Pesona Si Kembar (Ada Cerita Di Balik Gerbang Sekolah)

Aaarggghh...

Pusing...

Kenapa susah sekali mencari pekerjaan?

"Kenapa, Pa?" tanya seorang wanita paruh baya yang datang sambil membawa secangkir teh untuk suaminya.

"Gara-gara masalah korupsi kemarin, Ma. Bikin perusahaan kita jadi bangkrut dan nggak punya apa-apa lagi. Cari pekerjaan baru di kota kecil juga susah. Padahal Papa sudah berusaha menyembunyikan semua ini,"

"Kenapa masalah ini langsung bisa terbongkar ke pemegang saham dan investor?" ucap seorang pria paruh baya bernama Leandro Mardrian atau biasa dipanggil Andro.

"Namanya juga kejahatan, Pa. Mau disembunyikan pakai trik apapun juga pasti ketahuan," ucap wanita paruh baya itu menanggapinya dengan santai, Elena Damian.

"Kok kamu nggak belain Papa sih, Ma? Atau setidaknya kasih Papa solusi dari masalah ini," seru Andro tak terima dengan ucapan istrinya.

"Apanya yang perlu dibela, Pa? Itu kan memang kejahatan yang tidak bisa dibenarkan. Solusinya sekarang ya berubah dan mulai lagi semuanya dari nol," ucap Elena membuat Andro mendengus sebal.

Elena dan Andro adalah orangtua dari Chelsea. Mereka kini tinggal di sebuah kota kecil dengan rumah sederhana karena perusahaan tiba-tiba bangkrut. Lebih tepatnya ini karena permasalahan korupsi yang mencuat dan pemimpinnya menjadi pelaku utama.

Sang istri, Elena sudah memperingatkannya untuk selalu jujur saat bekerja. Namun suaminya tetap saja serakah, mengambil keuntungan lebih banyak daripada yang tertulis di kontrak kerjasama. Hampir setiap proyek, Andro selalu mengambil keuntungan lebih banyak. Hal itu membuat pemegang saham dan investor murka karena merasa dibohongi.

"Chelsea juga kenapa itu, Ma? Kok dari kemarin mengurung diri di kamar terus," ucap Andro mengalihkan pembicaraan.

"Nggak tahu. Ditanya malah Mama yang dibentak. Mungkin dia kaget karena kehidupan kita berubah 180 derajat," Elena mengedikkan bahunya acuh. Ia tak terlalu dekat dengan Chelsea karena anak itu yang tidak mau diatur olehnya.

"Ya ditanyain lagi dong, Ma." Andro gereget dengan istrinya itu yang tak mau mencoba lagi.

"Nggak lah. Pusing, habisnya ditanya baik-baik malah diusir. Lebih baik mikir caranya dapat duit biar dapur tetap ngebul,"

"Papa aja sana yang tanya," ucap Elena yang kemudian memilih pergi dari hadapan suaminya.

Andro semakin pusing, uang tabungan yang bisa diselamatkannya tinggal sedikit. Tidak mungkin ia terus berdiam diri di rumah. Namun anaknya juga harus ia perhatikan. Terutama Chelsea yang sudah dua hari ini terlihat sangat berubah. Jadi lebih pendiam dan mengurung diri di kamar.

Chelsea...

"Kalau Papa mau tanya-tanya sama Chelsea, mending lain kali aja. Chelsea capek," Baru juga Andro memanggil anaknya dari depan pintu kamar, respons Chelsea sudah seperti itu. Pantas saja istrinya malas mengurusnya.

"Papa hanya ingin bicara sebentar," Andro langsung masuk saja ke dalam kamar anaknya itu. Ia tak mau hal ini semakin berlarut-larut dan membuat keluarga kecilnya hancur.

"Kamu kenapa, Chelsea? Cobalah untuk menerima keadaan. Papa akan berusaha untuk bangkit biar keluarga kita ada di atas lagi," ucapnya agar sang anak mau mengerti keadaannya saat ini.

"Sebenarnya Chelsea sedang berpikir, Pa. Apakah kebangkrutan perusahaan kita ini berhubungan dengan aku atau tidak?" ucap Chelsea pelan.

"Apa maksudnya?" tanya Andro dengan tatapan bingungnya.

Chelsea menatap Papanya yang terlihat sangat kusut karena kurang tidur. Pasti permasalahan perusahaannya ini berimbas pada pola istirahat sang Papa yang berantakan.

"Selama ini Papa korupsi hasil keuntungan tiap proyek, aman-aman saja. Bahkan sudah berlangsung selama beberapa tahun. Tapi tiba-tiba langsung terbongkar begitu saja. Kaya aneh aja," ucap Chelsea sambil terkekeh pelan.

