NovelToon NovelToon
Di Ujung Asa

Di Ujung Asa

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Penyesalan Suami
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Baim

Amira wanita cantik itu, menatap suaminya dengan perasaan yang sulit di artikan. bagaimana tidak, dua tahun yang lalu, dia melepaskan kepergian Andika untuk bekerja ke kota, dengan harapan perekonomian rumah tangga mereka akan lebih mapan, keluar dari kemiskinan. tapi harapan itu hanyalah angan-angan kosong. suami yang begitu di cintanya, suami yang setiap malam selalu di ucapkan dalam sujudnya, telah mengkhianatinya, menusuknya tanpa berdarah. bagaimana Amira menghadapi pengkhianatan suaminya dengan seorang wanita yang tak lain adalah anak dari bos dimana tempat Andika bekerja? ikuti yuk lika-liku kehidupan Amira beserta buah hatinya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Baim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1

     Amira tengah duduk di tepi tempat tidur yang berukuran dua badan. Di dalam kamar yang tidak terlalu luas dan sangat sederhana itu, dia menatap Andika sang suami yang sedang memasukan pakainya di dalam tas ransel yang tidak terlalu besar, satu persatu, sambil bersila di atas lantai. Di belakangnya terbaring putra mereka yang baru berusia dua tahun, tengah terlelap dengan damai. Hatinya benar-benar nelangsa saat ini. Suami tercintanya akan pergi meninggalkan dirinya dan anaknya bekerja di kota.

     "Mas..kamu sudah yakin dengan keputusan mu itu, tolong di pikirkan lagi mas." tanya Amira sesekali menghapus pipinya yang basah, lantaran air matanya tidak berhenti menetes. Di dalam hatinya yang paling dalam tidak ingin berpisah dengan suaminya. Walau pekerjaan suaminya hanya serabutan, Amira sudah sangat bersyukur. Dia juga bukan perempuan yang malas, yang cuma menadah tangan mengharap uang dari suami. Dia juga bekerja, membantu suaminya.

    Andika menghentikan kegiatannya. Mengangkat wajahnya menatap sang istri. Lalu membuang napas panjang. Perlahan, dia bangkit dari atas lantai, kemudian duduk di samping sang istri. Diraihnya tangan yang sedikit kasar itu, lalu digenggamnya dengan lembut.

     "Dek..kalau kamu seperti ini, akan mempersempit langkah mas sayang..mas ke kota untuk kerja, bukan untuk jalan-jalan, kamu tau sendiri kalau surat lamaran yang mas kirim secara online di perusahaan besar sudah di terima. Dan mas harus kesana sayang. Percayalah itu semua untuk merubah kehidupan kita. Mas ingin membahagiakan kamu sama anak kita. Maafkan mas dek..cuma dengan ini kehidupan kita akan lebih baik Insya Allah, yang mas butuhkan cuma do'a dan dukungan dari kamu. Percaya sama mas, semua akan baik-baik saja." ucapannya menyakinkan istrinya. Dibawanya wanita yang sudah menerima dirinya apa adanya dalam pelukannya.

   Sebulan lalu Andika tanpa sengaja membaca artikel penerimaan karyawan di perusahaan Gemilang group, di sebuah aplikasi. Sebuah perusahaan besar yang anak cabangnya tersebar hampir separuh negri. Awalnya dia ragu, mungkin itu hanya penipuan. Tapi rasa penasarannya membuatnya coba-coba mendaftar. Mengingat dia lulusan S1 sarjana komunikasi di sebuah unversitas di kota.

......................

      Flash back..

   "Ibu..Amira." teriak Andika tiga hari yang lalu, saat dia mendapat notifikasi dari email-nya.

   "Ada apa sih mas, teriak-teriak." sahut Amira tergopoh-gopoh keluar dari dapur. Wajahnya terlihat cemas mendengar teriakan suaminya yang begitu nyaring.

   "Dika ada apa nak." sama seperti Amira, Bu Susi yang berada di dalam kamarnya berlari keluar.

     "Bu..Mira, Alhamdulillah mas dapat panggilan kerja." ucap Andika dengan berbinar-binar. Wajahnya terlahir bahagia, menyampaikan berita itu pada istri dan Ibunya.

    "Maksudnya panggilan kerja apa mas?" tanya Amira bingung. Masalahnya dia tidak mengerti dengan ucapan suaminya barusan.

    "Dika..jelaskan, panggilan kerja apa?" Bu Susi pun sama bingungnya dengan Amira.

    "Ayo Bu, sayang sini duduk dulu, nanti mas jelaskan!" kata Andika.

    Bu Susi dan Amira akhirnya duduk, mengikuti permintaan Andika. Keduanya penasaran dengan apa yang akan disampaikannya Andika.

    "Begini Bu, Mira, sebulan yang lalu mas kasih masuk lamaran kerja di sebuah perusahaan di kota melalui aplikasi fb. Awalnya mas ragu-ragu, mas pikir itu mungkin penipuan. Tapi mas penasaran lalu mas coba-coba ikut mendaftar. Kalau memang penipuan..ya sudah nggak papa..tapi Alhamdulillah, mas barusan dapat pesan dari email, mas di terima. Bu aku di terima kerja." Andika langsung memeluk Ibunya. Andika menangis bahagia di pelukan sang Ibu.

