NovelToon NovelToon
Dicintai Ipar Sendiri

Dicintai Ipar Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Cerai / Selingkuh / Janda / Cinta Terlarang / Berondong
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Mengisahkan Keyla Ayunda seorang janda yang baru saja kehilangan saja kehilangan suaminya namun harus menghadapi kenyataan bahwa sang adik ipar rupanya menyimpan perasaan padanya. Drama pun terjadi dengan penuh air mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebangkitan Masakan Rumahan

Hari-hari Keyla Ayunda semakin dipenuhi oleh jadwal yang padat. Endorsement yang masuk tak ada habisnya, dan ia harus terus memproduksi konten untuk mempertahankan engagement yang kini meroket. Ia kembali mengenakan topeng Keyla sang vlogger yang sempurna, tetapi di balik layar, hatinya masih dipenuhi kecurigaan pada Rezi.

Sore itu, Keyla baru saja pulang dari sesi photoshoot di luar kota. Ia mengendarai mobilnya sendiri, menikmati kesunyian setelah hiruk pikuk studio. Ia memilih melewati jalan pintas yang agak seasing.

Saat mobilnya melambat di persimpangan jalan sepi di dekat sebuah taman kota yang redup, matanya menangkap siluet yang familiar, dikelilingi oleh bayangan-bayangan lain.

Keyla mengerutkan dahi, lalu menghentikan mobilnya. Ia mengenali seragam putih abu-abu itu. Dan sosok pemuda yang kini terlihat terdesak di bawah ancaman segerombolan remaja lain.

Itu Azriel Damansara.

Azriel tampak ketakutan, tetapi ia mencoba mempertahankan sikap tegak saat dikelilingi oleh setidaknya empat atau lima siswa SMA lain, yang semuanya terlihat lebih besar dan lebih agresif. Salah satu dari mereka, yang bertubuh paling besar, memegang tongkat kayu kecil.

“Mana uangnya, Cupu? Kau pikir kami akan membiarkanmu lewat begitu saja setelah kau berani melawan?” desis salah satu penyerang, mendorong bahu Azriel.

Keyla merasakan adrenalinnya terpacu. Ia tidak bisa membiarkan kekerasan itu terjadi di depan matanya. Melalui konflik internal dengan Rezi, Keyla telah belajar bahwa ia harus mengambil kendali, dan kali ini, instingnya mengatakan untuk bertindak.

Tanpa berpikir panjang, Keyla meraih ponselnya dan keluar dari mobil. Ia tidak peduli dengan penampilannya yang masih lengkap dengan riasan tebal sisa photoshoot.

“HEI! APA YANG KALIAN LAKUKAN?!” teriak Keyla, suaranya lantang dan tegas, memecah keheningan sore.

Para remaja itu serentak menoleh, terkejut melihat seorang wanita yang tampak berkelas keluar dari mobil mewah dan berteriak pada mereka.

Keyla mengangkat ponselnya tinggi-tinggi, mengarahkannya ke kerumunan itu. Lampu flash menyala, seolah-olah mengambil gambar.

“AKU SUDAH MEREKAM SEMUANYA!” ancam Keyla, nadanya penuh otoritas. “Kalian semua terekam jelas di sini! Kalau kalian menyentuh pemuda itu lagi, aku akan langsung upload video ini ke media sosialku dan melapor ke polisi!”

“Siapa kau, Tante? Jangan ikut campur!” teriak si pemuda bertubuh besar, mencoba mempertahankan keberaniannya.

“Aku? Aku adalah Keyla Ayunda,” balas Keyla, menyebut namanya yang populer, berharap itu cukup membuat mereka takut. “Dan aku adalah saksi kejahatan. Dalam lima menit, polisi akan sampai di sini. Kalian mau masuk penjara karena mengeroyok anak di bawah umur?”

Keyla tidak benar-benar menelepon polisi, tetapi ancamannya berhasil. Para penyerang saling pandang. Mereka tahu nama Keyla Ayunda. Mereka tahu betapa cepat berita bisa menyebar di media sosial.

Suasana yang tadinya tegang kini berubah menjadi gaduh. Para remaja itu mulai berbisik-bisik panik.

“Ayo, cabut! Jangan sampai kita ketangkap!”

Dalam sekejap, segerombolan penyerang itu berlari kencang, menghilang ke gang-gang kecil. Mereka meninggalkan Azriel yang kini berdiri sendirian, terengah-engah, dengan tas ranselnya yang terjatuh di tanah.

Keyla menurunkan ponselnya, jantungnya masih berdebar. Ia berjalan mendekati Azriel.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Keyla, nadanya kini lembut.

Azriel menatap Keyla, matanya membulat karena terkejut. “Bu… Keyla? Ibu yang waktu itu di restoran?”

