NovelToon NovelToon
Dinikahi Duda Kaya

Dinikahi Duda Kaya

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / CEO / Nikah Kontrak / Chicklit
Popularitas:496.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Eli Priwanti

Setelah ibu mertuanya meninggal, Zara Hafizah dihadapkan pada kenyataan pahit. Suaminya, yakni Jaka telah menceraikannya secara tiba-tiba dan mengusirnya dari rumah. Zara terpaksa membesarkan anaknya yang masih berusia 6 tahun, seorang diri

kehidupan Zara semakin membaik ketika ia memutuskan hijrah dan bekerja di Ibu Kota.
Atas bantuan teman dekatnya,

Suatu hari, Zara bertemu dengan Sagara Mahendra, CEO perusahaan ternama dan duda dengan satu anak. Sagara sedang mencari sosok istri yang dapat menjaga dan mencintai putrinya seperti ibu kandungnya.

Dua orang yang saling membutuhkan tersebut, membuat kesepakatan untuk menikah secara kontrak.

Sagara membutuhkan seorang istri yang bisa menyayangi Maura putrinya dengan tulus.

Dan Zara membutuhkan suami yang ia harap bisa memberinya kehidupan yang lebih baik bagi dirinya serta Aqila putrinya.
Bagaimanakah perjalanan pernikahan mereka selanjutnya, akan kah benih-benih cinta tumbuh di antara mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu dengan Maura

Hari ini Zara memutuskan untuk meliburkan diri selama satu hari, beruntungnya Ibu Mitha dengan berbesar hati memberinya izin, dengan syarat besok harus sudah masuk kembali bekerja dan dengan terpaksa uang gajinya di potong tiga ratus ribu, sesuai dengan peraturan perusahaan. Zara sempat menghela Nafasnya sejenak, baginya ini terlalu mencekiknya.

"Tenang Ra, besok kan ada aku yang bisa gantian jagain Lala di rumah sakit!" usul Dewi.

"Tapi kan kamu malamnya harus kerja Wi, aku tidak mau merepotkan mu!" ucapnya merasa tidak enak.

"Yaelah Ra, kau ini anggap aku apa sih? Sudah lah jangan ada rasa tidak enak segala, yang penting kita fokus untuk kesembuhan Lala, nanti aku mau coba mencari pinjaman untuk biaya operasinya Lala!"

Mendengar Dewi berkata seperti itu, Zara kembali menangis.

"Wi, kenapa kau begitu baik padaku? Maaf aku dan Aqila sudah menyusahkan mu!"

"Sudahlah Ra, kau tidak usah ngomong kaya gitu lagi, aku tidak suka! Oh iya setelah ini aku mau pulang ke rumah dulu ya Ra, sekalian ambil pakaian ganti untukmu!"

Zara pun mengangguk, lalu dengan segera Dewi bergegas pulang ke rumahnya.

Hari ini adalah jadwal Aqila cuci darah untuk pertama kalinya.

Sekitar pukul sepuluh pagi, Zara membawa Aqila ke salah satu ruangan yang berada di lantai empat, dimana di sana sudah banyak anak-anak yang hampir seusia dengan Aqila. Kini mereka sedang duduk di kursi khusus pasien yang sudah di sediakan oleh pihak rumah sakit, rupanya di sebelah ruangan Hemodialisa yakni ruangan untuk pasien melakukan cuci darah dan terdapat di ruangan khusus fisioterapi untuk anak-anak.

Aqila yang melihat anak-anak sebaya dengannya raut wajahnya yang terlihat bahagia tanpa memikirkan beban penyakit yang mereka derita merasa cukup tenang, ia pun selalu melemparkan senyum kepada setiap anak yang melintas di depannya.

Aqila dan pasien lainnya, yang jumlahnya sekitar lebih dari sepuluh orang anak seusia nya sedang menunggu giliran di panggil untuk melakukan tindakan cuci darah.

Ada satu pemandangan yang membuat Aqila serta Zara merasa terenyuh, dimana mereka berdua melihat seorang anak perempuan sekitar usia enam tahun, sedang menangis tersedu di atas kursi roda, anak perempuan tersebut di temani oleh seorang wanita yang berpenampilan layaknya seorang perawat.

"Sudah ku bilang aku tidak mau makan, Suster! Buang makanan itu, aku hanya ingin Papah yang mengantarku, bukannya suster Mira." bentaknya sambil melipatkan tangannya.

"Aduh Non, Papahnya Non Maura kan lagi sibuk di kantor, jadi suster yang anter Non kesini, kan biasanya juga sama Suster!" balas Suster Mira.

"Aku bosan, setiap terapi selalu Suster yang menemani, ini sudah tiga tahun lamanya Sus, aku ingin sekali-kali Papah yang mengantarku ke sini!" bentaknya kembali, kali ini Maura malah mengerucutkan bibirnya.

