NovelToon NovelToon
MR.A Sang Pembalap

MR.A Sang Pembalap

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:24.6k
Nilai: 5
Nama Author: Pa'tam

Merasa bosan hidup di lingkungan istana. Alaric, putra tertua dari pasangan raja Carlos dan ratu Sofia, memutuskan untuk hidup mandiri di luar.

Alaric lebih memilih menetap di Indonesia ketimbang hidup di istana bersama kedua orang tuanya.

Tanpa bantuan keluarganya, Alaric menjalani kehidupan dan menyembunyikan identitasnya sebagai seorang pangeran.

Sementara sang ayah ingin Alaric menjadi penerus sebagai raja berikut. Namun, Alaric yang lebih suka balapan tidak ingin terkekang dan tidak punya ambisi untuk menjadi seorang raja.

Justru, Alaric malah meminta sang ayah untuk melantik adiknya, yaitu Alberich sebagai raja.

Penasaran? Baca yuk! Siapa tahu suka dengan cerita ini.

Ingat! Cerita keseluruhan dalam cerita ini hanyalah fiktif alias tidak nyata. Karena ini hasil karangan semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 6

"Kak, kenapa sih harus seperti ini?" tanya Alberich.

"Tidak ada, hanya kepingin saja," jawab Alaric.

Dexter dan Denzel hanya tersenyum. Mereka juga tidak mengerti dengan alasan Alaric berbuat seperti itu.

Mama nya dulu juga memilih hidup sederhana, tapi tidak sampai segitunya. Sampai ingin tinggal di rumah kontrakan.

Padahal, kalau Alaric mau. Apartemen ada, rumah yang tidak ditempati juga ada. Atau bisa juga tinggal di salah satu kediaman keluarga Henderson.

"Assalamualaikum," ucap mereka bersamaan.

Seorang wanita menoleh. "Waalaikumsalam," balasnya. "Cari siapa ya?" tanyanya heran.

Karena wanita itu melihat penampilan mereka seperti bukan orang sembarangan. Walaupun hanya berpakaian santai, tapi terlihat rapi dan mahal.

"Kami mau cari rumah kontrakan, kalau ada yang sederhana," jawab Dexter.

Wanita itu memicingkan matanya untuk memastikan ucapan pemuda di depannya. Karena wanita itu sedikit ragu dengan mereka.

"Ada sih, kalau mau biar saya antar," ujar wanita itu.

Mereka pun mengikuti wanita itu. Banyak rumah yang masih kosong, tapi tidak sesuai keinginan Alaric.

"Ini yang paling kecil dan paling sederhana," kata wanita itu saat mereka tiba di depan rumah itu.

Kebetulan wanita itu membawa kuncinya, jadi mereka bisa langsung masuk untuk melihat-lihat.

Tempatnya masih kotor dan berantakan. Jadi harus di bersihkan terlebih dahulu kalau mau tinggal di rumah ini.

"Bagaimana Nak?" tanya wanita itu.

"Saya kontrak rumah ini Bu, berapa perbulan nya?" tanya Alaric.

"Dua juta perbulan. Biaya listrik dan air saya yang tanggung. Yang lain-lain tidak," jawab wanita itu.

Alaric setuju, kemudian ia meminta peralatan seperti sapu dan mop lantai untuk membersihkan rumah ini. Wanita itu pun menghubungi seseorang untuk di bawakan peralatan yang di minta oleh Alaric.

Tidak berapa lama seorang pria setengah baya pun datang dengan membawa peralatan tersebut.

"Kak, kamu yakin akan tinggal di sini?" tanya Alderich.

"Sudah, jangan banyak tanya. Lebih baik bantu aku membersihkan tempat ini," jawab Alaric.

"Biar saya bantu," kata wanita itu menawarkan diri.

Mereka pun bekerjasama membersihkan rumah ini. Pekerjaan yang tidak pernah mereka lakukan pun mereka kerjakan.