“Ya, saya. Siapa mereka? Kenapa mereka menyerangmu?” Keyla membantu Azriel mengambil ranselnya.

Azriel menunduk, menghindari kontak mata. “Tidak ada apa-apa, Bu. Hanya salah paham biasa.”

“Salah paham apa sampai mereka membawa tongkat kayu?” Keyla bertanya dengan cemas. Ia melihat sedikit memar di lengan Azriel. “Kau terluka. Ayo, saya antar kau pulang.”

Azriel mengangkat kepalanya, matanya dipenuhi keengganan. “Tidak perlu, Bu. Saya bisa pulang sendiri. Terima kasih banyak. Ibu sudah menyelamatkan saya.”

Keyla merasa ada yang disembunyikan pemuda itu, tetapi ia tidak mau memaksa. Ia menyerahkan sebuah kartu nama. “Jika mereka mengganggumu lagi, atau jika kau butuh bantuan, hubungi saya. Saya serius. Jangan hadapi mereka sendirian.”

Azriel menatap kartu nama Keyla—kontak seorang vlogger terkenal. Ia mengangguk pelan. “Terima kasih, Bu Keyla.”

Keyla hanya menatap pemuda itu hingga ia berjalan menjauh dengan langkah yang lebih waspada. Ia kembali ke mobilnya, hatinya dipenuhi perasaan campur aduk. Ia telah menyelamatkan seorang anak muda, tetapi di sisi lain, ia merasa khawatir tentang apa yang baru saja ia lihat. Siapa Azriel Damansara ini?

***

Di saat yang sama, jauh dari drama jalanan, Zehra Magnolia menerima kabar yang tidak terduga di Dapur Magnolia.

Seorang wanita berpakaian rapi, membawa kartu identitas dari salah satu stasiun televisi lokal ternama, masuk ke warungnya.

“Selamat sore, Bu Zehra. Saya dari tim program Kuliner Kita," kata wanita itu, tersenyum ramah. “Kami sudah mendengar banyak tentang kelezatan masakan rumahan Anda. Kami melihat rating ulasan Anda sangat tinggi di semua platform. Kami ingin menawarkan liputan khusus—wawancara dengan Anda mengenai rahasia resep dan bagaimana Anda membangun bisnis ini.”

Zehra, yang sedang membersihkan meja, terdiam kaget. Ia tidak pernah mencari publisitas; ia hanya mencari kedamaian dan penghidupan.

“Wawancara? Di televisi?” tanya Zehra, tidak percaya.

“Ya, Bu. Wawancara penuh. Kami akan datang dengan kru lengkap. Ini adalah kesempatan bagus untuk memperkenalkan Dapur Magnolia ke khalayak yang lebih luas. Program kami memiliki jutaan penonton.”

Wajah Zehra memerah, antara malu dan bangga. Ini adalah pengakuan tulus atas kerja kerasnya, bukan karena ia adalah istri dari pria kaya. Ini adalah keberhasilan yang murni ia raih sendiri, jauh dari bayangan kemewahan Keyla atau Rezi.

“Saya… saya akan melakukannya,” kata Zehra, senyumnya kini menyebar lebar.

Ketika wanita TV itu pergi, Zehra bersandar di dinding dapur, matanya berkaca-kaca. Ia tidak membutuhkan uang tunai dari Rezi. Ia tidak membutuhkan dukungan diam dari Rezi. Ia memiliki keahliannya, dan kini, keahliannya diakui oleh dunia.

Zehra menyadari, ia tidak hanya menata ulang hidupnya, tetapi ia juga menemukan kembali dirinya. Wawancara ini akan menjadi penanda final: ia adalah Zehra Magnolia, pemilik Dapur Magnolia, dan bukan lagi bayangan dari Keyla atau mantan istri Rezi.

****

Hari wawancara televisi Zehra tiba. Ia mengenakan baju kurung sederhana tetapi elegan, rambutnya ditata rapi. Ia duduk di warungnya, Dapur Magnolia, yang kini terlihat bersih dan teratur di bawah sorotan lampu kamera. Ia berbicara tentang perjuangannya, tentang resepnya, dan tentang pentingnya memulai lagi dari nol. Tidak ada drama air mata, hanya ketenangan dan kekuatan yang mengalir dari suaranya.

“Saya menemukan kebahagiaan di sini,” Zehra berkata pada pewawancara, senyumnya tulus. “Ketika Anda memasak dari hati, orang akan merasakannya. Dan saya bangga, ini adalah keberhasilan yang saya bangun sendiri, dengan keringat dan cinta pada masakan rumahan.”

1
partini
baca sinopsisnya agak" gimana gitu penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!