NovelToon NovelToon
Keturunan Pendekar

Keturunan Pendekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ilmu Kanuragan / Anak Yatim Piatu / Dendam Kesumat / Balas Dendam
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: bang deni

perjalanan seorang remaja yang mencari ilmu kanuragan untuk membalaskan dendam karena kematian kedua orang tuanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kebebasan Desa Galian

Api berkobar hebat di pusat pertambangan Desa Galian.

Hiaaaat

Traaang

ting

Suara riuh rendah antara pekikan kemarahan penduduk desa dan denting senjata tajam menciptakan simfoni maut di bawah langit malam yang pekat. Raka dan Anggun, berdiri tegak di tengah kepulan asap, bagaikan dua karang yang kokoh di tengah badai. Di hadapan mereka, berdiri Ki Ageng Gila dengan tawa yang menggelegar, dikelilingi oleh belasan pendekar aliran hitam  yang masih setia padanya.

"Hahaha! Jadi, kalianlah tikus-tikus yang mengacaukan rencanaku?" teriak Ki Ageng Gila. Rambut putihnya berkibar liar, dan sepasang matanya yang merah memancarkan kegilaan murni. "Dua bocah ingusan, kalian pikir bisa menghentikan kekuasaanku dengan ilmu silat kalian yang seperti cakar kucing itu?" ejeknya

Raka maju selangkah, aura tenaga dalamnya bergejolak, menciptakan pusaran debu di bawah kakinya.

"Kekuasaanmu dibangun di atas darah dan air mata, Ki Ageng. Malam ini, tanah Galian akan membasuh dirinya dari keberadaanmu!"

Ki Ageng Gila melambaikan tangannya dengan kasar. "Habisi mereka! Jangan biarkan ada bagian tubuh yang utuh!"

Hiaaaat

Hiaaaat

Hiaaat

Dua belas pendekar elit, yang dikenal sebagai Kelompok Jagal Gunung, melesat maju. Mereka menggunakan formasi lingkaran maut, menyerang dari berbagai sudut secara bersamaan dengan golok-golok besar yang berkilauan terkena cahaya api.

"Kak Anggun, biarkan aku yang membuka jalan!" seru Raka.

Raka melenting ke depan dengan kecepatan yang sulit diikuti mata awam. Ia menggunakan dasar dari Jurus Bidadari Menembus Awan untuk melenturkan tubuhnya, namun setiap pukulannya tetap membawa bobot penghancur dari latihan kerasnya.

" Wuuut"

" Wuuut"

Bugh! Brak!

Aaaaargh

Dua golok yang mengarah ke kepalanya ditangkis dengan lengan bawah yang telah dialiri tenaga dalam Rajeg Wesi miliknya membuat tubuhnya sekeras besi. Raka membalas dengan Pukulan tangan kosong, menghantam dada salah satu jagal hingga menjerit dan terlempar sepuluh langkah dan menabrak tiang penyangga tambang.

Di sisi lain, Anggun bergerak dengan keanggunan yang mematikan. Ia mengeluarkan pedangnya yang tipis namun sangat kuat. Dengan menggabungkan kelenturan Bidadari dan presisi Jurus Bunga, ia tampak seperti bayangan yang menari di tengah hujan golok.

"Jurus Mawar Merah Berduri!"

" Syuuut"

Trak

traaak

traaak

Aaaah

Pedang Anggun meliuk, membelah udara dengan suara mendesing yang halus. Ia tidak menyerang secara frontal, melainkan menyasar titik-titik saraf di pergelangan tangan dan leher lawan. Dalam tiga gerakan kilat, tiga pendekar elit jatuh tersungkur dengan tangan yang tak lagi mampu menggenggam senjata.

Raka dan Anggun bertarung dengan harmoni yang luar biasa. Saat Raka melakukan serangan sapuan kaki untuk meruntuhkan keseimbangan musuh, Anggun segera menyambutnya dengan totokan yang melumpuhkan. Kerja sama mereka membuat Kelompok Jagal Gunung yang ditakuti itu tampak seperti amatir.

Melihat anak buahnya tumbang satu per satu, Ki Ageng Gila tidak lagi bisa menahan amarahnya. Ia melompat ke tengah arena pertempuran, menciptakan getaran yang meretakkan tanah di sekitarnya.

