NovelToon NovelToon
THE TRILLIONAIRE GUARDIAN

THE TRILLIONAIRE GUARDIAN

Status: tamat
Genre:Menjadi Pengusaha / Anak Lelaki/Pria Miskin / Kaya Raya / Tamat
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sukma Firmansyah

Seorang kakak miskin mendadak jadi sultan dengan satu syarat gila: Dia harus menghamburkan uang untuk memanjakan adik semata wayangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukma Firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30: Bentrokan

Mansion Adiguna - Tengah Malam

Kresna Adiguna terbaring lemah di ranjang antiknya, terhubung dengan tabung oksigen. Penghinaan dari Atlas tadi sore telah memperparah kondisi jantungnya. Tapi kebencian membuatnya tetap hidup.

Di samping ranjangnya, berdiri seorang pria bule bermata satu dengan bekas luka bakar di wajah. Dia adalah Viper, pemimpin unit bayaran internasional Red Scorpion.

"Berapa harganya?" suara Kresna parau. "Untuk membawa gadis cacat itu ke hadapanku... hidup atau mati?"

"Lima juta dollar, Tuan Besar," jawab Viper datar. "Tapi target dilindungi oleh Black Watch. Mereka bukan amatir. Harganya naik jadi sepuluh juta."

"Ambil," desis Kresna. "Bawa kepalanya. Aku ingin melihat ekspresi wajah Atlas saat melihat adiknya hancur."

Viper menyeringai. "Pertimbangkan sudah selesai."

Keesokan Harinya - Jalan Raya Sudirman (Sore Hari)

Orion baru saja selesai latihan balet. Dia duduk di kursi belakang Rolls-Royce Phantom, bersenandung kecil sambil memegang kotak sepatu tua milik ibunya. Di sampingnya, Maya (Shadow 01) duduk tegak, matanya terus memantau spion.

"Rion, pasang sabuk pengamanmu," tiba-tiba Maya berkata tajam. Nada suaranya berubah 180 derajat dari mode 'sahabat' menjadi mode 'pembunuh'.

"Kenapa, May?"

"Kita diikuti. Tiga SUV hitam. Plat diplomatik palsu. Pola kuncian taktis."

Maya menekan tombol darurat di earpiece-nya. "Code Red! Code Red! Paket 'Princess' dalam bahaya. Konvoi disergap di Sektor 4!"

CITTT!

Sebuah truk kontainer tiba-tiba memotong jalan di depan, memaksa Rolls-Royce berhenti mendadak. Dari belakang, SUV hitam menabrak bumper mereka, mengunci pergerakan.

Pintu SUV terbuka. Dua belas orang bersenjata lengkap dengan topeng tengkorak turun. Mereka bukan preman kampung. Gerakan mereka presisi militer. Mereka membawa senapan serbu HK416.

Mereka adalah Red Scorpion.

"Keluar! Serahkan gadis itu!" teriak Viper, menembakkan peluru ke kaca jendela Rolls-Royce.

DOR! DOR!

Kaca itu retak tapi tidak pecah. Kaca anti-peluru Grade-A yang dibeli Atlas seharga 1 Miliar per jendela menahan serangan itu.

Di dalam mobil, Orion menjerit, menutup telinganya.

"Tetap menunduk, Nona!" perintah Maya. Dia mengambil tas olahraga Orion, membukanya, dan mengeluarkan dua pistol otomatis Glock-18 modifikasi yang selama ini dia sembunyikan di balik baju gantinya.

Maya menendang pintu mobil terbuka, berguling keluar, dan langsung menembak.

DOR! DOR! DOR!

Tiga tentara bayaran tumbang seketika dengan lubang di dahi. Headshot.

"Sialan! Mereka punya pro!" teriak Viper. "Gunakan RPG!"

Salah satu anak buah Viper berlutut, memanggul peluncur roket.

Tapi sebelum dia menarik pelatuk...

WUNGGGG!

Suara dengungan turbin terdengar dari langit.

Sebuah helikopter hitam tanpa tanda pengenal muncul dari balik gedung pencakar langit, menukik tajam ke arah jalan raya. Di pintunya yang terbuka, berdiri seorang pria dengan senapan mesin berat Minigun.

Itu bukan polisi. Itu Atlas Wijaya.

"MAKAN INI, SAMPAH!"

BRRRRRTTTTT!

Hujan peluru kaliber besar menyapu jalanan. Mobil SUV para penculik meledak menjadi bola api raksasa. Para tentara bayaran Red Scorpion kocar-kacir mencari perlindungan.

Helikopter mendarat di tengah jalan yang sudah diblokir. Pasukan Black Watch turun dengan tali (rappelling), langsung membentuk perimeter pertahanan di sekitar Rolls-Royce Orion.

