NovelToon NovelToon
Istri Balas Dendam CEO Winter

Istri Balas Dendam CEO Winter

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / CEO / Nikah Kontrak / Balas Dendam
Popularitas:609
Nilai: 5
Nama Author: S. N. Aida

Winter Alzona, CEO termuda dan tercantik Asia Tenggara, berdiri di puncak kejayaannya.
Namun di balik glamor itu, dia menyimpan satu tujuan: menghancurkan pria yang dulu membuatnya hampir kehilangan segalanya—Darren Reigar, pengusaha muda ambisius yang dulu menginjak harga dirinya.

Saat perusahaan Darren terancam bangkrut akibat skandal internal, Winter menawarkan “bantuan”…
Dengan satu syarat: Darren harus menikah dengannya.

Pernikahan dingin itu seharusnya hanya alat balas dendam Winter. Dia ingin menunjukkan bahwa dialah yang sekarang memegang kuasa—bahwa Darren pernah meremehkan orang yang salah.

Tapi ada satu hal yang tidak dia prediksi:

Darren tidak lagi sama.
Pria itu misterius, lebih gelap, lebih menggoda… dan tampak menyimpan rahasia yang membuat Winter justru terjebak dalam permainan berbeda—permainan ketertarikan, obsesi, dan keintiman yang makin hari makin membakar batas mereka.

Apakah ini perang balas dendam…
Atau cinta yang dipaksakan takdir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 — “Kebohongan yang Dibalikkan”

Pagi hari setelah momen rapuh di kamar tamu, Winter terbangun dengan perasaan yang lebih berat daripada sebelumnya. Pelukan Darren semalam tidak memberikan kedamaian yang ia harapkan; sebaliknya, itu meninggalkan rasa takut yang mendalam. Ia takut bahwa ia sedang menyerahkan senjatanya kepada pria yang mungkin sedang menyiapkan belati di balik punggungnya.

​Saat Winter berjalan menuju ruang makan, ia menemukan Lysandra sudah duduk di sana, sibuk dengan tabletnya. Wajah adiknya itu tampak puas, sebuah ekspresi yang selalu menjadi pertanda buruk bagi Winter.

​“Kau harus melihat ini, Kak,” ujar Lysandra tanpa menoleh, suaranya mengandung nada kemenangan yang tipis.

​Winter mengambil tablet itu. Layarnya menampilkan email anonim yang berisi rekaman suara dan foto-foto dokumen rahasia. Di dalamnya, terdapat percakapan antara Darren dengan seorang pria yang diidentifikasi sebagai perwakilan firma hukum di Jepang—firma yang sama yang dulu mengurus likuidasi aset Reigar.

​Dalam rekaman suara yang sedikit berderak itu, suara Darren terdengar jelas: “...semua saham sudah dialihkan ke Alzona. Begitu proses integrasi selesai, kita akan menarik pemicunya. Winter tidak akan curiga sampai semuanya terlambat.”

​Darah Winter seolah membeku di pembuluhnya. Rekaman itu adalah bukti fisik dari semua ketakutan yang ditanamkan Lysandra dan Ethan Wray.

​“Itu tidak mungkin,” bisik Winter, namun hatinya berteriak sebaliknya. Suara itu, intonasi itu, adalah Darren yang dingin dan kalkulatif.

​“Itu asli, Winter. Aku meminta tim IT kita untuk memverifikasinya pagi ini,” bohong Lysandra dengan lancar. Padahal, rekaman itu adalah hasil manipulasi AI canggih yang dipesan oleh Ethan Wray, yang dikombinasikan dengan potongan kalimat Darren dari konteks yang berbeda.

​Tepat saat itu, Darren masuk ke ruang makan. Ia tampak lebih segar, seolah pelukan semalam telah memberinya kekuatan baru untuk menghadapi Winter. Ia tersenyum tipis saat melihat Winter, namun senyuman itu langsung memudar ketika ia melihat tablet di tangan istrinya dan ekspresi di wajahnya.

​“Winter?”

​Winter bangkit dari kursinya, tangannya gemetar hebat. Ia melemparkan tablet itu ke meja, membiarkan layar yang menyala menunjukkan bukti pengkhianatan itu kepada Darren.

​“Menarik pemicunya, Darren? Itukah rencana besarmu setelah aku membiarkanmu kembali ke hidupku?” suara Winter melengking, tajam karena rasa sakit yang luar biasa.

​Darren mengambil tablet itu, matanya bergerak cepat membaca dokumen dan mendengarkan potongan suara tersebut. Kerutan di dahinya semakin dalam, wajahnya berubah dari bingung menjadi ngeri.

​“Ini bukan aku, Winter. Ini manipulasi. Aku tidak pernah berbicara dengan firma ini sejak aku kembali ke Indonesia,” Darren mencoba menjelaskan, suaranya tenang namun ada nada putus asa di dalamnya.

​“Lalu kenapa suaramu ada di sana?! Kenapa dokumen-dokumen rahasia Alzona yang baru saja aku tandatangani ada di tangan mereka?!” Winter maju selangkah, menatap Darren dengan pandangan yang dipenuhi kebencian murni. “Kau menggunakan rahasia ayahku untuk membuatku merasa bersalah, agar aku menurunkan kewaspadaanku, dan kemudian kau menusukku dari belakang!”

