Perubahan untung

Setelah kematian nya pakde tomo, Unar dan nova semakin ketakutan. Apa lagi sekarang pak lurah sudah tidak bisa berbuat apa apa, Hanya mbah karso yang menjadi andalan mereka.

"Bapak mas untung kata nya tambah parah, Apa tidak sebaik nya mas untung pulang dulu." Ujar maulana.

"Kau bosan ya aku di rumah mu terus sudah tiga hari?" Tanya untung dengan raut tidak suka.

"Bukan gitu maksud ku mas."

Maulana jadi serba salah untuk berucap, Jujur saja ia merasa ada perubahan di sikap untung. Kini pemuda itu jadi lebih mudah marah saat berbicara.

"Aku akan pindah kerumah suketi malam ini, Mbok piah juga sudah mengizin kan." Ucap untung.

"Saya bukan menyuruh mas untung pindah, Saya cuma menyaran kan mas untung untuk melihat keadaan nya pak lurah saja." Maulana mulai ikut emosi.

"Tidak perlu aku melihat nya! Dan juga terima kasih sudah mau memberiku tempat menginap selama beberapa hari." Sahut untung.

"Mas untung mau pindah sekarang?! Apa karena mas untung ingin bisa leluasa bertemu setan itu." Sengit maulana.

"Jaga bicara mu maulana!" Balas untung tidak terima jika kekasih nya di katakan setan.

"Mas untung harus sadar jika suketi sekarang sudah menjadi setan! Lihat lah perubahan mu yang tidak pernah sholat lagi sekarang." Maulana bangkit berdiri.

Untung memang tidak pernah lagi mengerjakan sholat, Itu karena suketi mengatakan sulit bertemu dengan nya jika untung sholat.

"Sadar lah jika suketi sekarang sudah menjadi arwah mas." Ujar maulana.

"Lalu kenapa jika dia arwah? Aku tidak peduli walau dia setan sekalipun. Yang penting aku tetap bisa bersama nya." Tegas untung yang sudah gelap mata.

Maulana tidak bisa lagi mencegah untung yang kini pergi menuju rumah suketi, Meemang rumah itu kosong semenjak mbok giem meninggal.

"Ya allah, Buka kan lah pintu hidayah mu untuk mas untung." Doa maulana menatap sedih.

Sejujur nya maulana juga paham untung sekarang jadi gelap mata seperti itu, Namun tidak baik jika mereka akan terus bersama karena sekarang untung dan suketi telah beda alam.

*******

Untung menatap penuh cinta kepada suketi yang kini di hadapan nya, Tidak ada perubahan sama sekali dalam diri suketi.

"Di makan mas." Suruh suketi pada untung.

Satu piring nasi dan mie goreng telah suketi buat kan, Untung pun melahap makanan yang suketi berikan.

"Seandai nya saja aku tidak di celakai orang, Pasti lah kita akan hidup bahagia." Ujar suketi.

"Sekarang kan kita juga bahagia." Sahut untung.

"Mas untung tidak takut padaku?" Tanya suketi.

"Tidak." Untung menggeleng cepat.

"Jika aku seperti ini apa mas untung juga tidak takut?!" Tanya suketi lagi.

Untung mendongak menatap kekasih nya yang sekarang tanpa kepala, Bukan takut namun untung malah menangis karena kasihan.

"Kenapa menangis mas untung?" Tanya suketi dengan cepat berubah wujud.

"Aku marah pada orang yang telah membuat mu begini." Sahut untung memeluk pinggang suketi.

Layak nya pingang manusia normal, Pinggang suketi terasa nyata di tangan untung. Hanya kadang bau suketi saja yang berubah ubah.

"Bagai mana jika aku yang membunuh unar dan nova?" Tawar untung ingin membalas dendam juga.

"Tidak mas! Kamu bisa berurusan dengan polisi." Larang suketi.

"Aku sangat marah jika melihat orang orang yang menyakiti mu." Geram untung.

Tok, Tok.

Pintu rumah suketi di ketuk dari luar oleh seseorang, Untung pun beranjak keluar untuk melihat siapa yang datang saat sudah malam.

"Bulek piah, Ada apa bulek?" Tanya untung tersenyum.

