NovelToon NovelToon
Warisan Kaisar Naga

Warisan Kaisar Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Murid Genius / Raja Tentara/Dewa Perang / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Timur
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ar wahyudie

Di Benua Timur Naga Langit sebuah dunia di mana sekte-sekte besar dan kultivator bersaing untuk menaklukkan langit, hidup seorang pemuda desa bernama Tian Long.
Tak diketahui asal-usulnya, ia tumbuh di Desa Longyuan, tempat yang ditakuti iblis dan dihindari dewa, sebuah desa yang konon merupakan kuburan para pahlawan zaman kuno.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ar wahyudie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8

Angin dari timur berhembus kering, membawa aroma tanah dan logam.

Langit di atas Tian Long membentang tanpa batas, seperti lembaran kaca biru yang baru dicuci hujan. Di bawahnya, padang rumput luas memanjang sejauh mata memandang, dihiasi kabut pagi yang menggulung perlahan.

Tian Long berjalan seorang diri, langkahnya berat namun mantap. Luka-luka di tubuhnya belum pulih sepenuhnya, tapi matanya jernih tenang seperti permukaan danau yang menutupi badai di dasarnya.

Ia berhenti di tepi tebing tinggi, menatap lembah besar di bawah sana.

Dari kejauhan tampak bayangan kota — menara, atap pagoda, dan sinar jimat spiritual yang melayang di udara.

Itu adalah Kota Jinghai, gerbang menuju Benua Timur, pusat kekuasaan para sekte dan akademi besar.

“I... ini... dunia luar” gumamnya pelan. Nampak wajah tidak rela dipancarkan Tian Long, tidak rela meninggalkan para pamannya di desa.

Suara langkah kaki terdengar dari arah belakang. Seorang pedagang tua dengan gerobak kecil melintas, memandangi Tian Long yang berdiri di tepi tebing.

“Anak muda, kau terlihat seperti pengelana. Baru keluar dari pegunungan barat?” tanya si pedagang, suaranya serak tapi ramah

Tian Long tersenyum tipis. “Bisa dibilang begitu.”

Pedagang itu menatap perban di bahu Tian Long. “Hati-hati, jalan menuju Jinghai tidak aman. Banyak pemburu iblis dan murid sekte yang suka menguji kekuatan mereka di sana. Dunia luar tidak seperti desa-desa di barat.”

Tian Long menunduk sedikit sebagai tanda hormat. “Terima kasih, Paman.”

Ia melanjutkan langkahnya, sementara si pedagang menatap punggungnya lama. Ada sesuatu pada cara Tian Long berjalan tenang, tapi mengandung tekanan samar yang membuat udara di sekitarnya bergetar ringan.

Beberapa jam kemudian, Tian Long tiba di jalan utama menuju Jinghai.

Jalan itu lebar, terbuat dari batu hitam halus. Di kiri-kanannya berdiri tugu-tugu batu besar dengan tulisan kuno yang memancarkan cahaya lembut — tanda perlindungan sekte.

Namun sebelum ia sempat melangkah lebih jauh, suara keras terdengar dari depan.

“Dasar orang tua tak berguna! Berani berdagang tanpa izin sekte!?”

Beberapa pria muda berseragam merah berdiri mengelilingi seorang pedagang tua — orang yang tadi ditemui Tian Long di tebing.

Di dada seragam mereka terukir simbol naga merah melingkar — lambang Sek­te Bara Langit, salah satu sekte menengah yang terkenal kejam terhadap rakyat biasa.

Pedagang itu berlutut, tangannya gemetar. “Aku hanya lewat, tuan muda. Tidak menjual apa-apa di wilayah kalian.”

Pemuda di tengah, yang tampak paling berwibawa, mengangkat pedangnya perlahan. Matanya dingin. “Kau sudah menapaki tanah kami. Itu saja sudah cukup untuk hukuman.”

Ujung pedangnya mulai memancarkan nyala merah seperti bara. Pedagang tua itu menunduk pasrah.

Tian Long yang melihat dari jauh menutup matanya sebentar.

Dalam hatinya, sesuatu bergolak — bukan amarah, tapi rasa yang ia kenal sejak kecil: keengganan melihat yang kuat menindas yang lemah.

Ia menarik napas dalam, lalu berjalan mendekat perlahan.

“Cukup,” ucapnya datar.

Suara itu pelan, tapi entah bagaimana membuat udara sekeliling menegang.

Para murid sekte menoleh bersamaan. Pemimpin mereka menatap Tian Long dari ujung kepala sampai kaki, lalu tertawa kecil. “Kau siapa, bocah? Pengemis dari barat?”

Tian Long menatap mata pria itu tanpa bicara.

Salah satu pengikutnya tertawa. “Hei, Tuan Muda Yan Lie, sepertinya dia ingin menjadi pahlawan.”

Nama itu  'Yan Lie ' bergema di antara murid-murid lainnya.

Konon dia adalah murid terbaik ketiga Sekte Bara Langit, beberapa langkah di atas kebanyakan kultivator muda.

Tian Long berjalan maju, berdiri di antara mereka dan pedagang tua.

“Kalau kau benar kuat, gunakan pedangmu untuk sesuatu yang lebih besar dari mengancam orang tua,” katanya pelan.

Yan Lie tersenyum miring. “Ucapanmu terdengar bijak… tapi dari orang yang tidak tahu tempatnya.”

Yan Lie menghunus pedangnya penuh gaya, cahaya merahnya menyala seperti api hidup.

“Mari kita lihat seberapa kuat lidahmu setelah menelan tanah.”

Tanpa aba-aba, Yan Lie menebas. Whuumm!