Suster Mira hanya bisa menghela nafasnya.

Akhirnya sambil menunggu di panggil ke dalam ruangan Hemodialisa yakni ruangan untuk cuci darah, Aqila meminta Bundanya untuk menghampiri anak perempuan tersebut.

Dan Zara pun menyetujuinya, ia bergegas membawa Aqila agar bisa lebih dekat posisinya dengan anak yang barusan sedang memarahi susternya.

"Assalamualaikum!" sapa Aqila

"Waalaikumsalam." balas Maura yang langsung menoleh ke arah Aqila.

"Maaf kamu siap ya? Perasaan aku baru lihat kamu!" ucap Maura dengan mata mendelik.

"Perkenalkan, namaku Aqila, cukup panggil Lala saja!" Aqila langsung mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

Beruntungnya Maura mau meraihnya lalu melemparkan senyumnya.

"Namaku Maura, senang bisa bertemu denganmu Lala!"

Kini keduanya mulai mengobrol dan terlihat cukup akrab, sedangkan Zara duduk bersebelahan dengan suster Mira.

"Kalau boleh tahu Maura sakit apa Sus?" tanyanya sambil menatap ke arah Maura dan juga Aqila.

"Non Maura lumpuh dari usia tiga tahun Mba, tapi begitulah, sepertinya Non Maura sudah tidak punya semangat lagi untuk sembuh!" jawab Suster Mira.

Sontak Zara terkejut, ketika mendengar penjelasan dari suster Mira.

"Loh, kok bisa begitu? Memangnya kedua orangtuanya kemana Sus?" tanya kembali Zara semakin penasaran sengan Maura.

"Ibunya Non Maura sudah meninggal ketika melahirkan Non Maura!"

Entah kenapa Zara jadi teringat mendiang kakaknya yang dimana mengalami nasib yang sama seperti mendiang Ibunya Maura, dari situ Zara merasa kasihan melihat kondisi Maura, yang seharusnya sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu, di tambah keadaannya yang harus menanggung sakit seperti ini selama tiga tahun, pastinya ia merasa sangat terpukul.

"Lantas bagaimana denga Papahnya Sus? Tadi aku sempat mendengar Maura mengeluh jika Papahnya tidak pernah mengantarnya untuk terapi, padahal seharusnya Papahnya Maura bisa menyempatkan waktu untuk menemani putrinya, meskipun kondisinya sesibuk apapun, tetap seorang anak adalah prioritas utama orang tuanya." ujarnya merasa miris akan nasib yang di alami oleh Maura.

Suster Mira malah kembali menghela nafasnya.

"Tuan besar sepertinya sudah tidak peduli lagi dengan putrinya semenjak kematian Nyonya besar, seolah Non Maura adalah sumber Masalah yang telah menyebabkan Nyonya besar meninggal dunia, padahal Tuan besar begitu sangat mencintai Nyonya, saya sudah hampir tujuh tahun bekerja di keluarganya Non Maura, dulu saya bekerja sebagai Asisten kepala ART di kediaman keluarga Syailendra, ops saya kenapa jadi keceplosan begini, aduh maaf ya Mba, saya tidak bisa memberikan informasi lagi, kalau sampai saya ketahuan, saya bisa di pecat, Mba bisa jaga rahasia ini kan?" tanya kembali Suster Mira yang mendadak menjadi ketakutan. Wajahnya pun berubah menjadi pucat pasi.

"Tenang saja Suster Mira, aku tidak akan pernah mengatakan kepada siapapun." balasnya meyakinkan Suster Mira

Suster Mira pun merasa sangat lega atas jawaban dari Zara.

Kemudian Aqila memanggil Bundanya untuk segera mendekat ke arahnya.

"Iya La, ada apa? Apa Lala merasakan sakit lagi di perut?" tanyanya khawatir, Maura terus saja memperhatikan Zara.

"Kau sangat beruntung La, karena memiliki seorang ibu yang begitu perhatian dan sangat menyayangimu!" celetuk Maura yang tiba-tiba saja mengeluarkan bulir bening dari pelupuk matanya. Zara yang melihat hal itu menjadi tidak tega, ia pun segera memeluk Maura dengan pelukan yang hangat, Maura merasa nyaman saat berada dalam pelukan Zara.

"Kamu yang sabar ya Maura, jangan bersedih terus, apakah kamu tidak capek terus saja menangis? Nanti wajahmu yang cantik malah luntur gara-gara terhapus oleh air matamu yang terus berjatuhan!" kali ini Zara sengaja menggoda Maura

Maura malah tertawa kecil saat Zara menggodanya seperti itu, suster Mira yang menyaksikannya langsung menatap tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

'Akhirnya Non Maura mau tersenyum dan tertawa seperti itu, beruntungnya bisa bertemu dengan Mba Zara di sini!' ucapnya dalam hati.

