NovelToon NovelToon
Katakan, Aku Villain!

Katakan, Aku Villain!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Keluarga / Antagonis / Romantis / Romansa / Balas Dendam
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Amha Amalia

*
"Tidak ada asap jika tidak ada api."

Elena Putri Angelica, gadis biasa yang ingin sekali memberi keadilan bagi Bundanya. Cacian, hinaan, makian dari semua orang terhadap Sang Bunda akan ia lemparkan pada orang yang pantas mendapatkannya.

"Aku tidak seperti Bunda yang bermurah hati memaafkan dia. Aku bukan orang baik." Tegas Elena.

"Katakan, aku Villain!"

=-=-=-=-=

Jangan lupa LIKE, COMMENT, dan VOTE yaaa Gengss...
Love You~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amha Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Villain Chapter 5

*

Acara pesta ulangtahun itu terus berjalan dengan baik, para tamu undangan menikmati hidangan yang disajikan serta menyambut baik pemilik acara untuk saling berbincang ringan.

"Acaranya sangat sukses. Anda pasti bergadang tiap malam untuk menghandlenya." Seorang pria paruh baya yang cukup bugar memuji sosok Faizal yang saat ini bergandengan dengan istri tercintanya.

"Anda terlalu memuji saya Tuan Bimo." Balas Faizal terkekeh "Tapi terimakasih telah menyempatkan waktu untuk datang.

"Tentu. Saya menikmati pestanya." Balas Bimo tersenyum "Ah ya perkenalkan ini istri dan anak saya."

"Hallo Tuan Nyonya, saya Sofia dan ini putra kami bernama Satya." Ucap Sofia sopan sembari memberi isyarat pada Satya.

Satya yang paham apa arti isyarat itu, ia segera menyalami Faizal juga Shella "Satya, om tante salam kenal." Ucapnya sangat sopan.

"Anak yang sopan dan tampan, mirip sekali dengan ibunya." Puji Shella menatap Sofia.

"Anda bisa saja memuji, padahal anda juga cantik." Balas Sofia yang tak pernah luntur senyumannya.

"Anda keterlaluan Tuan Bimo, anda memiliki putra setampan ini tapi baru memperkenalkannya pada saya hari ini." Seru Faizal menunjuk temannya.

Bimo terkekeh sedikit "Putraku ini sedikit pemalu, dia tidak terlalu suka keramaian dan bahkan ini adalah pesta yang pertama kali dia kunjungi."

"Ohya dimana putri kalian? Kami tidak melihatnya setelah kalian turun panggung." Tanya Sofia.

Faizal dan Shella saling melempar tatapan satu sama lain sebelum akhirnya mereka tersenyum bersama "Ah mungkin dia sedang ke toilet." Jawab Shella tanpa memudarkan senyumannya.

"Hallo semuanya..."

Seseorang bersuara dari mic yang yang berada di atas panggung, seketika itu semua mengalihkan perhatian para tamu undangan. Di lihatnya ternyata dia adalah gadis yang saat ini sedang merayakan ulangtahun ke sembilan belas.

"Itu putri kalian kan?" Tanya Sofia memastikan.

Shella hanya menjawab dengan anggukan serta senyuman tipis, matanya menelisik menatap Keyra yang saat ini berada di atas panggung, batinnya bertanya tanya seolah mengatakan apa yang akan dia lakukan?

Tubuh Keyra sedikit membeku, tangannya cukup gemetar seraya memegang mic, namun dia berusaha untuk terlihat biasa saja meski hatinya menolak itu. Dia memberanikan diri untuk berbicara "Saya disini hanya ingin mengucapkan terimakasih kepada papah dan papah yang sudah memberi kebahagiaan ini." Matanya menatap kedua orangtuanya.

"Terimakasih sudah membuatku bahagia selama ini, aku sangat senang." Lanjutnya tersenyum begitu tulus "Aku ingin menyayikan sebuah lagu untuk mamah. Aku mencintaimu mah." Ucapnya lagi tanpa melepas tatapan pada mamahnya.

Shella terdiam, dia tidak menyangka jika anaknya akan memberi kejutan seperti ini, begitupun dengan Faizal yang sama terkejutnya.

"Putri anda sangat romantis Tuan Faizal, dia sangat menyayangi kalian." Tutur Bimo membuat Faizal tersenyum tipis.

