NovelToon NovelToon
DIHIANATI CALON SUAMI, DAPAT PRESDIR

DIHIANATI CALON SUAMI, DAPAT PRESDIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / One Night Stand / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Romansa
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: uutami

udihianati sahabat sendiri, Amalia malah dapat CEO.

ayok. ikuti kisahnya ☺️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 24

"Orang yang barusan sama kamu... Di mana?" tanya Lia, pura-pura santai.

"Di mobil. Kenapa?" Bara balik bertanya, heran.

"Dia ikut kemari?"

Bara mengangguk pelan, "Hemmm."

"Jadi kalian sedang bersama. Kau tinggalkan dia di mobil." Lia bergumam-gumam.

"Kenapa?"

Lia menggeleng cepat. "Udah... kamu pulang aja. Kita omongin besok aja."

"Besok?"

"Iya, ada yang ingin aku bicarakan padamu. Tapi, kurasa waktunya tak tepat. Kamu pulang saja." Lia menghindari tatapan Bara.

"Buat apa besok? Sekarang atau besok sama aja," kata Bara keras kepala. "Sekarang saja. Aku sudah di sini." Ia menatap Lia dalam-dalam, membuat gadis itu makin gugup.

Akhirnya Lia menguatkan hati. Dengan tangan bergetar, ia menunjukkan test pack itu. Dua garis merah. Bukti tak terbantahkan.

"Aku... aku hamil, Bar," suaranya serak. Bara memperhatikan benda pipih panjang di tangan. "Aku cuma lakuin itu sama kamu. Aku nggak mau hamil sendirian, atau pun melahirkan anak ini tanpa suami..."

Lia menarik napas dalam. Ia sudah siap dengan penolakan, siap dicaci, siap ditinggalkan.

"Aku ingin bertemu denganmu karena ini milik kita berdua. Aku... Aku pikir kau juga harus tau...."

Lia tak bisa meneruskan kalimatnya. "Jika... Nanti aku menggugurkan...."

Tapi di luar dugaan, Bara malah mendekat dan menciumnya dalam-dalam. Hingga mata Lia membulat melebar.

"Iya, aku memang harus tau. Ini.." bisiknya menyentuh perut Lia,"Milikku," suaranya terdengar gemetar, tapi karena bahagia. Ia menatap Lia seolah gadis itu adalah dunia baginya.

"Kau menerimanya? Aku... Aku juga sebenarnya tak tega jika harus menggugurkannya..."

Kini giliran bara yang membulatkan matanya. "Apa kau bilang? Menggugurkan?" ujarnya dengan rahang mengeras. "Jangan pernah berpikir untuk melakukan!"

Lia hanya menatap.

"Ayo menikah," kata Bara tiba-tiba, "Malam ini juga!"

"Apa?"

Bara menarik tangan Lia, lalu melangkah.

"Tunggu! Tunggu!" Lia menarik tangannya sendiri sampai lepas. "Kita mau kemana?"

"Menikah."

Lia tak dapat berkata-kata. Ia menatap mata pria di hadapannya seolah sedang mencari sesuatu. Namun, yang dia temukan hanyalah kesungguhan.

"Malam ini?"

"Iya, lebih cepat lebih baik," ujar Bara, matanya berbinar.

Lia ternganga. Ini semua sedikit diluar ekspektasi nya. Bara dengan cepat dan mudah mengajak menikah. "Ah, apa yang aku pikirkan? Emang dia juga yang duluan mengajakku menikah. Tapi, aku dengan sombongnya menolak. Sekarang lihatlah siapa yang beralasan?"

Bara menarik lagi tangan Lia, menuju pintu.

"Tunggu!" ujar Lia tersentak.

Langkah terhenti. Bara menatapnya.

"Kita tidak bisa lewat pintu."

"Benar juga, lewat jendela."

Mata Lia langsung membulat, tubuhnya tersentak saat bara berganti menariknya sampai di dekat jendela. Bara meloncat lebih dulu ke luar. Lalu mengulurkan tangannya.

"Ayo!"

Lia ragu, ada satu ganjalan. Bebby. Perempuan itu. Lia menunduk, suara hatinya memberontak, untuk menghianati ataupun menyakiti hati wanita lain. "Aku mau ketemu... Bebby," ucapnya pelan.

Bara mengerutkan kening. Bara menatap Lia lama, merasa sangat janggal dan curiga.