Berkat kerjasama mereka, akhirnya rumah ini pun bersih dan layak untuk di tinggali. Alaric langsung membayar untuk tiga bulan ke depan.

"Terima kasih Nak, kalau butuh apa-apa hubungi saja Ibu atau Bapak," kata wanita itu.

"Iya Bu," ujar Alaric. Kemudian wanita itu pun memberikan nomor telepon nya dan nomor telepon suaminya.

Alaric pun menyimpan nomor telepon tersebut. Ia tahu, nomor telepon itu akan sangat penting nantinya.

Wanita itu dan suaminya pun pamit. Tidak lupa wanita itu menyerahkan kuncinya kepada Alaric. Jadi Alaric bisa kapan saja pindah ke sini.

"Huft, capek juga ternyata," kata Dexter mengeluh.

"Jangan mengeluh Kak," tegur Alderich.

"Yuk pulang, besok aku langsung pindah kemari," kata Alaric.

Mereka pun ingin pulang ke rumah. Namun mereka kembali menemui wanita itu untuk berpamitan.

Dalam perjalanan pulang, dua buah mobil melaju melewati sekelompok pengendara motor.

Merasa di dahului, mereka tidak terima lalu mengejar mobil itu. Alaric segera menyadari kalau mereka sedang di kejar.

Lalu ia mensejajarkan mobilnya dengan mobil Dexter. Dengan kode saja, Dexter dan Denzel mengerti jika mereka sedang di kejar.

Dexter melihat ke kaca spion. Benar saja, sekitar sepuluh buah motor melaju cepat dan masing-masing berboncengan.

Mobil Dexter dan mobil Alaric semakin melaju. Kebetulan di kawasan ini jalanan tidak terlalu padat.

Kali ini mobil Alaric yang di depan. Namun saat di tempat yang cukup sepi, Alaric memperlambat laju mobilnya.

Melihat hal itu, Dexter juga melambatkan dan akhirnya mereka berhenti di pinggir jalan. Sepuluh buah motor juga berhenti.

Bahkan mobil mereka di kepung depan dan belakang agar tidak bisa lolos. Mereka membuka helm masing-masing lalu turun dari motor dengan gaya angkuhnya.

Alaric, Dexter, Denzel, Alderich, dan Alberich juga ikut keluar. Mereka berlima saling pandang.

"Sepertinya mereka geng motor di daerah sini," kata Denzel.

"Kamu kenal?" tanya Dexter.

"Enggak, cuma di lihat dari gayanya kita sudah bisa menebak," jawab Denzel.

"Maksud kalian apa? Hah! Mau nantangin?" Seorang ketua geng berkacak pinggang di depan Denzel dan saudaranya.

"Kita cuma lewat kok, tidak bermaksud apa-apa," jawab Alaric dengan nada lembut.

Alaric kalau berbicara memang tidak pernah meninggikan suaranya. Walau ia di bentak sekalipun.

Begitu juga dengan adik-adiknya yang memang di didik untuk bersikap sopan santun. Namun tetap tegas.

"Maaf, kami tidak ada urusan dengan kalian," kata Denzel dengan nada dingin.

Denzel dan Dexter yang memiliki darah mafia selalu bersikap dingin kalau berhadapan dengan orang seperti itu.

Keduanya juga di didik keras sejak kecil untuk menjadi pemberani. Walaupun tidak menjadi seorang mafia, namun ajaran yang di ajarkan oleh Zio membuat mereka lebih berani.

"Banyak bacot!" Ketua geng motor itu memberi kode kepada rekannya untuk menghajar mereka berlima.

"Kalian jual, kami beli," kata Alderich.

Kemudian mereka sedikit menjauh dari mobil. Mereka di kepung oleh geng motor itu. Bahkan geng motor sudah mengeluarkan senjata mereka.

