Nanah dan darah

Semenjak kematian mbok giem yang konon kata nya gantung diri, Kini arwah suketi semakin gencar menampak kan diri.

Walau hanya menakuti warga dan tidak sampai menakuti nya, Namun warga juga ketakutan dan selalu mengunci pintu di kala azan mahgrif.

"Aku menunggu mu suketi." Lirih untung.

Yah untung sangat ingin di datangi oleh suketi, Karena sampai saat ini hanya dia yang tidak pernah bertemu dengan arwah kekasih cantik nya itu.

"Jangan sampai melakukan hal sesat mas untung." Nasihat maulana ketika mereka sedang nongkrong di pos.

"Iya, Kau pulang saja sana." Suruh untung tidak ingin di temani.

"Aku ya senenar nya mau pulang, Tapi takut ketemu di tengah jalan. Apa lagi ada pohon ringin besar itu di ujung jalan." Sahut maulana sambil nyengir.

Untung teringat ada pohon yang terkenal angker dekat rumah maulana, Seketika ia berpikir mungkin saja suketi ada di sana.

"Ayo ku antar." Tawar untung langsung berdiri.

"Ayo lah, Mau nginap rumah to mas?" Tanya maulana.

"Enggak."

Maulana sedikit berlari mengejar untung yang berjalan sangat cepat, Hingga tiba lah mereka di rumah maulana yang lumayan besar karena bapak maulana seorang polisi.

"Ayo masuk mas." Ajak maulana menawar kan.

"Enggak usah, Aku langsung saja pulang." Tolak untung.

Maulana menatap heran karena untung kata nya mau pulang, Namun kenapa malah melewati jalan kearah pohon angker.

"Kenapa nak?" Tanya pak suryo menatap anak bungsu nya.

"Mas untung sangat ingin bertemu dengan arwah suketi pak." Jawab maulana yang merasa kasihan.

"Bapak sebenar nya melakukan penyelidikan secara diam diam, Namun tidak menemukan apa pun." Ujar pak suryo.

Maulana tidak menjawab ucapan bapak nya, Ia masih fokus melihat untung yang berdiri di bawah pohon ringin.

Sedang kan untung kini sengaja menunggu di pohon ringin tua ini, Bahkan walau pun sekali untung sangat ingin melihat kekasih nya.

"Aku sangat ingin bertemu dengan mu dek suketi." Lirih untung sangat putus asa.

Kini sudah hampir tengah malam, Namun untung masih menunggu duduk di akar pohon ringin. Keinginan nya sangat kuat agar bisa melihat suketi.

Tiupan angin malam yang menusuk kulit membuat untung terlelap, Hingga di antara sadar dalam tidur nya. Untung melihat ada orang mendekati nya.

"Mas untung." Panggil nya pelan dan lembut di telinga untung.

"Suketi!!"

Untung bangun ketika orang yang sangat ia cintai dan rindukan kini duduk di hadapan nya, Tidak ada yang berubah dari suketi di mata untung.

"Kenapa kau meninggal aku dek? Aku sungguh rindu padamu." Untung memeluk suketi.

Bisa di rasakan oleh untung jika tubuh suketi sangat lah dingin, Bahkan tangan nya saja tidak terlihat karena tertutup baju putih.

"Kita sudah beda alam mas untung, Nasip buruk menimpa ku sehingga aku tidak bisa lagi bersama mu." Ujar suketi menetes kan air mata.

"Siapa orang yang menyakiti mu dek?!" Untung menghapus air mata suketi yang tampak nyata.

"Orang terdekat mu mas! Namun biar lah aku yang membalas nya." Ucap suketi.

Untung tidak banyak bertanya lagi, Yang penting ia bisa melihat wajah yang sangat ia rindukan.

"Jangan menunggu ku di sini lagi, Tempat ini bahaya untuk mu." Ujar suketi.

"Tapi aku sangat ingin bertemu dengan mu, Aku menunggu mu dek! Ketika orang banyak yang bilang kalau mereka melihat mu, Lalu kenapa aku tidak kau datangi?" Tanya untung tak kuasa menahan sedih nya.

"Aku susah menemui mu mas." Jawab suketi.

"Kenapa memang nya?" Tanya untung penasaran.

"Tidak ada, Sebaik nya sekarang mas untung pulang ya." Pinta suketi.