"Kenapa?" katanya akhirnya.

"Aku... Aku..." Lia ragu. "Aku tak bisa menghianati dan menyakiti Bebby," batinnya.

"Kenapa mau ketemu Bebby?" cecar Bara, dengan mata tajam.

"Aku... Ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan dengannya."

"Apa? Katakan padaku saja. Kenapa harus bicara dengannya? Kau tak ada hubungan dengannya."

"Ini juga berhubungan dengannya. Pokoknya aku mau bertemu dengannya," ucap Lia yang enggan menjelaskan pada Bara. Ia yakin Bara tak akan paham.

Bara menatap lama, dengan pandangan... Marah?

"Tolonglah," pinta Lia dengan wajah memelas.

Bara langsung merogoh ponselnya dan menelpon. "Beb, ke sini. "

"Tunggu! Sekarang?" Lia makin kalut. Jantungnya berdetak cepat. Ia tidak menyangka Bara akan langsung menghubungi Bebby. Ia belum siap berhadapan dengan 'wanita lain' Bara.

"Kau menyuruhnya kemari sekarang?"

"Iya, dia menunggu di mobil. Jadi sekalian saja," jawab Bara enteng.

Mulut Lia membulat... "Kenapa dia selalu seenaknya. Apa dia sama sekali tak bisa menghargai wanita?" batinnya.

Ia kaget, karena Bara tiba-tiba masuk lagi lewat jendela.

"Astaga! Kau ini!"

Tak lama, terdengar suara langkah ringan. Lalu, dari ambang jendela, muncul sosok Bebby... Iyah, pria berwajah manis dengan rambut gondrongnya.

Lia membelalak, "Bebby?"

Seorang lelaki muda, tampan, berambut gondrong sebahu, melompat masuk dengan santai. "Ada apa memanggilku?"

Lia mengerjap, masih tak percaya. "Kau Bebby?"

Bebby megangguk, tersenyum ramah. "Halo, Nona Lia."

Lia tak bisa berkata apa-apa. Mulutnya membuka, lalu menutup lagi.

"Dia Bebby,  sekertaris ku."

"Kau yang selama ini dipanggil beb?"

Bebby melirik Bara, Bara hanya mengangkat alis. Dia sendiri juga malah bingung.

"Kau bukan wanita?"

"Eeiiihhh, Nona... Pertanyaan macam apa ini? Aku laki-laki, tulen!"

Lia masih tak percaya, "Jadi kau yang menjebol jendela?"

"Iya, maaf soal itu, dia..." kata Bebby sambil menunjukan Bara. "Yang menyuruhku. Jadi, terpaksa. Apa aku dipanggil untuk jebol jendelanya?"

"Kau... Beneran bernama Bebby? Bukan wanita lain Bara?"

Bebby terdiam sejenak, seolah sedang mencerna. Lalu dia tertawa kecil. "Astaga... Jadi aku dikira cewek ya?"

Pipi Lia merona merah. Malu bukan main. Selama ini dia salah sangka.

Bebby mengeluarkan kartu namanya. "Ini kartu namaku," katanya sambil menyerahkan pada Lia.

"Bebby Fernando?" Lia menatap Bebby setelah membaca kartu nama Bebby.

"Itu namaku."

Bara terkekeh pelan, mendekat dan memeluk Lia dari samping. "Jadi... Apa kita menikah malam ini?"

Lia tersenyum kecut. "Kenapa rasanya aneh..."

"Apanya yang aneh?"

"Selama ini aku membayangkan pernikahan yang indah, dan lamaran yang romantis... Tapi, sepertinya, aku harus berdamai dengan bayangan."

Lia menatap langit gelap dari jendela yang terbuka lebar, bahkan hilang bingkainya itu.

"Dihianati... Lalu hamil... Tanpa suami... Dan sekarang... Pernikahan tanpa pesta..." gumamnya tersenyum getir.

1
aku
habis ngakak pekara bebby, endingnya nyesek baca sesaknya lia 😭😭
Cinta_manis: eh, makasih Kak udah komen/Drool/
total 1 replies
aku
haluin komuk bebby pas nyongkel jendela wkwkwkwkwk
Cinta_manis: hehehe, iya ya ka
total 1 replies
Sri Rahayu
hajar saja Lia....harusnya sampe Jono peyang 🤩🤩🤩🤩🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!