14

"Aku tidak tahu."

Dastin tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. Ia tidak mungkin mengatakan ayah gadis itu saat ini sedang meneliti obat yang kemungkinan adalah virus berbahaya bagi banyak orang. Semuanya masih harus dirahasiakan. Mereka juga baru menyelidiki, belum tentu benar.

Zuin mencibir. Ia tahu lelaki itu berbohong padanya, tapi ia tidak mau memaksa. Ia bisa mencari tahunya sendiri nanti. Hah, dipikir dia bodoh apa.

"Kau pikir dengan berbohong padaku, aku tidak bisa mencari tahunya sendiri." tukasnya lalu berdiri dengan kasar menuju kamar tak lupa membanting pintu kuat-kuat. Dastin menggeleng kepala, Zuin adalah gadis yang sangat labil menurutnya. Pria itu mengangkat bahu acuh tak acuh lalu kembali fokus dengan laptopnya. Setidaknya sudah tidak ada gadis itu lagi yang mengganggu pekerjaannya. Dastin bekerja sampai matanya tidak bisa bekerja sama lagi dan laki-lami itu akhirnya ketiduran.

                                   ***

Hampir tiga puluh menit Zuin duduk di kursi yang ada dihadapan Ketty dengan raut wajah bosan. Akhirnya setelah lebih dari seminggu ia muncul di kampus juga meski masih malas-malasan. Kalau bukan Ketty yang memaksanya, ia pasti tidak akan pernah muncul lagi di gedung besar ini. Ketty menasehatinya panjang lebar. Sesekali Zuin menguap, memainkan jemarinya diatas meja kelas. Ia sama sekali tidak mendengarkan apa yang dikatakan Ketty. Hanya beberapa kali telinganya menangkap kata-kata seperti 'tugas' atau apalah dengan nada kesal.

Zuin memang tak pernah serius belajar. Ia lebih suka hidup bebas dan melakukan yang dia mau. Ayahnya juga tidak memaksa dia harus mendapat nilai yang bagus karena ayahnya hanya ingin ia menjadi seperti orang-orang normal lainnya yang bergaul dan punya banyak teman.

Masalahnya banyak orang yang tidak menyukainya. Hanya Ketty yang tulus berteman dengan dia. Mungkin karena dirinya sangat suka melawan dan memiliki mulut ringan yang suka mencaci maki orang lain. Tapi percayalah, ia sangat sopan pada orang tua terkecuali papanya sendiri. Ia dan papanya membangun hubungan yang berbeda dari ayah dan anak biasanya. Sebenarnya tidak ada yang tahu kalau perdebatan-perdebatan yang dilakukan mereka adalah bukti bahwa mereka berdua saling menyayangi. Caranya saja yang tidak orang lain mengerti, kecuali Ketty dan Nevan yang sudah lama mengenal mereka. Ayahnya sangat tampan, meski begitu caranya mengatakan pria itu tampan adalah dengan berkata ia pria yang jelek dan sudah tua. Zuin tertawa mengingat papanya. Kira-kira pria tua itu sedang apa yah? Ia jadi kangen mau berdebat.

"Sebenarnya apa tujuan hidupmu Zuin?" tanya Ketty dengan wajah dongkol karena Zuin tidak mendengarkan apa yang dia bilang dan malah melamun sejak tadi.

"Bersenang-senang." jawabnya sambil mengangkat bahu. Ia memang tidak perlu khawatir dengan hidupnya sebab ia tidak perlu bekerja keras untuk mencari makan, kebutuhannya sudah terpenuhi. Sebenarnya ia juga tidak tahu apa yang ingin dilakukannya, apa cita-citanya ia masih bingung. Jadi, selama ia belum menemukan apa yang ingin ia lakukan, ia akan menjawab dirinya hanya ingin bersenang-senang karena jawaban itu yang paling gampang dan cocok untuknya yang senang hidup bebas.

Ketty menatap Zuin tidak percaya. Jika orang lain akan berpikir sebentar dan menjawab dengan serentetan kalimat yang bisa memotivasi pendengarnya, Zuin malah langsung menjawab dengan asal-asalan.

Zuin hanya tersenyum saat melihat mata Ketty membulat keheranan.

"Sudahlah Ketty, kau hanya membuang energimu dengan menceramahiku." kata Zuin sambil bangkit berdiri.

"Kamu mau kemana? Sebentar lagi dosennya masuk!" teriak Ketty melihat Zuin yang hampir mencapai pintu keluar.

"Aku janji minggu depan akan ikut kelas ini." balas Zuin tersenyum lebar lalu menghilang dari tempat itu. Ketty menggeleng-geleng tidak percaya. Sahabatnya itu kadang memang suka membuatnya pusing. Ralat, selalu.