"Tidak mau mas pulang dek! Mas masih ingin menemani mu." Tolak untung.

"Aku akan mengantar mas pulang." Paksa suketi.

Mendengar suketi akan mengantar nya pulang, Untung pun bangkit berdiri dan berjalan pulang.

Sebuah mata merah yang sejak tadi memperhatikan untung pun perlahan menghilang, Karena kekuatan nya kalah jauh dari suketi.

"Aku datang menemui mas untung di rumah besok malam, Tolong jangan datang kesana lagi." Ucap suketi.

"Sungguh?!"

Bersorak senang untung melihat anggukan suketi yang terlihat kaku itu, Sepanjang jalan untung terus menggandeng tangan suketi yang terasa sangat dingin.

...****************...

Keesokan hari nya pak lurah tidak bisa bangun dari tempat tidur, Tubuh nya terasa sangat sakit untuk bergerak.

"Untungg!!!"

Pak lurah berteriak memanggil anak nya ketika masih pagi buta, Untung pun bergegas masuk kedalam kamar bapak nya.

"Ada apa pak?" Tanya untung cuek.

"Tolong panggil kan dokter di kampung kita." Pinta pak lurah.

"Hari ini aku banyak kerjaan, Minta tolong saja sama pakde tomo." Tolak untung langsung pergi.

"Untung.."

Sebagai pak lurah dan harta nya yang banyak, Mereka pun punya pembantu yang sigap melayani. Pembantu itu lah yang memanggil dokter kampung untuk memeriksa luka nya pak lurah.

"Selamat pagi pak, Maaf saya lama." Ujar dokter joko sungkan.

"Enggak masalah, Tolong kamu periksa luka saya dulu." Pinta pak lurah.

Dokter joko membuka perban yang melilit luka pak lurah, Aroma amis dan busuk langsung menyeruak.

"Sudah berapa lama luka nya pak?" Tanya dokter joko.

"Baru saja kemarin dok." Jawab pak lurah meringis kesakitan.

"Namun luka nya terlihat sudah lama bahkan sudah mengeluar kan nanah." Heran dokter joko.

"Nanah?! Luka saya bernanah dok?" Kaget pak lurah.

"Iya pak, Saya akan membersih kan nanah nya terlebih dahulu." Sahut dokter joko.

Luka cakaran yang memanjang itu membuat dokter joko juga bertanya tanya apa sebab nya dalam hati, Tidak enak mau bertanya secara langsung.

Setelah di bersih kan dan di olesi dengan salep, Tak lupa juga dokter joko menyuntik agar mereda kan rasa nyeri.

"Terima kasih pak." Ujar dokter joko pulang setelah di bayar.

Pembantu pak lurah mengantar kan dokter joko sampai di depan pintu, Tak lama ia pun masuk untuk membuat kan sarapan juragan nya.

"Saya mau buat sarapan dulu ya pak." Pamit mbok rukiah.

"Buat kan saja aku bubur kacang ijo." Pinta pak lurah.

"Baik pak." Angguk mbok rukiah.

Selain menjadi menjabat sebagai kepala desa, Pak lurah juga punya perkebunan kacang hijau dan tembakau.

"Datang lah kerumah kok mo." Suruh pak lurah di sambungan telepon.

"Tidak bisa pak lurah, Aku di perjalanan rumah sakit sekarang." Sahut pakde tomo.

"Siapa yang sakit, Luka mu meradang." Tebak pak lurah.

"Tiba tiba pagi tadi sari mengeluar kan nanah dan darah dari ******** nya, Sekarang dia sangat kesakitan." Ujar pakde tomo.

"Ya sudah kalau gitu, Kabari saja aku jika ada yang genting." Jawab pakde tomo.

Kini pikiran pakde tomo sangat cemas, Sari terus saja menjerit jerit kesakitan karena nanah dan darah mengalir dari ******** nya.

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

next

2024-04-07

1

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Baca dibab Ini ngilu2 karena bisa bayanging nanah sama darah itu sakit nya luar biasa,tapi yo salh siapa jadi orang kejam dan jahat bakal gak tenang hidup nya,dan si Sari mungkin kena karma nya😌😌

2024-03-08

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

sari kenapa lagi ya 🤔🤔🤔

2023-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!