NovelToon NovelToon
Ipar Tapi Maut Bagiku

Ipar Tapi Maut Bagiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Selingkuh / Cinta Terlarang / Anak Kembar / Cerai / Beda Usia
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: CancerGirl_057

【Baik, Cantik×Ganteng+Perselingkuhan,Cinta Segitiga+Cinta Manis, Komedi Romantis】Saat suamiku sibuk bermesraan bersama mantan kekasihnya, akupun tidak mau kalah! Dan pada akhirnya akupun memadu kasih dengan dia yang adalah......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirl_057, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11 #

Namun, Mas Chris sudah keterlaluan jika tak memberiku nafkah batin, ia lebih memilih melakukannya sendiri. Aku merasa seperti istri yang tidak berguna. Untuk apa aku menjadi istrinya jika dia enggan berseng gama denganku?

"Cerai, cerai. Kamu pikir cerai itu gampang? Seenaknya aja kalo ngomong." Ucap Mas Chris sambil berbalik. Ia hendak meninggalkanku namun aku menahan lengannya.

"Mas!" seruku menahannya.

"Kamu nggak malu ya? Ada adik-adikku diluar, Ketty! Jangan bikin masalah. Apa kamu mau mereka lapor ke Ibuku?'

" Biar, mas. Biar mereka lapor. Biar ibumu tau kalau rumah tangga kta memang udah nggak bisa d pertahankan!"

MAs Chris menatapku kesal sambil menghela napas kasar.

"Kamu itu harusnya sadar diri, kamu bisa nggak ngasih suamimu kepuasan? Hah!"

"Aku itu kecewa mulu sama kamu. Baru juga nikah belum sepuluh tahun, tapi sama kamu itu udah nggak ada rasanya! Masa kalah sama janda-janda diluar sana!"

Ucapan Mas Chris bagai cambuk yang memukul tepat di wajahku. Aku tidak kuasa lagi berkata-kata, aku menatapnya dengan kedua mata berkaca-kaca.

"Memangnya kamu tahu rasa janda diluar sana, Mas?" Tanyaku dengan suara bergetar. Dadaku bergemuruh, hatiku hancur berkeping-keping.

"Ah, udahlah! Nggak ada gunanya ngomong sama kamu!"

Laki-laki yang menikahiku beberapa tahun lalu itu, berjalan keluar dari kamar dan membanting pintu dengan kasar.

Kakiku terasa lemas hingga tak kuasa meopang tubuhku. Aku ambruk, bersimpuh di lantai dengan air mata berderai.

Aku menutup mulutku dengan kedua tangan, berharap isak tangisku tak terdengar oleh seseorang di luar sana.

Tega sekali Mas Chris membandingkanku dengan wanita lain. Apakah selama ini ia bermain-main dengan mereka di belakangku? Apakah itu sebabnya?

Pernyataan Mas Chris membuatku semakin kacau. Aku tidak mengerti, siapa yang sebenarnya yang bersalah diantara kami?

Setelah hampir dua jam lamanya aku megurung diri dikamar, akhirnya aku keluar untuk mengambil segelas air. Aku pikir semua orang sudah pergi, namun tiba-tiba Andra keluar dari kamarnya dan melihatku dnegan wajah basah penuh air mata.

Laki-laki itu menatapku dengan pandangan iba. Ia mendekat, lalu tiba-tiba memelukku.

"Sabar, Mbak." Ucapnya pelan. Namun aku justru kembali menangis. Tangisku semakin pecah dipelukannya.

Aku tidak memiliki tempat untuk mengadu, aku tidak memiliki teman untuk berbagi keluh kesah hidupku. Kini sepertinya hanya kedua adik iparku saja yang mampu memahamiku.

"Nangis aja nggak apa-apa, Mbak. Nangis aja biar lega." ucap Andra.

Setelah beberapa saat, aku pun kembali tenang. Kami duduk berdua di meja makan, aku diam dan menunduk. Aku tidak tahu harus berkata apa, tapi aku yakin dia tahu apa yang terjadi diantara aku dan kakaknya.

"Maaf, Mbak. Aku nggak sengaja dengar semuanya. Aku sama Andre nggak akan ngomong apa-apa sma ibu kok. Kami di sini cuma menumpang, apa yang terjadi di rumah ini, nggak bakalan kami ceritakan ke siapapun." Jelas Andra.

Aku hanya mengangguk sambil menyeka air mata yang terus menetes.

Andra menyeret kursinya mendekat, tangannya terulur dan mengusap kedua pipiku.

Aku tidak mengatakan apapun. Aku bahkan kesulitan menghentikan tangisku ini. Karena sejak awal pernikahanku dengan Mas Chris, baru kali ini kami bertengkar hebat sampai seperti ini.

Andra menghela napas pelan sambil terus menatapku. Ia tiba-tiba merangkul bahuku dan mengantarku ke kamar.

"Istirahat aja dulu, Mbak. Aku mau keluar sebentar." Pamitnya.

Aku mengangguk, lalu merebahan tubuhku diatas kasur.

Hanya berselang lima belas menit, Andra kembali mengetuk pintu kamar. Ia pun masuk dengan sebuah kantong plastik berwara putih dengan logo nama sebuah swalayan.

"Di makan, ya, Mak. Kan tadi belum sarapan, makan ini aja dulu." Ucapnya sambil menyodorkan kantong plastik itu padaku.

"Apa ini?" Tanyaku.

"Udah, buka aja."

"Kamu nggak kerja?"

"Aku izin hari ini, takut Mbak Ketty kenapa-napa tadi." Jawabnya. Ia pun kemudian berlalu pergi.

1
🌺Ana╰(^3^)╯🌺
Aku suka banget sama karakter di dalam cerita ini, author jangan berhenti yaa!
Leth@: siap....makasih kak sudah mendukung🙏
Leth@: makasih🙏
total 2 replies
_Sebx_
Duh, bikin merinding!
Leth@: ok....saya mampir yaa kak
Leth@: ok...jgn lupa follow yaa✌️
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!