Pengakuan akhir hayat

Maulana kaget karena sudah malam untung tiba tiba saja datang menggedor pintu nya, Setelah memastikan bahwa benar itu untung. Maka baru lah maulana membuka pintu.

"Ngapain malam malam datang kesini mas?" Heran maulana.

"Numpang tidur boleh enggak." Tanya untung.

Di pundak untung memang sudah ada ransel besar, Semua baju dan barang berharga nya sudah ia bawa.

"Boleh tenan, Kebetulan orang tua ku juga lagi pergi keluar kota." Sambut maulana girang.

"Hanya beberapa hari saja sampai aku menemukan kos." Ujar untung masuk kedalam rumah maulana.

"Lama juga tidak masalah kok mas, Malah seneng aku kalau punya kawan begini." Ucap maulana.

Untung duduk di ruang tamu tempat maulana, Rumah teman nya ini lumayan besar karena bapak nya maulana seorang polisi.

"Tidur sekamar sama aku saja ya mas." Ajak maulana.

"Enggak usah lana, Aku tidur di sini saja." Tolak untung.

"Kasur ku besar kok, Muat untuk berdua." Paksa maulana.

"Aku tidak bisa tidur barengan dengan orang lain." Untung memberi alasan.

Maulana pun akhir nya mengangguk kan kepala, Untung takut jika tidur dengan maulana maka suketi tidak akan datang menemui nya.

"Sekarang sudah malam, Ayo tidur saja dulu." Ajak maulana.

"Iya, Sudah hampir tengah malam." Desis untung.

"Aku tidur kamar mas, Tapi pintu nya ku buka saja." Ujar maulana berlalu masuk kamar.

Hanya dalam beberapa menit, Kabut asap mulai muncul dan perlahan membentuk tubuh manusia.

"Mas untung." Sapa nya lembut di telinga untung.

Melihat kekasih nya telah datang, Untung langsung memeluk nya erat. Rasa rindu dan sedih bercampur jadi satu.

"Waah aku lupa belum kencing." Gumam maulana bangkit lagi dari ranjang.

Maulana pun berjalan ingin keluar dari kamar nya yang tidak tertutup, Namun telinga nya mendengar sebuah suara wanita.

"Mas untung apa lagi telfonan?" Batin maulana.

Semakin mendekati pintu maulana semakin merinding, Seolah ada sesuatu yang menakut kan ada di sana.

Hingga ia pun mencoba mengintip dulu, Betapa kaget nya maulana. Di hadapan untung kini ada sosok yang sangat menyeram kan! Semula maulana ingin memberitahu untung, Namun maulana semakin kaget karena untung malah kembali memeluk sosok itu.

"Apa itu suketi?" Batin maulana berdebar debar.

Wanita berbaju putih namun penuh darah, Bahkan kepala nya terlihat seakan mau lepas dari batang leher.

"Apa untung melihat nya dalam kondisi berbeda?" Batin maulana lagi.

Tak kuasa ia memikir kan hantu yang untung peluk itu, Bahkan kencing nya langsung hilang karena rasa takut dalam diri nya.

Langsung maulana bergelung dalam selimut nya, Keringat dingin membasahi dahi nya. Ia tidak keberatan untung tinggal bersama diri nya, Namun jika untung membawa hantu! Maka maulana tidak sanggup.

Kembali keuntung yang kini berbaring di pangkuan suketi, Tidak ada bau atau pun hal seram yang ia lihat dari kekasih nya ini.

"Tidur lah mas." Suketi membelai kepala untung.

"Aku tidak ingin tidur seperti ini dik, Saat bangun engkau sudah tidak ada." Untung berucap sedih.

"Terima lah takdir kita mas." Sahut suketi.

Suketi mulai menyanyikan lagu jawa lingsir wengi, Mata untung yang semula tidak mau terpejam kini perlahan mulai layu dan tertidur.

Nyanyian suketi kini menjadi pengantar tidur nya untung, Berbeda dengan maulana yang kembang kempis ketakutan.

"Ini nyanyian kuntilanak." Batin maulana.

Terus saja maulana mengucap kan ayat kursi, Sehingga suketi mulai resah dan kepanasan berada di rumah maulana.

...****************...

Pakde tomo berlari keluar dari rumah nya sambil ketakutan, Bagai mana mungkin ia tidak ketakutan. Sedang lelap nya tidur, Tiba tiba ada kepala suketi berjalan mendekati nya.

