NovelToon NovelToon
Ruang Ajaib Antagonis Kesayangan

Ruang Ajaib Antagonis Kesayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa / Masuk ke dalam novel / Ruang Ajaib / Agen Wanita
Popularitas:20.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wanita

Sinopsis:

Lilia, seorang agen wanita hebat yang mati dalam ledakan saat menjalankan misinya, namun secara tidak sengaja masuk ke dunia novel sebagai tokoh wanita antagonis yang dibenci oleh semua warga desa. Dalam dunia baru ini, Lilia mendapatkan misi dari sistem jika ingin kembali ke dunia asalnya. Untuk membantunya menjalankan misi, sistem memberinya ruang ajaib.

Dengan menggunakan ruang ajaib dan pengetahuan di dunia modern, Lilia berusaha memperbaiki keadaan desa yang buruk dan menghadapi tantangan dari warga desa yang tidak menyukainya. Perlahan-lahan, perubahan Lilia membuatnya disukai oleh warga desa, dan suaminya mulai tertarik padanya.

Apakah Lilia dapat menyelesaikan semua misi dan kembali ke dunianya?

Ataukah dia akan tetap di dunia novel dan menemukan kebahagiaan yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 : Melunasi Semua Hutang

"Nona, Lilia punya hutang berjumlah 3 juta pada warga desa, semua uang itu untuk membiayai Boni," kata Sistem, kembali datang.

"Apa? Yang benar saja?" Lilia syok.

"Bukankah nona pernah membaca novel ini, kenapa anda lupa alur ceritanya?"

"Aku hanya ingat alur intinya saja, setiap detail ceritanya mana mungkin aku ingat semua. Pemilik tubuh benar-benar buta. Pria jelek begitu dipuja setengah mati. Gagal mendapatkan hati tokoh utama pria, malah mencari hiburan dengan pria jelek ini," gerutu Lilia. "Taro, apa ruang ajaib juga menjual mata uang di era ini?" sambung Lilia.

"Tentu saja nona," jawab Taro.

"Tukarkan sisa koin emasku dengan uang era ini!" titah Lilia.

"Siap nona. Pesanan diproses."

Seketika uang dari ruang ajaib muncul di tangan Lilia. Lilia senang bukan main. "Akan ku gunakan uang ini untuk melunasi hutang pemilik tubuh. Sisanya untuk modal usaha," kata Lilia.

"Jumlah uang itu 10 juta nona."

"Terima kasih Taro."

"Sama-sama nona." Sistem kembali menghilang.

"Kurang ajar kau, Lilia!" teriak Boni di bawah sana. Dari nada teriakannya, Lilia tau bahwa Boni kesakitan dan kesulitan keluar dari parit yang penuh air lumpur itu, dengan bau menyengat khas selokan. Lilia tidak memperdulikan teriakan Boni. Lilia pun meninggalkan Boni sendirian di sana.

Lilia berjalan, pergi ke rumah warga desa satu-persatu, tempatnya pernah berhutang maupun mencuri. Dengan sopan Lilia mengembalikan hutangnya beserta bunganya. Warga desa tidak menyangka, Lilia menetapi janjinya. Mereka senang Lilia cukup tau diri untuk membesarkan masalah yang dia buat.

"Terima kasih Lilia, ini lebih dari cukup dari hutangmu," ucap salah satu warga desa.

"Sekali lagi saya minta maaf, Pak, Bu. Terima kasih atas bantuan kalian selama ini," jawab Lilia dengan sopan. Sikap Lilia berhasil mendapatkan kembali kepercayaan warga desa.

Bahkan, Lilia mengembalikan uang yang pernah dia curi dari Diah, termasuk biaya berobat Diah saat dirinya membuat Diah berminggu-minggu di rumah sakit agar Diah gagal menikah dengan Pandu, dulu. Orangtua Diah menghargai kebaikan Lilia yang mencoba untuk berubah, namun tidak dengan Diah. Diah sama sekali tidak suka melihat perubahan sikap Lilia.

"Uang ini tidak akan mengembalikan cinta kami. Gara-gara kamu, Kak Pandu tidak jadi menikah denganku," ucap Diah.

"Mengenai itu, aku tidak bisa membantah. Aku memang salah. Kalau Kak Pandu ingin berpisah denganku, aku tidak keberatan," jawab Lilia.

"Tepati janjimu, aku akan meminta Kak Pandu menceraikan mu. Bukan uang yang ku inginkan tapi Kak Pandu," tegas Diah. Lilia hanya bisa mengangguk pasrah.

