Four

"Kenapa wajahmu masam begitu, Sky? Apa cintamu baru saja ditolak?" seloroh teman Sky. Saat ini ia sedang bersantai di cafe langganan mereka.

Bukannya menjawab selorohan temannya, Sky justru menatap tajam temannya tersebut. Tapi temannya tidak peduli, ia terus menggoda Sky tanpa ampun.

"Sudahlah, masih banyak perempuan lain di dunia ini. Jadi kau tidak perlu ... "

"Kau bisa diam tidak?" bentak Sky dengan mata melotot.

"Hehehe ... Peace!" Teman Sky bernama Bryan pun mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya. "Tapi apa benar kau sedang patah hati?" Lanjut Bryan yang sepertinya tak ada takut-takut nya dengan Sky.

Plakkk ...

Sky pun memukul kepala Bryan dengan kaleng bir di tangannya. Sky yang hatinya masih panas mendengar percakapan Earth dan Vanilla tadi sontak melampiaskan kekesalannya pada Bryan.

"Aaaargh ... "

"Sepertinya kau sudah bosan hidup. Apa perlu kau aku jadikan santapan paman Albert?" desis Sky membuat mata Bryan membulat.

Gustav terkekeh, "sepertinya dia sudah tak sabar lagi menjadi santapan paman Albert, Sky. Bukankah di usianya yang sudah tua, ia membutuhkan banyak makanan berprotein tinggi agar vitalitas paman Albert tetap terjaga," timpal Gustav membuat mata Bryan melotot.

"Sialan! Tidak usah menjadi provokator, Gustav brengsekkk! Lebih baik kau urus wanita-wanita mu itu daripada ikut-ikutan," omel Bryan kesal. Lalu ia mengalihkan tatapannya pada Sky yang kini sedang menenggak bir dari kaleng ketiganya.

"Kalian bisa diam tidak?"

"Kau ini kenapa, biasanya tidak secerewet ini? Menyebalkan."

"Hei, hei, hei, liat siapa ini? Bukankah ini Vanilla?" ucap Gustav saat melihat ponselnya. "Wow, bagaimana bisa ia berfoto berdua dengan cucu perdana menteri negara C? Benar-benar menakjubkan," imbuh Gustav sambil berdecak kagum.

"Benar. Dia Henry. Aku mengenalnya," timpal Bryan.

"Benarkah?"

"Iya, bukankah aku cerita saat liburan musim panas tadi aku pergi ke negara C. Ternyata ayah Henry berteman dengan ayahku. Mereka mengundang kami hadir di hari ulang tahun pernikahannya dan di sana aku diperkenalkan dengan Henry. Kau tahu, dia bukan laki-laki sembarangan, ayahnya juga seorang pejabat pemerintah, sementara Henry sendiri memiliki usaha di dunia entertainment. Aku memang tidak terlalu tahu pastinya, tapi melihat banyak orang yang memberinya hormat saat berjalan sudah dapat dipastikan dia bukanlah orang biasa terlepas dari orang tuanya yang seorang pejabat pemerintah," jelas Bryan membuat dada Sky yang panasnya saja belum mereda jadi kian memanas.

"Tapi lihat ini, mereka sepertinya ada di Prancis. Bagaimana mereka bisa saling mengenal dan sama-sama berada di sana? Apa mereka sebenarnya memiliki hubungan? Ah, pantas saja Vanilla sebulan ini menghilang, ternyata ia sedang menemui kekasihnya atau sengaja janjian jalan-jalan ke Prancis."

"Tapi apa mungkin selama itu?" Bryan dan Gustav sibuk bercerita mengabaikan keberadaan Sky yang dadanya sudah kembang kempis karena kesal.

Sky pun merebut ponsel Gustav. Sejak tadi ia penasaran dengan sosok Henry itu. Dadanya makin terasa terbakar saat melihat postingan kebersamaan Vanilla dengan seorang laki-laki di tempat wisata yang ada di Prancis.

"Wah, pantas saja Vanilla tidak pernah lagi mengganggumu! Sepertinya itu karena ia sudah bertemu dengan seseorang yang dapat menerima dan menghargainya. Setidaknya mulai sekarang kau bisa tenang, Sky, karena tidak ada lagi gadis berisik yang terus mengikuti mu kemanapun kau pergi," ujar Gustav senang, namun terdengar bagai ejekan di telinga Sky.