​“Aku tidak pernah menggunakan rahasia itu untuk kepentingan pribadiku!” Darren membentak, kesabarannya mulai habis. “Aku menjaganya untuk melindungimu! Rekaman ini adalah jebakan, Winter. Seseorang ingin kita saling menghancurkan tepat saat kita hampir menjatuhkan Wray.”

​“Seseorang? Atau memang ini rencanamu sejak awal?” Winter tertawa pahit, air mata mulai mengalir. “Kau benar-benar ahli, Darren. Kau membuatku merasa seperti penjahat selama sembilan tahun, dan sekarang kau ingin mengambil satu-satunya hal yang tersisa dariku: perusahaanku.”

​Lysandra berdiri di samping Winter, meletakkan tangan di bahu kakaknya. “Dia tidak akan berhenti sampai kita tidak punya apa-apa, Winter. Dia ingin membalas dendam pada Ayah melalui kita.”

​Darren menatap Lysandra dengan tatapan yang bisa membunuh. “Kau… kau tahu persis apa yang kau lakukan, Lysandra. Kau dan Ethan Wray bekerja sama untuk ini?”

​“Jangan berani-berani kau menuduh adikku!” seru Winter, melindungi Lysandra. “Aku sudah cukup mendengar kebohonganmu. Kontrak ini selesai. Pernikahan ini selesai. Aku ingin kau keluar dari rumahku, dari kantorku, dan dari hidupku sekarang juga!”

​Darren tertegun. Kata-kata Winter kali ini bukan sekadar kemarahan sesaat; itu adalah pengusiran total. Ia melihat ke sekeliling ruangan megah itu, tempat ia menghabiskan beberapa minggu terakhir mencoba membangun kembali apa yang telah hancur. Ia melihat Winter, wanita yang cintanya ia jaga dengan pengorbanan yang tak terhitung, kini menatapnya seolah ia adalah monster paling menjijikkan di dunia.

​“Kau tidak akan pernah percaya padaku, bukan?” tanya Darren, suaranya kini rendah, hampir mati. “Berapa pun banyak bukti pengorbanan yang kuberikan, satu kebohongan yang dirancang dengan baik oleh musuhmu akan selalu lebih meyakinkan bagimu.”

​“Karena kau adalah penguasa kebohongan, Darren,” balas Winter dingin.

​Darren mengangguk perlahan. Ia tidak lagi mencoba membela diri. Rasa lelah yang luar biasa menyelimutinya—lelah karena mencintai seseorang yang terus-menerus memilih untuk membencinya.

​“Baiklah,” kata Darren. Ia merogoh saku kemejanya dan mengeluarkan keycard emas penthouse tersebut. Ia meletakkannya dengan perlahan di atas meja. “Aku akan pergi. Tapi sebelum aku pergi, kau harus tahu satu hal, Winter. Aku tidak pernah membutuhkan Alzona Group. Aku memiliki cukup banyak uang di luar negeri untuk membeli sepuluh perusahaan seperti milikmu jika aku mau. Aku di sini hanya untukmu. Tapi sepertinya, ‘kita’ adalah investasi yang paling gagal yang pernah kubuat.”

​Darren berbalik dan berjalan keluar dari ruang makan tanpa menoleh lagi.

​Winter berdiri mematung. Ia mendengar bunyi pintu utama yang tertutup dengan dentuman yang berat—bunyi yang sama dengan jantungnya yang seolah berhenti berdetak. Ia seharusnya merasa lega. Ia telah menendang pengkhianat itu keluar. Ia telah memenangkan perang ini.

​Namun, saat ia menatap keycard yang ditinggalkan Darren, ia merasakan kekosongan yang mengerikan.

​“Dia pergi, Kak. Sekarang kita aman,” ujar Lysandra dengan nada riang yang tidak pada tempatnya.

​Winter tidak menjawab. Ia hanya menatap meja makan yang kini sunyi. Di sudut hatinya, ada bisikan kecil yang berkata bahwa ia baru saja melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Ia baru saja mengusir satu-satunya orang yang benar-benar berdiri di sisinya saat seluruh dunianya penuh dengan ular.

​Tiba-tiba, ponsel Winter bergetar. Sebuah pesan singkat dari nomor yang tidak dikenal masuk:

“Terima kasih atas kerja samanya, Winter. Tanpa kecurigaanmu yang berlebihan, Darren tidak akan pernah bisa dikalahkan. – EW”

​Tangan Winter lemas. Ponsel itu terjatuh ke lantai. EW. Ethan Wray.

​Winter menoleh ke arah Lysandra, yang kini tampak sedikit panik melihat ekspresi kakaknya.

​“Lysandra… apa yang telah kau lakukan?” bisik Winter, suaranya penuh kengerian.

​Kebenaran yang sesungguhnya kini mulai terkuak, namun Darren sudah pergi, dan kebohongan yang dibalikkan itu telah berhasil menghancurkan sisa-sisa harapan yang mereka miliki. Winter Alzona kini memiliki perusahaannya kembali secara utuh, namun ia belum pernah merasa sepi dan se-miskin ini seumur hidupnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!