Bagaimana jika degup ku tak kunjung meredup, sedangkan rasamu tak kunjung selaras. Bagaimana jika rindupun tak kian padam namun rasanya terus meredam. Ternyata benar tidak ada yang mampu menggenggam hujan. karena hujan jatuhnya selalu menyakitkan bukan. (Lavanya)
Kisah gadis Bar-Bar yang mengalami broken home, bukan hanya broken home tapi juga broken heart, sebab teman masa kecilnya sekaligus tentangga depan rumahnya mendadak menjauh dan renggang karena di antara keduanya terjadi kesalahpahaman hingga membuat keduanya menjaga jarak, namun memang dasarnya jodoh sudah di pisahkan pun tetap kembali bersama walaupun harus melalui jalur perjodohan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon y.al_29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cerita Masalalu
Setelah selesai transfusi darah Alvin lebih memilih duduk di taman rumah sakit, dia hanya sedang memikirkan semua yang terjadi saat ini, dia bingung untuk bersikap bagaimana, dia juga bingung harus bersedih atau bahagia entahlah nyatanya saat ini dia masih belum bisa mencerna kenyataan sekarang. Dulu dia selalu penasaran dengan asal-usulnya, siapa orang tuanya, juga dimana mereka berada, kenapa mereka tidak ada disisinya, bahkan malah terkesan bahagia tanpanya, tapi dia juga tak mau menerka-nerka kenyataan yang belum sepenuhnya dia ketahui, sepertinya dia memang harus membahas masalah ini dengan Amara dan Dirga.
"Minum Bang" Ujar Xabiru yang tiba-tiba datang membawa minuman dan memberikan pada Alvin.
"Thanks, lu ngapain kesini?" Tanya Alvin tanpa melihat ke arah Xabiru.
"Gue cuma lagi cari angin, tapi ternyata lu juga ada di sini" Ucap Xabiru sambil duduk di samping Alvin.
"Heum" Hanya deheman yang keluar dari mulut Alvin.
"Untuk, hari ini gue mau ngucapin banyak terimakasih, walaupun sejujurnya gue cemburu sama lu, gue juga marah sama diri gue sendiri karena ngerasa ga becus jaga dia dan orang-orang di sekeliling gue" Terang Xabiru.
"Kenapa harus cemburu, kalo lu ngerasa ga mampu kenapa ga berusaha lebih keras lagi untuk menandingi gue" Balas Alvin sambil tersenyum tipis.
"Gue ngerasa ga berguna aja buat Lavanya, gue juga mau marah sama lu, karena terlihat terlalu berlebihan sama Lavanya, ternyata apa yang lu lakuin ke dia murni dari hati, karena kenyataannya batin kalian udah terikat" Jelas Xabiru dengan tenang.
"Hm, entah tapi yang jelas dari dulu gue selalu ngerasa sedih kalo dia sedih, gue juga ga bisa liat dia kesulitan, gue juga ga bisa mendeskripsikan perasaan gue sendiri, sebab gue juga ga punya feeling ke dia layaknya cowok yang cinta sama cewek, jadi gue anggap dia adik gue, Sampe akhirnya gue ketemu Ibu Amara rasanya hangat banget kalo deket dia, gue juga sama ga bisa liat dia dalam kesulitan, gue sempet nolong dia dari kecopetan dua Minggu kemarin, liat dia panik dan takut hati gue ikut resah, dan Gong nya hari ini, liat Ibu Amara ketakutan, liat Lavanya nyawanya di pertaruhkan sampe Pak Dirga Terluka perasaan gue ikut Khalaf, gue sama sekali ga ngerti, gue sedari kecil gatau siapa orang tua gue, gue cuma hidup berdua sama nenek gue, sampe beliau meninggal pun gue gatau siapa orang tua gue, dan sampe hari ini rasanya gue masih bingung, gue harus bersikap seperti apa, gue harus bagaimana, gue gamau ngira-ngira suatu hal yang gue gatau kebenarannya" Ucap Alvin panjang lebar, sedangkan Xabiru dengan setia mendengarkan keluh kesah Alvin.
