NovelToon NovelToon
TANGAN IBLIS HATI MALAIKAT

TANGAN IBLIS HATI MALAIKAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Raja Tentara/Dewa Perang / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dhamar Sewu

Jiang Hao adalah pendekar jenius yang memiliki tangan kanan beracun yang bisa menghancurkan lawan hanya dengan satu sentuhan. Setelah dihianati oleh sektenya sendiri, ia kehilangan segalanya dan dianggap sebagai iblis oleh dunia persilatan. Dalam kejatuhannya, ia bertemu seorang gadis buta yang melihat kebaikan dalam dirinya dan mengajarkan arti belas kasih. Namun, musuh-musuh lamanya tidak akan membiarkannya hidup damai. Jiang Hao pun harus memilih: apakah ia akan menjadi iblis yang menghancurkan dunia persilatan atau pahlawan yang menyelamatkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhamar Sewu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 15 Api yang Tak Pernah Padam

-bab 15 Api yang Tak Pernah Padam

*****

Hari ketiga belas. Kabut salju mulai turun.

Di kejauhan, siluet kuil tua muncul—bangunan menjulang dari batu putih, beratap cembung, dan berdiri di atas danau beku.

Namun ada yang aneh.

Suara lonceng menggema dari dalam kuil, padahal sudah puluhan tahun dikabarkan kosong. Lonceng itu berbunyi setiap kali langkah kaki mereka mendekat.

Dan begitu mereka mencapai gerbang kuil, pintu besar terbuka sendiri.

Dari balik kabut, seseorang berdiri. Mengenakan jubah putih panjang dengan rambut perak yang melambai halus. Ia memegang tongkat dari es.

"Jiang Hao," suaranya lembut namun mengandung gema kekuatan.

"Sudah waktunya kebenaran dibuka."

Bai Yue menyipitkan mata. "Itu... Liang Xue?"

Namun Jiang Hao justru melangkah maju.

"Jika kau benar-benar Liang Xue... maka kau juga tahu siapa yang menghancurkan hidupku."

Wanita itu mengangguk.

"Ya. Tapi kebenaran itu lebih kelam dari yang bisa kau terima."

"Ceritakan."

"Dunia persilatan... tidak pernah ingin kau hidup. Karena darahmu... bukan darah manusia biasa."

Angin kencang berdesir, membawa serpihan salju yang melayang-layang. Liang Xue berdiri di depan mereka, wajahnya yang tampak abadi mengingatkan Jiang Hao pada salju yang tak pernah mencair. Di bawah bayangannya, Jiang Hao merasakan beban berat yang tidak bisa dihindarkan.

"Kau bilang darahku bukan darah manusia biasa." Suara Jiang Hao bergema, menggetarkan udara yang dingin. "Apa maksudmu?"

Liang Xue tidak menjawab langsung. Ia melangkah perlahan, tongkat saljunya menyentuh tanah beku dengan suara gemericik, seolah setiap langkahnya menciptakan dunia baru yang terpisah dari kenyataan.

"Dulu," Liang Xue mulai, "Sekte kita, Sekte Wujing, berusaha menciptakan senjata paling kuat untuk menguasai dunia persilatan. Dengan campuran ilmu hitam dan alkimia kuno, mereka menciptakanmu—seorang manusia yang terhubung langsung dengan racun hidup, racun yang tidak bisa dihancurkan."

Jiang Hao terdiam, wajahnya memucat, tetapi matanya menyala penuh kebencian. "Jadi aku adalah eksperimen mereka? Aku hanyalah alat mereka untuk mendominasi dunia persilatan?"

"Itulah yang mereka rencanakan." Liang Xue menghela napas, seolah kenangan itu terlalu berat untuk dikenang. "Namun, ada yang tak terduga dalam dirimu. Aku melihat keindahan dalam dirimu, Jiang Hao. Kau lebih dari sekadar senjata. Kau memiliki hati yang bisa memilih, meskipun diliputi racun."

Bai Yue menatap Jiang Hao dengan tatapan yang penuh kebingungan. "Apakah itu yang kau sembunyikan selama ini? Aku sudah merasa ada sesuatu yang tidak biasa dalam dirimu, tetapi..."

"Aku tak pernah tahu..." Jiang Hao berbisik, "Jika aku hanya alat, maka apa artinya hidupku? Untuk apa aku bertahan?"

Liang Xue mengangkat tangannya, dan kabut salju di sekitar mereka menghilang seiring dengan munculnya gambar-gambar dalam udara. Gambar-gambar itu menampilkan Sekte Wujing, wajah-wajah para tetua yang pernah mengajar Jiang Hao, dan peristiwa-peristiwa yang membawa kehancuran ke dalam hidupnya.