"Kurang Ajar! Rasakan kehebatan Ilmu Tapak Iblis Gila!"

" Whosh"

Ki Ageng Gila menyerang Raka dengan kecepatan yang luar biasa. Telapak tangannya mengeluarkan hawa hitam yang dingin dan berbau busuk pertanda sangat beracun.

Hiaaaat

Wuuut

Dhuaaar

Raka mencoba menangkis, benturan tenaga dalam terjadi dan membuat keduanya terpental mundur beberapa langkah.

"Tenaga dalamnya sangat aneh, Kak! Seperti menyerap kekuatan kita!" teriak Raka mengingatkan Anggun, karena ia merasa tenaganya seperti terhisap saat tangan mereka berbenturan

"Kalau begitu Jangan biarkan telapak tangan kita menyentuh kulitmu secara langsung!" balas Anggun.

" Hiaaaat"

Anggun melesat maju, mencoba mengalihkan perhatian Ki Ageng Gila. Ia menggunakan Jurus Bidadari ke Angkasa. Tubuhnya seolah-olah tidak menapak tanah, ia berputar-putar di sekitar Ki Ageng Gila, mengirimkan rangkaian tusukan pedang yang mengincar mata dan tenggorokan

syut

Syut

Namun, Ki Ageng Gila bukanlah pendekar sembarangan. Ia tertawa gila sambil mengayunkan tangannya seperti cakar binatang buas. Gerakannya tidak beraturan, namun sangat efektif menghalau setiap serangan Anggun.

" ha ha ha, Hanya segini kemampuan keturunan Pendekar Bunga?!" ejek Ki Ageng. Ia tiba-tiba melakukan gerakan memutar dan melepaskan pukulan jarak jauh berupa bola energi hitam

Heaaaaah

Wush

Blaaar

Anggun terkejut dan melakukan salto di udara untuk menghindar. Ledakan energi itu menghantam sebuah gerobak pengangkut emas di belakangnya hingga hancur berkeping-keping.

Raka melihat Anggun mulai terdesak.

" Kak Anggun ayo kita satukan serangan, aku akan menggunakan Jurus Tongkat Terbang, kak anggun gunakan Jurus Bidadari Memetik Bunga" Seru Raka

Anggun mengangguk mengerti. Ini adalah teknik kombinasi yang sempat mereka diskusikan secara singkat saat di gua. Raka berdiri kokoh di tengah, kakinya terkunci pada bumi, sementara Anggun melompat ke arah pundak Raka.

Raka memegang tangan Anggun, memutarnya dengan tenaga dalam yang sangat besar, memberikan momentum tambahan bagi Anggun untuk melesat seperti anak panah yang berputar ke arah Ki Ageng Gila.

"Heaaaaaah"

Anggun berputar di udara dengan kecepatan tinggi, pedangnya menciptakan pusaran cahaya keunguan yang sangat tajam. Ki Ageng Gila yang terkejut mencoba menahan serangan itu dengan kedua telapak tangan hitamnya.

Cring! Cring! Cring!

Denting logam dan benturan tenaga dalam menciptakan percikan api yang menerangi seluruh area tambang. Ki Ageng Gila terdesak mundur, kakinya terseret di tanah sedalam beberapa sentimeter.

"Sialan kalian semua!" Ki Ageng Gila berteriak histeris. Ia menggigit lidahnya sendiri dan menyemburkan darah ke telapak tangannya, sebuah teknik terlarang untuk meningkatkan tenaga dalam secara instan namun merusak tubuh sendiri.

Hawa hitam di sekitar Ki Ageng Gila semakin pekat, membentuk bayangan serigala raksasa yang mengerikan. Ia bersiap untuk serangan terakhirnya.

Suasana menjadi sunyi sejenak, hanya suara api yang berderak. Anggun dan Raka berdiri berdampingan, saling menggenggam tangan kiri mereka, menyatukan aliran tenaga dalam yang selama ini terpisah. Tenaga dalam Raka yang panas dan meledak-ledak bersatu dengan tenaga dalam Anggun yang sejuk dan tajam.