Viper, yang kini terluka parah di bahu, mencoba kabur merangkak.

Atlas melompat turun dari helikopter. Dia tidak membawa senjata. Dia berjalan santai melewati baku tembak, mendekati Viper.

Viper menodongkan pistolnya ke arah Atlas. "Matilah kau!"

KLIK.

Peluru habis.

Atlas menginjak tangan Viper hingga terdengar bunyi krak.

"Kresna yang mengirimmu?" tanya Atlas dingin.

Viper meludah. "Persetan..."

Atlas tidak banyak bicara. Dia menendang wajah Viper hingga pingsan.

"Sebastian," panggil Atlas. "Bersihkan kekacauan ini. Pastikan media memberitakan ini sebagai 'Latihan Anti-Teror'. Suap siapa pun yang perlu disuap."

Atlas kemudian berlari ke arah Rolls-Royce. Dia membuka pintu belakang.

Orion sedang meringkuk di lantai mobil, gemetar hebat. Tapi tidak ada luka sedikit pun. Maya sudah memeluknya sebagai perisai manusia.

"Rion!"

"Kakak!" Orion langsung menghambur ke pelukan Atlas. "Takut... ada ledakan..."

"Ssst... sudah selesai. Kakak di sini," Atlas membelai rambut adiknya, memeriksa apakah ada luka. "Maya, status?"

Maya menyeka sedikit darah di pelipisnya (tergores pecahan kaca). "Paket aman, Tuan. Luka nihil. Hanya trauma psikologis ringan."

Atlas menghela napas lega. Dia menatap ke arah helikopter yang membara.

"Bawa Orion pulang ke bunker The White Manor. Dokter Susan, siapkan obat penenang."

"Tuan mau ke mana?" tanya Maya.

Mata Atlas gelap gulita. Lebih gelap dari malam.

"Aku mau mengantarkan 'paket balasan' untuk Kakek."

Mansion Adiguna - 1 Jam Kemudian

Kresna Adiguna sedang menunggu kabar kemenangan. Telepon di samping tempat tidurnya berdering.

"Halo? Viper? Kau sudah membunuhnya?" tanya Kresna antusias.

Suara di seberang sana bukan Viper.

"Hai, Kakek."

Darah Kresna membeku.

"Viper gagal. Pasukanmu habis. Dan cucumu, Orion, sedang minum cokelat panas di rumah. Dia baik-baik saja."

"T-tidak mungkin..." Kresna megap-megap.

"Aku sudah peringatkan," lanjut Atlas. "Jangan sentuh dia. Tapi kau memaksa."

"Sekarang, lihatlah keluar jendelamu."

Kresna dengan susah payah memutar kursi rodanya ke arah jendela kamar.

Di luar gerbang mansionnya yang megah, ratusan orang sedang berkumpul. Bukan preman. Tapi pengacara, polisi, petugas pajak, dan wartawan.

"Aku baru saja membeli seluruh hutang perusahaan Adiguna Group dari bank-bank kreditur," kata Atlas santai. "Dan aku menagihnya sekarang. Jatuh tempo detik ini."

"Grupmu bangkrut, Kek. Rumah yang kau tempati itu sekarang milik bank. Dan bank itu... milikku."

Kresna memegang dadanya. Jantungnya berpacu tak terkendali. Warisan leluhurnya... kerajaan bisnis yang dibangun 100 tahun... hancur dalam satu malam di tangan cucu yang dia buang?

"Selamat tinggal, Kakek. Semoga neraka menerimamu dengan tangan terbuka."

TUT.

Telepon mati.

Layar monitor jantung Kresna berbunyi nyaring.

TIIIIIIIIIT...............

Gelas obat jatuh dari tangannya.

Malam itu, Dinasti Adiguna runtuh sepenuhnya. Patriark Kresna meninggal karena serangan jantung yang dipicu oleh kekalahan total. Bambang dan Teguh ditangkap atas berbagai tuduhan kriminal. Aset mereka disita.

Dan di puncak rantai makanan Jakarta, berdiri satu nama baru: Wijaya Group.

1
mustika saputro
keren banget
Sukma Firmansyah: thanks abangku,jangan lupa baya karya saya yang lain
total 1 replies
Pakde
🙏🙏🙏🙏🙏
Sukma Firmansyah: jangan lupa rating nya pakde, subs juga
kalo ada yang baru biar bisa ketauan
total 1 replies
Pakde
lanjut thor
Sukma Firmansyah: waduh, udah tamat pakde
next novel baru
semoga suka
btw
ada yang kurang kah dari ceritanya
total 1 replies
Sukma Firmansyah
bagus
Sukma Firmansyah
siangan abangku
Pakde
lanjut thor 🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!