"Lala, bolehkan nanti aku pinjam Bundamu untuk sekedar memelukku? Aku nyaman di peluk oleh Bunda Zara, rasanya seperti di peluk oleh Mamah Naura meskipun aku belum pernah bertemu langsung, tapi di dalam mimpi, Mamah Naura selalu datang dan memelukku!" ucapnya kembali memeluk Zara.

Mendengar hal itu hatinya Zara merasa sangat teriris atas perkataan dari Maura.

"Boleh Maura, Bundaku Bundamu juga, iya kan Bun?" tanyanya kepada Bunda Zara.

"Iya sayang, apalagi Lala sudah memberikan ijin, iya kan La ?"

Maura pun mengangguk."Bunda Zara, bolehkan nanti aku mampir ke rumahnya Bunda?" tanya Maura penuh harap.

Zara pun tersenyum sambil mengusap lembut rambut panjang maura yang tergerai.

"Boleh dong Maura, nanti lain waktu Maura mampir ya ke rumahnya Bunda Zara, tapi sebenarnya itu bukanlah Rumahnya Bunda, tapi rumah temannya Bunda, orangnya sangat baik sekali karena mau menampung Bunda dan juga Aqila." jawabnya merasa sedikit malu.

"tidak apa-apa Bunda Zara, yang terpenting aku bisa bertemu kembali dengan Bunda dan juga Aqila." jawabnya sambil melempar senyum termanis nya.

padahal Maura baru saja bertemu dengan Aqila dan juga Zara, tapi entah kenapa ia merasa sudah dekat dan sangat nyaman dengan mereka. Maura bertekad untuk mengunjungi tempat tinggal Aqila dan juga Bunda Zara.

Tidak lama kemudian akhirnya mereka berpisah, dimana Aqila sudah di panggil oleh dokter untuk segera melakukan tindakan cuci darah, sedangkan Maura mulai bersemangat untuk melakukan terapi untuk kedua kakinya yang lumpuh.

Perusahaan Syailendra Group

"Jhon, apakah ada kabar mengenai si wanita menyebalkan itu setelah insiden malam itu terjadi?" tanyanya cukup membuatnya menjadi penasaran.

Jhon pun menatap aneh ke arah wajah Tuannya, menurutnya tidak biasnya Tuannya bersikap seperti ini, apalagi menyangkut seorang wanita.

'memang benar jika Benci dan Cinta itu setipis kulit ari, hati-hati Tuan, nanti anda bisa terserang virus cinta, ha..ha..ha!' ejeknya dalam hati.

"Menurut kabar yang saya dapatkan hari ini dari Pak Billy selaku kepala HRD perusahaan, bahwa Nona Zara tidak masuk bekerja karena putrinya masuk rumah sakit!"

"Apa, anak? Jadi wanita itu sudah punya anak dan juga suami?" tanyanya tidak percaya.

"Menurut informasi yang saya dapat, jika Nona Zara baru saja bercerai dengan suaminya, dan Nona Zara membawa putrinya ke kota jakarta untuk mencari nafkah!" jawabnya dengan mata mendelik.

Sagara langsung terdiam saat Jhon menjelaskan tentang Zara.

'tuh kan apa aku bilang, Tuan lama-lama bisa jatuh hati terhadap Nona Zara, jangan terlalu membenci wanita secara berlebihan, Tuan!' ucapnya kembali dalam hati.

"Baguslah Jhon, semakin hidupnya menderita dan tertindas aku merasa sangat puas!," jawabnya dengan tersenyum.

"Kenapa Tuan tega sekali kepada Nona Zara, apakah Tuan sudah tahu, jika di hotel Raflesia telah tersebar gosip tentang anda dan juga Nona Zara, banyak yang mencemooh Nona Zara karena rela menyerahkan tubuhnya kepada anda agar dirinya tidak di pecat."

Mendengar penjelasan dari Jhon, Sagara malah tertawa puas.

"ha..ha..ha..ha! Itulah yang aku inginkan Jhon, baguslah, akhirnya rencanaku berhasil, si wanita sok alim itu telah tercoreng nama baiknya atas perbuatanku malam itu, itu adalah ganjaran yang harus ia dapat setelah ia sudah mempermalukan aku di depan umum, sampai kapan pun aku tidak akan pernah melupakan hal itu, ini baru saja secuil aku membalasnya Jhon, nanti aku akan membuatnya jauh lebih menderita dan tersiksa!" ucapnya tersenyum menyeringai.

'Tidak ku sangka anda akan menjadi kejam seperti ini Tuan, apa yang menyebabkan anda menjadi begini? melihat Tuan saat ini jauh berbeda dengan diri Tuan yang dulu saya kenal.' keluhnya dalam hati.

Bersambung...