"Sekarang, Kak!"

Mereka melesat bersamaan. Raka melancarkan pukulan tangan kanan yang membawa seluruh energi penghancurnya, sementara Anggun menusukkan pedangnya dengan akurasi yang tak tertandingi.

"Puncak Jurus Bidadari: Cahaya Menembus Kegelapan!"

Ki Ageng Gila menerjang dengan Tapak Iblis Penghancur Sukma. Namun, saat kedua kekuatan itu berbenturan, cahaya murni dari gabungan Raka dan Anggun mampu menembus hawa hitam pekat tersebut.

" Wuush"

"DUAAARRRR!"

Ledakan tenaga dalam yang luar biasa terjadi di pusat tambang. Gelombang kejutnya menjatuhkan semua orang yang ada di sekitarnya. Debu dan asap membumbung tinggi, menutupi pandangan mata.

Saat asap perlahan menipis, terlihat Ki Ageng Gila berdiri kaku. Matanya putih, dan dari mulutnya mengalir darah hitam yang kental. Pedang Anggun telah menembus tepat di ulu hatinya, sementara kepalan tangan Raka bersarang telak di dadanya, menghancurkan sumber tenaga dalamnya

" Aku tak menyangka aku akan di kalahkan oleh kalian" gumam Ki Ageng Gila dengan suara tersedak, sebelum akhirnya tubuhnya ambruk ke tanah, tak lagi bernyawa.

Horeee

Dengan tewasnya Ki Ageng Gila, sisa-sisa pengikutnya segera menyerah atau melarikan diri ke hutan. Penduduk Desa Galian bersorak-sorai merayakan kemenangan mereka. Mereka menghampiri Raka dan Anggun dengan penuh rasa syukur, menganggap mereka sebagai pahlawan yang dikirim oleh dewa.

Raka terduduk di tanah, napasnya tersengal. Anggun menyarungkan pedangnya dan duduk di samping Raka, menyandarkan kepalanya yang lelah di bahu sahabat masa kecilnya itu.

"Kita berhasil, Raka," bisik Anggun lirih.

" Ya kak, tapi ini baru awal perjalanan kita" Sahut Raka

setelah beristirahat sejenak, Raka berdiri,ia membantu Anggun untuk bangkit. Ia menatap matahari yang mulai terbit di balik Gunung Kencana. Cahayanya yang hangat seolah memberikan restu atas perjuangan mereka.

Penduduk desa mulai mengumpulkan hasil tambang yang tersisa untuk dibagikan secara adil, sementara Raka dan Anggun bersiap untuk meninggalkan desa tersebut. Mereka tidak mencari kekayaan atau ketenaran; mereka hanya mencari kebenaran yang terkubur di bawah kabut tipis keserakahan

1
Dewi kunti
nahan nafas ak
Hendra Yana
lanjut
Dewi kunti
cpt sehat ya kaaaaakkk,dinanti karyanya
Dewi kunti
kok blm update LG dr kmrn,nungguin ini🤭
Dewi kunti: ok smg cpt sembuh
total 2 replies
Batsa Pamungkas Surya
👍 ini mantap.. lebih kayak nyata dari pada musuh siluman2
Dewi kunti
apakah anggun jodohnya
DANA SUPRIYA
keren ini hantu berkabut menghabisi orang hanya pakai lidi
DANA SUPRIYA
seperti kakek ini sakti ya
Dewi kunti
penyembuhan mungkin
Dewi kunti
pernah,...
Batsa Pamungkas Surya
mantap laah
Hendra Yana
up lagi
Dewi kunti
yaaaaa hbs,,klo LG seru gini kok ky cm sebentar bacanya,berasa kurang
Hendra Yana
Terima kasih
Dewi kunti
perjallaannya kecepetan ngetiknya jd typo lg
Blue Angel: iya kak, bantu koreksi kak biar nanti di revisi🙏🙏🙏
total 1 replies
Dewi kunti
banhgkit typo kakak
Hendra Yana
lanjut gas
Hendra Yana
lanjut
MyOne
Ⓜ️👣👣👣Ⓜ️
Dewi kunti
sengaja gak sih diluar godaan
Blue Angel: HP nya sering typo kak🙏🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!