NovelToon NovelToon
Gadis Somplak Milik Cassanova

Gadis Somplak Milik Cassanova

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Nikahkontrak
Popularitas:17.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Rita Tatha

Memergoki sepasang manusia yang sedang bercinta, membuat Kumala Rasya Putri—Kurap—harus terjerat sebuah perjanjian konyol dengan lelaki itu. Pandu Nugraha Andaksa—Panu—harus menahan emosi setiap kali berhadapan dengan Rasya yang begitu menguji kesabarannya.

Lantas, akankah mereka terjebak dengan sebuah pernikahan seperti kisah novel pada umumnya? Atau akan ada kejutan luar biasa yang mampu membuat kedua orang itu saling jatuh cinta?

Mau tahu jawabannya? Baca kisah ini dan jangan lupa beri dukungan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34

Rasya mengusap pantatnya yang terasa sedikit sakit karena dorongan Pandu secara tiba-tiba. Pandu hanya melirik sekilas, Rasya yang menyadari itu pun hanya mendengkus kasar. Bahkan saat Gea berjalan mendekat, mereka tidak menyadari.

"Kenapa kalian berduaan di sini selarut ini? Bahkan kulihat kalian sangat intim barusan," tanya Gea begitu menuntut. Rasya tampak gugup, sedangkan Pandu justru tetap bersikap tenang.

"Maaf, Nona. Apa yang Anda lihat tidak seperti yang Anda pikirkan," ucap Rasya mengklarifikasi. Tatapan Gea ke arah Rasya begitu menyelidik, tetapi beberapa saat kemudian, bibir Gea tersenyum sinis.

"Bilang saja kalau kamu menggoda Pandu 'kan?" tukas Gea, telunjuknya mengarah tepat di depan wajah Rasya.

"Tidak!" elak Rasya cepat.

"Jangan bohong! Aku tahu wanita rendahan sepertimu sudah pasti menggoda Pandu untuk mendapatkan hartanya."

"Gea! Jaga bicaramu!" bentak Pandu tidak terima.

"Om, kenapa malah marah, sih? Bisa jadi yang diucapkan Nona ini benar." Pandu menatap tidak percaya ke arah Rasya yang justru seolah membenarkan kalimat penghinaan itu, dan raut wajah Rasya seolah tanpa dosa.

"Dia menuduh kamu sebagai wanita rendahan, dan kamu diam begitu saja?" hardik Pandu, tetapi Rasya justru memutar bola mata dengan malas.

Tanpa peduli pada amarah Pandu, Rasya justru menangkup tangan di depan dada dan sedikit membungkuk hormat. "Nona, maafkan saya sudah menjadi wanita rendahan, tapi sebelum Anda menuduh saya sembarangan, saya sudah sadar diri, Nona."

"Maksud kamu?" tanya Gea tidak paham.

"Nona, bagaimana saya bisa menggoda Tuan Pandu kalau saya jelas bukan selera beliau. Saya hanya gadis kampung, dari keluarga sederhana, sedangkan Tuan Pandu? Banyak dikelilingi wanita cantik dan sexy, juga tentu saja sederajat dengan keluarga beliau. Saya sudah memilih mundur terlebih dahulu, Nona."

Pandu membisu mendengar ucapan Rasya yang mampu membuat hatinya mencelos sakit. Ada perasaan aneh yang menyusup ke hatinya dan sebagian darinya seolah mencubit hatinya. Kalimat Rasya tadi seperti sebuah sindirian keras untuk lelaki itu.

Gea menarik sebelah sudut bibirnya, tersenyum miring. "Baguslah kalau kamu sadar diri! Lebih baik sekarang kamu kembali ke kamar!" usir Gea. Rasya hanya menurut dan bergegas kembali ke kamar belakang tanpa berpamitan dengan Pandu. Sembari berjalan keluar, Rasya terus saja mengumpat kesal karena dirinya masih begitu lapar.

Diam-diam Rasya mengambil mie instan dari lemari penyimpan makanan yang tersedia di ruangan belakang khusus pelayan. Kemudian, dia membawa mie tersebut ke kamar. Rasya menyetel yout*be mencari video komedi karena di sana tidak tersedia televisi. Sambil menonton video, Rasya meremas mie tersebut dan tak lupa memasukkan bumbu. Tanpa air panas, Rasya menjadikan mie tersebut menjadi camilan. Tidak peduli sehat atau tidaknya, yang terpenting adalah cacing di perutnya berhenti meronta.

Tawa Rasya menggelegar di kamar, apalagi suasana yang begitu senyap membuat tawa itu makin jelas terdengar. Sesekali Rasya memukul kasur saat terputar tayangan yang sangat lucu. Bahkan dia hampir saja tersedak.