"Lu harus samperin Mommy Amara Bang, lu tanya sama dia kebenarannya, apalagi di masa-masa sekarang dia butuh lu Bang, walaupun gue tau kebenarannya tapi gue juga gamau sotau, karena dia yang lebih berhak bercerita" Jelas Xabiru.
"Jadi gue sekarang harus.." belum sempat selesai Alvin berbicara sudah di potong lebih dulu.
"Harus Bang,. Sekarang pergi gih, gue tau waktu nya ga pas, tapi apa salahnya lu ada di samping mommy tenangin Dia, lu juga inget kan pesan terakhir Daddy sebelum kesadarannya hilang" Celetuk Xabiru.
"Lu bener, yaudah gue mau kesana dulu, thanks udah dengerin bacotan gue" Ucapnya sambil berlalu pergi.
Sedangkan di sisi lain tepatnya di depan ruang operasi Amara dan Lavanya masih setia menunggu jalannya operasi mereka juga berdoa satu sama lain untuk saling menguatkan. Sedangkan yang lainnya sudah pulang lebih dulu, Lavanya sengaja menyuruh yang lainnya pulang sebab dia tau pasti mereka juga sudah lelah, apalagi keluarga Karel dan Vanila pasti mereka yang paling lelah. Disini hanya ada Arbian, Xabiru, Lavanya, Amara, dan Alvin, sedangkan Arbian memang sedang menyusul Xabiru sebab tadi Xabiru sempat menghubungi nya lewat pesan WhatsApp agar Arbian menyusulnya padahal alasan sebenarnya Xabiru hanya ingin memberi ruang di antara Lavanya dan calon mertua nya untuk berbicara dengan Alvin.
"Alvin mana Nak!" Tanya Amarq.
"Gatau Mom, tadi setelah transfusi darah bilang nya mau cari minuman" Celetuk Lavanya.
"Vanya, kamu menerima Alvin kan, " Jelas Amara.
"Lavanya terima-terima aja Mom, tapi yang buat Vanya kaget ternyata dia beneran kakak kandung aku, kemarin-kemarin aku sempet kecewa kenapa Mommy ga pernah cerita, tapi pas aku tau dia orangnya aku seneng" Ujar Lavanya.
"Maaf, alasan Mommy ga pernah mau cerita karena itu salah satu luka terbesar mommy, nanti kalo ada Alvin mommy jelasin sekalian sama kamu" Balas Amara. Namun tak lama kemudian orang yang sedang di bicarakan tiba-tiba muncul di hadapan mereka berdua.
"Nih minum dulu" Ucap Alvin sambil memberikan sebotol air putih ke Lavanya.
"Ck, minum doang makanannya mana" Decak Lavanya.
"Bawel banget nih dari calon suami lu, tadi nitip ke gue" Sewot Alvin.
"Lah gue kira dari lu Bang, terus cowok gue nya mana?" Tanya Lavanya sambil melihat ujung koridor rumah sakit.
"Nyari janda" Celetuk Alvin tanpa dengan asal.
"Abang!!!! Lu kalo ngomong jangan sembarang dong kalo kejadian gimana, lu mau Adeknya di duain sama janda" Kesal Lavanya.
"Alay, lagian mana ada janda di rumah sakit yang ada suster ngesot noh" Ledek Alvin.
"Ih Abang jangan nakut-nakutin gue ya, Mommy liat Abang jahat sama aku" Rengek Lavanya layaknya anak kecil, sedangkan Amara yang melihat itu seketika terharu, ini adalah momen yang dia nantikan setelah sekian lama akhirnya impiannya terwujud walaupun di waktu yang tidak tepat.
"Biarin aja dia mah Bu gausah di peduliin, ini mending Ibu makan dulu, ibu belum makan kan?" Ujar Alvin.
"Mommy belum pengen makan, cuma pengen cerita sama kalian" Balas Amara.
"Ibu boleh cerita tapi setelah makan" Perintah Alvin.
