NovelToon NovelToon
SLEEP WITH MR. MAFIA

SLEEP WITH MR. MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Action / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Duda / Roman-Angst Mafia
Popularitas:9M
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Damian, lelaki yang dikenal dengan julukan "mafia kejam" karena sikapnya bengis dan dingin serta dapat membunuh tanpa ampun.

Namun segalanya berubah ketika dia bertemu dengan Talia, seorang gadis somplak nan ceria yang mengubah dunianya.

Damian yang pernah gagal di masa lalunya perlahan-lahan membuka hati kepada Talia. Keduanya bahkan terlibat dalam permainan-permainan panas yang tak terduga. Yang membuat Damian mampu melupakan mantan istrinya sepenuhnya dan ingin memiliki Talia seutuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 2

Talia berlari ke sembarang arah. Biasanya kalau dia sedang menangis, dia akan mencari tempat yang sepi. Biar dia bisa menangis sekencang mungkin. Dalam kasus Talia, sebenarnya gadis itu tidak sedih-sedih amat. Tapi sudah terlanjur menangis, jadi dia akan terus menangis kencang sampai dia lelah sendiri.

Gadis itu masuk di sebuah lorong sempit yang kelihatan sangat sepi itu. Dia duduk di lantai gang, samping drum besi besar. Gadis itu tidak melihat ada orang lain di lorong itu, hanya dirinya seorang. Sesaat kemudian, gadis itu menangis sekencang-kencangnya.

"Hwaaaa! Hidup ini gak adil, manusia gak ada yang adil! Tapi aku juga manusia, hwaaa!"

Tanpa Talia sadar, ada seseorang yang kaget mendengar tangisan dan teriakan kencangnya.

Damian.

Ya, laki-laki itu adalah Damian. Sosok paling kejam di dunia bawah tanah. Banyak orang takut padanya, namun musuhnya juga sangat banyak. Saat ini Damian sedang terluka parah akibat tusukan di perutnya. Hari ini ia lalai hingga menyebabkan musuhnya hampir menghabisinya.

Tempat ini, adalah tempat dirinya bersembunyi dari kejaran musuh. Damian harus bersembunyi karena tubuhnya sudah sangat lemah. Dalam keadaan lemah begini, dia tidak bisa lagi melawan musuhnya.

Masih ada pisau yang menancap di perutnya. Tapi dia tidak menyangka akan ada orang lain yang datang ke sini. Perempuan pula, dan sedikit aneh. Perempuan itu berada di sebelah, mereka terpisah oleh drum besi. Kenapa seorang wanita malam-malam begini berkeliaran di jalanan sepi seperti ini? Apa dia tidak takut?

Damian menahan napas, tubuhnya gemetar menahan rasa sakit yang luar biasa. Darah masih mengalir pelan dari luka di perutnya, membasahi baju hitam yang sudah penuh noda merah gelap. Ia bersandar pada dinding dingin lorong sempit itu, mencoba menenangkan diri meski kesadarannya mulai kabur.

Teriakan Talia yang melengking tiba-tiba membuatnya tersentak. Rasa kaget itu menambah perih di lukanya, membuatnya mendesis pelan. Ia tidak ingin ada orang yang tahu dia ada di sini, apalagi dalam kondisi sekarat seperti ini. Tapi perempuan itu … perempuan aneh itu … malah menangis sekeras mungkin, seperti tidak peduli pada dunia.

Damian mengerutkan kening, mencoba menahan rasa marah dan rasa sakit sekaligus. Suara tangisan itu membuatnya gelisah, bukan karena bising, tapi karena bisa menarik perhatian orang-orang yang sedang memburunya.

Akhirnya, dengan sisa tenaga, Damian menggerakkan tubuhnya sedikit, mencoba melirik dari balik drum besi besar. Ia melihat perempuan itu duduk di sana, lututnya ditekuk, wajah tertutup kedua tangan, dan menangis tanpa beban.

"Hentikan," desis Damian pelan, suaranya serak.

Talia langsung berhenti terisak. Ia menoleh dengan mata bengkak, kaget bukan main. Matanya bertemu dengan sosok laki-laki yang terlihat … mengerikan. Wajah laki-laki itu pucat, rambutnya berantakan, dan ada darah di mana-mana. Tangannya juga berdarah. Pisau menancap di perutnya.

Talia menjerit spontan.

"Aaaaa!! Ada orang berdarah-darah!!"