Zuin melangkahkan kakinya menyusuri jalanan kampus yang penuh pepohonan itu sambil bersiul-siul pelan. Rasanya menyenangkan menikmati udara kampus dengan angin yang berhembus pelan membuatnya merasa sejuk. Namun kesenangannya hanya sesaat ketika seseorang tiba-tiba menjulurkan kaki kedepan hingga Zuin terhuyung dan jatuh terjerembab ke tanah. Ia mendengar orang-orang menertawainya.

Sialan. Zuin tidak terima. Ia berusaha bangkit berdiri dan menatap siapa pelaku yang membuatnya terjatuh. Pandangannya jatuh ke tiga orang pria dan dua wanita yang berdiri menantangnya. Ah, rupanya Ria dan teman-temannya.

"Bagaimana rasanya mencium tanah? Enakkan?" ledek lelaki yang ia ketahui bernama Dimas itu. Mereka semua menertawainya dan menatap remeh kearahnya. Zuin mengepal tangannya kuat-kuat. Ketika ia mau membalas mereka, tiba-tiba muncul dua orang berbadan kekar dan baju hitam-hitam memberi pelajaran pada tiga pria yang berdiri disisi Ria.

Kekuatan mereka jauh lebih kuat dari tiga pria yang tidak ada apa-apanya itu. Dengan sekali sentak, ketiga pria itu langsung terjatuh ke tanah dan wajah mereka bonyok-bonyok. Mereka kewalahan, termasuk Ria dan Nina. Dua gadis yang bersama mereka langsung ketakutan. Namun kedua pria berbadan kekar itu tidak berbuat apa-apa pada Ria dan Nina, mungkin karena mereka perempuan.

"K..kalian siapa?" seru Ria berusaha berani namun wajahnya terlihat ciut. Zuin tertawa puas. Dua pria berbadan kekar itu tidak menghiraukan gadis itu, malah membungkuk hormat ke Zuin. Jelas saja mereka heran.

"Nona, kau tidak apa-apa?"

Zuin menggeleng-geleng. Siapa mereka? Pengawal yang dibayar Dastin untuk mengawasinya?

"Ayah nona memberi kami perintah untuk mengawal nona juga memberi pelajaran pada siapapun yang mengganggu nona." jawab salah satu dari kedua pria itu.

Ria, Nina dan ketiga pria itu saling berpandangan. Mereka tidak menyangka Zuin punya pengawal yang dikirim ayahnya. Artinya, latar belakang Zuin tidak sembarangan.

Mereka pikir selama ini Zuin hanyalah seorang gadis yang tidak jelas asal-usulnya dan hanya hidup sebatang kara. Tapi, biasanya kalau sampai dikawal begitu berarti ia memiliki latar belakang keluarga yang kuat. Ria tiba-tiba mengingat beberapa waktu lalu ada seorang laki-laki yang datang menghadap Dekan, katanya dia adalah wali Zuin. Tampang laki-laki itu sangat berkelas.

Tangan Ria mengepal kuat. Awalnya ia ingin memberi gadis itu pelajaran dengan menakut-nakutinya dan mempermalukannya didepan banyak orang. Tapi kenyataannya, malah dirinya yang malu habis-habisan.

Zuin tersenyum miring menatap Ria. Dia sangat puas melihat ekspresi gadis itu. Ternyata memiliki status special itu bagus juga, setidaknya ia tidak akan mudah ditindas. Meski sebenarnya ia tidak suka dibuntuti oleh orang-orang berbadan kekar itu namun ia akui mereka datang di waktu yang tepat. Ia akan membuat perhitungan dengan mereka nanti.

Gadis itu lalu melangkah mendekati Ria.

"Makanya, jangan suka nindas orang kalau nggak mau ditindas." katanya menatap kelima orang itu bergantian dengan gaya meledek. Ingin rasanya Ria merobek mulut itu sekarang juga. Kalau saja tidak ada para pengawal itu, ia pastikan Zuin sudah habis ditangannya.

"Lihat wajah jelekmu itu. Bahkan chuky lebih enak dipandang daripada dirimu."

"Kau.." gumam Ria menahan emosi. Tangannya mengepal kuat. Ia ingin memaki kuat-kuat karena Zuin terus-terusan merendahkannya. Tapi sekali lagi, ia tidak bisa karena dua orang pengawal dibelakang gadis itu itu.

"Sudahlah, aku masih ada urusan yang lebih penting dari orang-orang tidak penting kayak kalian. Bay." Zuin lalu berbalik dengan gaya angkuhnya tak lupa melambai-lambai pada ke lima orang itu.

"Perempuan sialan!" maki salah satu teman pria mereka sambil meringis kesakitan menahan wajahnya yang babak belur. Sementara Ria langsung menendang apa saja yang ada didekat situ untuk melampiaskan emosinya.

Terpopuler

Comments

sinta

sinta

wkwkkk rasain , mka ny jngn prnh memandang remeh seseorang,

2024-05-08

0

Edah J

Edah J

orang yang kau tindas itu jauh lebih berkelas daripada mu Ria😒😏

2024-04-03

0

ike

ike

bagoossssss😊😊

2024-01-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!