"Okey mommy makan terlebih dahulu, kalian jangan ribut terus, ini ruang operasi" Ujar Amara pada kedua anaknya.
"Tuh denger ga lu cil" Ucap Alvin sambil mengacak rambut Lavanya.
"Ihh Abang, Mom liat ngeselin kan" Kesel Lavanya.
"Udah mommy mau makan dulu" Ucap Amara.
Setelah Amara selesai makan dia langsung bercerita pada Lavanya dan Alvin.
"Kalian udah siap dengerin cerita mommy" Ujar Amara.
"Walaupun aku udah tau ceritanya tapi ga begitu lengkap, aku pengen denger versi lengkapnya" celetuk Lavanya.
"Heumm silahkan" Balas Alvin.
"Jadi dulu Daddy kalian punya adik angkat , dia selalu menganggap Daddy kalian saingan, Sampe suatu hari dia denger kalo seluruh aset eyang bakal di wariskan atas nama Alvin dan dia tidak terima akan hal itu, tepatnya hari itu Mommy sedang berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan mommy membawa Alvin dalam gendongan mommy, mommy kira akan aman karena kita di kawal oleh beberapa pengawal, ternyata mommy salah ada yang jadi pengkhianat di antara mereka sehingga mempermudah rencana nya. Mereka juga berhasil menculik Alvin, saat itu mommy sedih, kalut, dan selalu merasa bersalah pada diri sendiri, mommy merasa jadi ibu yang jahat yang tidak berguna yang tidak mampu menjaga anaknya, mommy sempat mencari Alvin kesana-kemari, walaupun orang yang menculik Alvin selalu bilang bahwa dia sudah membunuh Alvin, mommy yakin anak mommy masih hidup, dia masih ada, akhirnya mommy stres, mommy sempat ke psikiater berkali-kali Lantaran kehilangan Alvin, karena pada masa itu juga mommy sedang hamil Lavanya tanpa sepengetahuan siapapun tapi kita juga ga pernah nyerah nyari keberadaan Alvin Sampe akhirnya Daddy tau dalang di balik itu semua tapi Daddy dapet ancaman harus menceraikan Mommy dengan nyawa Alvin, Daddy yang Khalaf percaya saja, Berakhir dia mau menuruti perintah mereka, akhirnya Mommy cerai sama Daddy kalian dengan skandal perselingkuhan yang udah di atur sama Daddy kamu sendiri dan kita semua berakhir salah paham" Jelas Amara panjang lebar.
"Aku baru tau Daddy punya adik angkat, ko dia jahat banget ya Mom, sampe hancurin keluarga kita" Tutur Lavanya dengan kesal.
"Ada dia masih hidup tapi sudah di masukan ke penjara, oleh Daddy kalian, dia mau masuk penjara dengan catatan istrinya harus menikah sama Daddy" Ujar Amara.
"Jadi tentang sapu tangan itu, dan kalung ini juga pemberian ibu?" Tanya Alvin.
"Iya, itu Mommy pesan khusus untuk kamu nak, entah emang firasat atau bagaimana, Mommy ingin sekali memakaikan kamu kalung itu" Celetuk Alvin.
"Mommy tau Bang. Alvin anak mommy dari kalung sama sapu tangan?" Tanya Lavanya.
"Bukan, saat pertama bertemu sama Alvin mommy Udah yakin, dia anak mommy yang hilang, karena dia mirip sekali sama Daddy di masa muda" Jawab Amara.
"Iyah sih mommy bener" Ucap Lavanya.
"Masih ada yang ingin kamu tanyakan Nak?" Tanya Amara pada Alvin.
"Jadi sekarang orang yang menculik aku yang jadi istri Pak. Dirga" Ujar Alvin.
"Iyah kamu bener, dia sekarang jadi istri Daddy kamu, dia selalu menekan Daddy kamu dengan nyawa kamu" Ucap Amara dengan raut wajah yang tak terbaca. "Bisa untuk tidak memanggil ibu? Panggil mommy mau" Lanjut Amara dengan penuh harap.
"Heum, aku belum terbiasa, tapi aku usahakan" Balas Alvin.