Luna terjebak dalam pernikahan kakaknya dengan william, pria itu kerap disapa Tuan Liam. Liam adalah suami kakak perempuan Luna, bagaimana ceritanya? bagaimana nasib Luna?
silahkan dibaca....
jangan lupa like, komen dan vote
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7
Dea mengerti, dia memeluk Luna dan Luna membalas pelukan Dea.
Luna begitu menyayangi Dea. keduanya berteman sedari kecil jadi apa-apa yang Luna maupun Dea alami pasti saling mengadu ke satu sama lain untuk mengurangi beban pikiran masing-masing.
"Asalkan kamu tidak jatuh cinta pada suamimu, Luna.... aku sedikit takut, kalau kalau suatu saat kamu akan mencintai suami kontrak mu itu." Canda Dea membuat suasana hidup kembali.
Luna merinding dan menyenggol pelan bahu Dea, "Hisss... gak asik, aku kasih tau padamu. Tuan Liam itu terpaut belasan tahun denganku," Balas Luna mengajak gosip suami bebuyutannya.
Dea tertarik untuk mendengarkan.
"Wawwww, pria matang justru menggoda loh. ganteng tidak hemm?" Dea penasaran dan mulai berimajinasi liar, membayangkan tokoh om-om tamvan di beberapa album koleksinya.
"Menggoda apanya, suami kak Lena itu sejenis ubur-ubur di laut. diam-diam mematikan, kalau didekatnya bisa disengat sampai mati." Kata Luna mencoba menyimpulkan Tuan Liam.
"Ihh suami mu juga itu dasar lupa ingatan."
"Kontrak Dea, cuman kontrak!"
"Percaya deh, om-om itu menantang banget apalagi diranjang. sudah malam pertama belum kemarin?" Tanya Dea semakin semangat mencari tahu.
"Ya ampun Dea!!! kamu baru saja mengasihani dion, sekarang kamu malah menghasutku dengan yang tidak-tidak. dasar tidak seimbang!" Kata Luna dengan wajah dongkol.
"Tapi belum malam pertama kan?" Tanya Dea yang kini membuat seseorang ikut mendengar obrolan mereka.
"Malam pertama apa? Luna? Dea?" Tanya Dion curiga.
Dia mendekat ke arah dua wanita itu yang sibuk berbicara dari tadi padahal Dion sudah menunggu lama di mobilnya.
Dion ingin menjemput Luna dan mengajaknya berkeliling, mentraktir makan, dan menyenangkan wanitanya. kebetulan jadwalnya tidak begitu padat juga. jadi bisa menyempatkan waktunya untuk sang pacar.
"Hah? Dion kapan datangnya?" Luna kaget dan panik mau menjawab apa, tangannya basah karena gugup.
Salah satu kebiasaan Luna, jika tidak bisa berfikir jernih dan dalam situasi gawat. tangannya pasti berkeringat dan nyalinya langsung menciut, dia tidak terlalu pandai berbohong.
"Ahh tidak ada dion, aku dan Luna sedang membahas drama yang baru ditonton akhir-akhir ini. ceritanya tuh ada om-om yang menikahi gadis ingusan, jadi penasaran episode berikutnya kapan malam pertama gitu... hehe!" Jelas Dea dengan wajah payah, dia mengarang yang ada saja daripada mencari ide lain susah-susah.
Luna sampai melotot ke arahnya, bagaimana kalau Dion tahu hah dasar teman lucknut.
"Ternyata kalian suka nonton yang begituan juga," Dion terkekeh pelan sambil mengelus rambut Luna dan langsung menggandeng tangan wanita itu.
"Dea tuh, suka nonton begituan mulu!" Timpal Luna.
Dea terkekeh pelan, memang benar adanya, Dion dan Luna pun tahu rahasianya yang agak mesum itu.
"Seru tau nonton begituan, pamit duluan Luna Dion. supirku sudah datang, da... da.. muach Luna." Dea masuk ke mobil supirnya dan meninggalkan toko kue tempat dia dan Luna bekerja.
Sebenarnya Dea dari keluarga berada, tapi Dea ingin mandiri jadi Ia bekerja di toko yang sama seperti Luna.
***
Setelah Dea pergi, Luna melepaskan tangan Dion. entah kenapa tiba-tiba dirinya merasa risih berdekatan dengan Dion. tanpa sebab yang jelas, padahal dulu tidak begitu.
"Ada apa? kenapa lepaskan?" Dion ingin meraih jemari Luna tapi secepat kilat Luna menyembunyikan tangannya ke belakang.
'Maaf, maafkan aku Dion. aku merasa ini salah, tidak tahu kenapa hatiku terasa gugup dan takut ketahuan Tuan Liam.'
Batin Luna menyadari sikapnya yang aneh.
"Tanganku basah, kamu bakal jijik." Luna mencari alasan supaya Dion tidak menggenggam tangannya lagi.
"Kamu menyembunyikan sesuatu sayang? aku tahu dirimu dengan baik. jika kamu gugup seperti ini maka tandanya ada yang kamu sembunyikan," Dion bertanya dengan pelan.
"Tidak ada, tanganku memang basah." Luna menunjukkan tangannya untuk meyakinkan Dion.
"Baiklah, kita ke mobil. aku mau mengajakmu makan dan kita nongkrong di taman seperti biasanya." Ajak Dion meraih lengan Luna meskipun Luna berusaha menjaga jarak dengannya.
Sejujurnya Dion merasa ada yang Luna sembunyikan, tapi Dion tidak ingin memaksa Luna untuk jujur. dia ingin Luna berada di dekatnya, mengekspresikan dirinya senatural mungkin tanpa paksaan, dia ingin Luna menjadi dirinya sendiri. dan suatu saat Ia dijadikan sandaran dan menjadi seseorang yang bisa Luna percayakan kelak.
***
New York.
Lena berada di hotel bintang lima, di dalam kamar itu Ia baru saja terbangun setelah menikmati malam yang sangat panjang, membuat seluruh tubuhnya lelah dan remuk.
"Baby, kamu sudah bangun?" Suara khas seseorang mengganggu konsetrasi Lena.
"Hemmm," Angguk Lena manja, Nathan mendekat lalu meraih bibir Lena, mengecupnya lagi dan lagi.
Lalu Ia menaruh bokong di atas ranjang, bersandar di headboard dan menarik Lena masuk kedalam pelukannya.
"Aku tidak menyangka Liam mau menyerahkan mu padaku." Ujar Nathan membelai rambut Lena.
"Karena dia tidak mencintaiku, dia mencintai Luna." Balas Lena memeluk tubuh berotot milik Nathan.
"Makanya dia menyerahkanmu padaku dengan begitu mudah saat aku meminta padanya."
"Kami sudah sepakat untuk itu dan sudah bercerai,"
"Ya.. baby, sekarang kamu hanya istriku saja. aku tidak akan membiarkan pria manapun memilikimu. termasuk Liam sahabatku," Balas Nathan.
"Kabarnya, adikmu tidak tahu akan hal ini. bukankah dia akan membencimu?" Tanya Nathan menatap wajah Lena.
"Aku tahu, tapi kita tidak bisa berbuat banyak. asalkan Tuan Liam tidak menyakitinya saja, aku rela ikuti semua permainan pria itu. lagipula Luna itu adikku yang cerdik, dia akan baik-baik saja." Timpal Lena walaupun sudah tahu isi hati Liam, tapi dengan tempramen pria itu.
Dia sedikit takut adiknya malah tidak bahagia dengan pernikahannya. apalagi mengingat usia adiknya yang masih suka labil.
Bersambung.....