Tok tok tok
Terdengar suara pintu diketuk berulang kali membuat Sky yang masih memejamkan matanya lantas mengerjapkan matanya. Netranya memicing menatap ke arah jendela. Cahaya samar-samar masuk melalui celah gorden, artinya waktu masih terlalu pagi. Tapi siapa yang datang sepagi ini?
"Ck, siapa sih yang datang pagi-pagi sekali seperti ini?" decaknya kesal sambil memijat pelipisnya. Beberapa malam ini Sky habiskan waktunya dengan bermabuk-mabukan. Pikirannya benar-benar semrawut. Ketakutan akan kehilangan Vanilla membuatnya tidak bisa berpikir jernih maupun tidur dengan teratur. Isi kepalanya hanya ada nama Vanilla, Vanilla, dan Vanilla.
Ketukan di pintu seakan tak mau berhenti. Sky benar-benar kesal sebab kepalanya sedang pusing saat ini sebagai akibat efek mabuknya semalam.
Dengan perasaan dongkol, Sky Oun berjalan sempoyongan menuju pintu. Hanya dengan mengenakan celana bokser, sedangkan bagian atas shirtless, ia membuka pintu sambil mengumpat.
"Sialan. Siapa sih pagi-pagi ganggu tidur orang? Awas saja kalau cuma orang iseng?" geram Sky sambil memutar kunci yang masih menggantung di tempatnya.
Krieeettt ...
Pintu pun terbuka. Matanya memicing saat melihat sosok cantik yang berdiri di hadapannya. Sky sampai mengucek-ngucek matanya berkali-kali.
"Apa aku sedang bermimpi bertemu bidadari pujaan hatiku?" gumam Sky sambil tersenyum-senyum sendiri. "Oh bidadariku, kenapa kau makin hari makin terlihat cantik? Kau tahu, aku sangat merindukanmu, Vanilla-ku sayang."
Sky melangkah maju dan segera merengkuh Vanilla ke dalam pelukannya. Vanilla yang shock melihat siapa yang berdiri di depannya masih mematung tak percaya.
Matanya mengerjap beberapa kali. Mencoba mencerna apa yang sedang terjadi dan apa yang ada di hadapannya kini.
"Sky ... " lirih Vanilla ragu.
"Ya ampun, bahkan suaramu pun persis sama. Aku tidak menyangka bisa memimpikan kamu sampai seperti ini. Mungkin ini efek rasa rinduku yang sudah terlampau sebesar gunung, sedalam lautan, dan seluas samudra. Ah bahkan hangat tubuhmu terasa begitu nyata. Ini seperti bukan ... "
Tiba-tiba Sky dan Vanilla tertegun di tempatnya masing-masing. Sky pun segera melepaskan pelukannya dan menatap lekat wajah Vanilla, pun Vanilla menatap lekat wajah Sky dengan perasaan yang tak terkatakan.
Mereka bahkan sampai mengucek mata masing-masing untuk memastikan apa yang mereka lihat ini tidaklah salah.
"Vanilla ... Jadi ... ini bukan mimpi?" gumamnya dengan jantung yang berdegup amat sangat kencang. Sky menyadari, kini ia sudah ketahuan. Jelas saja. Mana mungkin lagi ia bisa berkilah setelah apa yang terpampang di depan mata. Ia sedang tidak mengenakan atribut penyamarannya.
"Langit, hm?" desis Vanilla sambil menggertakkan giginya.
"Vanilla, aku ... aku ... "
"Aku apa? Apa kau begitu senang mempermainkan aku, hah?"
"Tidak. Aku tidak pernah mencoba mempermainkanmu."
"Lalu apa ini? Kau menipuku? Menyamar sebagai sopir? Bernama Langit? Aku sudah seperti manusia paling bodoh sedunia. Ditipu mentah-mentah oleh laki-laki brengsekkk sepertimu. Kau benar-benar jahat, Sky!"
Mata Vanilla mengembun. Pantas saja ia selalu merasa familiar dengan Langit. Dari wajahnya, sorot matanya meskipun warna netranya berbeda, suaranya, bahkan aroma tubuhnya. Vanilla yang sudah menggilai Sky sejak kecil jelas saja merasa hafal dengan semua itu. Karena itu ia merasa seperti manusia terbodoh sedunia sebab telah ditipu mentah-mentah oleh Sky. Bagaimana bisa ia ditipu sedemikian rupa oleh laki-laki yang sedang dihidarinya tersebut.
"Kenapa? Kenapa kau lakukan ini, Sky? Kenapa?" pekik Vanilla dengan sorot mata penuh luka. Embun yang memenuhi netra Vanilla kini sudah luruh membasahi pipi.
Tak ingin tangisan Vanilla mengundang keributan warga sekitar, Sky lantas meraih tangan Vanilla dan membawanya masuk ke dalam rumah sewaannya. Kemudian ia mengunci pintu.
Vanilla tidak menolak, sebab ia terlampau sedih dan kecewa. Ia tergugu. Sungguh, Sky merasa sedih melihat Vanilla menangis seperti ini. Ia benar-benar merasa bersalah. Lagi-lagi ia membuat gadis yang ia cintai itu bersedih hati.
"Vanilla ... " lirih Sky yang sudah berdiri di hadapan Vanilla.
"Kenapa? Kenapa kau begitu jahat padaku, Sky? Kenapa?"
