NovelToon NovelToon
Menggapai Langit Tertinggi

Menggapai Langit Tertinggi

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Romantis / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: DANTE-KUN

Jiang Shen, seorang remaja berusia tujuh belas tahun, hidup di tengah kemiskinan bersama keluarganya yang kecil. Meski berbakat dalam jalan kultivasi, ia tidak pernah memiliki sumber daya ataupun dukungan untuk berkembang. Kehidupannya penuh tekanan, dihina karena status rendah, dan selalu dipandang remeh oleh para bangsawan muda.

Namun takdir mulai berubah ketika ia secara tak sengaja menemukan sebuah permata hijau misterius di kedalaman hutan. Benda itu ternyata menyimpan rahasia besar, membuka pintu menuju kekuatan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Sejak saat itu, langkah Jiang Shen di jalan kultivasi dimulai—sebuah jalan yang terjal, berdarah, dan dipenuhi bahaya.

Di antara dendam, pertempuran, dan persaingan dengan para genius dari keluarga besar, Jiang Shen bertekad menapaki puncak kekuatan. Dari remaja miskin yang diremehkan, ia akan membuktikan bahwa dirinya mampu mengguncang dunia kultivasi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 : Berakhirnya Semifinal

Arena yang tadinya sudah panas setelah duel Lin Xueyin melawan Hong Yue kini meledak lagi ketika giliran Jiang Shen berhadapan dengan Zhang Rui.

Langkah-langkah mereka beradu di atas panggung, dentuman keras terdengar setiap kali pedang Jiang Shen berbenturan dengan tombak Zhang Rui.

CLANG! CLANG!

Suara logam yang tajam memekakkan telinga, setiap benturan menimbulkan getaran yang menyebar ke seluruh arena.

Jiang Shen sedikit terhuyung, tangannya bergetar memegang pedang. “Jadi … begini rasanya menghadapi salah satu Genius muda kota Jinan …” gumamnya dalam hati, darah berdesir cepat di tubuhnya. “Benar-benar berbeda dari sebelumnya … tapi justru inilah yang kuinginkan.”

Zhang Rui tersenyum miring, penuh arogan. “Hahaha, dasar anak kampung. Kau berani menantangku dengan pedang murahanmu? Kekuatanmu hanya sejauh ini!”

Dia mengayunkan tombaknya dengan brutal, melancarkan Teknik Tombak Penghancur Gunung.

BOOOM!

Tanah panggung bergetar hebat, bebatuan kecil terlempar ke udara. Setiap tebasan tombaknya seperti membawa berat gunung yang runtuh.

Namun, Jiang Shen bukanlah lawan yang bisa diremehkan. Dia mengangkat pedangnya tinggi, menyerap cahaya matahari sore yang masih memancar di langit. Tubuhnya bagai dikelilingi aura keemasan, panas yang menyengat menyelimuti arena.

“Teknik Pedang Matahari – Tebasan Fajar!”

Sebuah cahaya tajam berkilau menyambar, membelah udara, dan menabrak kekuatan tombak Zhang Rui.

DUARRR!

Ledakan energi meledakkan panggung, menghempaskan debu ke segala arah. Penonton menahan napas, banyak yang berteriak histeris melihat kedua anak muda itu saling melukai tanpa mundur sedikit pun.

Keduanya sama-sama terluka. Darah mengalir di sudut bibir Jiang Shen, sementara pundak Zhang Rui robek terkena tebasan pedang. Namun sorot mata keduanya semakin membara.

Zhang Rui mencibir, napasnya memburu. “Kau masih bisa bertahan? Hmph, jangan kira kau bisa menandingi aku lebih lama lagi!”

Jiang Shen tersenyum samar, matanya berkilat. “Kalau begitu … waktunya berhenti bermain-main.”

Saat itu, petir tiba-tiba menyambar di sekeliling tubuhnya.

ZRAAAAK!

Suara petir menggelegar, tubuh Jiang Shen dipenuhi kilatan ungu-biru yang melompat-lompat di permukaan kulitnya. Aura api yang panas kini berpadu dengan keganasan petir.

Semua orang terbelalak.

“Dua … atribut bawaan?” seru salah satu tetua dengan wajah syok.

“Mustahil! Anak itu … memiliki api dan petir sekaligus?” teriak seorang penonton.

“Kalau begitu, dia setara dengan tiga Genius sejati kota Jinan!”