Brak!

Pintu kamar dibuka paksa. Tubuh Rasya terlonjak saat mendengar suara pintu menyentuh dinding. Bahkan beberapa pelayan ada yang terbangun, tetapi mereka hanya berani mengintip. Mereka yakin kalau pengantin baru itu sedang bertengkar.

Melihat Pandu yang berjalan mendekat, Rasya hanya menatap sekilas lalu kembali fokus pada layar ponsel. Pandu pun makin naik pitam. Tanpa berbicara, dia menarik lengan Rasya cukup kencang hingga terbangun, dan sisa mie instan di plastik tumpah berhamburan.

"Om, mie aku tumpah," rengek Rasya. Dia melepas cekalan Pandu dengan paksa, dan hendak memunguti mie tersebut, tetapi Pandu justru makin mengeratkan cekalannya.

"Bukankah sudah kubilang! Jangan terlalu sering makan mie instan! Tapi kenapa sekarang kamu malah makan mie seperti itu? Tidakkah kamu tahu kalau itu bisa merusak pencernaanmu!" gertak Pandu. Rasya bahkan sampai menutup telinga, takut bentakan itu akan memecahkan gendang telinganya.

"Aku laper, Om." Rasya menjawab santai. Tangannya beralih memegang perut yang masih sangat kelaparan. Melihat sorot mata Rasya, amarah Pandu perlahan turun dan mulai tidak tega.

"Makanlah makanan yang bergizi, bukan yang merusak perutmu!" Pandu masih saja mengomel.

"Kalau begitu sekarang kamu makan lagi dan setelah itu kita tidur." Pandu menyeret tangan Rasya, tetapi gadis itu berusaha untuk menolak. Saking kesalnya, Pandu memanggul Rasya seperti karung beras dan membawanya ke dapur. Dia tidak peduli meski gadis itu terus meronta dengan bibir mengomel tanpa henti.

Setelah mendudukkan Rasya di meja dapur, Pandu mengambilkan nasi juga lauk yang masih tersedia. Lalu menaruh piring tersebut di depan Rasya. Dengan sangat antusias, Rasya segera melahap makanan itu. Bibir Pandu tersenyum tipis saat melihatnya.

"Makanmu seperti kuli, juga kamu makan tengah malam gini, memangnya kamu tidak takut gemuk? Biasanya cewek itu menjaga pola makan mereka." Pandu menelan ludah melihat betapa nikmatnya Rasya menyantap makanan itu.

"Masa bodoh! Aku mah kalau laper ya makan aja, mau gemuk atau enggak, mau seksi atau enggak, yang penting aku enggak kena sakit maag," jawab Rasya disela kunyahannya. Bahkan mulut gadis itu terlihat penuh dan itu sangat menggemaskan bagi Pandu.

Pandu tersenyum lebar melihat tingkah Rasya yang ada saja. "Jangan senyum sama liatin aku gitu, Om! Awas loh, jatuh cinta sendirian itu sakit." Rasya menaik-turunkan alisnya menggoda Pandu yang saat ini sudah mendengkus kesal.

1
ayu hendrayani
marjan ya kaleee😀😀😀😀
ayu hendrayani
😀😀🤣🤣🤣🤣
watashi tantides
Rasya Kurap kamu kuat banget klo aku dah sakit hati dah😭🙏
watashi tantides
Anjay dar der dor niat nya mau jadi babu eh malah di suruh jadi menantu orang kaya wow KURAP🫰😘
watashi tantides
Anir bisa bisanya nama panjang di singkar KURAP & PANUAN 😭🤣
watashi tantides
Kurap kebanyakan baca novel kek aku😘
watashi tantides
Anjimlah kurap lawak🤣😭
Uniqueen
gimana mau ninggalin rasya kalo ga sampai sehari udah kangen/Facepalm/
Deni Susanti
🤣🤣🤣🤣🤣🤣,,anjirrrr aturrrr bikin bengekk,
Deni Susanti
ya Allah turrr,sampe bengek aku ketawa turr🤣🤣🤣
Deni Susanti
aduh sakit perut ku turrr ku,ketawa dri tadi,,,😂😂
Deni Susanti
lanjutt turr, penasaran SM cerita nya,
Muchamad Ridho
🤣🤣🤣🤣🤣
Asih Sudarsih
/Facepalm/
Muji Lestari
CEO kok jarang krja di rumah teros thorr
elis farisna
Luar biasa
Rhustam Menma
dah lah kacau/Facepalm//Facepalm//Joyful/
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
PANDU RASYA🤣🤣🤣🤣
Iin Uniah
😂🤣😅 kocak banget
H
😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!