TANGAN IBLIS HATI MALAIKAT
Langit di atas Gunung Tianfeng kelam, mendung menggelayut seakan meramalkan sesuatu yang buruk akan terjadi. Di arena utama Sekte Langit Hitam, ratusan murid dan tetua sekte berkumpul, menanti dengan penuh antusiasme pertarungan terakhir dalam turnamen tahunan. Di tengah lingkaran batu yang menjadi arena duel, seorang pemuda dengan jubah hitam berdiri tegak. Tatapan matanya tajam seperti pedang, dan di tangan kanannya terdapat bekas luka berbentuk guratan hitam yang menjalar hingga pergelangan.
Jiang Hao. Murid jenius sekte. Pemilik Tangan Iblis.
Di hadapannya, lawan terakhir berdiri dengan keringat dingin mengalir di pelipis. Fang Liu, murid peringkat kedua sekte, menggenggam pedangnya erat, tetapi tangannya sedikit gemetar. Semua orang tahu, tidak ada yang pernah selamat setelah menerima serangan tangan kanan Jiang Hao.
Tetua sekte mengangkat tangannya. “Duel dimulai!”
Fang Liu menerjang lebih dulu, pedangnya melesat cepat seperti kilat. Jiang Hao tidak bergerak, hanya menatap tanpa ekspresi. Begitu pedang hampir menyentuh tubuhnya, ia melangkah ke samping dengan gerakan yang nyaris tidak terlihat. Pedang Fang Liu hanya menebas udara.
Kesempatan itu dimanfaatkan Jiang Hao. Dalam satu gerakan halus, tangan kanannya bergerak cepat seperti bayangan dan menyentuh bahu Fang Liu.
SRRAAK!
Fang Liu terhuyung ke belakang. Wajahnya langsung memucat, lalu dalam hitungan detik, tubuhnya bergetar hebat sebelum akhirnya roboh ke tanah, mulutnya berbusa. Napasnya tersengal, tubuhnya lumpuh.
“Jiang Hao menang!” suara tetua sekte menggema di seluruh arena.
Sorak-sorai para murid menggema. Namun, di antara mereka, beberapa terlihat khawatir. Mereka tahu, Tangan Iblis Jiang Hao bukanlah teknik biasa. Sekali menyentuh lawan, energi jahat yang tersimpan dalam tubuhnya akan langsung menghancurkan meridian dan organ dalam. Tidak ada yang tahu dari mana ia mendapatkan kekuatan itu, dan inilah yang membuatnya ditakuti.
Jiang Hao melangkah pergi tanpa ekspresi, seolah kemenangan ini tidak berarti apa-apa baginya. Namun, di kursi kehormatan, wajah Guru Besar Sekte Langit Hitam, Mo Tian, tampak suram. Ia melirik para tetua sekte yang duduk di sekelilingnya.
“Sampai kapan kita akan membiarkan bocah itu tetap di sekte?” salah satu tetua berbisik pelan.
Mo Tian menghela napas panjang. “Jiang Hao memang murid berbakat, tetapi kekuatannya terlalu berbahaya. Kita tidak bisa membiarkannya terus berkembang.”
Tatapan para tetua penuh ketegangan. Mereka tahu, jika Jiang Hao dibiarkan, suatu hari ia bisa menjadi ancaman bagi sekte itu sendiri.
Di kejauhan, tanpa sepengetahuan Jiang Hao, sebuah rencana pengkhianatan telah mulai disusun.
***
Malam menjelang di Sekte Langit Hitam. Angin dingin berembus melewati puncak Gunung Tianfeng, membawa kesunyian yang mencekam. Di dalam aula utama sekte, para tetua duduk melingkar mengelilingi meja kayu hitam yang penuh dengan gulungan strategi. Di tengah ruangan, Mo Tian, Guru Besar Sekte, menatap para bawahannya dengan sorot mata penuh pertimbangan.
“Jiang Hao telah menjadi terlalu kuat,” ujar salah satu tetua yang berjanggut putih. “Tangan Iblis-nya tidak bisa dikendalikan. Jika ia terus berkembang, suatu hari dia akan mengambil alih sekte ini.”
Tetua lain mengangguk. “Benar. Bahkan sekarang, banyak murid yang mulai lebih menghormatinya daripada kita. Jika ini dibiarkan, kita tidak hanya kehilangan kendali atas sekte, tetapi juga mengundang musuh dari luar.”
Mo Tian mengetuk meja dengan jemarinya. “Kalian semua benar. Kita tidak bisa membiarkan Jiang Hao terus hidup dalam sekte ini.”
Seorang tetua yang memiliki bekas luka di wajahnya menyeringai. “Jika begitu, kita harus menyingkirkannya sebelum dia menyadari rencana kita.”