Keyra mulai menikmati alunan musiknya, dia mencoba merilekskan tubuhnya agar tidak gugup. Saat tiba waktunya dia pun mulai membuka suara indahnya untuk bernyanyi.

"Kubuka album biru, Penuh debu dan usang. Kupandangi semua gambar diri, Kecil, bersih, belum ternoda."

Suara tepukan mulai menggema, para penonton sangat menikmati mendengar suara indah Keyra.

"Pikirku pun melayang. Dahulu penuh kasih. Teringat semua cerita orang, tentang riwayatku"

Selama semua orang menikmati Faizal bicara sedikit berbisik pada istrinya meski tatapan menatap Keyra "Kau yang memintanya?"

"Tidak. Aku saja terkejut." Balas Shella juga sedikit berbisik.

"Sudah ku tebak." Faizal tersenyum membuat Shella sedikit mengernyit bingung "Kau tidak mungkin tau tentang anakmu."

Sontak Shella melirik suaminya intens, namun yang di lirik tak menghiraukannya. Tatapan Shella beralih pada Keyra yang terlihat menitikkan air mata saat masih bernyanyi.

"Kata mereka, diriku s'lalu dimanja. Kata mereka, diriku s'lalu ditimang..."

"Ooh, Bunda, ada dan tiada dirimu, kan selalu ada di dalam hatiku~"

Para penonton yang menikmati juga ada beberapa yang terhanyut dalam lirik menyentuh di lagunya, bahkan ada yang sampai ikut menangis. Setelah lagu selesai semuanya bersorak memberi tepuk tangan kembali untuk Keyra.

Keyra menghapus air matanya, tatapannya menghangat pada sang ibu seolah dia menginginkan sesuatu yang tentu ibunya tahu. Namun untuk memberikannya, entahlah dia tidak yakin. Kenapa rasanya sangat sulit.

Di posisi Keyra yang terus menatap ibunya, seseorang justru menatap Keyra intens dari kejauhan. Dia seolah merasakan apa yang tengah Keyra rasakan, namun tak bisa ia simpulkan. Dirinya tak mengenalnya dekat, kenapa dia menjadi sok paling tahu. Ya, Elena pun tak mengerti itu.

Elena yang tengah fokus menatap Keyra, matanya tak sengaja menangkap sesuatu yang berada diatas kepala Keyra. Lampu hias yang cukup besar sedikit bergoyang, terlihatnya beberapa baut yang menggantungnya lepas dan seolah siap kapan saja untuk jatuh ke bawah menimpa Keyra.

Hatinya tergerak, dia segera berlari menuju panggung saat melihat lampu itu mulai tak terkendali. Para pelayan yang berada di samping Elena merasa bingung, ingin bertanya namun tak sempat karena Elena sudah cukup jauh.

"Awas!" Teriaknya menaiki panggung dan--...

Brukh!

Lampu besar itu terjatuh, Elena dengan cepat mendorong Keyra yang hampir tertimpa tapi justru membuat kaki kanannya tertimpa lampu "Akh." Rintihnya kesakitan dan melihat kakinya mengeluarkan darah segar.

Keyra sangat terkejut, begitupun dengan semua orang yang ada disana. Bagaimana bisa ada kecelakaan diacara sebesar ini? Dan bagaimana bisa seseorang mengorbankan dirinya menyelamatkan orang lain? Banyak pertanyaan yang tertulis di benak mereka.

"Astaga." Keyra berusaha menyadarkan dirinya, dia segera berdiri mencoba mengangkat lampu yang menimpa kaki Elena namun tenaganya tak cukup kuat.

Satya juga sangat syock melihat sahabatnya tiba tiba terluka, dia berlari ke atas panggung dan segera membantu Keyra menyingkirkan lampu itu dari atas Elena.

Keyra menatap Elena intens setelah lampu itu berhasil disingkirkan, dia merasa bersalah juga sangat berterimakasih padanya "Kita ke rumah sakit." Ucapnya.

"T-tidak, ini tidak terlalu parah." Jawab Elena, dia merasa masih mampu menahan rasa sakitnya.

"Tidak ada penolakan El." Tanpa banyak ba bi bu lagi, Satya segera menggotong Elena ala brydal style lalu melangkah pergi dari sana.

"Boleh aku ikut?" Pinta Keyra dan sebelum Satya menjawabnya, dia kembali berucap "Aku hanya ingin tanggung jawab."

