4 Tes pek dengan harga berbeda, jenis berbeda, dan kualitas berbeda pula berjajar rapi diatas meja dengan tanda yang menunjukkan hasil yang sama.
Joana shock sampai tidak bisa berkata apa apa. Dirinya positif hamil sementara Joana sendiri baru saja putus dari pacarnya.
Sebagai remaja yang bahkan belum tamat sekolah, Joana tidak tau harus bagaimana. Di tambah lagi dengan status nya sebagai publik figur. Apa kata publik nanti jika tau bahwa Joana hamil di luar nikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7
Joana sedang bersantai di dalam kamarnya saat tiba tiba si mbok mengetuk pintu kamarnya.
“Ada apa mbok?” Tanya Joana membuka pintu kamarnya.
“Maaf mengganggu non. Tuan memanggil non katanya di suruh segera ke bawah.” Ujar si mbok dengan suara pelan.
“Oh begitu. Oke.. Sebentar lagi aku turun mbok.” Angguk Joana.
“Baik non. Kalau begitu si mbok permisi dulu, mau lanjutin beres beres belanjaan tadi sore.”
“Ya mbok...”
Setelah si mbok berlalu, Joana pun bergegas turun. Dia tidak mau membuat sang papah menunggunya terlalu lama.
“Papah ada ap...”
Joana tidak melanjutkan pertanyaan yang hendak dia tujukan pada sang papah saat melihat sosok Daniel yang sudah duduk di depan Thomas.
“Kamu...” Joana bergumam lirih. Dia yakin Daniel pasti punya maksud dan tujuan tertentu datang kerumah nya. Apa lagi sampai menemui papahnya.
“Sini nak...” Panggil Thomas menepuk pelan tempat di sampingnya.
Joana menurut saja. Dia segera mendekat dan duduk tepat disamping sang papah.
Joana melirik Daniel yang tersenyum begitu bertemu pandang dengannya. Joana kesal dan malah membalas senyuman manis Daniel dengan mata melotot sebal.
“Papah sudah melihat semua kabar tentang kedekatan kalian. Jadi papah ingin kalian berdua jujur di depan papah. Jangan ada sandiwara.” Kata Thomas to the point.
Daniel diam menunggu Joana lebih dulu menjelaskan. Dia tidak ingin membuat Joana ilfil padanya.
“Kita nggak ada hubungan apa apa pah. Kabar itu nggak bener. Semua yang terlihat itu nggak bener.” Kata Joana apa adanya. Joana enggan membohongi papahnya.
“Lalu bagaimana dengan Video kalian saat di taman. Terus mengobrol begitu dekat di area sekolah?” Thomas mulai penasaran. Pasalnya Joana tidak pernah menceritakan kedekatan nya dengan siapapun secara langsung padanya. Bahkan dengan Dante, mantan kekasihnya pun Joana tidak pernah bercerita.
“Itu ulah orang iseng yang mencari keuntungan dengan mengambil diam diam photo dan video nya pah.” Jawab Joana tenang.
Thomas mengangguk. Dia percaya putrinya berkata jujur. Apa lagi Joana begitu santai dan tenang saat berbicara.
Thomas kemudian melirik pada Daniel yang masih diam dengan tenang nya.
“Kamu.. Ada yang mau kamu katakan?” Tanya Thomas.
“Semua yang Joana katakan benar om. Kita nggak ada hubungan apa apa. Tapi jujur, saya memang sedang berusaha mendekati Joana.” Daniel tetap tersenyum dan berkata terus terang pada Thomas.
Thomas berdehem pelan. Thomas mengira Daniel belum tau tentang kehamilan Joana.
“Saya sarankan sebaiknya kamu berpikir dua kali untuk mendekati putri saya Daniel. Itu pun kalau kamu tidak ingin kecewa.”
Daniel terkekeh pelan.
“Saya yakin dengan apa yang sedang saya usahakan om. Saya siap menerima apapun konsekuensi nya.” Jawab Daniel.
Thomas melirik Joana. Pria tampan itu kemudian menghela napas pelan.
“Aku nggak mau sama kamu. Lagi pula aku udah hamil jadi nggak pantas untuk kamu. Keluarga kamu juga pasti nggak akan setuju kamu sama aku.”
Thomas mendelik mendengar Joana dengan santainya mengatakan dengan jujur perihal kehamilan nya pada Daniel.
“Itu bukan masalah besar. Lagi pula publik pasti akan mengira anak itu adalah hasil dari hubungan kita.” Balas Daniel tak kalah santainya.
