NovelToon NovelToon
Kembar, Cinta Dan Pilihan

Kembar, Cinta Dan Pilihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nittagiu

Anna dan Ananta dua gadis kembar yang sengaja di pisahkan sejak masih bayi. Setelah dewasa, keduanya tidak sengaja kembali bertemu dan sepakat untuk bertukar tempat karena merasa tidak puas dengan kehidupan mereka masing-masing.

Kehidupan keduanya bertolak belakang. Anna hidup sederhana di kota kecil, sedangkan Ananta hidup serba berkecukupan di Ibukota. Anna dicintai dengan tulus oleh Raksa, pemilik hotel tempat Anna bekerja sebagai Cleaning Service. Sedangkan Ananta sudah menikah dengan Rendra, salah pengusaha muda kaya raya. Sayangnya Ananta tidak dicintai.



Ikuti keseruan cerita mereka. Tolong jangan lompati Bab yaa.
Terima kasih sudah mampir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nittagiu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Wanita

“Kamu mau bawa aku ke mana? Aku mau pulang!” Anna melihat jalanan yang terlihat asing. Ini bukan jalan yang mereka lewati tadi. Terus, laki-laki labil ini mau membawanya kemana?

Rendra tak berniat menjawab pertanyaan istrinya itu. Dia terus berkonsentrasi mengemudi. Tatapannya terus mengarah ke jalanan, sama sekali tidak terpengaruh dengan wajah horor istrinya.

“Cepat bawa aku pulang ke rumah! Aku mau tidur. Semalam enggak bisa tidur karena sofanya kurang nyaman.” Rengek Anna lagi.

“Cih..” Rendra mendengus. Dasar pembohong kecil. Ujarnya dalam hati. ‘Tubuh ku yang hampir hancur karena tidur mu yang tiba-tiba berubah seperti kerbau.’ Omel Rendra masih di dalam hati. Ingin sekali ia memarahi gadis yang sudah menindih tubuhnya semalaman ini, tapi bagaimana dengan harga dirinya.

Bangunan berlantai mulai terlihat. Anna tidak lagi merengek. Gadis itu memilih diam. Bagaimana tidak diam, sejak tadi rengekan nya sama sekali tidak di-pedulikan oleh laki-laki yang tiba-tiba jadi gila ini.

“Ayo turun.” Rendra menarik Anna keluar dari mobil, dan membawa gadis itu masuk ke dalam gedung perusahaan.

 Anna menebak, jika ini perusahaan milik Rendra. Tapi dia tetap memilih untuk diam karena takut salah bicara dan membuat Rendra curiga. Lift mulai naik. Sepertinya, ini lift khusus untuk para petinggi perusahaan, karena sejak tadi lift ini tidak pernah berhenti di lantai mana pun.

Saat keduanya keluar dari dalam lift, Rendra masih terus menggenggam tangan Anna. Gadis itu memilih untuk membiarkan saja. Toh, itu hanyalah sebuah tangan. Lagi pula, dengan sikap Rendra yang tiba-tiba berubah ini, akan membuat reputasi Ananta sedikit membaik di hadapan para karyawan suaminya.

Melihat Rendra melangkah menuju ruangan bersama istrinya, Arhan sang asisten melangkah cepat dan membuka pintu ruangan Direkutur utama lebar-lebar.

“Aku sudah melarang nya masuk, tapi dia mengancam akan mengaduh padamu. Maafkan aku. Silakan hadapi hidupmu.” Sahabat sekaligus Asisten segera menyingkir dari sana. Dia tidak mau terkena serpihan pecahan barang jika kekerasan terjadi di ruangan itu.

Anna yang pagi ini belum puas bermain-main dengan Ibu dan adik tiri nya, kini kembali tersenyum. Sepertinya santapan kali ini lebih empuk untuk di injak-injak. Tangan yang awalnya digenggam Rendra, perlahan terlepas karena tatapan tajam Melisa. Tapi bukan Anna namanya jika akan membiarkan pemandangan yang mampu membakar hati Melisa itu, berakhir begitu saja. Gadis itu malah meraih lengan Rendra, dan memeluknya erat. Ia bahkan menyandarkan kepalanya di bahu laki-laki itu.

