Guruku Suamiku

" Zaira!" teriak Lia terkejut

Zaira menoleh kesumber suara dan nampak gugup bingung akan berkata apa pada Lia sahabatnya.

Lia dengan cepat melangkah menghampiri Zaira lalu duduk di sofa kecil dihadapan Zaira.

" Za, loe kok gak ngasih tau gue kalau loe mau kesini sih? Udah lama loe?" tanya Lia antusias

" lumayan!" jawab Za singkat karena bingung mau ngomong apa.

" Loe datang kesini karena nerima tawaran dari gue yang tadi kan Za?" tanya Lia semangat

Mama dan papa mengerutkan dahi tawaran apa yang dimaksud Meliani pada menantunya.

" Tawaran, memangnya kamu nawarin apa sama Za, Mel?" tanya Mama

Zaira memilih untuk diam ia nampak gelisah bingung menjelaskan kepada Lia kalau kedatangannya sebenarnya bersama Azka kakaknya bukan karena tawaran darinya.

" Tadi Meli nawarin Za untuk menginap di sini ma selama bundanya didesa, bolehkan ma?" tanya Meliani

" Li gue...!" ucapan Zaira gugup

" Tenang aja Za mama pasti ngizinin kok, iya kan ma?" tanya Meliani pada mamanya

" Tentu dong sayang!" jawab mama Maria tersenyum ia lupa kalau belum menjelaskan tentang Zaira dan kakaknya Azka.

" tuh Za loe dengar sendiri kan?" Zaira hanya tersenyum canggung.

" Oia, ma tadi mama nyuruh Mel pulang cepat emang ada apa sih ma?" tanya Meliani penasaran

" Gak ada apa-apa sayang, biar kamu gak keluyuran aja terus bisa nganterin Za pulang!" jawab mama santai.

" Tapi kok mama bisa tau kalau Za gak dijemput?" tanya Meliana curiga

" Ya karena sopirnya itukan nganterin bundanya ke desa!" jawab mama Maria dan Meliani manggut-manggut membenarkan.

" Za loe nanti ti.. !" ucapan Meliani terpotong

" Maaf ya lama!" ucap Azka yang sudah duduk di bahu sofa yang Zaira duduki.

Zaira terhenyak kaget dengan kedatangan Azka yang sudah ada disampingnya, Zaira menoleh dan tersenyum canggung.

" Gak apa-apa!" jawab Zaira gugup dan melirik ke Meliani yang sudah mengerutkan dahi.

" Yaudah, sekarang ajak Za makan dulu gih kalian pasti belum makan kan?" ucap Mama Maria mengusap rambut Zaira lembut dan menatap Azka bergantian.

" Iya ma, Azka ajak Za makan dulu ya ma!" Azka menarik tangan Zaira dan mengajak keruang makan.

" Tung..tunggu dulu in.. ini apa maksudnya ya, kak Azka... Zaira.... mereka?" tanya Meliani sedikit gugup dan bingung melihat Zaira dan kakaknya bisa sedekat itu karena yang Meliani tau Zaira dan Azka baru bertemu disekolah tadi pagi dan pantas saja Azka meminta Lia untuk mengantarkan Zaira pulang disaat Irfan dengan semangat ingin mengantarkan Zaira.

Zaira dan Azka sedang menikmati makanannya tiba-tiba Zaira dikejutkan dengan kedatangan Lia yang berdiri dibelakangnya.

" Za loe hutang penjelasan sama gue, dan loe gue tunggu di taman belakang!" ucap Meliani lalu pergi meninggalkan Zaira dan Azka tanpa menunggu jawaban dari Zaira.

Zaira menghela napasnya berat dan menunduk lesu. Azka yang duduk di sampingnya meraih tangan Zaira dan mencium punggung tangan Zaira lembut.

" Kamu tenang aja, aku akan menemanimu untuk menjelaskan semuanya pada Meli!" ucap Azka menenangkan Zaira.

" Cepat habiskan makanmu!"

Zaira hanya mengangguk dan tersenyum yang dipaksakan.

Selesai makan Zaira berjalan menuju taman belakang dimana Lia sahabatnya sudah menunggunya di sana. Azka tidak bisa menemani Zaira karena saat mau pergi ke taman Azka mendapat telpon dari Sendy.

" Kamu temuin Meli duluan ya ditaman, nanti aku menyusul. aku angkat telpon dulu!" ucap Azka yang di angguki oleh Zaira.

Zaira melangkahkan kakinya dengan berat ia takut Lia salah paham padanya dan marah.

" Li!" panggil Zaira pelan saat sudah berada di taman dan berdiri di belakang Meliani yang sedang duduk di bangku taman sambil memainkan ponselnya.

" Duduk Za!" Lia menyuruh Zaira duduk di bangku kosong di hadapannya Zaira pun duduk dengan perasaan yang campur aduk.

" Gue gak nyangka Za loe bisa sedekat itu sama kakak gue cuma dalam waktu satu hari!" ucap Lia pada Zaira yang hanya diam menyimak ucapannya.