"Mereka menciptakanmu dengan maksud untuk menguasai dunia," Liang Xue berkata, "Namun mereka tidak memperhitungkan satu hal: Kau mampu mengubah takdirmu sendiri."

Jiang Hao memejamkan matanya, berusaha mengendalikan amarah yang membakar dalam dadanya. "Dan mereka membuangku setelah aku tak lagi berguna. Sekarang, aku hanya disebut iblis oleh mereka."

Liang Xue mengangguk. "Benar. Tetapi kau lebih dari itu. Kau memiliki pilihan yang belum pernah dimiliki oleh mereka."

Mata Jiang Hao terbakar, bukan hanya karena amarah, tetapi juga karena kebingungannya yang semakin dalam. "Pilihan? Apa yang bisa aku pilih? Aku sudah terjatuh terlalu jauh."

"Tidak." Liang Xue melangkah lebih dekat, suara lembutnya membelai telinganya. "Pilihlah jalur yang berbeda. Kembalilah ke jalanmu yang dulu, jika kau ingin menyelamatkan dunia persilatan dari kehancuran yang lebih besar."

Tiba-tiba, kabut salju kembali mengalir seperti air terjun, menutup pandangan mereka. Suara lonceng terdengar, lebih keras dari sebelumnya. Di dalam kabut yang tebal, muncul sosok-sosok yang memancarkan aura gelap. Jiang Hao bisa merasakan mereka mendekat.

"Mereka datang," Liang Xue berbisik, suaranya penuh peringatan.

Tiba-tiba, tanah bergetar hebat. Sebuah suara menggelegar dari kejauhan, menyeruak di antara angin yang membekukan tubuh. "Jiang Hao!"

"Dunia persilatan tidak akan mengizinkanmu hidup dalam kedamaian." Suara itu datang dari bayang-bayang hitam yang muncul di balik salju yang bergulung.

Jiang Hao menatap ke arah suara itu. Seorang lelaki berpakaian hitam, dengan pedang hitam besar yang mengeluarkan kilau berbahaya, melangkah keluar dari kabut. Matanya yang tajam memancarkan kebencian.

"Mu Chen," Jiang Hao menyebutkan nama itu dengan suara berat, penuh amarah. "Apa yang kau inginkan dariku?"

Mu Chen tersenyum dingin, tatapannya penuh kebencian dan penghinaan. "Apa yang aku inginkan? Kematianmu, tentu saja."

Di belakang Mu Chen, sejumlah pengikutnya, semuanya mengenakan pakaian hitam dengan wajah tertutup, bergerak perlahan mendekat, siap untuk menyerang.

"Mereka telah datang untuk membalasku," Jiang Hao berbisik, melihat banyak wajah familiar dari musuh-musuh lamanya. "Dan aku harus memilih—menjadi iblis atau pahlawan."

Bai Yue menarik pedangnya, berdiri di samping Jiang Hao dengan tatapan penuh tekad. "Apa pun yang terjadi, kami akan tetap bersamamu."

Ling’er menggenggam tangan Jiang Hao. "Kami akan membantu, tak peduli apa pun pilihanmu."

Jiang Hao memandang mereka, wajahnya dipenuhi kebingungannya. Namun, dalam hatinya yang terdalam, ia tahu satu hal—dia harus memilih untuk melawan, untuk hidup dengan takdirnya yang telah ditentukan, atau menghancurkan dunia persilatan yang telah mengkhianatinya.

Dengan napas dalam, ia menatap Mu Chen dan pengikutnya.

"Aku akan menjadi iblis yang menghancurkan dunia persilatan ini."

Pedangnya menyambar ke udara, menyatukan kekuatan racunnya yang membara.

Di dunia yang penuh dengan kebohongan dan pengkhianatan, tak ada ruang untuk kebaikan. Jiang Hao memilih jalannya sendiri—jalur yang dipenuhi darah, namun juga kebenaran yang tak bisa dipadamkan. Kini, dunia persilatan akan merasakan amarah sang iblis yang terlahir dari racun dan balas dendam.

Di tengah salju yang jatuh perlahan, Jiang Hao mengangkat pedangnya yang terhunus, memancarkan aura mematikan. Setiap serpihan salju yang jatuh ke tanah seolah menghindar, takut menyentuh kekuatan yang ada di dalam dirinya. Di hadapannya, Mu Chen berdiri dengan pedang hitamnya, pedang yang seolah terbuat dari kegelapan itu sendiri.

