Aura Mejalani hubungan dengan kekasihnya selama dua tahun, dan mereka sudah merencanakan sebuah pertunangan, namun siapa sangka jika Aura justru melihat sang kekasih sedang berciuman di bandara dengan sahabatnya sendiri. Aura yang marah memiliki dendam, gadis 23 tahun itu memilih menggunakan calon ayah mertuanya untuk membalaskan dendamnya. Lalu apakah Aura akan terjebak dengan permainannya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Ting
"Aura, kamu tidak ada di kamar?"
Aura membaca pesan dari Lisa sang sahabat yang ternyata lebah beracun.
"Cih, sok perhatian, pasti Mario sudah cerita." Katanya pada diri sendiri.
"Maaf Lisa, aku sudah pindah.. lagi pula di sana terlalu pengap dan sempit, belum lagi ada kecoak nakal yang berkeliaran,"
Aura tertawa lebar tanpa suara sambil membalas pesan Lisa.
"Kamu pikir, aku akan percaya dengan perhatian mu wahai sahabat lacnut,"
Diseberang sana Lisa membaca balasan pesan Aura sambil menekuk wajahnya, pagi-pagi mood nya sudah dibuat buruk.
"Nyebelin, aku gak akan biarin kamu senang di atas penderitaan ku!" Kesalnya sambil membanting ponselnya diatas kasur.
*
*
Di kantor, Aura datang lebih dulu dari Lisa, karena apartemen barunya sangat dekat dengan kantor dibanding tempat yang lama.
Aura menyapa beberapa karyawan dan staf lainya sat berpapasan, hingga saat masuk kedalam lift wajah Aura menjadi tegang mendapati Haikal yang tiba-tiba muncul didepanya.
"Pagi Aura?" Sapa Haikal dengan senyumnya yang seperti biasa.
Namun pagi ini senyum itu tampak berbeda dimata Aura, wajah Haikal semakin terlihat tampan.
"P-pagi pak," Aura menekan tombol menuju ruang kerjanya, yang mana sama dengan lantai ruangan pak Enggar.
'Apanya yang beda ya?' batin Aura yang sejak tadi mengingat-ingat penampilan Haikal pagi ini ada yang berbeda.
Aura tampak berpikir keras, hingga dirinya menemukan sesuatu yang justru membuatnya malu.
"Bapak potong rambut ya!" Ceplos Aura begitu saja membuat Haikal sempat terkejut.
Hah
"Eh, b-bukan itu pak..saya hanya,"
Aura benar-benar malu hingga rasanya ingin tenggelam dalam tanah saat ini juga.
Haikal mengulas senyum, dalam hati ia begitu senang.
"Ternyata kamu memperhatikan saya,"
Ehhh
Lisa yang sejak pagi kesal sengaja mencari Aura, kesal tanpa alasan yang jelas, Lisa selalu iri dengan apa yang Aura memilki.
"Aura!"
Lisa memanggil Aura yang berjalan keluar lobby.
Dari dalam lift yang sudah terbuka Lisa berlari untuk menyamai Aura.
"Kenapa kamu pindah? Dan kamu ngak kasih aku tahu tempat tinggal mu yang baru," Tanya Lisa dengan wajah pura-pura merajuk, "Kamu udah gak anggap aku teman kamu apa?" Katanya lagi penuh drama.
Aura akan menanggapi dengan memutar kedua matanya malas andai saja dirinya sudah tidak butuh sandiwara.
"Ah..ya, maaf Lisa aku belum sempat kasih tau," Terang Aura sengaja berkelit.
"Jadi aku boleh kan lihat tempat tinggal mu?" Lisa merangkul lengan Aura dengan mata berbinar.
"Eh, tapi-"
"Ayoo dong Aura, aku ingin lihat seberapa bersih tempat tinggal mu yang sekarang, kata kamu kan disana banyak kecoak,"
'Ya kamu itu kecoaknya bikin kotor!' Maki Aura dalam hati.
"Baiklah kalau kamu memaksa," Balas Aura dengan senyum paksa.
Di perjalanan Aura mengirim pesan pada seseorang, dan tak lama mendapat balasan membuat Aura tersenyum.
Tak lama taksi yang mereka tumpangi sampai di lobby apartemen Orchid. Lisa yang bisa melihat dengan dekat begitu terpukau sampai tak berkedip.
"Ayo Lis!" Seru Aura yang sudah berjalan lebih dulu, terlalu malas melihat wajah kampungan Lisa.
"I-iya.. tunggu!"
Lantai 12, Aura sengaja membawa Lisa ke lantai 12. Bukan miliknya melainkan milik Haikal, dimana Aura sudah mendapatkan ijin untuk menggunakan apartemen itu.
'Mari kita lihat kejutan apa yang akan kau terima,' Batin Aura dengan senyum penuh arti.
JANGAN LUPA BERIKAN LIKE KOMEN KALIAN YAAA🥰🥰🥰