" Loe menolak semua siswa yang nembak loe disekolah tapi kok loe bisa sih langsung menerima kakak gue gitu aja, apa kakak gue udah ngerayu loe, hebat banget kak Azka bisa membuat loe nerima dia, pakai rayuan apa kak Azka sampai bisa ngajak loe jalan? ke rumah mama papa lagi?" Meliani berdecak tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini sahabatnya Zaira yang terkenal super cuek sama cowok di sekolah tiba-tiba datang bersama kakaknya yang notabene gurunya sendiri di sekolah.

" Apa emang tipe cowok loe selama ini sebenarnya pria dewasa dan matang kaya kakak gue ya Za?" ledek Lia.

" Gue... gue..!" Zaira bingung mau menjawab apa dan dia juga tidak tahu bagaimana menjelaskan semuanya pada Meliani.

" Yaudah loe tenang aja Za, gue setuju kok kalau loe bisa dekat sama kakak gue. tenang aja gue bakal rahasiain kok kalau loe pacaran sama kak Azka, pak guru kita gitu loh Za!" Zaira tercekat saat Meliani mengatakan pacar.

" Tapi gue.. gue... sama kakak loe!" ucap Zaira gugup dan belum selesai dengan ucapannya Meliani sudah kembali bicara.

" Loe gak usah khawatir Za, kak Azka itu orang baik dan kalau dia sampai nyakitin loe tenang aja gue pasti belain loe kok." Lia berdiri dan pindah duduk di bangku kosong sebelah Zaira.

" Tapi Loe kesini maukan menginap disini?" tanya Lia yang di angguki pelan oleh Zaira.

" Bagus kalau gitu, kita bisa berangkat ke sekolah bareng dan gue juga jadi ada temannya!" ucap Lia senang dan memeluk Zaira.

Zaira hanya diam dan tersenyum melihat tingkah Lia yang begitu senang dengan kedatangannya.

" Eh anak-anak mama disini toh rupanya, mama cariin!" ucap mama yang tiba-tiba muncul

" Ma!" Meliani dan Zaira menoleh bersamaan. dan mama duduk di bangku yang tadi ditempati Meliani.

" Ma.. Zaira akan menginap disini ma!" ucap Meliani dengan wajah sumringah.

" Iya sayang, Za akan tinggal di sini!" ucap Mama memperjelas.

" Tuh Za loe akan tinggal di sini mama Udah ngizinin sampai loe bosen sendiri!" ucap Meliani sambil tertawa.dan Za melirik ke Mama Maria yang dibalas senyuman oleh mama Maria.

" Nanti loe tidurnya sekamar sama gue Za!" ucap Meliani yang langsung dibantah oleh seseorang yang sudah berdiri dibelakang mereka.

" Za nanti tidurnya di kamar kakak, kopernya juga sudah ada disana!" ucap Azka yang mengejutkan Meliani dan langsung menoleh kebelakang.

" Gak usah, ngapain Za tidur di kamar kak Azka, Za bisa tidur dikamar mel kok.!" Meliani menoleh ke Zaira yang hanya diam dari setadi.

" Za kok gue perhatiin dari tadi loe gak kaya biasanya, loe sakit?" tanya Meliani pada Zaira yang merasa ada yang beda dengan Zaira hari ini.

" Gue gak apa-apa Li, gue baik-baik aja kok!" jawab Zaira.

" Tapi loe dari tadi kebanyakan diam tau gak loe, biasanya kan loe banyak omong!" ucap Meliani

" Ah.. perasaan loe aja kali!" Zaira tersenyum kikuk

" Kamu sakit yang?" tanya Azka berjalan menghampiri Zaira yang jadi sedikit khawatir dengan ucapan Meliani

Zaira menggeleng " aku gak apa-apa!" Jawabnya.

Meliani dibuat terkejut dengan panggilan Azka pada Zaira sahabatnya.

" Kak Azka barusan panggil apa?" meliani ingin memperjelas pendengarannya.

" panggil apa?" Azka balik bertanya.

" Tadi aku dengar...!" mama memotong ucapan Meliani.

" Sudah sudah.. ini sudah malam Ka ajak Zaira istirahat, Mel kamu juga istirahat sana besok kalian kan masuk sekolah!" perintah Mama Maria.

" Ayok yang kita ke kamar!" ajak Azka menggandeng tangan Zaira.

" Kak.. Za tunggu!" Meliani dibuat bingung " ma.. maksudnya apa sih kok mama nyuruh Za tidur di kamar kak Azka bukannya di kamar Meli?" Meliana menatap mamanya meminta penjelasan.

Zaira menunduk dan berharap mamanya menjelaskan pada Meliani sahabatnya tentang hubungannya dengan Azka kakaknya.

" Ma...!"panggil Meliani

" Sudah kalian masuk saja istirahat, biar Mel mama yang ngejelasin kasihan Za wajahnya pucat gitu!" titah sang mama

" Iya ma Azka ajak Za ke kamar dulu, adikku yang cantik jangan cemberut nanti juga kamu akan ngerti sendiri,!" ucap Azka seraya menggandeng tangan Zaira mengajaknya masuk.

" Li maafin gue!" ucap Zaira lirih seraya berjalan mengikuti Azka yang tengah menggandeng tangannya.