Istri Kecil Presdir

Hari ini adalah hari dimana Alula dan Nathan akan mengunjungi pemakaman kedua orang tua Nathan karena besoknya mereka akan melangsungkan pernikahan. Tentang orang tua Alula? Sudah di bilang bukan dengan atau tanpa restu mereka Nathan tetap akan menikahi Alula walau bagaimana pun Alula tengah mengandung darah dagingnya dan dia harus bertanggung jawab.

Saat ini mereka tengah dalam perjalanan ke makam dengan sopir yang membawa mobil, Nathan dan Alula duduk di belakang dengan kesibukan masing-masing. Yang satu sibuk dengan pemikirannya dan yang satu sibuk dengan tab nya, you know lah siapa itu?.

Alula memandang keluar jendela dengan pandangan sendu. Ia sedih mengingat pernikahan nya akan terjadi besok namun, keluarga nya tidak ada yang mengetahui, di beri tahu pun tak akan ada yang perduli karena Alula tidak pernah penting di mata mereka.

" Tidak usah memikirkan keluarga yang telah membuang mu. " Ucapan datar tersebut membuat atensi Alula mengarah ke arah Nathan yang masih sibuk dengan tab nya.

Nathan mendongak menatap Alula yang juga menatap Dirinya. " Kamu memikirkan keluargamu bukan? jangan khawatir,jika mereka tau pun mereka tidak akan peduli. " Ucap nya datar dan atensi nya kembali menatap tab nya.

Alula menundukkan kepalanya mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Nathan. Benar. jika mereka tahu mereka juga tidak akan peduli dengan nya atau pernikahan nya karena ia memang anak yang tidak pernah diinginkan. jadi, untuk apa ia berharap dengan mereka yang tidak pernah mengharapkan dirinya.

Sekitar 15 menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di pemakaman umum dimana orang tua Nathan di semayamkan. Alula dan Nathan keluar setelah di bukakan pintu oleh supir, ralat hanya Nathan karena saat akan dibukakan pintu Alula langsung membuka pintu nya dan keluar sendiri.

" Ayo." Ajak Nathan

Alula mengangguk dan mengikuti Nathan dari belakang.

Sesampainya di gundukan di dua makam yang sangat terawat itu, Nathan langsung berjongkok diikuti oleh Alula di samping nya.

" Assalamualaikum ma, pa. " Ucap Nathan di depan makam kedua orang tua nya.

Alula memandang kedua nisan tersebut yang tertulis nama ' Liliya Chelsea Alexander ' dan ' Georgio Danendra Alexander '. Nama kedua orang tua dari Nathan Danendra Alexander yang akan menjadi suami nya esok.

" ma, pa aku pernah janji setelah aku menemukan wanita yang akan ku nikahi aku akan membawanya kemari dan sekarang dia ada disini bersamaku dan calon anak ku, calon cucu mama sama papa. " Nathan beralih menatap Alula, Alula yang mengerti arti tatapan langsung mengucapkan salam.

" Assalamualaikum Tante, om. "

" Nathan kesini sama calon istri Nathan mau minta restu sama mama, papa. Semoga pernikahan Nathan besok lancar dan kalian bahagia di atas Nathan janji akan jaga dan sayangi istri Nathan seperti apa pesan mama dulu." Nathan mendongak menatap langit lalu kembali menatap makam kedua orang tua mereka. jujur Nathan sangat merindukan kedua orang tua nya yang dulu selalu ada saat dirinya butuh walaupun sedang sibuk dengan pekerjaan mereka. ia rindu bermanja dengan ibunya dan ia rindu bercekcok dengan ayah nya hanya karena masalah sepele yang berujung membuat mereka tertawa bersama. ia rindu semua itu. Mata Nathan mulai berkaca-kaca.

Alula yang melihat hal tersebut bisa merasakan kesedihan yang dialami oleh Nathan karena ia juga pernah merasakan kehilangan bahkan dari ia masih bayi, ia sudah kehilangan sosok berharga yaitu ibunya yang selalu di caci maki orang padahal ibunya sudah tiada.

