zuin dan Ketty berada. Markas mereka memang berada dalam mall itu.

Mereka bermaksud makan malam sebentar sebelum melanjutkan penyelidikan. Restoran tempat mereka masuk itu adalah restoran yang sama dengan Zuin dan Ketty berada.

Beberapa pasang mata terus mencuri-curi pandang ke Dastin saking tampannya lelaki itu. Ayyara sengaja berdiri disamping Dastin, sengaja mau menunjukkan kalau ia dan lelaki itu dekat. Gilang yang mengetahui niat rekan kerjanya itu hanya tertawa geli. Ia tahu Ayyara memang ada rasa pada Dastin dari dulu, sayangnya atasan mereka itu tidak pernah melirik gadis itu dan menganggapnya hanya sebatas rekan kerja. Kasihan sekali.

Pandangan Gilang berhenti ke dua gadis yang asyik mengobrol didepan sana. Jarak mereka tidak terlalu jauh namun ia hanya mengenal gadis yang menghadapnya itu karena gadis yang satunya lagi yang rambutnya di cat ungu terang dan pakaian yang terbilang sangat minim bahan itu duduk membelakanginya.

"Itu temannya gadis yang kau jaga bukan?" kata Gilang menatap Dastin. Dastin dan Ayyara sama-sama melirik ke arah yang ditunjuk Gilang. Dastin langsung mengenalinya. Kalau tidak salah namanya Ketty. Ketty terlihat bicara serius dengan gadis yang duduk berhadapan dengannya. Senyum miring terpampang jelas di wajah Dastin. Ia tidak suka melihat penampilan temannya Ketty itu. Dari belakang saja penampilannya terlihat jelas seperti perempuan nakal. Anak-anak muda jaman sekarang memang sudah tidak tahu tempat, sekalian saja berjalan telanjang.

Tiba-tiba terbersit dipikiran Dastin apa Zuin juga berteman dengan gadis itu? Mudah-mudahan hanya Ketty saja. Entah kenapa ia tidak mau Zuin berteman dengan perempuan seperti itu. Ia lalu menarik kursi didepannya dan duduk memilih tidak peduli.

Dastin melirik jam. Sudah hampir jam tujuh malam. Ia ingin tahu apa yang dilakukan Zuin sekarang. Apa gadis itu sudah balik ke apartemennya? Sudah makan atau belum. Sih

"Ketua, kau mau pesan apa?" pertanyaan Ayyara membuyarkan lamunan Dastin.

Terpopuler

Comments

Edah J

Edah J

Kau akan terkejut Dastin
orang berpakaian yg tak kau sukai itu justru Zuin sendiri 😁

2024-04-03

0

liberty

liberty

jantungan ntar Dastin liat penampilan Zuin😅

2024-03-10

0

liberty

liberty

itu ayangmu tau...si barbar😅🤣🤣🤣

2024-03-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!