NovelToon NovelToon
Transmigrasi Arisya : Menjadi Single Mom

Transmigrasi Arisya : Menjadi Single Mom

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Single Mom / Anak Kembar / Kelahiran kembali menjadi kuat / Crazy Rich/Konglomerat / Balas dendam pengganti
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: eli_wi

"Kalian siapa? Kenapa perut kalian kecil sekali? Apa kalian tidak makan?" tanya seorang perempuan dengan tatapan bingungnya, dia adalah Margaretha Arisya.

"Matanan tami dimatan cama cacing," ucap seorang bocah laki-laki dengan tatapan polosnya.

"Memang tami ndak dikacih matan cama ibu," ceplos seorang bocah laki-laki satunya yang berwajah sama, namun tatapannya sangat tajam dan ucapannya sangat pedas.

"Astaga..."

Seorang perempuan yang baru bangun dari tidurnya itu kebingungan. Ia yang semalam menyelamatkan seorang wanita paruh baya dari pencopet dan berakhir pingsan atau mungkin meninggal dunia.

Ternyata ia baru sadar jika masuk ke dalam tubuh seorang perempuan dengan status janda bernama Naura Arisya Maure. Setelah menerima keadaan, ia berupaya mengubah semuanya. Namun kedatangan orang-orang di masa lalu pemilik tubuh ini membuat semuanya semakin rumit.

Bagaimakah Arisya bertahan pada tubuh seorang janda dengan dua orang anak? Apakah Arisya bisa kembali ke tubuh aslinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eli_wi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pencarian

"Aneh sekali gerak-gerik dua orang ini. Pasti mereka mengetahui sesuatu tentang Nona Naura Arisya. Aku harus cari tahu," gumam Pak Michael yang kini sudah berada di dalam mobil.

Pengacara itu mencurigai Seno dan Ibu Anjani di balik hilangnya Arisya. Terlihat gugup dan panik saat ia mengatakan sebagai pengacara keluarga Arisya untuk pembagian warisan. Pak Michael tahu jika Arisya sudah menikah, hanya saja waktu itu tidak datang. Sehingga ia tidak mengenal Seno dan Ibu Anjani.

"Lebih baik aku tanyakan saja pada warga sekitar. Siapa tahu ada yang pernah melihat Nona Naura atau aku bisa mendapatkan informasi lainnya," gumamnya yang kemudian melajukan mobilnya sedikit jauh dari kediaman orangtua Arisya.

***

"Kita harus segera menemukan si Arisya. Kita bisa diusir dari rumah ini dan tidak akan dapat apa-apa. Mana rumah itu belum terjual..."

Arrghhh...

Rencana mereka, rumah itu bisa terjual dan hasilnya akan digunakan untuk pindah ke luar kota. Namun rumah itu belum terjual, sehingga mereka masih mengurungkan niatannya untuk pindah. Dengan kedatangan Pak Michael, mereka menyadari kalau jalan ke depan akan sangat sulit.

"Ibu pusing, Seno." seru Ibu Anjani sambil memegang kepalanya. Keduanya sedikit menghela nafas lega karena Pak Michael sudah pergi dengan sedikit mengintip dari balik jendela.

"Dimana, Bu? Tahu sendiri kalau hampir dua bulan ini aku berusaha keras untuk mencari keberadaannya."

"Eh... Tapi bisa nggak sih, Bu? Kalau misalnya kita gugat Arisya dalam hal harta gono-gini. Kan juga selama ini yang jalankan usaha dan ngurus rumah itu Seno," tanya Seno dengan sedikit tak yakin.

Perceraian sudah terjadi, Arisya langsung menghilang setelah cerai diputuskan pengadilan. Bahkan semua harta dikuasai oleh mantan suami dan mertuanya. Arisya memilih diam dan pergi daripada kedua anaknya menjadi korban. Ia mau membayar pengacara untuk membantunya, tapi tak mampu.

"Kita bakalan kalah, Seno. Dia punya kekuatan hukum yang besar. Sertifikat rumah dan harta lain masih atas namanya, yang ada kita masuk penjara karena menguasai dan mengambil alih. Apalagi kamu sampai bikin ruko itu jadi milik karyawan," Ibu Anjani kesal dengan pemikiran anaknya.