Ya, Bryan dan Gustav selama ini tahu kalau Sky merasa risih dengan keberadaan Vanilla yang sering mengekorinya kemanapun ia pergi. Sky kadang merasa malu dengan sikap Vanilla tersebut.

Namun membayangkan Vanilla dekat hingga mengikuti laki-laki lain membuat Sky tidak senang. Rasa hatinya tergelitik. Ia tidak terima. Setelah bertahun-tahun Vanilla selalu mengekorinya kemanapun, lalu tiba-tiba saja ia menjauhinya. Sky tidak terima. Sky tidak senang.

Dengan wajah kesal, Sky pun segera berlalu. Ia ingin mampir ke kantor sang ayah saja. Tapi melihat jarum jam di pergelangan tangan, ia rasa percuma sebab ini sudah menunjukkan jam pulang sang ayah.

Jadi ia memilih pergi kemana saja yang bisa membuat pikirannya bisa sedikit tenang, tanpa berisik dengan sekelumit keresahannya akan keberadaan Vanilla.

...***...

Sementara Sky sedang uring-uringan, di belahan dunia lain, tampak Vanilla baru saja hendak pulang ke flat yang ditempatinya selama di Prancis. Henry lah yang mengantarkannya pulang.

"Terima kasih Henry karena sudah mau mengantarku," ucap Vanilla tulus.

"Tak masalah. Justru aku yang seharusnya berterima kasih karena kau sudah mau ikut kami jalan-jalan. Semoga kau tidak jalan-jalan dengan kami."

"Oh, tentu saja tidak. Aku justru senang. Padahal kita baru saling mengenal, tapi kalian sudah begitu baik padaku. Apalagi aku ke sini sendirian. Bosan juga bila hanya mengurung diri di kamar."

Henry tersenyum ramah.

"Kalau kau senang, artinya kau bersedia kan besok malam malam denganku?"

Vanilla sedikit berpikir, "baiklah. Sepertinya tak ada masalah."

"Bagus. Kalau begitu, sampai jumpa besok, Vanilla." Henry melambaikan tangan sambil berlalu dari hadapan Vanilla.

Setelah Henry menghilang, Vanilla pun masuk ke flatnya yang lebih mirip apartemen studio. Sebenarnya Axton ingin menyewakan apartemen yang lebih besar, tapi Vanilla menolak. Ia beralasan akan merepotkan membersihkan apartemen yang besar apalagi ia tinggal seorang diri. Axton lantas hanya bisa pasrah. Toh Vanilla di sana hanya selama 3 bulan saja.

Vanilla baru saja selesai mandi. Saat melihat ponselnya berkedip, tanpa melepas handuk dan berganti pakaian lagi, Vanilla langsung berjalan menuju ponselnya yang tergeletak. Hingga ia melihat ada sebuah pesan dari nomor seseorang yang sudah dihapusnya dari kontak. Bukan tanpa alasan ia menghapus nomor tersebut sebab selama menyimpannya, tak pernah sekalipun laki-laki itu membalas pesan maupun panggilan darinya apalagi menghubunginya terlebih dahulu. Vanilla yang kadung kecewa lantas menghapus nomor tersebut.

"Kenapa dia? Tumben," gumam Vanilla yang tiba-tiba penasaran dengan isi pesan tersebut. Vanilla lantas mendudukkan bokongnya di tepi tempat tidur sambil membuka pesan tersebut.

[Jangan sembarangan dekat dengan laki-laki!]

"Ck, apa-apaan dia? Memangnya kenapa kalau aku dekat dengan laki-laki lain? Peduli apa dia?" sungut Vanilla.

Bila dulu ia sangat mengharapkan pesan dari Sky, maka kali ini ia justru jengkel menerima pesan tersebut.

[Terserah aku mau dekat dengan siapapun dan laki-laki manapun. Kau tidak memiliki hak untuk melarang.] balas Vanilla.

[Kau harus ingat, itu bukan negaramu. Apa kau tidak khawatir kalau ia berbuat macam-macam.]

