NovelToon NovelToon
Dikira MONTIR Ternyata SULTAN

Dikira MONTIR Ternyata SULTAN

Status: tamat
Genre:Konglomerat berpura-pura miskin / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:702.7k
Nilai: 5
Nama Author: Moms TZ

Akibat ditikung saudara kembarnya, Darren memilih keluar dari rumah mewah orang tuanya, melepas semua fasilitas termasuk nama keluarganya.

Suatu hari salah seorang pelanggan bengkelnya datang, bermaksud menjodohkan Darren dengan salah satu putrinya, dan tanpa pikir panjang, Darren menerimanya.

Sayangnya Darren harus menelan kecewa karena sang istri kabur meninggalkannya.

Bagaimana nasib pernikahan Darren selanjutnya?
Apakah dia akan membatalkan pernikahannya dan mencari pengantin penganti?

Temukan jawabannya hanya di sini

"Dikira Montir Ternyata Sultan" di karya Moms TZ, bukan yang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

02. Aku ingin menjadi diriku sendiri

Sebelumnya....

Setelah Darren meninggalkan pesta pertunangan Darrel dan Nancy, Daniel secara tak sengaja melihat bayangan Darren dan berbisik pada Zeya. "Aku lihat Bang Ren, tapi sepertinya dia sudah pergi. Aku rasa kita harus mencarinya. Aku takut dia ada masalah."

Zeya mengangguk paham. "Ya sudah, ayo kita cari dia."

Mereka meminta izin pada Mami Mia untuk menitipkan anak-anak. "Mi, Kakak antar Zeya ke toilet ya, titip anak-anak dulu," pinta Daniel. Mami Mia tersenyum. "Ya sudah, sana. Biar mereka sama mami saja."

Daniel pun pergi sambil menggandeng Zeya-sang istri, meninggalkan kemeriahan pesta yang belum selesai. Dengan mengendarai mobilnya, Daniel dan Zeya menyusuri jalanan sambil memperhatikan sekelilingnya berharap bisa menemukan kakaknya. Hingga akhirnya mereka melihat sosok Darren berjalan di trotoar dengan kepala tertunduk.

"Itu dia!" seru Zeya sambil menunjuk ke arah Darren.

Daniel langsung menghentikan mobilnya dan menghadang langkah Darren. Dia keluar dari mobil lalu menarik tangan Darren, meski kakaknya itu berusaha memberontak, tetapi dia tidak memberi kesempatan. Tubuh sang kakak didorongnya masuk ke dalam mobil, hingga dengan terpaksa duduk di kursi belakang. Keheningan pekat menyelimuti ruang sempit dalam mobil. Sesaat ketiganya membisu, hanya terdengar deru mesin dan tarikan napas yang tertahan.

Darren memalingkan wajah, menatap jalanan dengan pandangan hampa. Hingga kemudian suaranya memecah kebisuan. "Apa kalian membawaku untuk menertawaiku, atau memakiku karena aku seperti seorang pecundang yang hanya bisa berdiri di balik bayang-bayang Darrel?" Wajahnya dingin, penuh kekecewaan juga kemarahan.

Daniel mencuri pandang lewat kaca spion, mengamati raut wajah sang kakak yang tampak penuh amarah yang terpendam.

"Seburuk itukah penilaianmu terhadapku, Ren?" Suara Daniel terdengar berat.

Di antara lima bersaudara, ikatan batin antara Darren dan Daniel memang terasa paling kuat dan istimewa. Dengan selisih usia hanya satu tahun, mereka tumbuh bersama dan saling melengkapi. Mereka bukan hanya sekedar saudara, melainkan sahabat karib yang tak terpisahkan, tempat pertama bagi satu sama lain untuk berbagi cerita, baik suka maupun duka. Memahami isyarat dan tatapan mata tanpa perlu banyak kata.

Meskipun begitu, hubungan mereka dengan ketiga saudara lainnya pun tetap hangat, tetapi dengan dinamika yang berbeda. Namun, mereka tetap saling menghargai dan saling peduli.

Darren kembali diam, matanya memerah. Dia menghela napas dalam-dalam, lalu menunduk sambil memejamkan mata, berusaha menahan emosinya.

"Inilah yang aku tidak suka darimu, Ren," celetuk Daniel. "Kamu selalu sok kuat dan berpura-pura bahagia, padahal sebenarnya sangat rapuh!" katanya dengan nada lebih tegas, menyingkapkan kekesalannya.

"Menangislah, jika kamu memang tak sanggup menahannya. Lepaskan semua beban di hatimu." Suara Daniel terdengar lembut, tetapi menyentuh hati, membuat Darren semakin terpuruk dalam kesedihannya.