"Maafkan aku. Aku mohon, maafkan aku. Aku terpaksa melakukan ini karena aku ingin melihatmu dari dekat. Kalau aku langsung saja menemui mu, pasti kau akan menghindar dan kembali menjauh. Aku tidak mau hal itu terjadi. Meskipun aku terpaksa menjadi seorang sopir, aku tidak masalah. Asalkan aku bisa mendekat dan melihatmu dari dekat, aku sudah merasa senang. Namun ternyata aku terlalu serakah. Aku belum puas juga karena kau masih marah padaku. Kau masih kecewa bahkan mungkin benci padaku. Aku mohon, Vanilla, maafkan aku. Maafkan kebodohanku dulu yang sudah mengabaikan mu. Aku mohon, maafkan aku. Aku menyesal," lirih Sky penuh kesungguhan.
Vanilla mengangkat wajahnya dan menatap balik netra Sky untuk melihat kesungguhan dari kata-kata laki-laki tersebut.
Vanilla menggeleng tak percaya.
"Tidak. Kau pasti sedang berbohong padaku, kan? Kau pasti sudah menipuku? Kau hanya berpura-pura menyesal kan? Untuk apa? Untuk apa kau menemui ku kembali? Pasti kau sedang merencanakan sesuatu kan?"
Kini giliran Sky yang menggeleng tegas, "untuk apa? Aku tidak sesenggang itu untuk menghabiskan waktuku dengan mempermainkan mu. Kalau kau mengira aku memiliki rencana, ya memang aku punya rencana. Aku memiliki rencana untuk menjadikan mu milikku. Aku ingin mengambil milikku yang hampir terlepas dari tanganku. Kau milikku, Vanilla. Kau hanya milikku."
Mendengar kata-kata kepemilikan dari Sky sontak membuat Vanilla tergelak. Namun air matanya terus berderai. Mengapa laki-laki ini baru datang di saat ia sudah bersiap menyongsong masa depan dengan laki-laki lain?
"Aku bukan milikmu, Sky. Baik dulu, sekarang, bahkan di masa depan, aku takkan pernah menjadi milikmu. Kau sudah kehilangan kesempatan untuk menjadikanku milikmu. Kau dengar itu. Lagipula untuk apa kau ingin menjadikan aku milikmu? Sedangkan kau saja tidak pernah mencintaiku."
"Siapa bilang aku tidak pernah mencintaimu? Kau pikir untuk apa aku terbang jauh-jauh kemari dan rela menjadi sopir kalau bukan karena aku mencintaimu. Aku mencintaimu, Vanilla. Aku mohon, jangan menikah dengan laki-laki itu. Aku tahu, kau pasti masih mencintaiku kan?"
Lagi, Vanilla tergelak sambil menyeka air matanya yang mengalir deras di pipi.
"Mencintaimu? Hahaha ... apa kau pikir aku masih mau mencintaimu setelah apa yang kau lakukan di masa lalu? Sayangnya tidak. Maaf kalau aku harus mengatakan ini, aku sudah tidak mencintaimu lagi. Aku mencintai Henry. Bahkan aku sebentar lagi akan menikah," ucap Vanilla membuat Sky menggelengkan kepalanya cepat.
"Tidak. Kau pasti bohong. Kau masih mencintaiku. Sudahlah Vanilla, berhenti menipu dirimu sendiri. Kau tahu pasti, kau masih mencintaiku. Baik dulu, sekarang, maupun di masa depan, hanya aku ... hanya aku satu-satunya laki-laki yang kau cintai. Bukan yang lain," ucap Sky menggertakkan gigi tidak terima dengan kata-kata Vanilla.
"Heh, memangnya kau siapa seakan bisa membaca isi hatiku? Kau tidak lebih dari sekedar masa laluku. Jadi jangan sok tahu mengenai isi hatiku karena aku tidak pernah hmmmmphhh ... "
Belum sempat Vanilla menyelesaikan kata-katanya, Sky sudah lebih dulu menarik pinggang Vanilla kemudian meletakkan sebelah tangannya di belakang leher Vanilla. Lalu tanpa aba-aba, Sky segera meraup bibir Vanilla dan memagutnya.
Vanilla meronta. Ia tidak terima Sky menciumnya seenaknya. Tapi semakin Vanilla meronta, semakin bersemangat pula Sky mencium bibirnya. Vanilla mencoba mengatupkan bibirnya dengan rapat, tapi Sky justru menggigit bibir Vanilla membuatnya reflek memekik. Tak mau menyiakan kesempatan, Sky pun segera melesakkan lidahnya ke dalam mulut Vanilla dan mengobrak-abrik isinya.
Awalnya pagutan itu terasa kasar, namun karena Vanilla mulai mengendurkan perlawanannya, Sky pun mencumbunya dengan lembut. Vanilla tidak merespon. Bukan karena tidak mau, Sky sangat yakin karena Vanilla tidak bisa. Dalam cumbuannya, Sky tersenyum girang. Sepertinya ini ciuman pertama Vanilla. Artinya selama menjalin hubungan dengan Henry, mereka tidak pernah berciuman sama sekali.
Bagaimana Sky tidak semakin bahagia sebab ini bukan hanya first Kissnya, tapi juga first kiss Vanilla.
...***...
...HAPPY READING ❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Lina Herlina
itu si sky udh gosok gigi belum ya...bangun tidur udh maen cium2/Facepalm//Facepalm/
2024-05-15
0
yetiku86
sky bau jigong iuh...jorok 😄
2024-05-17
0
Yuli Purwati
ya ampun.....sky berubah jadi soang mode on main sosor😂😂😂
2023-11-16
0