NovelToon NovelToon
Si Cantik Dan Si Pintar

Si Cantik Dan Si Pintar

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Nikahmuda / Duniahiburan / Cintapertama / Berondong / Berbaikan
Popularitas:536
Nilai: 5
Nama Author: Sitting Down Here

Semua orang di sekolah mengenal Jenny: cantik, modis, dan selalu jadi pusat perhatian tiap kali ia muncul.
Semua orang juga tahu siapa George: pintar, pendiam, dan lebih sering bersembunyi di balik buku-buku tebal.

Dunia mereka seolah tidak pernah bersinggungan—hingga suatu hari, sebuah tugas sekolah mempertemukan mereka dalam satu tim.

Jenny yang ceria dan penuh percaya diri mulai menemukan sisi lain dari George yang selama ini tersembunyi. Sedangkan George, tanpa sadar, mulai belajar bahwa hidup tak melulu soal nilai dan buku.

Namun, ketika rasa nyaman berubah menjadi sesuatu yang lebih, mereka harus menghadapi kenyataan: apakah cinta di antara dua dunia yang berbeda benar-benar mungkin?

Spin off dari novel Jevan dan Para Perempuan. Dapat di baca secara terpisah 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sitting Down Here, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Demontrasi Proyek Sains

Jenny dan George kembali bertemu sepulang sekolah di keesokan harinya.

"Culun, kenapa kita ga buat sesuatu yang menyenangkan sih seperti lava lamp? Itu kan keren"

"Kadang sesuatu yang kelihatan keren belum tentu bermanfaat, Jen. Mr. Stern tidak hanya meminta kita untuk membuat tugas ini tapi harus ada manfaat yang nantinya bisa berguna untuk masyarakat"

"Gitu ya?"

"Iya gitu, Jen. Oh iya, besok Mr. Stern meminta aku untuk menyerahkan laporan mengenai proyek apa yang akan kita buat. Nanti malam aku akan ketik laporannya, jadi besok kamu yang serahkan ya ke Mr. Stern"

"Kenapa aku? Kenapa ga kita berdua aja?"

"Ya gantian lah, bagi tugas. Masa aku yang buat laporan tapi aku juga yang serahin. Trus tugas kamu apa selain bantuin pas eksperimen nanti?"

"Ya udah, besok aku serahin deh ke Mr. Stern. Dasar bossy kerjaannya nyuruh-nyuruh terus!"

"Jangan manyun, Jen. Nanti cantiknya luntur loh"

"Cantik ga bisa luntur, Culun. Yang bisa luntur itu make up. Tapi kalau wajah udah cantik sih di apain aja juga oke. Btw, aku senang juga sih akhirnya kamu akui juga kalau aku cantik"

"Emangnya kapan aku bilang kamu cantik?"

"Barusan. Kamu lupa? Gawat, tugas kita bisa berantakan nih kalau kamu pelupa gini!"

Kemudian tanpa Jenny duga tiba-tiba George tertawa dengan keras. Jenny merasa takjub. Kemarin George tersenyum, tetapi hari ini justru lebih baik lagi karena ia tertawa dengan lepas, tidak seperti biasanya yang terlihat dingin dan tanpa ekspresi.

"Kamu kenapa melongo gitu, Jen? Awas kemasukan lalat loh!"

"I-itu ... Aku heran aja karena sebelumnya aku belum pernah lihat kamu tertawa"

"Itu bukan sesuatu yang mengherankan, Jen. Aku kan juga manusia, bukan robot. Jadi aku juga bisa tertawa, menangis, atau marah seperti orang lain"

"Tapi kalau marah aku skip karena aku ga mau lihat kamu marah"

"Jenny … Jenny ... Kamu tuh cantik tapi kok polos banget ya"

"Terima kasih, culun. Aku terima kalau kamu bilang aku cantik, tapi aku akan menghiraukan ucapan kamu yang bilang aku polos"