Lin Xueyin yang tengah duduk di tepi arena dengan tubuh dibalut perban, sempat berhenti menerima pengobatan. Wajahnya yang pucat memantulkan cahaya petir Jiang Shen. Mata indahnya melebar, namun ada senyum samar yang muncul di bibirnya.

“Dia benar-benar …” bisiknya pelan, “…bukan orang biasa.”

Zhang Rui terperangah, wajahnya mendadak serius. “Atribut ganda?!” Dia mengerahkan semua qi logam dan kayunya, tombaknya berkilau dengan cahaya emas pekat.

Namun Jiang Shen sudah bergerak. Pedangnya berkilat, petir berlari di sepanjang bilahnya. Dia berteriak penuh kekuatan,

 “Teknik Pedang Matahari – Cahaya Menyilaukan!”

DUUAAAAARRR!

Petir dan api bercampur, membentuk tebasan cahaya yang begitu terang hingga memaksa semua penonton menutup mata. Tombak Zhang Rui terpental, tubuhnya terhempas keras ke belakang dan menghantam panggung.

Hening.

Kemudian sorakan mengguncang seluruh arena.

“Jiang Shen menang!!!”

“Dia bukan sekadar anak desa biasa, dia monster!”

Tetua sekte dan klan bergumam, sebagian penuh kekhawatiran, sebagian lain penuh rasa kagum.

Dan Lin Xueyin masih menatapnya tanpa berkedip, jantungnya berdetak lebih cepat. “Jiang Shen … ternyata kau menyembunyikan begitu banyak rahasia …”

...

Malam itu, setelah pertempuran sengit melawan Zhang Rui, Jiang Shen dibawa ke tempat perawatan yang disediakan oleh penyelenggara turnamen.

Cahaya obor menerangi lorong-lorong kayu, dan suara langkah para tabib terdengar terburu-buru di sekitar arena. Di dalam sebuah ruangan sederhana namun bersih, seorang tabib tua dengan janggut putih sedang mengoleskan ramuan herbal ke luka-luka Jiang Shen. Bau obat pahit memenuhi udara, bercampur dengan aroma darah yang masih tersisa di tubuhnya.

“Anak muda, kau terlalu memaksakan diri. Untung tubuhmu kuat. Kalau tidak, kau bisa saja tumbang di tengah arena tadi,” gumam sang tabib sambil membalut lengan Jiang Shen yang penuh lebam.

Jiang Shen hanya tersenyum tipis. Matanya menatap langit malam yang terlihat dari celah jendela. Bulan menggantung pucat, seakan menjadi saksi perjalanan beratnya. Saat balutan terakhir selesai dipasang, pintu kayu di belakangnya berderit terbuka.

Sosok ramping dengan rambut hitam panjang masuk dengan langkah tenang. Wajahnya dingin namun tetap anggun, dan sorot matanya tajam seperti es yang bisa menusuk hati siapa pun yang menatapnya. Itu adalah Lin Xueyin.

Tabib tua itu langsung memberi hormat singkat sebelum meninggalkan ruangan, meninggalkan keduanya berdua saja.

“Tidak kusangka kau yang datang, Nona Lin,” ujar Jiang Shen dengan nada datar, seakan kedatangannya bukanlah hal mengejutkan.

Xueyin menatapnya cukup lama, seakan mencoba membaca isi hatinya. Lalu, dengan suara lembut namun tegas, ia bertanya:

“Jiang Shen … tiga bulan lalu, di hutan Yulong … apakah kau menyembunyikan kekuatanmu dariku?”

Pertanyaan itu membuat ruangan menjadi hening. Jiang Shen menutup matanya sebentar, mengingat kembali pertemuan mereka di hutan itu—saat mereka keluar bersama, dan Xueyin bahkan memberinya tumpangan dengan elang miliknya. Saat itu, dia hanyalah seorang kultivator lemah fi ranah Pembangunan Fondasi.

Dengan nada jujur tanpa keraguan, Jiang Shen menjawab, “Aku tidak menyembunyikan apapun darimu. Saat itu aku benar-benar masih di ranah Pembangunan Fondasi level 3. Baru-baru ini saja aku berhasil menerobos ke ranah Inti Emas.”

Alis Xueyin berkerut. Ia melangkah lebih dekat, tatapan matanya penuh rasa tidak percaya.