Udara panas menyambar wajah Tian Long.

Tian Long mengangkat tangannya, menahan dengan tombak kayu yang diambil dari tanah di tepi jalan.

Clang! Benturan logam melukai telapak tangannya, tapi ia tidak mundur.

Yan Lie mengerutkan alis, lalu menyerang lagi. Kali ini cepat dan bertubi-tubi.

Swish! Clangg! Srakkk!

Tian Long hanya menangkis dengan refleks, tapi setiap serangan meninggalkan luka kecil di lengan dan bahunya.

Pedagang tua itu menjerit, “Anak muda! Pergilah! Kau tak akan menang melawan murid sekte!”

Tian Long menggertakkan gigi. “Aku tidak peduli.”

Serangan terakhir menghantam perutnya, membuatnya terlempar beberapa langkah ke belakang.

Thumm! Darah segar memercik dari bibirnya, namun matanya masih menatap tajam.

Yan Lie menurunkan pedang, suaranya dingin. “Kau punya keberanian, tapi tanpa kekuatan, keberanian hanya alasan untuk mati lebih cepat.”

Tian Long menghapus darah dari bibirnya. “Mungkin,” katanya pelan, “tapi kadang keberanian yang sia-sia adalah satu-satunya hal yang masih bisa kulakukan.”

Yan Lie menatapnya tajam, lalu menebas sekali lagi. Kali ini lebih cepat, lebih berat.

Tian Long mencoba menahan, tapi pedangnya menghantam langsung ke bahunya.

BRAAK!

Tubuhnya jatuh ke tanah keras, dan dunia di sekitarnya menjadi kabur.

Dalam keheningan yang aneh, Tian Long merasakan sesuatu bergetar di dalam dirinya.

Cahaya emas samar muncul di balik kelopak matanya yang hampir tertutup.

Suara dalam pikirannya terdengar lagi, tenang, namun bergema di kedalaman jiwanya:

“Apa yang kau lawan sekarang bukan pedangnya, tapi dirimu sendiri.”

Tian Long tersentak. Ia tahu suara itu. Long Zhen Tian.

“Kemarahan membuat langkahmu berat. Diamlah sebentar, biarkan hatimu mendengar nafas pedang musuhmu.”

Dalam kesadarannya, ia melihat dirinya berdiri di tengah lautan kabut emas.

Long Zhen Tian, naga besar berwarna perak, muncul di depannya.

“Tubuhmu bukan kalah, hanya belum mengerti arah. Serangan bukan untuk membunuh… tapi untuk memutus ketakutanmu.”

Tian Long mengangkat wajahnya. “Kalau begitu… bagaimana aku melawan?”

“Bukan melawan. Mengalir.

Saat api datang, jadilah air.

Saat petir turun, jadilah angin.”

Suara naga itu semakin dalam, bergema seperti petir jauh di gunung.

“Ingat, Tian Long. Langit tidak memberi kemenangan, hanya kesempatan untuk bertumbuh.”

Cahaya di sekelilingnya pecah. Ia terbangun dengan mata terbuka lebar.

Pedang Yan Lie baru saja meluncur ke arah lehernya, tapi tangan Tian Long bergerak lebih cepat.

Ia menangkisnya dengan ujung tombak kayu yang retak, dan kali ini… tombak itu bersinar.

Whuuummm!

Cahaya emas meledak sesaat, membuat Yan Lie mundur dua langkah.

Tian Long berdiri perlahan, matanya memantulkan warna emas samar. Luka-lukanya masih berdarah, tapi auranya berubah, lebih tenang, lebih tajam, seperti air yang diam tapi mampu memotong baja.

Yan Lie menatapnya tak percaya. “Kau… apa yang kau lakukan?”

Tian Long hanya mengangkat tombak patahnya, suaranya pelan tapi bergetar:

“Aku hanya berhenti melawan dunia. Sekarang aku mendengarnya.”

...... ........ ........ ........ ....... ......

Terima kasih kepada semua pembaca atas dukungan dan apresiasinya.

Khususnya untuk Kak Alexander yang selalu setia memberikan semangat lewat setiap like.

Author juga ingin mengajak semua pembaca untuk terus memberikan like, komentar, dan vote di setiap bab. Dukungan kecil dari kalian sangat berharga dan menjadi bahan bakar semangat author untuk terus menulis dan menghadirkan kisah terbaik!

1
Nanik S
Elder Mo... takut Anaknya tersaingi hingga berupaya menghancurkan Tian Long
Nanik S
Langit lama... 🤭🤭
Nanik S
Naga tempatnya racun, Elder Mo salah sasaran 🤣🤣🤣
Nanik S
Tian Long.... sang naga yang akan melangkah
Nanik S
Apakah masih ada Ujian untuk Tian Long
Nanik S
Laaaanjjuuuuuut
Nanik S
Tian Long cepat buka Titik Formasi
Nanik S
Elder Mo... Pak Tua tak tahu malu muridnya kalah Dia tidak terima
Nanik S
Ujian Roh Lulus dan apalagi
Nanik S
Ceritanya mulai hidup Tir
Nanik S
Di Akademi pasti bertemu musuh pertamanya
Nanik S
Kalau bukan manusia apa Pak Tua
Nanik S
Teruskan
Nanik S
Lanjutkan 🙏🙏
Nanik S
ceritanya bagus tapi buatlah lebih hidup
Nanik S
Kenapa Tian Long bisa jauh dari pamanya
Nanik S
Lanjutkan.... bagus Tor
Nanik S
Darah Naga adalah Kunci
Nanik S
Aku sebenarnya siapa... kasihan
Nanik S
Sebenarnya Anak Siapa Tian Long
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!