Dua puluh menit kemudian, Daniel menghentikan mobilnya di depan sebuah hunian mewah di kawasan elit. Darren melompat keluar tanpa sepatah kata pun, diikuti Daniel yang bergegas membukakan pintu sebelah untuk Zeya, istrinya.

Darren langsung menuju kamarnya, begitu pun dengan Daniel dan Zeya. Di dalam kamarnya, Darren mengeluarkan koper lalu diisi dengan beberapa pakaian dan keperluan lainnya.

Daniel masuk ke kamar Darren, dia tampak terkejut dengan apa yang dilakukan kakaknya itu.

"Apa-apaan ini, Ren? Kamu mau ke mana?" Daniel bertanya sambil mendekat ke arah Darren.

Namun, Darren tidak menanggapi dan terus mengemas barang-barangnya tanpa menjawab pertanyaan Daniel.

"Ren, sampai kapan kamu akan terus diam seperti ini? Apa kamu pikir dengan hanya diam bisa menyelesaikan masalah? Mana Darren abangku, yang aku kenal selama ini?" lanjutnya bertanya dengan penuh kekhawatiran. Dia mencoba menghentikan tangan Darren yang terus memasukkan pakaian ke dalam koper.

"Bang, tolong bicara padaku. Apa yang sebenarnya terjadi?" ulang Daniel, kali ini dengan nada yang lebih lembut dan penuh perhatian.

Akan tetapi, Darren masih tetap diam, seolah tidak ingin membahas apa pun. Lalu tanpa diduga Daniel langsung meninju lengan Darren dengan kuat, membuat abangnya itu jatuh terjengkang.

Darren menatap dingin ke arah Daniel yang terlihat menantangnya. "Pukul, Ren! Ayo, pukul aku, jika itu bisa membuatmu merasa lega dan bisa melepaskan bebanmu!"

Darren yang sejak tadi berusaha menahan dirinya pun, tanpa pikir panjang langsung menyerang Daniel dengan pukulannya yang bertubi-tubi. Hingga mereka bergulat di lantai.

"Stop...! Apa-apaan sih, kalian ini!" Zeya datang memisahkan mereka. Namun, yang terjadi malah membuatnya tercengang. Darren dan Daniel justru berpelukan sambil tertawa bersama.

"Kalian kekanakan, nggak lucu!" Zeya langsung keluar begitu saja dari kamar dengan ekspresi kesal.

Setelahnya mereka berdua duduk di lantai, dengan tangan di belakang sebagai penyangga badan. Wajah mereka terangkat menatap ke atas.

"Sudah lega, kan? Sekarang ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa kamu tadi hanya berdiri di belakang dan tidak bergabung bersama kami?" Daniel menegakkan tubuhnya sambil menoleh ke arah Darren.

"Tanpa aku katakan, seharusnya kamu sudah paham apa yang terjadi denganku, Niel." Darren menoleh ke arah Daniel sambil tersenyum tipis.

"Lagipula, aku merasa tidak pantas berada di antara kalian dengan penampilanku yang berantakan dan pikiran kacau begini. Aku juga tidak ingin ia tahu siapa aku dan Darrel..."

"Meskipun hatimu tersakiti dan terluka? Sampai kapan kamu akan seperti ini, Ren? Sampai kapan kamu akan terus..."

"Entahlah..." potong Darren cepat seraya bangkit dari duduknya. "Sekarang antarkan aku ke stasiun. Sepertinya aku harus keluar dari rumah ini. Aku ingin menjadi diriku sendiri tanpa embel-embel nama besar keluarga kita."

"Kamu yakin?" tanya Daniel.

"Ya," jawab Darren yakin.

Daniel menatap kakaknya dengan tatapan serius, lalu mengangguk pelan. "Baiklah, aku akan mengantarmu." Dia pun membantu Darren menyelesaikan packingnya, lalu keduanya meninggalkan rumah.

"Sayang, kamu di rumah saja, ya. Nanti kalau mereka pulang, bilang aku mengantar Bang Ren." Daniel mencium kening istrinya dengan sayang. Zeya hanya mengangguk tanpa banyak bertanya.

Di mobil, Darren kembali diam, memandang keluar jendela sambil memikirkan langkah selanjutnya. Daniel sesekali meliriknya, tetapi tidak bertanya lebih lanjut. Setelah beberapa saat berkendara, mereka tiba di stasiun.

"Kamu hati-hati ya, Bang. Jaga dirimu baik-baik." Daniel memeluk Darren dengan erat. "Aku akan selalu ada untukmu. Jangan ragu untuk meminta bantuanku jika membutuhkan sesuatu."