[Memangnya apa urusanmu? Heh, ingat, kita ini dua manusia asing jadi tak pantas rasanya kau ikut campur dengan segala urusanmu.]

[Terserah kau mau berkata apa, yang penting kau harus ingat ucapanku ini, tidak semua orang yang terlihat baik itu memang benar-benar baik. Jangan sampai kau menyesal setelah terjadi sesuatu yang tidak kau inginkan.]

Membaca pesan tersebut, Vanilla jadi benar-benar kesal. Ia lantas segera menekan panggilan video pada Sky yang ternyata untuk pertama kalinya panggilan tersebut langsung diangkat oleh Sky. Vanilla sampai merasa takjub sendiri. Setelah bertahun-tahun mengenal Sky, baru kali ini Sky mau mengangkat panggilannya.

"Heh, kau, apa maksudmu berkata seperti itu, hah? Apa kau ingin menyumpahi ku agar terjadi sesuatu yang buruk pada diriku? Iya?"

Bukannya menjawab, Sky justru mematung sambil menatap lekat ke arah Vanilla.

"Sky, apa kau mendadak bisu, hah? Ayo, jawab!" pekik Vanilla mencak-mencak.

Namun Sky masih terpaku menatap Vanilla lekat.

Merasa heran melihat Sky menatapnya tanpa kedip, Vanilla pun mengarahkan pandangannya pada dirinya sendiri. Sontak matanya melotot. Ia baru sadar saat ini ia masih mengenakan bathrobe. Yang menjadi masalah bukan bathrobenya, tapi dirinya sendiri. Karena di flat tersebut tidak ada siapa-siapa, jadi Vanilla pun mengenakan bathrobenya secara asal. Bathrobe itu bukan hanya memamerkan pundak mulusnya, tapi juga aset bagian depannya. Karena mengenakkan secara asal, tanpa sadar asetnya dalam keadaan sedikit menyembul. Artinya, sejak tadi Sky terpaku memandang tubuhnya yang nyaris telanjang.

Vanilla sontak saja memekik sambil menutup kedua dadanya dengan satu tangan.

"Aaaakkk ... Sky, kau mesum!"

Ceklek ...

Vanilla pun segera menutup panggilan video itu sepihak. Setelahnya, ia misuh-misuh sendiri karena tatapan Sky tadi yang tak luput dari memerhatikan pundak dan aset kembarnya.

Sementara itu, di bagian negara lain, Sky tertawa terpingkal-pingkal setelah Vanilla memutus panggilan videonya. Sky yang sedang berbaring di ranjang sampai berguling ke sana ke mari membuat Shenina yang melewati kamarnya hendak menuju ke kamar Cloudy merasa heran. Baru kali ini ia melihat Sky tertawa terpingkal-pingkal seperti itu.

"Sepertinya kau sedang sangat senang, Sky," tegur Shenina.

"Eh, ekhem, mommy. Sejak kapan mommy berada di situ?"

"Kenapa?"

Wajah Sky memerah karena malu.

"Apa kau sudah memiliki kekasih, Sky?"

"Kekasih?"

"Iya. Mommy lihat kau tampak senang sekali persis seperti orang yang baru saja jatuh cinta."

"Jatuh cinta? Mana ada, Mom. Aku hanya sedang mengobrol dengan teman tadi, lalu ia melakukan sesuatu yang lucu membuatku tertawa seperti itu," kilah Sky.

"Teman?"

"Ya, teman."

"Teman wanita atau laki-laki?" tanya Shenina penuh selidik.

Sky menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Mom, kenapa mommy malah ke kamar kak Sky sih? Aku sudah nungguin mommy dari tadi lho," rengek Cloudy, si bungsu keluarga Sanches.

"Ah, iya, maaf Cloudy, mommy hampir saja lupa." Shenina pun gegas berdiri hendak menghampiri sang putri.

Sky bernafas dengan lega. Namun itu hanya sementara saat Shenina tiba-tiba membalikkan badannya dan mengatakan sesuatu.