"Terserah kamu ajalah. Sekarang ayo kita kembali bekerja"

"Oke, culun"

"Begini Jen, beberapa bahan untuk eksperimen ini kan nantinya ada beberapa larutan yaitu larutan garam, gula, cuka dan jus lemon. Untuk memudahkan, nanti aku akan memberi pewarna pada larutan-larutan ini kecuali jus lemon karena warnanya sudah alami berwarna kuning. Jadi untuk larutan garam, gula, dan cuka masing-masing akan kuberi warna merah untuk garam, hijau untuk gula, dan biru untuk cuka. Apakah kamu setuju dengan ideku, Jen? Atau kamu punya pendapat lain?"

"Tidak ada, aku setuju denganmu. Lanjut aja, bos"

"Aku akan lanjut kalau kamu berhenti memanggilku bos"

"Yeah, oke ... Lanjut George. Itu kan namamu?"

"Iya benar"

George lalu kembali melanjutkan eksperimennya sampai Jenny benar-benar paham. Ketika hari sudah menjelang malam, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah. Kali ini Jenny lagi-lagi tak mau di antar pulang oleh George. Setelah membereskan tasnya ia langsung berlari keluar lab sambil melambaikan tangannya kepada George yang tidak habis pikir dengan kelakuan Jenny yang menurutnya tidak biasa.

***

Jenny berjalan menuju ruang guru untuk menyerahkan laporan kepada Mr. Stern sambil melamun. Ia memikirkan George yang pasti berpikir kalau ia adalah gadis yang aneh karena sudah dua kali menolak untuk di antarkan pulang dengan mobil oleh George.

Memangnya gadis mana yang tak senang jika di antar oleh laki-laki seperti George yang walaupun memakai kacamata tetapi terlihat manis ketika sedang tersenyum? Walaupun ingin tapi Jenny tak boleh terlibat hubungan dengan siapapun termasuk George.

Jenny mendesah lalu bergumam kepada dirinya sendiri :

"Maafkan aku, George. Bukannya aku tak mau lebih dekat lagi denganmu. Tapi aku tak boleh karena aku ataupun Louisa bukanlah seperti gadis-gadis lain yang hidupnya normal dan tak rumit"

Karena tak melihat sekitar, Jenny tanpa sadar tersenggol dengan seseorang sampai laporan yang ia bawa untuk Mr. Stern jatuh ke lantai.

"Kalau jalan liat-liat dong!"

"Maaf" Jenny kemudian bermaksud untuk mengambil laporan yang tadi tak sengaja ia jatuhkan, tetapi orang itu lebih dulu mengambilnya.

"Hei! Kamu ... Amanda?"

"Iya, aku Amanda. Baguslah kalau kamu masih ingat aku. Btw, apa ini?"

"Jangan pegang-pegang! Sini berikan padaku!"

Tapi Amanda sudah lebih dulu memegang laporan itu dari Jenny dan pastinya itu membuat Jenny menjadi kesal.

"Apa ini? Laporan?"

Amanda sempat membaca beberapa halaman dari laporan itu lalu ia mengembalikan laporan itu kepada Jenny.

"Ini aku kembalikan! Aku tak mengerti isinya karena sepertinya membosankan"

"Bukan membosankan, tapi kamunya aja yang otaknya ga sampai jadi ga ngerti"

Setelah mendapatkan kembali laporan itu dari Amanda, Jenny lalu mengibaskan rambutnya untuk meledek Amanda yang terlihat geram dan berjalan dengan santai menuju ruang guru.

***

Di jam istirahat, George makan siang dan berkumpul bersama teman-teman dari klab sains. Di sana ada Clarice, Crash, dan Joey. Ketika sedang asyik mengobrol, Jenny mendatangi meja mereka.

"George, aku sudah menyerahkan laporannya ya tadi"

George lega akhirnya Jenny memanggilnya sesuai dengan nama aslinya di depan teman-temannya.