"Bukankah dia tokoh utama wanita di novel ini? Seharusnya karakter Diah baik dan sopan. Kenapa wajahnya galak sekali, tatapan matanya lebih tajam dari silet, dengan mata itu dia bisa membunuh seseorang. Jangan-jangan dia berubah jadi antagonis kali ini?" batin Lilia. "Sudahlah, bukan urusanku. Perempuan kalau patah hati memang selalu berubah jahat," lanjut Lilia lagi, dalam hatinya.

"Dari mana kamu dapat uang ini? Kamu mencuri lagi? Atau uang ini pemberian Kak Pandu?" tanya Diah, penasaran.

"Aku tidak punya kewajiban menjelaskan padamu dari mana aku mendapatkan uang ini. Yang jelas ini bukan uang curian," jawab Lilia dengan acuh. "Paman, Bibi, saya permisi dulu, masih banyak rumah warga yang harus saya datangi," kata Lilia pada orangtua Diah. Setelah berpamitan, Lilia pun pergi.

Berita tentang Lilia mendatangi rumah warga desa satu persatu untuk membayar hutangnya sudah tersebar luas di desa. Bahkan kabar ini dengan cepat sampai ke telinga Pandu di markas.

"Kolonel ..." panggil salah satu anak buah Pandu. Pandu yang sedang melatih beberapa anak buahnya menoleh.

"Tadi Istri saya menelepon ke markas. Istri saya bilang istri Kolonel sudah membayar semua hutangnya ke setiap warga," lapor Regi.

"Semua hutangnya sudah dia lunasi?" Pandu cukup terkejut. Pasalnya bulan ini Pandu tidak memberikan gajihnya pada Lilia, karena berkaca pada bulan lalu dan bulan-bulan yang sudah lewat, gajih Pandu di hamburkan dengan tidak jelas oleh Lilia, bahkan Bu Ayu harus menggunakan uang pensiunan suaminya untuk memasak di rumah.

"Dari mana Lilia dapat uang sebanyak itu? Apa ibunya yang memberikan uang itu?" pikir Pandu.

.

.

.

Hari sudah sore, matahari mulai memancarkan sinar keemasan yang lembut, menandakan akhir hari yang panjang. Lilia baru pulang dari keliling desa, kaki dan tangannya terasa lelah setelah seharian berjalan kaki untuk membayar hutang-hutangnya kepada warga desa. Sesampai di depan rumah dia langsung menuju ke kursi depan, tempat dia biasa duduk dan beristirahat sejenak.

Dengan hati yang lega, Lilia duduk di kursi dan memejamkan matanya, menikmati waktu istirahat yang sangat dia butuhkan. Udara sore yang sejuk dan ketenangan lingkungan desa membuatnya merasa lebih santai dan rileks. Dia menarik napas dalam-dalam, membiarkan stres dan kelelahan hari ini perlahan-lahan menghilang.

"Lilia ... Lilia ..." panggil Bu Ayu dari dalam rumah, suaranya terdengar keras dan ingin tahu. Karena tidak ada sahutan dari depan, Bu Ayu pun keluar untuk mencari anaknya. Ketika dia melihat Lilia duduk di kursi depan dengan mata tertutup, dia langsung menghampiri.

"Ibu dengar kamu sudah melunasi semua hutangmu, dari mana kamu dapat uangnya?" tanya Bu Ayu dengan nada yang ingin tahu, sambil memandang Lilia dengan curiga. "Bulan ini bukankah Pandu tidak memberi kamu uang, tapi memberikannya pada ibu?" tambahnya, masih penasaran.

Lilia tidak bergeming, dia masih memejamkan matanya, tapi dia mendengar apa yang ibunya tanyakan. "Lilia!" panggil Bu Ayu lagi, kali ini lebih keras dan menuntut jawaban.

"Aku capek Bu. Uang itu hasil tabunganku," jawab Lilia dengan lesu, tanpa membuka matanya.

Bu Ayu tidak percaya, "Bohong kamu ya ... Selama ini kamu tidak bekerja, dari mana kamu dapat uang itu?" sahut Bu Ayu, suaranya penuh keraguan.

"Aku punya bisnis Bu. Baru saja ku jalankan," jawab Lilia, masih dengan mata tertutup.

"Bisnis apa?" tanya Bu Ayu, penasaran.

"Tunggu saja, sebentar lagi orangnya datang," jawab Lilia, dengan senyum kecil di bibirnya. Bu Ayu hanya bisa menggelengkan kepala, masih tidak percaya dengan jawaban anaknya.