Ada yang membawa rantai besi, tongkat baseball, pipa besi dan bahkan ada yang menggunakan blass knuckles. Yaitu sejenis senjata di pasang di jari.

Sedangkan Alaric dan yang lainnya tidak menggunakan apa-apa. Mereka ada senjata api, namun ada di dalam mobil.

"Kamu bawa senjata?" tanya Dexter kepada adiknya.

"Tidak, semuanya ada di dalam mobil," jawab Denzel.

"Kita hadapi saja dengan tangan kosong," kata Alberich.

Mereka mengangguk serentak. Kemudian berpencar mencari posisi untuk bertarung. 20 orang lawan lima orang memang perlawanan yang tidak seimbang.

Namun, mereka yang sudah terlatih dalam seni beladiri tidak menjadi masalah besar bagi mereka.

"Maju!" Ketua geng memerintahkan anak buahnya untuk menyerang.

Mereka maju untuk melawan kelima pemuda itu. Mereka tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa?

Pertarungan pun tidak dapat dielakkan lagi. Walaupun geng motor itu menggunakan senjata, tapi Alaric dan saudaranya tidak takut sama sekali.

Jangankan senjata itu, bahkan senjata api sekalipun tidak membuat mereka gentar.

Alaric menghindar saat ketua geng motor melayangkan tinjunya yang memakai blass knuckles itu.

Jika terkena wajahnya, sudah bisa di pastikan wajah tampan Alaric akan rusak karenanya. Ketua geng berang karena Alaric dapat menghindari pukulannya.

Namun, ketua geng motor semakin bersemangat untuk menghajar Alaric. Alaric masih menghindar sambil menendang yang lain.

Ketua geng motor kembali melayangkan tinjunya. Namun kali ini Alaric menangkap tangannya.

Anak buah ketua geng motor mengayunkan tongkat baseball ke arah Alaric. Dengan cepat Alaric menarik ketua geng motor untuk di jadikan tameng.

"Aaaakh...!" Ketua geng motor menjerit karena pukulan itu tepat mengenai kepalanya.

Tubuhnya langsung terkulai. Alaric pun segera melepaskannya begitu saja. Kemudian Alaric melanjutkan pertarungan nya melawan geng motor itu.

1
Healer
cari mati si heri 🤣🤣🤣....
kaylla salsabella
heri... oh heri... udah mending kerja baik" dapat uang malah kebanyakan gaya🤣🤣🤣🤣
Rohana Omar
huhuhuhuhuhuuuuu pangeran muda di lawan.....memang cari penyakit tu.....
Sani Srimulyani
seriusan ini seru banget ....
Sani Srimulyani
hadeuh Heri Heri...cari perkara mulu.
Sani Srimulyani
pasti tuh cewe minder karna alaric hanya pake motor, syukur deh biar indah gada saingan.🤭😜
Maria Lina
💪💪🥰🥰
Healer
tak sabar Thor utk up sate seterusnya
Soraya
Heri nyari penyakit aja
@pry😛
heri heri... jijik aq
StAr 1086
Heri kau salah cari lawan....
kaylla salsabella
wuhaaaaaa... sikat al... kelamaan🤣🤣🤣
Zea Rahmat
wah wah tamat riwayat mu heriiiiiiii...... lagi ka up nya🤣😆😀
idix anto
karya yang luar biasa tidak membuat bosen saat membacanya alur ceritanya sangat bagus mudah di mengerti
Astuti tutik2022
sapa pula tuch cewek.
Zea Rahmat
heri heri cari masalah lu... nanti kaya reihan di tinggal di hutan 😀🤣😆😁
Rohana Omar: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣betul tu jgn main2 dgn pangeran tu....m
total 1 replies
@pry😛
da disilip" kn tntg mafia np kk🤣
@pry😛
motor ala pa kk🤣.... jd kepo aq
next
@pry😛
klo tdk sng... ya bgsin sndr lh
kaylla salsabella
lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!