Satya mengangguk, ia tak punya waktu untuk berdebat karena yang ada di pikirannya adalah keselamatan Elena. Dia segera melanjutkan langkah sembari menggotong Elena keluar dari hotel.

"Mah, pah, aku temani dia ke rumah sakit." Ijin Keyra pada orangnya dan hanya di balas anggukan saja, kemudian dia menyusul kepergian mereka.

"Pakai mobilku saja, itu lebih dekat." Keyra menunjuk mobilnya yang memang terparkir sangat dekat, dia segera membuka pintu belakang mobil kemudian Satya mendudukkan Elena disana "Kamu yang menyetir." Ucap Keyra memberikan kunci mobilnya.

Satya langsung menerima, dia masuk ke kursi kemudi sedangkan Keyra duduk disamping Elena. Tanpa menunggu lama lagi, Satya segera menginjakkan pedal gasnya menuju rumah sakit terdekat.

Selama dalam perjalanan, Keyra selalu menatap Elena dengan intens, sedangkan yang di tatapan terus berusaha menahan sakit di kakinya "Aku baik baik saja, tidak perlu ke rumah sakit. Kenapa kamu suka sekali memaksa." Elena menggerutu dengan sifat pemaksa Satya, meski ia tahu itu untuk kebaikannya sendiri.

Satya enggan menjawab, ia hanya ingin secepatnya sampai di rumah sakit dan itu membuat Elena hanya bisa mendengus kesal.

Elena yang merasa terus di tatap, ia menolehkan kepalanya membalas tatapan Keyra. Tatapan mereka bertemu dengan intens, Elena melihat sebuah bulir bening mengalir di pipi Keyra.

Tangan Elena terulur, dia meraih tangan Keyra. Dapat ia rasakan tangan itu sangat dingin serta gemetar hebat, mungkin saat ini Keyra sangat ketakutan dan merasa bersalah "Tidak apa apa, jangan merasa bersalah."

"Kenapa kamu menolongku? Seharusnya biarkan saja lampu itu menimpaku." Ujar Keyra masih tak habis pikir dengan perlakuan Elena.

"Kamu ingin dirimu terluka?" Balasnya membuat Keyra terdiam dengan tatapan yang tak dapat di artikan "Menolong orang tidak harus punya alasan bukan?!"

Keyra terdiam lagi untuk beberapa saat lalu dia menghapus air matanya, meraih kaki orang yang telah menolongnya membuat Elena sedikit meringis kesakitan "Kakimu harus lurus, jika tidak nanti makin parah." Ujarnya sembari memangku kedua kaki Elena di pahanya.

Elena ingin menolak, tapi ia melihat tatapan Keyra yang seperti ingin membantunya agar tidak terluka parah. Alhasil, dia pun hanya pasrah saja saat kedua kakinya di pangku Keyra, bahkan dia melihat Keyra yang seakan tak mempedulikan gaun indahnya terkena darah miliknya.

Keyra menatap luka di pergelangan kaki Elena, dia masih terbayang bagaimana kejadian tadi. Orang yang tak di kenalnya tiba tiba saja mengorbankan diri untuk menyelamatkannya tanpa memikirkan jika dirinya akan terluka "Terimakasih."

Elena mendengarnya, dia menyunggingkan senyuman tipisnya. Batinnya sendiri bertanya tanya kenapa dia menyelamatkan gadis yang sama sekali tak di kenalnya itu? Seharusnya dia membiarkan saja, bukankah gadis itu berhubungan sama seseorang yang telah menghancurkan kehidupan keluarganya?

Tanpa mereka sadari, sejak tadi Satya memperhatikan interaksi mereka dari kaca spion diatas dashboard mobil. Dirinya menatap wajah Elena yang terlihat begitu tulus, begitupun dengan Keyra yang sangat merasa bersalah. Di tatapnya lama wajah mereka berdua, ia merasa ada sesuatu yang sulit di jelaskan dan entah itu apa. Namun, ia tidak ingin berpikiran yang tidak tidak, mungkin hanya kebetulan saja.

.

~Bersambung~

*-*-*-*-*-*-*-*-*

Jangan lupa LIKE, COMMENT, dan VOTE Yaaa Gengssss.....

Love You~

1
Nur Haswina
apa mungkin dia saudara kembar terpisah satu ikut mamanya satu lagi ikut papahnya
•🌻 𝓼𝓾𝓷𝓯𝓵𝓸𝔀𝓮𝓻𝓼 🌻•
yaa kukiri chatstory🥲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!