Bu Ayu tidak mengerti dengan apa yang anaknya katakan. Tapi, tidak lama setelah itu, datanglah Pak Wawan dengan membawa dua buah karung penuh. Karung itu Pak Wawan bawa memakai gerobak.

"Lilia, udangnya sudah saya tangkap. Dua karung penuh. Nanti kalau ada yang perlu saya bantu lagi, katakan saja," kata Pak Wawan.

Lilia mengangguk sembari tersenyum. "Terima kasih Pak Wawan," kata Lilia.

Pak Wawan kemudian mengangkat dua karung itu, dan meletakkannya di bawah. Setelah selesai menjalankan tugas, Pak Wawan kemudian pulang membawa gerobaknya. "Udang hama ini mau di apakan oleh Lilia? Sudahlah, bukan urusanku. Yang penting aku untung, karena mendapat upah dari Lilia untuk menangkapnya," batin Pak Wawan.

"Apa ini?" tanya Bu Ayu pada anaknya.

"Lobster air tawar. Jenis udang mahal," jawab Lilia.

"Udang air tawar? Yang merangkak di parit dan sawah-sawah gersang warga?"

Lilia mengangguk, mengiyakan pertanyaan ibunya.

"Astaga Lilia, udang hama ini mau kamu apakan? Udang ini tidak berharga."

"Itu karena Ibu tidak tau. Udang ini sangat enak. Aku bisa memasaknya. Kalau di jual, pasti banyak yang beli. Besok mau ku jual di kota. Pasti laku keras."

Bu Ayu tertawa terbahak-bahak dengan ide bisnis Lilia. Pasalnya Lilia tidak bisa memasak. Dan udang hama ini sangat tidak berharga di desa, pada era ini. Bu Ayu tidak tau kalau di masa depan Lobster air tawar maupun Lobster laut, adalah makanan mahal dan mewah. Rasanya juga sangat lezat.

"Ibu, aku serius. Ibu lihat saja besok. Bisnisku pasti berhasil," kata Lilia dengan yakin.

Bu Ayu geleng-geleng kepala, dia masih tidak percaya dengan ucapan anaknya. "Terserah kamu, kalau tidak berhasil jangan menangis pulang ke rumah," kata Bu Ayu memperingati anaknya.

"Tidak akan!" sahut Lilia.

1
SENJA
hilih udah nikmatin aja dulu peranmu sebagai lilia ga usah bawa2 dewi pembunuhlah agen rahasia toplah 🥴🥱
SENJA
pandu yang aslinya kemana yah , aku kok kepikiran 😂
Dewi hartika
wah jadi ketahuan nich🙂🙂🙂lanjutttt
SENJA
wiwkww narsis juga ini pandu 😂 ehh titan yah 😂
SENJA
ga niat jahat apa!?! ngerusak kebon warga yah jahat namanya 😂😂😂
Erna Fkpg
bagu
Lily Blassom: mksih kak rate-nya❤️
total 1 replies
SENJA
kirain bisa suruh sistem buat jaga kebun 😳 kasih formasi atau array penjagaan 🤭
Cha Sumuk
jd bingung sy nya bc ni novel
Lily Blassom: jgn bingung kak. ikuti aja alurnya, ceritanya seru
total 1 replies
Yuliana Tunru
smiga sistem taro.mendeteksi pengfusakan lahan desa dan likia mengajak warga menagkap boni dan klga gugu jgn sampai lahan rusak kasihan warga yg sdh cape mengurus lahan
SENJA
hmmmm awas kalian bertiga 😤 tinggal tunggu apesnya 🤭
SENJA
laaah situ punya lahan juga ga digarap woeee koplok! 🤣 situ bisanya korup doang maunya 😓😤
SENJA
aduh ini si antagonis kita 🤣🤣🤣
SENJA
masa ga punya cheat? kan situ yang bikin 😂
SENJA
waaaah hebat juga titan ini 😳
Cindy
lanjut kak
Yuliana Tunru
ya pandu tewas kasihan likia apa bisa raga pandu di ambil alih titan biar ttp versama lilia ..tak.kembali.kedua nyata buar bisa bahagia tanpa kelompok mafia
Erna Fkpg
mungkinkah jiwa baru yg dimaksud yg akan masuk ke tubuh pandu
Mamta Okta Okta
masuk ke tubuh pandu yaaa.....
SENJA
jangan bilang pemain baru nya masuk ke tubuh pandh weeeh 😂
SENJA
astaga jangan ada pengacau lagi di kehidupan lilia please 🥱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!