Zhang Jian adalah Pangeran, pendekar, pembual, dan penegak keadilan yang suka bikin onar.
Dia bukan murid biasa di Sekte Kunlun, ia datang membawa warisan legendaris: Cincin Naga Langit, peninggalan Siluman Naga dari dunia lain yang membuatnya kebal terhadap serangan Qi dan nyaris tak terkalahkan.
Akan tetapi, tak ada kekuatan yang abadi.
Cincin itu hanya akan melindunginya selama sepuluh tahun. Setelah itu? Dia akan menjadi sasaran empuk di dunia yang tak mengenal belas kasihan. Dunia di mana para pendekar saling menyingkirkan demi kejayaan sekte, harta karun langit, dan ramalan kuno yang bisa mengguncang tatanan alam.
Ketika Sekte Demon mengancam kehancuran dunia, Zhang Jian harus memilih: tetap menjadi bayangan dari kekuatan pinjaman, atau membuka jalan sendiri sebagai pendekar sejati.
Langit tak akan selamanya berpihak.
Bisakah seorang pembual menjadi legenda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengawal Besi
Mata Lin Yue berbinar-binar menatap adegan yang sering ia bayangkan saat membaca novel fantasi. Akan tetapi senyuman di wajahnya langsung memudar, air yang keluar dari bilah Pedang Zhang Jian tidak mampu melukai monster serigala.
Jangankan luka, goresan di bulu monster Serigala itu saja tidak ada.
Apa-apaan ini, mungkinkah Zhang Jian bukan murid Sekte Kunlun. Dia hanya berpura-pura saja agar orang lain takjub padanya.
Rasa kagum Lin Yue langsung turun hingga ke titik terendah. Kini ia khawatir Kultivator dengan elemen sampah itu akan mati muda hanya karena ingin pamer saja.
“Paman Lin Tian—”
Sebelum Lin Yue selesai berbicara, Lin Tian mengatakan Ketua Pengawal Besi adalah seorang Kultivator Ranah Jin Dan Tingkat Sembilan. Dia pasti bisa mengatasi kedua monster Serigala itu.
Namun, yang dikhawatirkan oleh Lin Yue adalah keselamatan Zhang Jian yang gagal menaklukkan monster Serigala. Kalau ia tidak segera ditolong, maka monster Serigala akan memakannya.
Zhang Jian menatap pedangnya dengan wajah muram. “Sial! Dasar elemen air tidak berguna!” gerutunya.
“Senior Zhang Jian, awaaaaaassssss!” teriak Lin Yue panik.
Monster Serigala membuka mulut lebar-lebar akan memakan Zhang Jian.
Tanaman merambat tiba-tiba menjalar dari pepohonan di kiri-kanan jalan dan langsung melilit tubuh monster Serigala, sehingga monster itu gagal menyantap Zhang Jian hidup-hidup.
“Oh, ternyata bocah itu memiliki elemen spesial, pantas saja Kunlun merekrutnya walaupun Akar Spritual Utamanya adalah elemen air yang tak berguna,” canda Lin Tian.
Lin Yue hanya menatap pamannya itu dengan ekspresi wajah keheranan. Ternyata Zhang Jian tidak berpura-pura menjadi murid Sekte Kunlun.
Ketua Pengawal Besi tiba-tiba muncul di sebelah Zhang Jian dan langsung mengayunkan Pedang. Qi elemen api melesat dari bilah Pedang—kepala monster langsung terpisah dari lehernya, kobaran api yang sangat besar membakar badan monster tersebut.
Mata Zhang Jian berbinar-binar, ia akhirnya melihat serangan ahli pedang yang sesungguhnya. Itu sangat menakjubkan, sayang sekali ia tidak bisa melakukan hal seperti itu.
“Apa kau baik-baik saja?” Ketua Pengawal Besi menanyakan keadaan Zhang Jian.
“Aku baik-baik saja, tuan Feng,” sahut Zhang Jian sembari menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa karena sudah dibantu menangani monster Serigala itu.
“Baiklah, kembalilah ke gerbong kereta kuda!” serunya, “ambil Batu Spritual kedua monster itu, lalu singkirkan mayatnya!”
“Sayang sekali mayatnya hangus terbakar sehingga tidak bernilai lagi,” kata seorang Pengawal Besi. Hanya Batu Spritual yang masih berharga dan itu akan menjadi bonus tambahan untuk mereka.
“Cepat kerjakan! Jangan banyak mengeluh, kita harus sampai di Klan Lin sebelum menjelang malam!” seru Ketua Pengawal Besi.
Gara-gara sergapan kedua monster Serigala itu, perjalanan mereka menjadi tertunda beberapa saat.
“Kau hebat sekali, senior Zhang Jian!” Mata Lin Yue langsung berbinar-binar, adegan tanaman merambat tiba-tiba muncul adalah yang paling hebat yang pernah ia lihat.
Zhang Jian tersenyum malu-malu, karena merasa ia tidak berkontribusi dalam pertarungan tadi.
“Dengan kemampuan hanya seperti itu, lebih baik kau pulang saja. Belum terlambat untuk membatalkan misimu itu!” sela Lin Tian.
