Cakaran setan

Kepala desa rawa jinten memang terlihat tampan meski sudah tua, Namun kelakuan nya tidak sebagus wajah yang ia punyai.

Merasa sudah bebas dari dendam nya mbok giem dan juga kini merasa aman dengan jimat pemberian mbah karso, Pak lurah terlihat bernyanyi merdu sembari menunggu kedatangan nya sarinah.

"Masuk."

Tanpa melihat siapa yang datang, Pak lurah menyuruh nya masuk karena yakin jika itu adalah sari anak nya pakde tomo.

"Cih bilang nya masih sakit tidak menerima pelanggan, Tapi datang juga." Cibir pak lurah belum menoleh.

"Kenapa kau bunuh mbok ku?"

Suara serak dan bergetar itu mengaget kan pak lurah, Saat berbalik ia langsung ciut nyali nya.

"Suketi.."

Suketi semakin mendekati pak lurah dengan tubuh yang jatuh satu persatu, Di mulai dari kaki nya yang terpotong dengan sadis nya.

"Menjauh dariku iblis sialan!" Teriak pak lurah merogoh dompet nya untuk mengambil jimat.

"Ihihihihiii."

Tawa suketi bergema dalam gendang telinga pak lurah, Sial nya ia tidak bisa menemuka jimat yang ia yakini di simpan dalam dompet nya.

"Allah hulailah hailah huwal hayul qoyum...

"Kau membaca kalimat suci untuk mengusir ku lurah sialan, Padahal nyata kau lebih nista dariku." Ejek suketi yang tidak mempan pada ayat kursi pak lurah yang belepotan.

Sraakk.

"Aarkhhh, Toloongg!"

Pak lurah berusaha melarikan diri usai mendapat cakaran dari tangan suketi, Namun tawa suketi masih saja mengikuti nya.

Bruuk.

"Bapak kenapa?!" Tanya untung kaget melihat punggung pak lurah berlumuran darah.

"Ada setan nya suketi, Dia menjadi iblis." Teriak pak lurah.

"Suketi? Di mana dia." Untung bukan nya takut mendengar nama suketi.

Sedikit berlari untung masuk kedalam rumah untuk mencari suketi, Namun kekasih nya sudah tidak ada. Sekali pun untung tidak pernah di datangi oleh suketi.

"Di mana dia pak?! Suketiii."

Untung berteriak kesana kemari seperti orang gila, Tidak peduli jika yang datang hanya arwah. Untung ingin sekali bisa menatap suketi.

"Tolong bapak dulu nak." Pinta pak lurah kesakitan.

Bekas cakaran suketi terasa pedih dan panas, Bahkan pak lurah merasa mata nya berkuang kunang karena merasa sangking sakit nya.

"Katakan padaku apa yang telah bapak lakukan pada suketi?!" Teriak untung yang sudah menangis kebingungan.

"Bapak tidak melakukan apa pun! Kenapa kau menuduh bapak." Elak pak lurah.

"Jika bapak tidak menyakiti nya, Maka arwah suketi tidak mungkin muncul untuk balas dendam! Lihat dua teman bapak sudah mati." Sentak untung.

"Arwah suketi bukan hanya meneror bapak! Warga lain pun juga di teror." Sergah pak lurah.

"Namun dia tidak sampai menyakiti nya, Aku akan mencari bukti bahwa bapak lah yang membunuh suketi." Geram untung meninggal kan pak lurah yang kesakitan.

Pak lurah tidak mau masuk kedalam rumah sendirian, Apa lagi untung sudah pergi meninggal kan nya. Bisa saja nanti suketi datang lagi dan membunuh nya.

"Bapak mu ada di rumah tidak?" Tanya pak lurah pada sari di telepon.

"Bapak sedang sakit kang, Kata nya di hajar sama mas untung." Jawab sari.

"Kakang akan kesana." Ujar pak lurah.

"Namun aku tidak bisa melayani mu sekarang kang, Tidak mungkin aku meninggal kan bapak begini." Ujar sari.

"Kakang juga tidak ingin sekarang." Jawab pak lurah menutup telepon nya.

Segera pak lurah masuk mobil dan menuju rumah pakde tomo, Hanya butuh beberapa menit ia sampai di rumah sahabat nya itu.

"Kenapa kau bisa sampai begini?" Tanya pak lurah keheranan.

