Untung tau

Usai dari rumah pakde tomo untung langsung menuju rumah unar, Tanpa di minta oleh suketi pun untung sudah tahu jika mereka juga pasti punya jimat dari mbah karso.

Kebetulan unar baru keluar untuk mengambil wudhu, Tampak nya pemuda ini memang berniat untuk insaf. Tapi untung tidak peduli, Karena hati nya telah penuh rasa dendam.

Buaak.

Unar pingsan di tempat karena untung memukul nya dengan kayu broti sebesar lengan, Segera untung mengambil dompet nya dan mencari jimat tersebut.

" Cih, Setelah kekasih ku mati kau berlagak sok suci." Geram untung melempar kan dompet ketubuh unar yang tergeletak.

Sudah dapat dua jimat di tangan nya, Kini hanya satu tujuan lagi yang ingin untung datangi. Tinggal nova yang masih punya penangkal.

"Mas untung." Nova kaget karena tiba tiba di datangi untung.

Seperti nya misi untung mendapat kan jimat milik nova cukup payah, Karena nova malah menyadari kedatangan nya. Wajar saja karena sekarang sudah pukul enam pagi.

"Ada perlu apa mas?" Tanya nova.

"Berikan padaku jimat yang di beri mbah karso." Pinta untung secara langsung.

"Jimat?!"

Nova tentu saja kaget karena untung meminta jimat nya, Apa lagi untung terlihat sangat marah saat ini.

"Tidak usah berlagak bodoh kau nova! Kau pikir aku tidak tahu perbuatan mu." Bentak untung.

"Apa yang mas untung bicarakan? Aku tidak paham mas." Kilah nova.

"Kau sungguh ingin aku jelas kan?!" Tanya untung menyeringai sinis.

"Kita bisa bicara baik baik mas untung, Aku tidak paham kemana arah pembicaraan sampean." Ucap nova mulai was was.

Bruaak.

Untung menendaang kursi yang ada di rumah nova, Ia sangat muak melihat nova yang berlagak seolah tidak tahu dengan kejahatan nya sendiri.

"Kau mau aku jelas kan bagai mana kalian berenam memperkosa dan memotong tubuh kekasih ku?!" Bentak untung menggelegar.

Ibu nya nova bergegas keluar mendengar keributan ini, Wanita paruh baya ini tergopoh gopoh.

"Ada apa ini nak untung? Apa yang telah nova lakukan padamu?" Tanya ibu nova.

"Ibu masuk saja, Ini urusan kamu." Suruh nova tidak ingin jika ibu nya sampai tahu.

"Ohh kau takut juga rupa nya." Sinis untung.

Nova memaksa ibu nya masuk kedalam rumah dan mengunci pintu nya dari luar, Belum sempat nova membuka suara lagi. Untung sudah menendang perut nya.

"Berikan benda itu sekarang." Paksa untung menginjak leher nova.

"Kasihani aku mas, Dia bisa membunuh ku jika aku tidak punya itu." Hiba nova memegang kaki untung yang ada di leher nya.

"Bukan kah suketi juga memohon begini padamu saat itu? Tapi kau tidak peduli anj!ng." Sentak untung.

"Aku menyesal mas, Aku minta maaf padamu." Sahut nova merasa leher nya sangat sakit.

"Apa setelah kau menyesal dan minta maaf maka suketi hidup lagi? Apa kah dia bisa bersama ku lagi?!" Teriak untung.

Nova sadar betapa hancur nya untung saat ini, Bahkan terlihat di wajah nya jika pemuda ini seolah tidak lagi punya semangat hidup.

"Ambil lah, Jika aku mati mungkin itu memang balasan atas dosa ku." Nova pasrah memberikan jimat nya.

Untung langsung menyambar bungkusan hitam itu dari tangan nova, Ia bergegas pergi tanpa menoleh lagi.

"Maaf kan aku suketi, Maaf kan kesalahan ku." Lirih nova.

...****************...

Di pohon beringin yang akar nya berjuntai sampai ketanah, Seorang gadis duduk sambil menyanyi lagu sedih.