"Bulek tadi ada masak ikan agak banyak, Ini buat kamu." Ujar piah membawa piring.

"Aku tadi sebenar nya sudah makan bulek." Ujar untung mengikuti piah masuk kedalam rumah.

"Kamu beli di warung?" Tanya piah.

"Tidak! Suketi membuat kan makanan ku." Jawab untung tersenyum senang.

Deg.

Jantung piah terasa akan berhenti ketika mendengar untung sudah memakan masakan nya suketi, Di lirik nya di meja yang memang ada puring dan mangkok.

"Sudah kamu makan nak?" Tanya piah memastikan.

"Sudah bulek." Angguk untung.

Piah berdehem karena bingung untuk mengatakan nya dari mana, Tidak akan bagus bagi untung jika ia terus memakan buatan nya suketi. Karena makanan itu belum tentu sama dengan apa yang di lihat.

"Jangan khawatir kan aku bulek." Ujar untung yang seakan tahu isi hati piah.

"Kamu tahu apa itu nak?" Tanya piah gemetar.

"Tapi aku pura pura tidak tahu." Jawab untung tersenyum.

Tetes air mata langsung meluncur di pipi tua nya piah, Ia sangat sedih membayang kan perasaan untung. Pemuda ini tahu bahwa itu bukan makanan manusia, Namun ia tetap memakan nya karena ingin tetap bersama wanita yang ia cintai.

"Jangan menangis bulek, Mungkin ini memang sudah jalan takdir ku! Aku tidak masalah walau harus memakan racun sekalipun." Ujar untung.

"Tolong berhenti nak, Ingat lah kembali pada allah." Pinta bulek piah.

"Tidak bisa bulek, Hanya dengan nya saja walau pun sebentar aku sudah bahagia." Ujar untung juga bersedih.

Tidak bisa lagi piah berkata kata untuk menyadar kan untung, Ia pun berpamitan pulang karena tidak kuat jika terlalu lama melihat keponakan nya yang sejak tadi terus memandangi nya.

Piah bisa melihat jika suketi ada di sana, Namun pandangan piah dan untung berbeda. Di mata piah kondisi suketi sangat lah menyedih kan.

*******

"Sakiitt! Tolong aku."

Teriakan yang sama terus berulang ulang dari kamar pak lurah, Luka nya masih bernanah dan sekarang punggung pak lurah sudah penuh dengan borok yang sangat menyakit kan.

"Tahan ya pak." Ujar mbok rukiyah membersih kan borok nya.

Mbok rukiyah membersih kan borok pak lurah dengan air yasin, Sedikit demi sedikit nanah nya berhasil ia korek keluar.

"Sakit sekali rukiyah, Panggil kan mbah karso." Pinta pak lurah.

"Tapi mbah karso baru saja pulang pak, Tidak mungkin dia kesini lagi." Ujar mbok rukiyah.

Mbah karso baru saja pulang usai menaburi garam di seliling rumah pak lurah, Namun begitu mbah karso pulang. Pak lurah kembali berteriak kesakitan.

"Aku tidak kuat jika begini rukiyah, Sakit sekali." Jerit pak lurah.

"Jika saya pergi, Bapak akan sendirian di rumah." Ujar mbok rukiyah.

"Biar aku saja yang memanggil dia." Unar yang baru datang langsung bergegas pergi lagi.

Mbok rukiyah bisa bernafas lega karena tidak jadi meninggal kan pak lurah sendirian, Sejak tadi ia bisa merasakan ada sosok yang terus saja mendelik kearah nya.

"Pergilah nduk, Aku tidak pernah mengganggu mu." Ujar mbok rukiyah menyiram sudut rumah dengan air yasin nya.

Jujur saja ia juga kasihan dengan suketi yang mengalami nasib tragis karena majikan nya, Naamun jika sekarang melihat penderitaan nya pak lurah. Mbok rukiyah juga tidak tega.

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

next.

2024-04-07

1

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Ternyata Untung tau yang dia makan bukan makanan layak,Tapi karena cinta nya pada Suketi dia rela memakan nya😢😢

2024-03-08

0

Farel Galindra

Farel Galindra

kasian untung

2024-02-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!