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

1
Heryta Herman
akhirnya lahir sdh bayi zara...
happy ending walau penuh drama..
terima kasih thor...
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋: sama-sama Bunda, terimakasih juga sudah mengikuti alur ceritanya sampai selsai
total 1 replies
Heryta Herman
masih ada masalah lagi?..haaah.... zara...jngn jadi bodoh..bilang ke ibu dan suami mu...biar mereka yg mengatasi masalah..
Heryta Herman
akhirnya penantian panjang ayah dan anak tersembunyi terkuak sdh...berbahagialah kalian berdua..sungguh saat yg mengharukan..terima kasih zara,sdh mau berterus terang dgn Aqila..
terima kasih juga untuk authornya...bisa bikinpersaan kita sprti roller coaster../Chuckle/
lanjut thor.../Smile/
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋: terimakasih Bunda 😊
total 1 replies
Heryta Herman
sdh tau bagaskara tdk ada hak atas harta itu masih juga gelap mata mau merwbut semua..dasar sampah..klo sdh keturunan sampah ya tetap sampah...begitu ya thor?
Heryta Herman
waah..masalah kenapa makin rumit dan melebar kemana" thor...
Heryta Herman
waaaw...tak habis" nya masalah harta warisan ini membuat semua orang kalap dan gelap mata untuk mengaku berhak atas harta tersebut...yg mengaku" saudara krna harta iru semakin bnyk bermunculan seakan tiada hbs nya..klo begini thor..kisa ceritamu akan semakin panjang lagi yaa..
hayyuuk lah thor.. lanjuut.../Smile//Smile/
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋: lanjut Bun, kepalang tanggung 🤭🤭
total 1 replies
Heryta Herman
berterus terang dgn saga itu lbh baik,zara...kalian bisa mencari solusi lbh baik untuk masa dpn aqila..semua demi qila..kasihan dia...
Heryta Herman
habis gelap terbitlah terang..sesudah menderita terlalu lama akhirnya bahagia menjemputmu zara..
Heryta Herman
felix oh felix.. kau sdh di butakan mata dan hati krna harta yg bukan hakmu...kira" hukuman apa pantas di terima untuk felix dan keluarganya,thor??..klo cuma hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati..itu terlalu enak buat felix..
Heryta Herman
hahaha seru thor...harga diri felix dan bharata di hempaskan di dpn orang bnyk..hukuman sprti ini lbh menyakitkan daripada hukuman penjara..dampak sakitnya akan di bawa sampai ajal menjemput..
keren thor.../Good/
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋: terimakasih Bun 🙏
total 1 replies
Heryta Herman
sungguh pintar si tua bharat menyembunyikan segala kejahatannya..tapi sepandai" tupai melompat..akhirnya jatuh juga..segala perbuatan akan mendptkan balasan..hukum tabur tuai itu ada..
semoga slps melalui segala kejadian dan penderitaan,akan ada akhir bahagia buat zara dan krluarga besarnya..
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋: aamiin 🤲
terimakasih Bun 🙏
total 1 replies
Heryta Herman
bisa jadi memang mereka saling mencintai,tapi terhalang restu orang tua krna beda kasta...
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋: betul Bun
total 1 replies
Heryta Herman
bisa jadi rey itu ayah lala
Selta Patu
Kecewa
Selta Patu
Buruk
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋: maaf ya kak, sebaiknya tidak usah memberikan penilaian apapun, karena menulis itu tidaklah mudah, hargailah jerih payah seorang penulis receh, di sini kk membaca gratis dan gak bayar loh
total 1 replies
Heryta Herman
hhuuh..kedatangan dewi ke rmh zara mencurigakan..ininpasti suruhan dari sagara...egois memang perlu,tapi pada tempatnya.. dan siap juga yg tdk sakit hati melihat suami bermesraan dgn perempuan lain di dpn mata..siapqpun akan..salah sangka...dari sikap sagara saja sdh slh..jngn.pula menyalahkan zara untuk menutupi kesalahan mu sagara..jngn egois...nti di tinggal pergi menagis kau sagara...ingat...jngn bermain api klo tdk mau terbakar diri...masing" introspeksi..
tdk sepenuhnya menyalahkan keduanya.. dan tdk juga membenarkan keduanya..semua keslh pahaman bisa di atasi bila ada komunukasi yg baik.../Pray/
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋: memang mencurigakan Bun 🤭
total 1 replies
Saya Sayekti
tangkap kasi k kolam buaya
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Saya Sayekti
Luar biasa
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋: terimakasih kak 🙏
total 1 replies
Heryta Herman
jahatnya si felix..kau mau ambil paksa harta yg bukan hakmu yg bukan kau usahakan sendiri...tunggu waktumu untuk mempertanggung jwbkan semua perbuatanmu felix...
Heryta Herman
dasar sagara..mengambil kesempatan dlm kesempitan..
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!