"Lalu harus gimana dong, Bu?" tanya Seno dengan tatapan bingungnya.

"Mikir," seru Ibu Anjani.

"Jangan bisanya cuma merengek terus. Pokoknya Ibu nggak mau tahu, kamu harus menemukan Arisya sebelum pengacara itu." titahnya membuat Seno tampak frustasi.

Ibu Anjani masuk ke dalam kamarnya. Ia juga akan memikirkan rencana baru agar tidak lagi terjebak dalam situasi sulit. Apalagi kembali miskin, ia tidak mau. Sedangkan Seno, merasa tertekan dengan keadaan ini.

"Bodo amat. Pikirkan itu nanti. Aku mau kencan dulu sama si Mar, biar nggak pusing," gumam Seno yang memilih pergi dari rumah daripada pusing.

***

Nait ke puncak dunung, tindi-tindi cekali.

Tili tanan, ku lihat caja banak wewek tantik.

Ki...

Plakkk...

"Theo..." seru Gheo saat mendapatkan pukulan pada lengannya. Tak terlalu keras, namun Gheo tetap merasakan sakit.

"Matan tuh wewek tantik. Ndak benal kamu itu," gerutu Theo yang tak suka dengan lirik lagu yang diganti oleh Gheo.

"Yang nanyi itu Gheo lho, kok citu yang cewot cih? Talo mau nanyi didanti, Theo juda boleh. Telselah," seru Gheo tak terima.

"Ladian wajal kan talo wowok bilang banak wewek tantik? Macak mauna banak wowok danteng," lanjutnya yang seakan mengatakan fakta yang ada.

"Olang aneh. Macih kecil, pitilanna beditu. Halusna mitil badaimana bial kita bica dapat uang buat bantu Ibu," seru Theo dengan sindirannya.

Sifat Gheo lebih kekanak-kanakan dan terlihat seperti anak seusianya. Masih suka bermain dan melakukan hal random. Berbeda dengan Theo, mentalnya sudah terganggu sejak melihat bagaimana Seno memukul Ibunya. Bahkan ia lebih dewasa dari umurnya.

Bersihin rumah aja nggak benar. Udah nggak kerja, malas-malasan di rumah. Itu meja ruang tamu kotor dan banyak piring belum dicuci,

Dugh...

Aarggghhh...

Sakit, Mas.

Ampun...

"Hari ini Risya nggak bisa bersih-bersih dulu. Kepala Risya sakit," ucap Arisya sambil menangis memohon ampun pada Seno.

Hanya perihal dia belum membersihkan meja ruang tamu dan mencuci piring, Arisya dipukuli kakinya dengan gagang sapu. Hal itu dilihat oleh Theo yang baru saja pulang dari bermain. Semenjak itu, sifat dan pemikiran Theo berubah.

"Aku akan kelja kelas bial dapat uang cendili dan bica bawa pelgi Ibu juga Gheo dali Bapak." gumam Theo waktu itu dengan air mata yang mengalir deras.

Theo... Theo...

"Napa melamun, Theo? Telus napa nangis? Gheo calah ya? Gheo minta mamap ya, Theo. Gheo ndak makcud nubah ladu itu kok," Gheo merasa merasa bersalah pada Theo karena sudah membuatnya melamun dan menangis.

Gheo berpikir bahwa kembarannya menangis karena ia sudah mengubah lirik lagu. Padahal tanpa diketahui oleh Gheo, bukan itu yang sedang dipikirkan oleh Theo. Ia melamun karena mengingat kejadian pemukulan pada Ibunya.

"Kelilipan tecoak," jawab Theo dengan asal sambil menghapus air mata yang jatuh. Theo segera pergi dari hadapan Gheo untuk menenangkan dirinya.

"Kelilipan tecoak? Mana bica tecoak macuk mata? Aneh cekali itu si Theo,"

"Oh... Theo kamu tibulin Gheo ya? Tecoak kan becal-becal, mana bica macuk mata?" serunya saat menyadari sesuatu. Namun sama sekali tak digubris oleh Theo.

***

"Ibu mau temana ladi?" tanya Theo saat melihat Arisya tengah bersiap-siap untuk pergi.