"Jiang Hao," Mu Chen berkata dengan suara dingin, "Kau memilih untuk menjadi iblis. Maka, aku akan menghapusmu dari dunia ini. Kita tak bisa membiarkan racun yang ada di dalam tubuhmu berkembang lebih jauh."

Jiang Hao menatap Mu Chen, bibirnya terkatup rapat, tidak ada rasa gentar yang terlihat di wajahnya. "Aku bukan iblis. Aku hanya... pilihan yang sudah dibuat. Dan aku tidak akan lari."

Bai Yue dan Ling’er berdiri di belakangnya, siap menghadapi apapun yang datang. Mereka tahu bahwa ini bukanlah pertempuran biasa. Ini adalah pertempuran hidup dan mati, untuk menentukan siapa yang akan bertahan di dunia yang penuh dengan pengkhianatan ini.

Mu Chen melangkah maju, pedangnya terangkat tinggi, berkilau di bawah sinar bulan yang terhalang awan. "Maka biarkan dunia persilatan melihat siapa yang lebih kuat. Dan jika kau ingin menjadi iblis, aku akan menunjukkan padamu betapa beratnya menjadi iblis."

Dengan satu gerakan cepat, Mu Chen menyerang. Pedangnya melesat seperti kilat, menebas udara dengan kekuatan luar biasa. Jiang Hao menghindar dengan gesit, mengimbangi kecepatan serangan tersebut dengan gerakan tangan kanannya yang mematikan. Tangan yang dipenuhi racun, yang mampu menghancurkan apa pun yang disentuhnya.

Mu Chen terhenti sejenak, menyadari bahwa Jiang Hao bukanlah lawan biasa. Kekuatan racunnya begitu kuat, bisa merusak tubuhnya hanya dengan satu sentuhan. "Hati-hati," Mu Chen berbisik pada dirinya sendiri, tetapi tidak mundur. "Kau akan menyesal telah memilih jalan ini, Jiang Hao."

Jiang Hao hanya tersenyum sinis. "Aku tidak menyesal. Sekarang, mari kita lihat siapa yang lebih tangguh."

To be continued ✍️

1
MN.Aini
udahlah Jiang, pergi aja. trus nikah sama aku/Hey/
Dhamar Sewu: Wekeke 😂
total 1 replies
MN.Aini
jahat banget/Sob/
Dhamar Sewu: Begitulah kehidupan. Untuk kakak nggak jadi pasangan Mas Jiang Hao 🤭
total 1 replies
MN.Aini
ternyata ga ingin posisinya diambil/Right Bah!/
Dhamar Sewu: Ada udang dibalik terigu, ya, Kak 😊
total 1 replies
MN.Aini
dasar kakek-kakek bau tanah! seharusnya kalian melindungi Jiang, dan mengajarkannya kebaikan/Panic/ maaf thor, aku terbawa suasana
Dhamar Sewu: Wekeke. Nggak apa-apa, Kak. Bebas, kolom komentar untuk mencurahkan isi hati 😁
total 1 replies
Daryus Effendi
pegunungan menjulang tinggi dan di tutupi kabut yg tebal
nyala lampu sedikit mmenerangi di dalam gua gunung berkabut.novel apa puisi.hhhhh
Dhamar Sewu: wkwk, 🙈. Maaf, bos. Untuk tambahan jumlah kata, masukan diterima 😁
total 1 replies
spooky836
sampai bila2 pun penulis dari cerita plagiat ni,tak mampu nak teruskan. cerita ini tamat di sini. kerana mc otak kosong. cerita hasil plagiat. benar2 bodoh dn sampah.
spooky836: baguslah. jangan sampai mampus di bab 26 tu. banyak dh karya lain terbengkalai macam tu je.
Dhamar Sewu: Plagiat di mana, kak? Karya siapa?
Cerita ini masih bersambung 😁oke.
total 2 replies
Abah'e Rama
lanjut 💪💪
Dhamar Sewu: Semoga suka, kak. Siap 💪🔥
total 1 replies
Zainal Tyre
coba simak dulu ya
Dhamar Sewu: Semoga suka, bos!
total 1 replies
Suki
Terinspirasi
Dhamar Sewu: Semangat, Kak 💪 hehe 😊
total 1 replies
PanGod
mantap bang. jangan lupa mampir juga ya bang🙏🏻
Dhamar Sewu: Siap, Kak. Terimakasih sudah berkunjung. Nanti setelah download aplikasinya, masih bingung ini 😁.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!