"Ulah anak mu! Kalau saja bukan anak mu pasti sudah ku hajar." Ketus pakde tomo.

"Maklum lah dia sedang ruwet." Sahut pak lurah.

Pakde tomo menatap pak lurah yang tampak meringis kesakitan saat duduk, Kemeja yang ia gunakan pun tampak basah.

"Kenapa kau?" Tanya pakde tomo.

"Suketi mendatangi ku, Punggung ku luka akibat cakaran nya." Desis pak lurah.

"Suketi?! Apa jimat nya sudah tidak mempan lagi." Kaget pakde tomo.

"Punya ku hilang."

Pakde tomo kembali merasa tenang karena ternyata jimat pak lurah hilang bukan karena tidak mempan, Sedikit bisa ia bernafas lega.

"Bisa kau obati luka kakang dik?" Pinta pak lurah membuka kemeja nya.

"Astaga! Luka mu parah." Kaget pakde tomo mendelik ketika melihat bekas cakaran.

Terlihat luka cakaran itu memanjang dari leher belakang hingga mencapai pinggang, Dan luka itu juga terlihat dalam.

"Bagai mana jika kita kerumah sakit saja." Ajak sarinah.

"Iya pak lurah, Lebih baik kita kerumah sakit." Ujar pakde tomo.

"Jimat mu masih ada?" Tanya pak lurah memastikan.

"Ada lah." Angguk pakde tomo.

"Kalau beggitu ayo kita berangkat sekarang, Apa dik sari bisa nyetir?" Tanya pak lurah.

Sarinan mengangguk karena ia sudah mahir membawa mobil bapak nya, Mereka bertiga pun masuk mobil menuju rumah sakit.

"Bukan kah jika begini berarti suketi bisa meembunuh." Ucap sari.

"Benar! Aku akan pergi lagi menemui mbah karso." Sahut pak lurah.

"Namun sari, Kau tahu dari mana tentang suketi?" Tanya pakde tomo.

"Unar saat itu tidak sengaja keceplosan saat menjenguk ku di rumah sakit, Namun menurut dia malah seperti orang kerasukan saat bercerita." Jawab sari.

"Bahaya jika mulut anak itu ember." Panik pakde tomo.

"Jika memang perlu, Aku akan menyingkir kan dia." Sahut pak lurah.

Akhir nya mereka pun tiba di rumah sakit, Pak lurah langsung di tangani di bagian IGD. Dokter yang tugas sangat kaget melihat luka nya pak lurah.

"Anda jatuh atau bagai mana pak?!" Tanya dokter firman.

"Itu terluka saat sedang latihan." Dusta pak lurah.

"Luka nya cukup parah, Saya akan memberi obat untuk lima hari. Jika belum membaik silah kan datang kembali." Ujar dokter firman.

"Terima kasih dok." Ujar sari mengambil obat dari dokter.

Setelah semua nya selesai dan luka pak lurah juga sudah di perban, Mereka pun beranjak pulang kerumah pakde tomo.

Wusshh.

Sari merasakan angin menerpa nya sangat dingin, Perjalanan kerumah sakit pulang pergi hampur dua jam. Kini langit sudah mulai gelap.

"Jangan sampai kena air luka mu." Ujar pakde tomo.

"Wah tidak mandi aku jadi nya." Sahut pak lurah.

"Halah mandi juga kau pun tetap jelek." Ejek pakde tomo.

Ckiitt.

Tiba tiba sari mengerem mobil nya mendadak, Kepala sari menunduk kebagian kemudi.

"Kamu kenapa sari?" Tanya pakde tomo menarik pundak anak nya.

"Manusia iblis kalian, Aku akan membalas kematian ku dan juga mbok ku." Teriak sarinah yang kerasukan.

"Iblis sialan, Jangan ganggu anak ku." Bentak pakde tomo segera mencari jimat mbah karso.

"Aarrkhhh, Arkhhh."

Sari menjerit kesakitan ketika kening nya di tempeli oleh pakde tomo dengan jimat tetsebut, Tak lama suketi pun keluar dari tubuh sari karena kalah oleh jimat tersebut.

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

next.

2024-04-07

1

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

kenapa Mbah Karso membantu mereka pdhl dia th kl mereka dah jahat sama suketi

2023-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!