Arisya sudah wangi dan wajahnya terlihat fresh, walaupun pakaiannya sedikit kumal. Hal itu menimbulkan kecurigaan bagi Theo yang baru saja masuk ke dalam rumah.

"Ibu mau cari kerja lagi. Usaha Ibu kan harus jalan. Ibu bakalan cari uang tambahan untuk modal usaha," ucap Arisya dengan penuh semangat.

"Bial Theo ikut," ucap Theo dengan tatapan penuh keyakinan.

"Eh... Panas lho di luar. Nanti kamu gosong," tolak Arisya karena tak ingin terjadi sesuatu pada anaknya jika ikut dengannya.

"Ndak papa. Walaupun docong, Theo macih tetap tampan." Theo berkata dengan percaya diri walaupun wajahnya tetap datar. Sangat tidak cocok sekali dengan ekspresi wajahnya itu. Arisya hanya terkekeh pelan sambil mengusap rambut Theo dengan lembut.

"Theo jaga Gheo di rumah saja ya. Ini urusan orang dewasa. Bahaya di luar,"

Arisya memberi sedikit pengertian pada Theo. Pasalnya hari ini ia akan pergi ke rumahnya untuk melihat kondisinya. Ia tak mau jika terjadi sesuatu pada kedua anaknya jika ikut dengannya. Bisa saja nanti tiba-tiba ia bertemu dengan mantan suami dan mertuanya di sana. Akan sulit ia melindungi kedua anaknya dengan kondisi tubuh masih lemah.

"Ibu... Ja..."

"Theo, tolong pengertiannya kali ini. Ibu tak mau kalian terluka. Jika keadaan sudah aman, Ibu akan mengajak kalian kemana pun." sela Arisya membuat Theo hanya menganggukkan kepalanya pasrah.

Arisya segera pergi dari rumah setelah berpamitan dengan Theo dan Gheo. Arisya sedikit tidak khawatir dengan kedua anaknya. Tadi pagi dia sudah memasak, jadi mereka tidak akan kelaparan seperti kemarin.

Arisya...

Tunggu...

Arisya...

Jangan kabur,

Astaga... Baru keluar lho ini, ada aja masalahnya.

1
Miu Miu 🍄🐰
ya ampun ngakakk si pejaka tua 🤣🤣
Ayudya
Hay sang pencuri hati janda.ternyata kamu benar benar membuktikan akan melindungi Arsya ya
Dewiendahsetiowati
Ricko bisa-bisanya jadi tukang ojek🤣🤣
Mom Yuzfan
sepertinya mereka emg jodoh 😂😂😂😂
PengGeng EN SifHa
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

KOK ISO²NE DADI MANG OJEK TO KOOOOOOOOO RICKOOOO
Ita Xiaomi
Makin hari Ricko makin absurd😁
Ita Xiaomi
Diamankan dulu tuh seluruh harta sebelum ada yg lihat atau datang.
༄𝑓𝑠𝑝⍟Lisa𝓜§
org pertama koment jadi thor tolong lah update 2 episode lagi hari ini please
Penulis Eli: diusahakan ya kak 🙏😊
total 1 replies
Dewi kunti
ayo siapa yg mau ikut🤣🤣🤣🤣🤣🤣
༄𝑓𝑠𝑝⍟Lisa𝓜§
lnjut thor
Ayudya
ayo ricko cepet lamar tu arisya
Ayudya
oh ayolah ricko jangan gede di gengsi ntar ibu nya Theo ma gheo di ambil orang
Miu Miu 🍄🐰
malu tapi mau apa bagemane ni rik
༄𝑓𝑠𝑝⍟Lisa𝓜§
hahahahhaha
lucu banget theo dan gheo
lanjut thor please
PengGeng EN SifHa
BUAHAHHAHAHAHAHAHAHAHHAHA🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

ke SKAK sama anak kecil iniJUDULNYA👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏
Ita Xiaomi
Apalah kamu tuh Ricko jaim benar😁
Dewiendahsetiowati
Ricko gengsinya Segede gaban
Ayudya
lah ricko tinggal bilang aku jatuh cinta dan sayang kamu aja susah banget 🤭🤭🤭🤭
Ita Xiaomi
Mulutnya Ricko lancar banget berucap tanpa filter.
Ita Xiaomi
Tante Nayra udah mengklaim klo si kembar itu cucunya😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!