"Tolooongg ada setan!" Teriak pakde tomo terus berlari.

Namun tidak ada seorang warga pun yang keluar, Terus saja pakde tomo berlari tak tentu arah karena ketakutan.

"Pergi kau iblis! Jangan ganggu aku." Teriak pakde tomo.

"Ihihihihi."

Lengkingan tawa suketi seolah membuat nyawa pakde tomo mau melayang, Ia berlari dengan terengah engah.

"Tolooong selamat kan aku dari setan." Teriak pakde tomo.

Ustad amir yang baru selesai shota tahajud pun kaget mendengar teriakan pakde tomo, Ternyata setelah pak ustad dengar. Warga lain nya pun mulai mendengar.

"Ihihihi, Kau harus mati tomo." Suketi terbang sembari tertawa kencang.

Kini langkah pakde tomo malah sampai di pabrik penggilingan beras yang tiga lantai, Ia berlari naik tangga.

"Pergi, Jangan bunuh aku!!"

Wusshh.

Pakde tomo jatuh terjengkang di lantai ketika suketi menabrak pundak nya, Kini posisi pria tua ini berada di pinggiran gedung.

"Awas pakde tomo..."

Warga banyak yang menjerit ngeri karena takut pakde tomo terjatuh dari lantai tiga itu, Habis lah jika ia jatuh dari sana.

"Ampuni aku suketi, Tolong biar kan aku hidup." Hiba pakde tomo.

"Aku mau mengajak ku lagi pakde, Ayo kita main lagi." Ajak suketi.

Pakde tomo mendelik ketika suketi mengangkat gaun putih nya yang penuh darah itu, Di ******** suketi ada kepala pakde tomo yang sedang menjilati nanah dan darah.

"Saat itu kan sangat menikmati nya kan." Seringai suketi.

Memang pakde tomo pernah melakukan nya saat suketi mereka perkosa saat itu, Namun sekatang ia merasa seakan mau muntah.

"Jangan jijik begitu, Kau bahkan menelan nya saat itu." Ujar suketi.

"Maaf kan lah aku su, Aku akan mengaku pada polisi dan warga." Ujar pakde tomo.

"Kau akan mengaku?" Tanya suketi dengan kepala nya yang terus bergemeletek.

"Aku akan melakukan nya, Aku berjanji suketi." Sahut pakde tomo.

"Maka mengaku lah di akherat!"

Tubuh pakde tomo melayang dari lantai tingga dan kemudian jatuh menimpa tanah, Pecah terburai perut nya karena tersangkut besi.

"Ya allah."

"Astaqfirrulah halazim."

Semua warga mengucap karena kaget dan ketakutan, Hanya ustad amir yang melihat suketi berdiri di lantai tiga sambil memandangi tubuh pakde tomo.

"A akk aku memperkosa nyaaa.. Akk uu ju ga mem motong ttt tubuh nya..

Pakde tomo berucap dengan susah payah dan kemudian mati di tempat, Warga menutup mulut karena kaget dengan perbuatan pakde tomo. Hanya mereka masih berpikir siapa yang orang tua ini maksud kan.

"Aku tidak akan datang melayat orang bejat ini." Cetus pak bejo sangat marah.

"Benar pak jo! Aku juga tidak akan datang." Sahut yang lain.

"Untuk apa kita datang melayat pria jahat seperti dia." Warga berucap dengan penuh emosi.

Mereka semua marah dan benci ketika mendengar pengakuan pakde tomo yang memperkosa dan memutilasi tubuh orang, Mereka kompak tidak akan datang.

"Bapak ibu sekalian, Tidak baik kita dendam seperti itu! Mari maaf kan lah kesalahan pak tomo di masa lalu, Lagi pula dia sudah mendapat kan balasan nya." Nasihat ustad amir.

Para warga terdiam karena masih ragu mau datang atau tidak kerumah duka pakde tomo, Apa lagi kini mayat pria tua ini masih tergeletak begitu saja.

Terpopuler

Comments

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Akhir nya giliran Tomo yang mati,apakah setelah Tomo gantian Seno si Lurah bejat😏😏

2024-03-08

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

satu persatu mereka mati dngn mengenaskan 😱😱😱tp itu lah karma buat mereka 👎👎👎

2023-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!