Mo Tian menghela napas panjang. “Kita tidak bisa membunuhnya secara langsung. Jika kita menyerangnya secara terang-terangan, para murid bisa memberontak. Bagaimanapun, Jiang Hao masih dihormati oleh banyak orang.”
“Tapi jika dia meninggalkan sekte dan dianggap sebagai pengkhianat?” salah satu tetua menyela.
Mo Tian tersenyum tipis. “Itulah yang akan kita lakukan.”
Para tetua saling bertukar pandang, lalu satu per satu mengangguk setuju. Mereka akan menjebak Jiang Hao, memfitnahnya sebagai pengkhianat, lalu mengirim para pembunuh untuk memastikan ia tidak akan pernah kembali ke sekte ini.
Malam itu, di balik bayang-bayang, sebuah rencana keji mulai bergerak.
Di Kediaman Jiang Hao
Sementara itu, di kediamannya yang sederhana di sisi barat sekte, Jiang Hao duduk bersila di lantai, bermeditasi. Tubuhnya dikelilingi oleh energi hitam yang berputar perlahan, menyatu dengan hawa dingin yang memenuhi ruangan. Ia baru saja melewati pertarungan besar, tetapi pikirannya tetap tenang.
Namun, saat ia mulai memasuki kondisi meditasi terdalam, suara langkah kaki mendekat. Jiang Hao membuka matanya.
Seorang gadis berambut panjang berdiri di ambang pintu, mengenakan jubah murid perempuan Sekte Langit Hitam. Wajahnya penuh kekhawatiran.
“Jiang Hao, aku harus berbicara denganmu.”
Jiang Hao mengenali suara itu. “Xiao Lan?”
Xiao Lan adalah salah satu murid sekte yang paling baik hati, dan satu dari sedikit orang yang tidak takut padanya. Jiang Hao menatapnya dengan penuh tanda tanya. “Apa yang terjadi?”
Xiao Lan melangkah masuk, lalu menutup pintu di belakangnya. “Aku mendengar para tetua sekte berbicara. Mereka berencana menjebakmu.”
Mata Jiang Hao menyipit. “Menjebakku?”
Xiao Lan mengangguk cepat. “Mereka akan menuduhmu berkhianat. Aku tidak tahu detailnya, tapi mereka akan mengatur sesuatu agar kau terlihat seolah-olah melanggar aturan sekte. Setelah itu… mereka akan menghabisimu.”
Jiang Hao terdiam. Hatinya terasa berat, tetapi di dalam dirinya, ia tahu ini bukan sesuatu yang mengejutkan. Ia sudah lama merasa ada sesuatu yang salah. Para tetua sekte selalu memperlakukannya seperti senjata, bukan seperti murid sejati.
Ia menatap Xiao Lan. “Mengapa kau memberitahuku ini?”
Xiao Lan tampak ragu sejenak, lalu menggigit bibirnya. “Karena aku tidak ingin melihatmu mati. Aku tahu kau bukan orang jahat, Jiang Hao. Aku tahu mereka hanya takut padamu.”
Jiang Hao menatapnya dalam-dalam. Ada ketulusan dalam kata-kata Xiao Lan, tetapi juga ketakutan.
Ia menarik napas panjang. “Terima kasih sudah memperingatkanku. Tapi aku tidak bisa melarikan diri begitu saja. Jika aku pergi sekarang, mereka akan menganggapku benar-benar pengkhianat.”
Xiao Lan menggenggam tangannya. “Kalau begitu, berhati-hatilah.”
Jiang Hao mengangguk. Namun, jauh di dalam hatinya, ia tahu bahwa hari-hari tenangnya di Sekte Langit Hitam sudah berakhir.
****
Fajar menyingsing di Sekte Langit Hitam, tetapi hawa dingin masih menyelimuti gunung Tianfeng. Jiang Hao berjalan menuju aula utama sekte, tatapannya tajam seperti biasa. Kata-kata Xiao Lan tadi malam masih terngiang di kepalanya. Jika yang dikatakan gadis itu benar, maka hari ini bisa menjadi awal dari kejatuhannya.
Saat ia tiba di halaman utama, suasana sudah tidak biasa. Para murid berkerumun, berbisik-bisik dengan ekspresi terkejut. Di depan aula, para tetua berdiri berjajar dengan wajah serius.
Di tengah halaman, sebuah pemandangan mengejutkan menanti Jiang Hao.
Mayat seorang murid sekte tergeletak di tanah. Tubuhnya membiru, jelas terkena racun. Yang lebih mengejutkan, di dada murid itu terdapat bekas telapak tangan hitam—jejak khas Tangan Iblis milik Jiang Hao!
Jantung Jiang Hao berdegup keras. Ini jebakan!
To be continued ✍️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
PanGod
mantap bang. jangan lupa mampir juga ya bang🙏🏻
2025-04-24
0