Shit.

Jeritannya membuat Damian mengumpat pelan.

"Diam! Jangan teriak!" katanya dengan suara rendah, tapi penuh ancaman.

Namun Talia justru berdiri, langkahnya ragu, tapi rasa penasarannya lebih kuat daripada rasa takut.

"K-Kamu kenapa? Kenapa ada pisau di perutmu?!" tanyanya polos.

Damian memejamkan mata, menahan frustasi.

"Bukan urusanmu. Pergi dari sini," katanya lemah.

Talia bukannya pergi, ia malah mendekat, menunduk melihat luka itu dengan ekspresi campur aduk antara ngeri dan panik.

Tapi gadis itu hanya duduk di depan Damian sambil terus menatap ke pisau yang menancap di bagian perut pria itu.

Berniat menolong?

Tidak. Dia hanya berniat melihat karena tidak tahu caranya menolong. Laki-laki di depan sana pun tatapannya sangat tajam dan mengintimidasi. Talia takut mendekat dan membuatnya tersinggung.

"Apakah itu sakit?" tanyanya polos. Damian menatap gadis itu dengan emosi tertahan. Sudah lihat kondisinya begini, masih tanya pula.

Damian baru menyadari eyeliner gadis itu sudah luntur karena air matanya. Sekarang area matanya bengkak dan hitam semua. Penampilan emonya berubah. Saat pandangan Damian jatuh ke tahi lalat hitam kecil di bawah matanya, ia pun langsung mengenalinya. Gadis itu adalah gadis aneh yang ada di warung makan waktu itu, dan si penyanyi sumbang yang tidak sengaja bertemu di taman dekat rumahnya. Sudah sebulan yang lalu, tapi entah kenapa Damian masih mengingatnya. Bahkan suaranya dia ingat sekali.

"Aku tanya, apa luka kamu rasanya sakit?"

Damian menghela napas pendek, menahan sakit yang terasa seperti bara di perutnya.

"Menurutmu?" desisnya pelan, penuh sarkasme.

Talia mengangguk pelan, tampak serius menanggapi.

"Pasti sakit, ya. Soalnya aku pernah ke tusuk jarum pentul aja nangis setengah mati." ia menatap pisau yang menancap di perut Damian dengan ekspresi prihatin campur penasaran.

"Tapi pisau itu… lebih besar dari jarum pentul."

Damian memejamkan mata, mencoba mengabaikan komentar bodoh itu. Dia benar-benar tidak punya energi untuk meladeni gadis aneh ini.

Namun Talia tetap duduk di sana, tidak bergerak. Tangannya meremas ujung jaket yang ia kenakan.

"Kamu gak takut mati?" tanyanya lagi, kali ini suaranya pelan.

Damian membuka mata, menatap lurus ke arah Talia. Sorot matanya tajam, penuh dengan sesuatu yang gelap, tapi juga samar-samar ada kelelahan di sana.

Takut? Dia sudah melewati banyak hal lebih buruk dari kematian. Kematian tidak ada dalam daftar takutnya.

"Dari matamu, pasti kamu nggak takut mati." ucap Talia lagi, seolah tahu apa yang akan Damian katakan.

"Aku juga," katanya pelan. Ia terus bicara. Lupa akan rasa takutnya kepada pria itu.

"Kayak … pas ketahuan nyontek di kelas. Itu rasanya lebih parah dari mau mati. Makanya menurutku, ketahuan nyuri itu lebih menakutkan dari kematian, apalagi ketahuan nyontek saat lagi asyik-asyiknya. Malu banget gak tuh?"

Damian ingin tertawa, tapi perutnya malah berdenyut hebat. Ia meringis, lalu bergumam,

"Kau terlalu berisik."

Talia mengangguk cepat, lalu duduk bersila.

"Aku memang selalu berisik orangnya. Tapi kamu tenang aja, aku akan tetap di sini, nemenin kamu sampai … kamu gak berdarah lagi."

Damian mendesah.

"Gila."

Talia mengangguk setuju.

"Iya."

Damian mendengus pelan. Lalu meringis kesakitan lagi. Tidak, dia tidak bisa begini terus. Darahnya tidak berhenti keluar, dia harus segera mencari pertolongan. Musuhnya pasti masih mencarinya. Dia harus segera menelpon Max. Tapi hapenya ada di dalam saku, keadaanya sekarang ini membuatnya kesulitan mengambil benda pipih dalam sakunya. Satu-satunya yang bisa menolongnya sekarang adalah gadis di depannya ini. Tetapi Damian tidak yakin. Gadis itu agak gila.