"Sepertinya temanmu itu perempuan, right? Kalau tidak keberatan, kapan-kapan undanglah dia kemari. Mommy ingin sekali mengenal perempuan yang berhasil membuat putra mommy yang begitu pelit tersenyum ini bisa tertawa terpingkal-pingkal seperti tadi." Shenina mengedipkan sebelah matanya. Sky justru membeku. Entah bagaimana reaksi Shenina saat tahu justru perempuan yang selalu Sky hindarilah yang bisa membuatnya tertawa seperti ini.

Sky menggaruk kepalanya. Kemudian sudut bibirnya naik ke atas.

"Ternyata gadis berisik sepertimu cukup seksi juga."

...***...

Maaf baru update soalnya semalam ketiduran pas ngetik. Waktu kebangun udah jam 1. Terus lanjut lagi deh. Selesai ngetik jam 02.04. 😅

Setelah ini lanjut tidur lagi dah. 😂🤣

...***...

...HAPPY READING ❤️❤️❤️...

Terpopuler

Comments

Laela Hidayati Putri_098

Laela Hidayati Putri_098

cuekin aja terus sky vanila biar sky tau apa mau hatinya....apa benar dia mencintaimu atau tdk....

2023-11-07

1

🌈Rainbow🪂

🌈Rainbow🪂

Sky harus di panasin dulu,biar dia menyadari perasaannya sm Vanilla ice cream😅

2023-11-03

0

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳☠ᵏᵋᶜᶟ♋ɳҼCђαηᏦ͢ᮉ᳟ᶥⁱᵒⁿ

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳☠ᵏᵋᶜᶟ♋ɳҼCђαηᏦ͢ᮉ᳟ᶥⁱᵒⁿ

bner sky apa dibilang sama vanila

2023-11-02

0

lihat semua
Episodes
1 One
2 Two
3 Three
4 Four
5 Five
6 Six
7 Seven
8 Eight
9 Nine
10 Ten
11 Eleven
12 Twelve
13 Thirteen
14 Fourteen
15 Fifteen
16 Sixteen
17 Seventeen
18 Eighteen
19 Nineteen
20 Twenty
21 Twenty One
22 Twenty Two
23 Twenty Three
24 Twenty Four
25 Twenty Five
26 Twenty Six
27 Twenty Seven
28 Twenty Eight
29 Twenty Nine (Earth 1)
30 Thirty (Earth 2)
31 Thirty One (Earth 3)
32 Thirty two (Earth 4)
33 Thirty three (Earth 5)
34 Thirty Four (Earth 6)
35 Thirty Five (Earth 7)
36 Thirty Six (Earth 8)
37 Thirty Seven (Earth 9)
38 Thirty Eight (Earth 10)
39 Thirty Nine (Earth 11)
40 Fourty (Earth 12)
41 Fourty One (Earth 13)
42 Fourty Two (Earth 14)
43 Fourty Three (Earth 15)
44 Fourty Four (Earth 16)
45 Fourty Five (Earth 17)
46 Fourty Six (Earth 18)
47 Fourty Seven (Earth 19)
48 Fourty Eight (Earth 20)
49 Fourty Nine (Earth 21)
50 Fifty (Earth 22)
51 Fifty One (Earth 23)
52 Fifty Two (Earth 24)
53 Fifty Three (Earth 25)
54 Fifty Four (Earth 26)
55 Fifty Five (Earth 27)
56 Fifty Six (Earth 28)
57 Fifty Seven (Earth 29)
58 Fifty Eight (Earth 30)
59 Fifty Nine (Earth 31)
60 Sixty (Earth 32)
61 Sixty One (Earth 33)
62 Sixty two (Earth 34)
63 Sixty Three (Earth 35)
64 Sixty Four (Earth 36)
65 Sixty Five (Earth 37)
66 Sixty Six (Earth 38)
67 Sixty Seven (Earth 39)
68 Sixty Eight (Earth 40)
69 Sixty Nine (Earth 41)
70 Seventy (Earth 42)
71 Seventy One (Earth 43)
72 Seventy Two (Earth 44)
73 Seventy Three (Earth 45)
74 Seventy Four (Earth 46)
75 Seventy Five (Earth 47)
76 Seventy Six (Earth 48)