Piah adik nya mbok giem yang telat pulang pun terpaksa melewati pohon beringin itu, Ia berjalan seorang diri karena pak yono sudah pulang lebih dulu.

"Allah, Allah, Allah!"

Terus saja piah menyebut asma allah agar hilang rasa takut nya, Ia tidak berani melirik apa lagi menoleh kearah pohon ringin itu.

"Bulek piah baru muleh?" Tanya suara merdu itu menyapa nya.

Jantung piah seakan mau loncat mendengar sapaan itu, Suara yang sangat ia kenal. Hanya satu orang yang memiliki suara seperti itu, Dan orang tak lain adalah suketi.

"Bulek!"

"Astaqfirullah halazim." Piah terjingkat karena pundak nya di tepuk.

"Kok kayak habis lihat setan saja toh bulek." Ujar maulana yang baru pulang ngingon sapi di sawah.

"Ayo cepetan." Piah menarik maulana agar segera menjauh dari pohon ringin.

"Ada apa bulek?" Tanya maulana bingung.

"Kamu kok pulang lewat sini, Biasa nya lewat sana." Tanya piah.

"Aku sebenar nya cari yang dekat, Eh ku lihat bulek termenung di sana." Sahut maulana.

"Bulek di tinggal sama paklek mu, Dia udah pulang duluan." Ujar piah.

"Untung tidak di kejar setan! Tapi siapa yang tadi bicara di depan bulek itu?" Tanya maulana.

"Tadi kapan?" Tanya piah mempercepat langkah nya.

"Barusan, Ada wanita yang bicara sama bulek." Ucap maulana.

"Salah liat kamu, Udah sana masuk." Suruh piah ketika sudah di depan rumah maulana.

Piah pun malah berlari agar bisa cepat sampai di rumah nya, Bukan nya piah tidak tahu siapa wanita yang di maksud maulana tadi. Namun piah tidak ingin menanggapi isu muncul nya suketi.

"Tadi ada kok wanita di depan nya." Gumam maulana ketika masuk rumah.

********

Usai di beri obat oleh mbah karso tadi, Pak lurah akhir nya bisa terlelap sebentar. Padahal tadi malam ia tidak bisa tidur barang sekejap pun.

Rasa sakit yang menyiksa nya setiap saat seolah itu adalah balasan atas perbuatan nya, Namun pria ini belum juga sadar.

"Bapak baru saja tidur nak untung, Jangan ganggu dulu." Larang mbok rukiyah.

"Ada hal penting mbok." Untung tetap masuk kekamar bapak nya.

Begitu masuk untung langsung mencium aroma yang sangat amis, Walau pun mbok rukiyah sudah menyalakan lilin gaharu untuk menghilang kan bau.

Praakkk.

"Hah maling!"

Pak lurah terjingkat kaget sambil teriak maling ketika untung dengan sengaja memecah kan gucci mahal nya, Seketika pak lurah menatap untung yang juga menatap nya penuh kebencian.

"Kenapa kamu sampai memecah kan nya untung! Itu gucci kesayangan bapak." Teriak pak lurah.

"Ini baru gucci dan tidak ada nyawa atau pun perasaan di dalam nya." Sahut untung.

"Bicara apa sih kau ini?!" Kesal pak lurah.

"Kau marah hanya karena aku memecah kan gucci mu! Lalu bagai mana perasan ku ketika kau memperkosa dan membunuh suketi." Bentak untung.

Pak lurah mendelik kaget karena untung sudah tahu tentang perbuatan nya, Bahkan kini anak nya terlihat sangat marah.

"Kamu salah paham nak, Tidak mungkin bapak tega pada nya." Elak pak lurah.

"Jangan terus mengelak pak! Aku tidak kuat melihat wajah jahanam mu." Sentak untung.

Melihat untung sudah tidak bisa di bohongi lagi, Pak lurah pun menghelai nafas panjang lalu terdiam. Namun tidak ada raut penyesalan sedikit pun di wajah nya.

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

next.

2024-04-07

1

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Wes tuek kelakuane koyok ngono,tega sama anakmu dewe Seno2🙄🙄

2024-03-08

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

ada ya bapak kayak pak lurah yg jahat sama anaknya sendiri 😔😔😠😠

2023-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!