kembali hilang setelah peperangan usai namun ketidakadilan senantiasa datang untuk merobohkan kedamaian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon krist junior., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Kabut pekat menyelimuti pandangan. Kiwang berdiri di tengah kehampaan yang nyaris tak memiliki arah. Udara di sekitarnya seperti tak bergerak, dingin, dan lembap. Detak jantungnya terdengar lebih nyaring dari biasanya, seolah waktu itu sendiri melambat.
"Di mana ini..." gumamnya pelan.
Langkahnya terasa berat, bukan karena lelah, tetapi karena ketidakpastian. Jejak-jejak cahaya samar berkelebat di sekelilingnya. Lorong waktu yang ditarik oleh kekuatan Rune Waktu telah memisahkan dia dari Lia dan Elira. Sekarang, dia sendirian.
---
Ilusi Masa Lalu
Saat Kiwang melangkah lebih dalam, kabut mulai membentuk bayangan. Bangunan yang ia kenal muncul: desa lamanya. Suara tawa, jeritan, lalu ledakan. Sebuah pengulangan dari masa lalu.
"Ibu?" bisik Kiwang.
Ia melihat sosok perempuan yang menyerupai ibunya berdiri di depan rumahnya yang terbakar. Namun saat didekati, sosok itu memudar menjadi butiran cahaya.
"Ilusi... tapi kenapa terasa nyata?"
Sistem di tubuhnya mulai bereaksi.
> [Sistem Peringatan: Kamu berada di dalam Fluktuasi Waktu. Realitas dapat terdistorsi.]
> [Misi Sementara: Temukan Anomali Rune yang mengendalikan dimensi ini. Hadapi bayangan dirimu sendiri.]
"Bayangan diriku?"
---
Pertarungan Melawan Diri Sendiri
Suara langkah lain menggema. Dari kabut, sosok yang identik dengan Kiwang muncul, tapi dengan mata yang menyala merah. Ia mengenakan jubah rune hitam, dan aura gelap melingkupinya.
"Kau pikir bisa melawan takdirmu?" tanya sosok itu.
Kiwang mengangkat tangan, rune spiral api dan angin berputar di telapak tangannya. "Kalau kau bagian dari diriku, berarti aku bisa mengalahkanmu."
Bayangan Kiwang menyerang lebih dulu, menebas dengan pedang rune hitam yang membelah kabut. Kiwang menghindar, lalu membalas dengan kombinasi rune api dan angin:
> [Skill Aktif: Spiral Flame Burst!]
Semburan api berputar menghantam tubuh sang bayangan, tapi sosok itu hanya terdorong sedikit sebelum membalas dengan serangan rune petir gelap.
Tubrukan kekuatan membuat ledakan yang memecah dimensi. Sebagian kabut tersingkap, memperlihatkan lorong-lorong rune bercahaya yang melayang di angkasa.
Pertarungan berlangsung lama. Serangan demi serangan mereka saling meniru. Kiwang mulai menyadari bahwa untuk menang, ia tak bisa hanya mengandalkan kekuatan. Ia harus menghadapi ketakutannya.
"Aku takut kehilangan mereka... takut salah... seperti yang terjadi ke Toren..." gumamnya.
Mata bayangan itu perlahan kehilangan sinar merahnya. Wujudnya mulai retak.
> [Pengakuan Diri: Ketakutan diatasi. Rune Jiwa Terbuka.]
Rune baru muncul di dada Kiwang, bercahaya biru lembut.
> [Rune Baru: Rune Jiwa Lv.1]
Bayangan itu tersenyum dan berkata sebelum menghilang, "Kau bukan lemah karena takut... kau kuat karena terus melangkah."
---
Lorong Dimensi yang Terbuka
Setelah pertarungan itu, kabut menghilang perlahan. Di hadapan Kiwang terbuka sebuah lorong cahaya berbentuk spiral.
> [Pintu Gerbang Waktu Terbuka]
> [Tujuan: Zona Transisi - Fragmen Utara Dimensi Waktu.]
Kiwang melangkah ke dalam lorong. Tubuhnya melayang, lalu terlempar ke dalam hutan gelap dengan langit merah. Tempat yang asing, tapi ia tahu... Elira atau Lia mungkin berada di sana.
> [Status: Level 19.42 - Rune Jiwa Aktif - EXP Tertarget Berfungsi]
Ia mengepalkan tangan. "Aku akan temukan kalian... dan aku akan tuntaskan ini."
Di kejauhan, sosok perempuan dengan rambut perak berdiri di atas pohon. Matanya menatap Kiwang, lalu menghilang ke balik bayangan. Sebuah senyuman tipis mengiringinya.
Perjalanan Kiwang baru saja dimulai di dimensi ini.
---
untuk membuat saya semangat beri sedikit like dan komen ya guys......
salam lestari untuk warga Novel...