77 Seventy seven (Earth 49)
78 Seventy Eight (Earth 50)
79 Seventy Nine (Earth 51)
80 Eighty (Earth 52)
81 Eighty One (Earth 53)
82 Eighty Two (Earth 54)
83 Eighty Three (Earth 55)
84 Eighty Four (Earth 56)
85 Eighty Five (Earth 57)
86 Eighty Six (Earth 58)
87 Eighty Seven (Earth 59)
88 Eighty Eight (Earth 60)
89 Eighty Nine (Earth 61)
90 Ninety (Earth 62)
91 Ninety One (Earth 63)
92 Ninety Two (Earth 64)
93 Ninety three (Earth 65)
94 Bonchap 1
95 Bonchap 2
96 Bonchap 3
97 Bonchap 4
98 Bonchap 5
99 Bonchap 6
100 Bonchap 7
101 Bonchap 8
102 Bonchap 9
103 Bonchap 10
104 Bonchap 11
105 Bonchap 12 (End)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
One
2
Two
3
Three
4
Four
5
Five
6
Six
7
Seven
8
Eight
9
Nine
10
Ten
11
Eleven
12
Twelve
13
Thirteen
14
Fourteen
15
Fifteen
16
Sixteen
17
Seventeen
18
Eighteen
19
Nineteen
20
Twenty
21
Twenty One
22
Twenty Two
23
Twenty Three
24
Twenty Four
25
Twenty Five
26
Twenty Six
27
Twenty Seven
28
Twenty Eight
29
Twenty Nine (Earth 1)
30
Thirty (Earth 2)
31
Thirty One (Earth 3)
32
Thirty two (Earth 4)
33
Thirty three (Earth 5)
34
Thirty Four (Earth 6)
35
Thirty Five (Earth 7)
36
Thirty Six (Earth 8)
37
Thirty Seven (Earth 9)
38
Thirty Eight (Earth 10)
39
Thirty Nine (Earth 11)
40
Fourty (Earth 12)
41
Fourty One (Earth 13)
42
Fourty Two (Earth 14)
43
Fourty Three (Earth 15)
44
Fourty Four (Earth 16)
45
Fourty Five (Earth 17)
46
Fourty Six (Earth 18)
47
Fourty Seven (Earth 19)
48
Fourty Eight (Earth 20)
49
Fourty Nine (Earth 21)
50
Fifty (Earth 22)
51
Fifty One (Earth 23)
52
Fifty Two (Earth 24)
53
Fifty Three (Earth 25)
54
Fifty Four (Earth 26)
55
Fifty Five (Earth 27)
56
Fifty Six (Earth 28)
57
Fifty Seven (Earth 29)
58
Fifty Eight (Earth 30)
59
Fifty Nine (Earth 31)
60
Sixty (Earth 32)
61
Sixty One (Earth 33)
62
Sixty two (Earth 34)
63
Sixty Three (Earth 35)
64
Sixty Four (Earth 36)
65
Sixty Five (Earth 37)
66
Sixty Six (Earth 38)
67
Sixty Seven (Earth 39)
68
Sixty Eight (Earth 40)
69
Sixty Nine (Earth 41)
70
Seventy (Earth 42)
71
Seventy One (Earth 43)
72
Seventy Two (Earth 44)
73
Seventy Three (Earth 45)
74
Seventy Four (Earth 46)
75
Seventy Five (Earth 47)
76
Seventy Six (Earth 48)
77
Seventy seven (Earth 49)
78
Seventy Eight (Earth 50)
79
Seventy Nine (Earth 51)
80
Eighty (Earth 52)
81
Eighty One (Earth 53)
82
Eighty Two (Earth 54)
83
Eighty Three (Earth 55)
84
Eighty Four (Earth 56)
85
Eighty Five (Earth 57)
86
Eighty Six (Earth 58)
87
Eighty Seven (Earth 59)
88
Eighty Eight (Earth 60)
89
Eighty Nine (Earth 61)
90
Ninety (Earth 62)
91
Ninety One (Earth 63)
92
Ninety Two (Earth 64)
93
Ninety three (Earth 65)
94
Bonchap 1
95
Bonchap 2
96
Bonchap 3
97
Bonchap 4
98
Bonchap 5
99
Bonchap 6
100
Bonchap 7
101
Bonchap 8
102
Bonchap 9
103
Bonchap 10
104
Bonchap 11
105
Bonchap 12 (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!