Meski begitu, dia tidak bisa menampik kalau hanya gadis itu yang bisa menolongnya sekarang.

"Kau ..." suara Damian serak, nyaris tak terdengar. Ia menelan ludah, menahan darah yang merembes dari sudut bibirnya.

Talia mencondongkan tubuh, mendekatkan telinganya karena tidak mendengar dengan jelas.

"Hah? Apa? Boleh di ulangi?"

Damian mengerang pelan, frustrasi.

"Bisa … tolong aku…?"

Talia memiringkan kepala.

"Tolong? Maksudnya … cabutin pisaunya? Aduh, aku nggak berani. Dulu aja waktu narik perban di luka temanku, aku pingsan duluan."

Damian menutup matanya dalam-dalam. Gadis ini, biasanya orang lain akan langsung membantu dan mencari cara apa saja saat melihat orang lain terluka, tetapi gadis ini ...

1
Nana Geulise
penjahatnyanya mati 1 tumbuh seribu...g habis2...kibra dah di penjara sebentar lg rani terus dino sepupunnya libra tar siapa lagi ya!!🤔🤔🤔
Bagus Rahmad
mimpi lho Rani mau melawan mafia seperti Damian yg ada kamu yg hancur berkeping2.
Esther Lestari
yaelah ternyata masih sekutu Libra.
jangan harap kamu bisa lolos dari mereka, kalau niat jahatmu itu kamu lakukan
Ilfa Yarni
heh jalang jgn sok berkuasa apa katamu mau bls dendam yg ada km nanti menyusul Libra dipenjara
Annabelle
Rani masih gk sadar dia hanya butiran debu aja kok punya nyali mau melawan Zaka 🙄🙄 padahal kesalahan Libra itu fatal banget
Annabelle
La Libra masuk penjara karena kesalahan dia sendiri 😏😏kenapa masih saja menyalahkan orang lain
Anna
astaagaaa.. sungguh2 definisi dr perempuan tak tau diri.
ampun deh Rani..
kamu salah mau nantangin mereka..
Dari
🤣🤣🤣 semangat raniii ayo kamu bisa . mau lgs metong apa join ke penjara ran ? 🤭🤭🤭
mang tri
kau sendiri yg akan hancur Rani 😡
partini
nah kan ga jauh jauh Sam renggong
Cristella Tella
kamu akan segera mnyusul kakakmu
Joel
sebelum melakukan mending u pikir baik baik dah Rani dari pada nanti u tinggal nama doank,, mau berurusan sama mereka yg ada nasib u sama kaya libra,, jauh jauh deh punya pemikiran buruk ke mereka,, kamu tuh gak ada apa apa ny,, mereka tuh orang berkuasa ngalah kamu yg cerek aja gampang ,, timbang set sat set abis u lenyap kaya abu rokok..🤣🤣🤣
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
Desyi Alawiyah
Hey... Kakakmu emang salah Rani, jadi dia pantas dipenjara... 😒
Lilik Juhariah
waduuuh mau perang ini si Rani , blm tau siapa danian
Dwi Winarni Wina
Rani akan membalas dendam krn dedemit libra dijebloskan ke penjara, jangan harap selamat rani berani mengusik talia dan keluarganya, akan berhadapan sm bossku damian sangat terkenal sangat kejam tanpa ampun....

Damian sangat mengerikan klo ada anggota keluarganya diusik, yg ada kau akan menyesal rani dipecat dan kehilangan pekerjaan.....

Siap-siap aja rani menyusul kakakmu libra membusuk dipenjara, rani dan duno pasti akan menyusun rencana balas dendam....

rani kamu hadapin itu punya kekuasaan dan bukan orang sembarangan, urungkan niat tuk balas dendam yg ada kamu rugi sendiri....

damian dan matt terkenal sangat kejam skl, tidak akan tinggal diam keluarganya diusik.....
Aditya hp/ bunda Lia
mafia ajah kalah terus kamu siapa mau ngelawan Damian cs ....
ardiana dili
lanjut
Sii JunJun
hayu RAN semangat, buat gali kubur mu sendiri 🤣
Taviadewi Dewi
i,,, u dendam ma mafia 🤪seram x mba
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!