“Mustahil …” bisiknya. “Aku … aku saja membutuhkan satu tahun penuh untuk menembus dari Pembangunan Fondasi ke Inti Emas. Dan kau bilang hanya butuh tiga bulan? Apa kau sedang membual?”

Nada suaranya meninggi sedikit, menunjukkan keterkejutan yang jarang terlihat darinya.

Namun Jiang Shen tetap tenang. Ia menatap mata Xueyin dengan serius. “Itu kenyataannya. Aku memang terbantu oleh sebuah pil Inti Emas yang kudapatkan. Pil itu membantuku membentuk dantian dengan cepat.”

Xueyin terdiam sejenak, mengingat bahwa ia juga pernah menggunakan pil serupa untuk mempercepat terobosan. Ia menggigit bibirnya, lalu mendengus kesal. “Aku juga menggunakan pil itu, dan tetap membutuhkan satu tahun penuh. Kau benar-benar … membuatku tidak habis pikir.”

Nada suaranya dingin, tetapi di balik tatapan matanya ada sesuatu—campuran antara kekaguman yang enggan ia akui dan rasa tertantang yang mulai membakar dalam dirinya.

Akhirnya ia berbalik, langkahnya anggun namun dingin. Sebelum pintu tertutup, ia menoleh sebentar ke arah Jiang Shen. Suaranya datar, tetapi penuh tekad:

“Besok … aku akan tunjukkan padamu apa arti bakat sejati.”

Pintu menutup pelan, meninggalkan Jiang Shen seorang diri. Ia menghela napas panjang, lalu tersenyum samar. “Lin Xueyin … kau benar-benar berbeda.”

Udara malam terasa semakin dingin, seolah mengisyaratkan bahwa esok hari akan menjadi pertempuran yang jauh lebih besar daripada sekadar laga semifinal.

1
Aldrianto M. Lasut
lambat
Phi Pesek
👍
Zubair Hasan
author kayanya fans India movie banget dah 🤣🤣🤣🤣🤣😄
Sahrul Bin Samsul
nantabs
Divka
bagus
Evi Sirajuddin
Save 👍
Zubair Hasan
kirain naik lompatan besar dari level 1 ke 10 gitu,eh ini hny level 2ja. diblng lompatan besar hadeeeh author g mabuk ya 🤭😄
Zubair Hasan
kenapa TDK MC ja yg dibuat bisa bikin pil tingkat 4 ,hadeeeeh...
kenapa MC nya GK bikin greget gitu,ne mah bikin bacanya lompat²
Pebri Reja ginting
kentang,,kena tanggung
Nay Galcite Nay Galcite
/Casual//Casual/
🎀fez🎀
semangat ya thor
🎀fez🎀
semangat thor 💪
Ani Sumarni
Sayang sekali no25 Lolos
Ani Sumarni
Luar biasa mantap banget
Siap2lah Warga Masyarakat Rakyat
Kerajaan Fhoniks
Untuk memilih Raja/Presiden yang
Benar2 menjungjung tinggi ke Adilan
Kebijakan dalam melindungi Rakyatnya dan memberikan Rasa aman Nyaman merasa tenang dalam
Kehidupannya Sandang pangan dan
Lapangan pekerjaan tersedia sesuai dengan kemampuan/Propesi/Ke Ahlian masing2 tidak tercekik oleh pajak tidak tertekan dengan aturan
Yang menyusahkan Rakyatnya Pemimpin/Penguasa Raja Fhoniks tiad mementingkan kepentingan pribadi Pioritaskan Pegawai/bawahan dan Rakyatnya
Jangan memilih Pemimpin yang Serakah Ambisius kekuasaan yaaah
Nanti Kalian juga yang Rugi 😄😄
Benny
Thor, di bab 127 ini kok sudah ada jam ya, kenapa tidak menggunakan hitungan dupa aja,
Ani Sumarni
Mungkinkah Jiang Shen akan menjadi
Raja Fhoniks dia masih keturunan Raja Fhoniks terdahulu
Ani Sumarni
Kerajaan Fhoniks Tinggal Kenangan
Raja Ming Tianlong Musnah bersama keturunannya,
Erni Sasa
mc,y lambaat iih padahl sudah mendekati ending tapi masih di ranah Raja level 9,kan di awal dia punya ruang jiwa kenapa tidak di gunakan untuk berkualitivikasi.
Ani Sumarni
Lanjut 👍👍
YANI AHMAD
tersengat listrik ?? 😄😄😄🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!