Zhang Jian menganggap Lin Tian hanya menakut-nakutinya saja, buktinya dua monster tadi tidak begitu kuat. Kalau ia bertarung dengan serius, ia yakin dapat mengalahkan keduanya.
“Paman Tian, jangan mengganggu misi senior Zhang Jian!” seru Lin Yue memarahi pamannya.
Dia heran kenapa pamannya selalu menyuruh Zhang Jian pulang tanpa memberitahu alasannya. Siapapun pasti akan kesal jika terus didesak seperti itu.
Lin Tian kembali memejamkan mata tanpa menunggu jawaban dari Zhang Jian.
Kereta kuda melaju kembali hingga akhirnya berhenti di sebuah persimpangan.
“Tuan muda Zhang Jian, Anda akan turun di sini. Tiga ratus langkah ke kanan adalah kota Kediaman Klan Yi berada!” seru kusir dari depan.
Zhang Jian menarik nafas dalam-dalam, akhirnya ia sampai ke tujuan. Dia lalu menangkupkan tinju, “Kakek Lin, Paman Tian, Nona Yue … aku turun duluan, sampai jumpa kembali.”
Kakek Lin hanya mengangguk pelan, sementara Lin Tian tidak memberikan respon apapun. Lin Yue tersenyum cerah dan berkata, “Kalau senior Zhang Jian melewati Klan Lin, jangan lupa untuk singgah. Aku akan mentraktirmu he-he-he ….”
“Itu pasti!” sahut Zhang Jian sembari tersenyum lebar.
Dia lalu turun dari gerbong kereta kuda super-mewah itu dan berdiri di pinggir jalan sambil menatap kereta-kereta kuda milik Pengawal Besi melanjutkan perjalanan.
Sebelum melangkahkan kaki menuju Klan Yi, ia kembali menarik nafas dalam-dalam. Perasaan tak enak menghantuinya, entah kenapa Qi di sekitarnya terasa tercemar walaupun itu terasa samar-samar.
“Teka-teki itu akan terjawab saat aku di kediaman Klan Yi,” gumam Zhang Jian segera berjalan menuju kota di depannya.
Kiri-kanan jalan di pagar kayu, ribuan sapi sedang merumput. Terlihat juga beberapa pria dan wanita sedang sibuk bekerja. Zhang Jian yakin peternakan ini pasti milik Klan Yi.
Di depan gerbang masuk kota, belasan Pendekar bersenjata Pedang dan Tombak berdiri di sana. Tidak ada Qi yang merembes dari tubuh mereka yang menandakan mereka hanya Pendekar biasa, sama seperti Pasukan Kerajaan Naga Agung.
Melihat kedatangan Zhang Jian, mereka langsung tersenyum hangat.
“Tuan muda pasti murid Sekte Kunlun,” sapa Pendekar bertubuh kekar.
Zhang Jian menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat dan mengeluarkan gulungan kertas berisi misi yang akan ia lakukan.
“Apakah aku bisa bertemu Ketua Klan Yi atau siapapun yang bertanggung jawab atas misi ini?” sahut Zhang Jian.
“Tentu, kami sangat menantikan kedatangan tuan muda,” sahut Pria bertubuh kekar. “Mari ikuti aku, aku akan membawamu menuju Tetua Yi Xuan. Maaf, ketua Klan saat ini dipanggil ke istana sehingga tidak bisa menyambut kedatangan tuan muda.”
“Tidak apa-apa, yang penting ada sosok yang berpengaruh yang dapat menjelaskan padaku tentang misi ini,” sahut Zhang Jian.
Dia tiba-tiba teringat dengan ucapan Lin Tian yang menyuruhnya untuk membatalkan misi ini. Hal itu membuatnya gugup, mungkin saja ada sesuatu yang salah di Klan Yi ini.
Suasana di dalam kota tampak berjalan normal, toko-toko tetap buka, anak-anak berlari ke sana kemari. Keadaan di sini terlihat lebih baik dari kota-kota di Kerajaan Naga Agung, mungkin karena dekat dari beberapa Sekte besar sehingga monster-monster kuat dan penjahat kelas kakap telah ditumpas habis.
Pria kekar itu membawa Zhang Jian ke pusat kota, mereka memasuki bangunan megah dengan halaman bertaman indah, ada air mancur berisi ikan-ikan koi di kolam tengah taman.
Zhang Jian merasa Klan Yi ini sangat kaya sehingga bisa membuat kediaman bak istana ini. Sayang sekali, seharusnya kekayaan mereka digunakan untuk mensejahterakan penduduk kota.
Pria kekar itu berbisik pada seorang pelayan yang langsung tampak terkejut sembari menatap Zhang Jian. Lalu ia berjalan tergesa-gesa ke suatu tempat.
“Silahkan duduk di sini tuan muda, Tetua Yi Xuan akan segera datang.”
“Terima kasih, senior!” sahut Zhang Jian langsung duduk di kursi empuk berbahan bulu yang cukup tebal.
Seorang pelayan wanita datang membawa nampan berisi makanan ringan, teh hangat, dan buah-buahan. Sementara pria kekar itu langsung keluar dari kediaman Klan Yi, sepertinya ia kembali lagi ke gerbang masuk kota untuk menjalankan tugasnya.
jangan putus tengah jalan ya bang author. 🤗