Joana berdecak. Daniel benar benar sangat keras kepala.
“Joana kamu...”
“Daniel sudah tau tentang kehamilan aku pah. Tapi demi Tuhan bukan dia cowok yang menghamili aku.” Joana langsung memberi penjelasan karena tidak mau jika sampai sang papah salah paham dan mengira Daniel lah orangnya.
“Om, saya sungguh tidak keberatan. Saya akan menjadi suami dan ayah yang baik. Saya akan menjaga Joana dengan baik.” Daniel mencoba meyakinkan Thomas. Tidak perduli meskipun Joana terus menolaknya dengan keras.
“Iihhh.. Apaan sih?!” Kesal Joana menatap marah pada Daniel.
Daniel menatap sebentar pada Joana. Yang menjadi fokusnya sekarang adalah Thomas. Karena dengan dukungan dari Thomas pasti Daniel akan lebih gampang mendapatkan hati Joana.
“Pokonya papah jangan percaya sama dia. Dia itu cuma anak kecil yang bisanya ngabisin uang orang tuanya pah. Dia cuma bisa membanggakan harta orang tuanya tanpa tau bagaimana susahnya mencari uang. Papah nggak mau kan punya menantu mokondo?”
“Eh eh kok jadi kemana mana ngomongnya. Aku nggak begitu ya.. Om, om jangan percaya. Saya ikut andil kok ke perusahaan orang tua saya.”
Keduanya terus berdebat. Joana yang menjelekkan Daniel, dan Daniel yang berusaha membela diri karena tidak ingin Thomas percaya pada apa yang Joana katakan.
Thomas yang menjadi pusat aduan keduanya menjadi bingung dan ragu akan percaya pada siapa.
“Sudah sudah diam. Joana lebih baik sekarang kamu tidur. Dan kamu, kamu pulang. Ini sudah malam. Besok kalian harus sekolah.” Tegas Thomas.
Joana berdecak. Dia melotot pada Daniel yang memasang wajah kesal karena di jelekkan. Andai Joana menjelekkan tidak di depan Thomas, Daniel tidak akan mempermasalahkan. Tapi karena di depan Thomas, Daniel pun terpaksa membela diri.
“Pulang sana !!” Judes Joana mengusir Daniel sebelum akhirnya berlalu.
Daniel berdecak. Joana berhasil membuatnya kesal kali ini.
“Untung aku cinta.” Batin Daniel merutuk.
*****
Tidak juga berhasil mendapatkan maaf dari Joana, Lea pun berusaha mencari cara lain. Dan melihat Thomas menjemput Joana, Lea pun tidak ingin kehilangan kesempatan.
“Om...”
Thomas menoleh. Dia menatap dari atas sampai bawah sosok Lea. Setelah mengenali Lea, Thomas pun tersenyum.
“Kamu kan temannya Joana ya..”
Lea tertawa pelan. Dia senang karena Thomas masih mengenalinya.
“Ya om.. Saya Lea. Om apa kabar?” Lea mengulurkan tangan bermaksud menyalimi yang langsung di sambut oleh Thomas.
“Saya baik. Kamu sendiri apa kabar nak?”
“Seperti yang om lihat. Saya sangat baik baik saja. Om kapan pulang?”
“Sudah satu Minggu ini. Oh iya Lea, Joana mana? Kok nggak bareng sama kamu?”
“Ya om.. Tadi Joana lagi sama yang lain. Jadi saya duluan deh.”
Tidak berselang lama Joana datang. Dia menatap kesal pada Lea yang sok ramah pada papahnya.
“Ayo pah.. Aku udah capek banget.” Kata Joana. Dia enggan menatap pada Lea yang berdiri di dekatnya.
“Ya sayang.. Lea, kamu mau bareng sekalian?” Thomas menawarkan pada Lea.
“Nggak nggak. Nggak usah pah. Dia pulang sama pacarnya. Ayo buruan.” Tolak Joana yang langsung masuk ke dalam mobil begitu saja.
Lea yang hendak membuka mulut untuk mengiyakan ajakan Joana hanya bisa tersenyum paksa. Joana sudah benar benar membencinya sekarang.
“Ya sudah kalau begitu. Lea, om sama Joana duluan ya..” Senyum Thomas.
“Oh iya om. Hati hati..” Angguk Lea.
Lea hanya bisa menghela napas melihat Thomas masuk ke dalam mobilnya. Meski tetap menjalin kasih dengan Dante, namun Lea tetap berusaha mendapatkan maaf dari Joana. Lea tidak ingin kehilangan sahabat seperti Joana.
TBC