"Mungkin Papa lagi apes," ucap Andro sambil menghela nafasnya pelan.

"Chelsea beberapa hari yang lalu meminta orang menculik seseorang. Namun penculik itu sampai sekarang tidak bisa dihubungi. Terus ini ada berita di sekolah, orang yang ingin Chelsea culik ternyata adalah anak dari keluarga Roberto. Apa mereka yang buat perusahaan kita begini ya, Pa?" tanya Chelsea membuat Andro terkejut bukan main.

Berita tentang Ronand dan Rachel adalah saudara kembar juga anggota keluarga Roberto ternyata sudah sampai di telinga Chelsea. Ia mendapatkan kabar itu lewat media sosial sekolahnya. Sungguh itu yang langsung membuat Chelsea berpikir bahwa kebangkrutan perusahaan keluarganya karena menyinggung Rachel.

"Keluarga Roberto? Anak siapa yang kamu maksud?" tanya Andro membuat Chelsea menyerahkan ponselnya. Andro melihat timeline berita di media sosial sekolah anaknya.

"Julian Thomas Roberto,"

"Habis sudah kita, Chelsea. Dia pemilik perusahaan game dan robot. Otomatis mereka bisa menjebol perusahaan kita dengan mudah. Astaga... Kenapa kamu bisa ceroboh seperti ini, Chelsea? Papa yakin kalau sekarang mereka sedang mencarimu," ucap Andro sambil menepuk dahinya pelan. Harapannya untuk bangkit, hanya sedikit.

"Maaf, Pa. Chelsea nggak tahu kalau ternyata dia adalah anak dari keluarga kaya. Chelsea pikir dia anak dari keluarga sederhana. Berangkat dan pulangnya saja pakai motor butut," ucap Chelsea dengan pelan.

"Sudahlah, semua telah terjadi. Mau sembunyi dimana pun, mereka akan tetap menemukan kita." Andro terlihat pasrah, pasalnya ia sudah tahu sepak terjang Julian yang jauh lebih menyeramkan ketika marah daripada kedua kakaknya.

"Maaf, Pa. Chelsea cemburu melihat kedekatan Rachel dan Ronand yang Chelsea pikir mereka pacaran. Ternyata mereka kembar," gumam Chelsea dengan pelan.

***

"Achel..."

"Jangan jadi pendiam begini dong. Mama takut," Chiara memandang sendu Rachel yang sedari tadi diam. Padahal ada Mika yang terus berceloteh menemaninya.

"Achel nggak papa, Ma. Hanya mengantuk saja," ucap Rachel dengan senyum tipisnya.

"Tidul talo ngantuk, Onty. Cini Mika puk-puk tayak dulu waktu Mika bayi," ucap Mika dengan senyum lebarnya.

"Sekarang juga masih bayi, kurcaci cadel." sindir Rachel dengan lirikan sinisnya.

Woah...

"Udah nggak sakit lagi ini Onty boncel, Oma. Cudah lilik-lilik cinis Mika lho," ucap Mika yang begitu takjub, seolah Rachel telah sembuh.

Chiara menatap anaknya yang berperilaku sama dengan waktu dulu kejadian Ronand terluka. Ia menjadi pendiam dan terus menyalahkan dirinya sendiri. Begitu pun sekarang, hanya saja Chiara tahu kalau Rachel menutupi ketakutannya itu agar tak membuat semua orang khawatir.

"Ini semua akan berlalu, Achel. Semuanya akan baik-baik saja selama kita bisa melawannya sama-sama. Jangan takut. Ada Mama, Papa, Abang, Oma, dan Opa." ucap Chiara yang kemudian memeluk Rachel.

"Ada Mika juga Onty. Ntal olang jahatna Mika tonjok nih pakai pelut gedena Mika," ucap Mika sambil menepuk perutnya yang buncit. Rachel dan Chiara sampai tertawa mendengar ucapan Mika.

Hahaha...

"Terimakasih sudah mengerti Achel, Ma. Terimakasih sudah memberi ruang untuk Achel sendiri dulu. Mama juga selalu ada untuk Achel. Mama memang terbaik," ucap Rachel membalas pelukan dari Chiara.

Oma, hati-hati talo Onty bilang makacih begitu. Itu pasti ndak cuma-cuma,

Onty itu celalu minta imbalan,

Pasti habis ini uangna Oma dihabistan Onty buat beli telul dulung di depan cana,

Aaaa...

Ampun, Onty.

Cerewet sekali kamu ini, kurcaci cadel.

Bial cama kaya Onty boncel,

Eh...

Hahaha...

Jaga keluarga ini, Tuhan. Aku harap tidak ada lagi masalah berat untuk ke depannya,

Nenet dayung ngintip,