"Oke Jen, thanks"

Jenny lalu pergi meninggalkan mereka dan duduk di meja lain bersama Louisa, seperti yang biasa ia lakukan. Sepeninggal Jenny, Crash dan Joey masih memandangi Jenny dengan penuh rasa kagum.

"Hhh... Dia cantik sekali ya" Ucap Crash

"Iya betul. Bibir dan tubuhnya juga terlihat sexy. Cowok yang jadi pacarnya pasti cowok yang beruntung" Joey menanggapi ucapan Crash sambil memandangi Jenny dari jarak yang agak jauh tapi masih terlihat.

"Hei, jangan ganggu partner proyekku"

"Emang kenapa? Kamu cemburu, George?"

"Tidak, aku tak cemburu. Dia kan bukan pacarku"

"Hei, kalian nih para cowok sama aja kalau liat cewek cantik matanya jelalatan! Anyway, gimana perkembangan proyek kamu, George? Jenny tidak mengacau kan?" Tanya Clarice kepada George.

"Selama ini sih belum, jangan sampai juga sih. Kalau partner kamu gimana, Clar?"

"Sama sih, dia juga masih baik-baik aja. Aku harap lancar terus sampai hari H"

"Amin"

"Eksperimen kamu gimana, George? Aman kan?" Tanya Joey kepada George.

"Aman kok. Aku udah cek berulang-ulang jadi aku bisa pastikan kalau itu aman"

"Syukurlah kalau begitu. Kalau kamu dan Clarice perlu bantuan tinggal bilang aja, oke?"

"Oke, Joey"

***

Dua hari kemudian, para murid yang mengikuti proyek sains di minta untuk mendemonstrasikan karya mereka di depan Mr. Stern sebelum nanti di pamerkan kepada murid-murid lain dua minggu lagi. George dan Jenny merasa persiapan mereka sudah matang dan mereka yakin kalau ini akan berjalan dengan lancar.

"Jen, tolong di cek lagi larutan-larutannya jangan sampai ada yang kurang atau tertukar"

"Oke, George"

"Karena kamu sudah jadi anak baik dengan memanggil namaku dengan benar dan telah menjadi partnerku yang baik, maka setelah ini selesai aku akan mentraktir kamu es krim"

"Horeee... Tunggu, kamu bilang kalau sudah selesai? Berarti traktir es krimnya hari ini atau dua minggu lagi kalau udah selesai semuanya?"

"Hari ini, Jen. Kalau semuanya sudah selesai nanti aku juga akan traktir kamu tapi traktir makan dan kamu bebas mau pilih makan di mana aja yang kamu mau"

"Beneran, George?"

"Iya beneran, kamu bisa pegang janjiku"

"Yeaay! Oke, aku akan tagih janjimu nanti"

"Sure, no problem"

Suara Jenny yang tadi bersorak keras karena senang terdengar oleh seluruh orang yang berada di kelas. Mr. Stern yang juga sudah berada di kelas lalu berdeham.

"Baik, kalau semua sudah siap lebih baik kita mulai sekarang"

"Baik Mr. Stern" Sahut para murid yang berada di kelas itu dengan serempak. Kelompok Jenny dan George mendapatkan giliran untuk mendemonstrasikan eksperimen mereka di urutan ketiga.

"Kamu gugup, Jen?"

"Iya sedikit, George. Tapi aku juga merasa senang dan bersemangat karena aku tak pernah melakukan ini sebelumnya"

"Kamu akan baik-baik saja, Jen"

"Thanks, George"

Tak lama kemudian, giliran Jenny dan George untuk bereksperimen dengan proyek sains mereka tiba. Jenny merasa percaya diri, begitu juga dengan George. Semuanya berjalan dengan lancar sampai ketika Jenny harus menuang larutan berwarna biru yang merupakan larutan cuka, tiba-tiba ...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!