Setelah itu mereka mulai menabur kan bunga yang sempat mereka beli di perjalanan tadi dan memanjatkan doa. Sebenarnya ia ingin mengunjungi makam ibu nya, namun sampai sekarang ia tidak pernah tahu dimana letak makam ibunya karena jika ia bertanya kepada ayah atau ibu tirinya, ia tidak pernah di beritahu dan malah di bentak dengan ucapan-ucapan yang menyakitkan.

Setelah semuanya selesai, mereka beranjak dari sana karena cuaca juga terbilang tidak bagus hari ini dan sebentar lagi akan turun hujan.

Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan, Alula masih sibuk dengan pemikirannya dan Nathan? Dia sibuk dengan pekerjaan nya yang tidak pernah ada habisnya.

" Apa besok keluarga mu akan datang?. " Tanya Alula tanpa mengalihkan pandangannya dari luar.

Nathan menatap Alula sebentar lalu kembali memandang tab nya. " Keluarga yang saya punya hanya Tante saya yang sekarang berada di California bersama keluarga nya. kemungkinan dia tidak bisa datang tapi saya sudah memberitahu nya sebelumnya dan dia setuju saja karena ia tidak mau mempunyai keponakan yang tidak bertanggungjawab. " Ujar nya panjang lebar.

Alula hanya mengangguk saja, toh Tante nya merestui jadi ia tidak terlalu memikirkan nya nanti, walaupun ia tidak tahu bagaimana penilaian Tante Nathan jika bertemu dengan nya nanti. Tapi ada sedikit rasa takut dalam benak nya karena dari kecil ia tidak pernah di terima oleh siapapun karena orang selalu menyebut nya anak dari seorang pelacur atau anak dari wanita murahan yang selalu menyakiti hatinya.

" Pak Ahmad nanti berhenti di pertigaan yang ada jualan rujak yah. " Ucap Nathan yang di jawab anggukan oleh supir bernama pak Ahmad tersebut.

Alula menoleh ke arah Nathan. " Kamu ngidam?. " Tanya nya dengan kerutan di dahi nya.

Nathan mengedikkan bahu nya tidak tahu, karena ia memang ia tidak tahu, ia tiba-tiba pengen makan rujak dengan bumbu kacang yang melimpah, membayangkan saya ia sudah menelan air liurnya sendiri.

Alula memandang aneh Nathan yang menunjukkan ekspresi seperti ingin menumpahkan air liur. Apa seperti itu rasanya orang mengidam. ia jadi ingin merasakan nya.

" Jadi pengen ngidam. " Lirih nya pelan seraya mengelus perut rata nya yang masih dapat di dengar jelas oleh Nathan.

" Anak kita tidak ingin membuat ibu nya menderita jadi cukup aku yang merasakan ini. " sahut Nathan dengan mengusap lembut kepala Alula.

Alula mendongak menatap Nathan yang masih menatap dirinya. Entah dorongan dari mana, Nathan mendekat kan wajah nya membuat Alula memejamkan mata nya secara spontan apalagi ketika hembusan nafas Nathan terasa di wajah nya. Tinggal beberapa centi maka bibir Nathan sudah akan menyentuh bibir mungil Alula, namun......

" Tuan kita sudah sampai. " Ucapan supir tersebut membuat mereka berdua terkejut dan Nathan langsung menjauh kan wajah nya dan membuang pandangannya keluar jendela.

Sedangkan Alula wajah nya sudah memerah seperti tomat dan langsung memalingkan wajahnya ke samping agar tidak menatap Nathan, ia sangat malu saat ini karena pemikiran nya yang sudah berkeliaran kemana-mana.

" Belikan saya rujak dengan bumbu pedas. " Nathan menyodorkan uang seratus ribu tanpa mengalihkan tatapannya ke arah jendela. Ia masih merasa salting mungkin.

Pak Ahmad pergi memesan pesanan Nathan dan tinggalah mereka berdua dengan kecanggungan yang masih melingkupi mereka berdua.

Bersambung.......

JANGAN LUPA LIKE KOMEN AND VOTE READERS......