    Dia ingat bagaimana dulu setelah selesai kuliah, dia melamar kerja kesana kemari. Tapi setiap mengikuti interview di berbagai perusahaan, dia selalu ditolak. Alhasil dia pulang ke kampung. Andika yang menjadi tulang punggung keluarga setelah. Dia bekerja apa saja demi kelangsungan hidup Ibu, adik dan dirinya, setelah Ayahnya berpulang, setahun setelah dia berada di kampung.

    Dan dua tahun lalu dia menikah dengan Amira, gadis yang yatim piatu, yang sangat dia cintai. Gadis cantik yang menerima dirinya apa adanya.

    "Mas..apa benar itu? Jangan sampai itu penipuan." kata Amira dengan nada khawatir.

   "Amira..apaan sih kamu, bukannya bersyukur dan mendukung suami kamu, kamu malah menjatuhkan mentalnya." bentak Bu Susi tidak terima dengan ucapan menantunya. Bu Susi yang memang tidak suka dengan Amira sejak menikah dengan anaknya. Perempuan paruh baya itu, nampak marah.

     "Maaf Bu..bukan begitu maksud aku, aku cuma.."

      "Sudah-sudah..dek itu bukan penipuan, itu benar. Mas udah cari tau semuanya. Link itu resmi. Dan mas baru saja mendapat telepon dari perusahaan. Mereka nggak minta imbalan apapun. Mas cuma di minta ke sana sebelum hari Senin depan. Yang mas butuhkan sekarang ini do'a dan dukungan dari kamu sama Ibu. Semoga kehidupan kita akan berubah setelah ini.." ucap Andika menenangkan hati istrinya yang tampak ragu.

   Amira tidak bisa berkata-kata lagi. Dia cuma diam, menundukan wajahnya.

     "Sudah Dika..nggak usah mikir istri kamu..yang penting kamu sudah dapat pekerjaan, itu semua berkat do'a Ibu selama ini. Pergilah, istri dan anak kamu, itu nanti menjadi urusan Ibu."

    Hati Amira bertambah sakit, dengan ucapan Ibu mertuanya, yang seakan-akan menganggap dirinya tidak pernah mendo'akan suaminya sendiri.

    "Maafkan aku mas." ucapnya dalam hati.

     Flash back and...

   Amira terisak dalam pelukan suaminya. Di peluknya suaminya dengan erat. Yang dia pikirkan sekarang ini bagaimana dia dan anaknya akan hidup tanpa suami kedepannya nanti.

   "Maafkan Mira ya mas..bukan Mira memberatkan langkah mas..Mira cuma takut.." Amira menghentikan ucapannya. Jantungnya berdegup dengan kencang.

   Andika segera merenggangkan pelukannya. Mendorong sedikit tubuh istrinya, agar bisa melindungi wajah Amira.

   "Takut kenapa?" tanya Andika menatap Amira dalam-dalam. Dia yakin ada sesuatu yang di sembunyikan Amira.

     Amira menundukan wajahnya, tidak berani memandang mata suaminya. kelopak matanya sudah penuh dengan air mata lalu meluncur begitu saja membasahi kedua pipinya. Dia sangat takut suaminya, sama seperti suaminya Endang temannya. Yang pergi merantau ke kota. Setelah mendapatkan pekerjaan, suami Endang malah menikah lagi. Dia tidak mau sampai itu terjadi pada suaminya.

    "Mira." panggil Andika yang melihat istrinya cuma diam menunduk.

  . "Maaf mas Mira nggak papa..Mira hanya sedih saja, kelak akan berjauhan dengan mas nantinya." ucapnya kemudian. Dia mengangkat wajahnya menatap suaminya. Senyum manis dia berikan pada pria yang sebentar lagi akan pergi meninggalkan dirinya dan anaknya.

  "Kalau sampai di kota, jangan lupa sholat ya mas..menghindar dari hal-hal buruk nantinya. Jaga hati." perlahan, jari telunjuk Amira menyentuh dada bidang suaminya

     "Selalu ingat aku sama anak kita, sama Ibu. Do'a kita selalu menyertai langkah mas, dimanapun mas berpijak. Semoga sukses..dan keinginan mas untuk membahagiakan aku dan Alif di kabulkan Allah..Aamiin"

     Amira berusaha melepaskan suaminya denga ikhlas. Rasa takut dan cemasnya dia simpannya sendiri. Semoga semua itu tidak menjadi kenyataan. Suaminya akan selalu setia padanya, walau mereka tinggal berjauhan.

 bersambung........

1
tanpa nama
Dsni perannya amira trlalu bodoh, trllu lemah. Udah bener d belain suami, mlah bersikap bodoh.
Jd gmes bcanya bkin emosi

Thor jgn bkin amira jd org bego. Toh itu cm mertua bkn ibu kndungnya
tanpa nama
Smngt nulis kryanya thor😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!