Darren membalas pelukan adiknya, perasaanya sedikit lebih lega. "Terima kasih, Niel." Darren melepaskan pelukan, lalu naik ke dalam kereta dan melambaikan tangan pada Daniel yang masih berdiri di peron, menatap kereta yang akan membawa kakaknya pergi.

*

Mami Mia beserta rombongan akhirnya tiba di rumah. Sebelum memutuskan pulang ke rumah, ia meminta Papi Baim untuk mampir ke bengkel Darren. Akan tetapi, tidak ditemukan keberadaan putra keduanya itu di sana. Terpaksa ia pulang dengan membawa kekecewaan.

Zeya menyambut mertuanya dengan tersenyum hangat. Kedua anaknya pun langsung menghambur memeluknya. "Mama... Na, ngantuk," rengek Adzana sambil mengucek matanya.

"Loh, kamu sendiri di rumah, Sayang? Kakak, mana?" tanya Mami Mia sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.

"Daniel mengantar Bang Ren ke stasiun, Mi. Bang Ren bilang...."

Semua mata tertuju pada Zeya dengan pandangan serius terutama Darrel.

.

.

.

Jangan lupa like nya ya...

1
Edi Sulaiman
saran teman Nanci yg menyesatkan, bisa tmbh hancur lu nancy.
Edi Sulaiman
sepertinya Ajeng tmpk tak rela melihat mantan suaminya mau menikahi adiknya😄
Edi Sulaiman
he...he...nmpknya si Ajeng kaget ya, setidaknya stts nya saat ini jendes.

hhh
Edi Sulaiman
kamu akan menyesal Ajeng, si Panji sdh ada istri..
Edi Sulaiman
kira-kira Ajeng masih suci gk ya!?"
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ya gak tahu😜
total 1 replies
Edi Sulaiman
Mungkin Ajeng di Guna-gunai oleh mantan nya.!?"
Edi Sulaiman
duh kok Ajeng kabur,?!".
Giantini
tinggal in aja perempuan Kya gitu panji dia GK bakalan merasa cukup...drpd km makan hati tiap hari
Wawan Rustandi
nah lo gimana tuh
Giantini
Doren emng bodoh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: terima kasih
total 1 replies
Giantini
nancy jangan sampai nikan tau darinya bisa kacau,tp salah Doren sich terllu letoy jdi cowok
Giantini
kenapa GK balik jakarta aja Doren dasar bodoh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: terimakasih kak, udah ngatain bodoh🫰
total 1 replies
Siti Masriati
sak karep e othor we lah, Ajeng koyo ngunu Yo lantarane othor, semangat terus , sehat2 selalu othor nya 💪
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: makasih mbake, 🫶🫰
total 1 replies
Giantini
disini Doren Kya GK ada harga d8ri banget GK bisa sama kakaknya langsung mau sama adiknya...ktanya orang Kya...
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: lah emang kenapa? di real juga banyak loh, lgpula darren kan gak cinta sm ajeng, dia nikah sm ajeng kan demi menghargai pak haris, berarti pas part ini dirimu gak baca ya, atau diskip? 🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Giantini
Doren masih berkutat dibengkel pdhl sultan
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: itu namanya rendah hati beb, gak terpengaruh sama kekayaan orangtua, kan biasanya gitu, klo orang benar² sultan gayanya mlh sederhana. 🤭
total 1 replies
Hariyanti
cerita yg menarik dan menghibur 👍 👍👍👍 thanks ya Thor buat ceritanya 🙏🙏🙏
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: terimakasih, bintang 5 nya, 🫶🫰

klo suka baca maraton silakan menclok ke karya moms yg lain, judulnya "Dibuang Istri Dilamar Janda Kembang Tajir" sudah tamat. ceritanya gak kalah seru loh
total 1 replies
Hariyanti
sdh tamat ternyata 😳
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: huumm, kisah panji dan ajeng ada di karya baru, tp nama mereka moms ganti demi menghindari kesamaan🤭
total 1 replies
Hariyanti
🙀🙀🙀🙀🙀 Thor mah tega😔 kenapa jg lahir di mobil 😳
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: buat seru seruan, tp itu real loh ada kok🤭
total 1 replies
Hariyanti
mami Mia mah aneh 🤔 harusnya bersyukur mantu ga ada yang matre🤔coba kalo dpt model nancy sama Ajeng😳😳😳😳
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: pusing tujuh keliling😜
total 1 replies
Hariyanti
hebat masih mau nengok siluman ular 😒 kalo aku sih ogah banget 😔
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ya bagaimanapun ajeng kan kakaknya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!