“Oh jadi benar semalam kalian bersama?” Suara Melisa terdengar bergetar. Amarah bercampur kesedihan terdengar begitu indah di telinga Anna.

Rendra membisu. Dia tidak tahu harus menjelaskan apa. Dan mengapa hatinya seperti tidak sampai hati untuk melepaskan dekapan Ananta di lengannya.

“Jawab aku, Rendra!” Melisa kembali berteriak.

“Kamu mau jawaban seperti apa, Melisa? Kehidupan kami setara, kami sudah berasama sejak kecil dan yang paling penting adalah, aku sangat mencintai suamiku.” Jawab Anna tenang namun menusuk.

“Tapi Rendra tidak pernah mencintaimu!” Melisa sudah menatap Anna penuh permusuhan.

Anna terlihat tenang. Gadis itu melepaskan dekapan-nya dari lengan Rendra, dan melangkah perlahan menuju sofa lalu duduk di sana.

“Aku akan membuatnya cinta padaku dengan memberikan seluruh kekayaan ku padanya. Bagaimana? Apa kamu masih bisa bersaing dengan ku? Cantik, aku masih jauh lebih cantik darimu. Soal melukis? Oh ayolah, sebelum kamu belajar melukis, aku sudah punya guru pribadi di rumah. Dan cinta? Sepertinya cintamu masih terlalu kecil dibandingkan dengan cinta yang aku punya. Karena aku sudah mencintai Rendra sejak dia masih kecil.” Anna melipat tangannya di dada, dan menatap Melisa remeh.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” Rendra memilih memutus perdebatan. Dia tahu, dengan sikap Ananta yang sekarang, Melisa tidak akan menang, dan mungkin akan semakin terinjak hina dengan kata-kata tajam istrinya ini.

“Kamu tanya apa yang aku lakukan di sini? Kenapa kamu berubah?” Melisa mulai terisak. “Aku terus menghubungi mu, dan kamu mengabaikannya.” Suara nya semakin menyedihkan. Air mata terus meluncur membasahi pipi.

“Jika kamu tidak bisa bersabar, ayo kita sudahi semuanya. Aku tidak mau mengambil resiko, Melisa. Mami bukanlah tandingan kita.” Jelas Rendra. Ia terlihat menghembuskan nafas berat. Laki-laki itu melangkah menuju meja kerjanya, dan duduk di sana.

Sedangkan Anna, terlihat tidak peduli dengan drama baru yang sedang berlangsung di dalam ruangan itu. Ia memilih merebahkan tubuh nya di atas sofa, dan bermain ponsel di sana. Sesekali ia tertawa keras dengan tontonan di ponsel nya itu. Entah karena benaran lucu, ataukah hanya ingin membuat sepasang kekasih yang ada di sana semakin kesal.

“Benar-benar tontonan yang sangat menghibur.” Anna menoleh, memiringkan wajahnya dan menatap Rendra seakan sedang mengejek laki-laki itu.

“Pulang lah. Nanti setelah mami kembali ke Paris, kita akan membicarakannya lagi. Ingat, jangan nekat untuk datang ke sini tanpa memberitahu ku. Untung saja hari ini hanya Ananta. Jika yang datang bersama ku pagi ini adalah Mami, habislah kita.” Ujar Rendra memperingati.

Melisa belum beranjak. Gadis itu menoleh, menatap Anna yang terlihat tak peduli dengan keadaan di ruangan itu. Ingin sekali ia menjambak rambut panjang tergerai begitu saja hingga menyentuh lantai itu.

“Pulanglah, Mel. Jangan membuat keributan lagi. Dan jangan menyentuh Ananta walau seujung kuku mu. Dia bukanlah tandingan kita lagi. Ananta yang kamu lihat pagi ini, bukan lagi Ananta yang bisa aku atur-atur seperti dulu. Buang jauh-jauh apa yang ada di pikiran kamu itu.” Melihat Melisa sedang menatap Anna, Rendra kembali bersuara untuk memperingati kekasihnya itu, agar tidak lagi membuat masalah.

“Jadi, sekerang kamu membelanya? Iya?” Melisa sudah kembali menatap Rendra tidak suka. Sejak kapan laki-laki yang ada di hadapannya peduli dengan keberadaan Ananta.

“Terserah lah. Tapi, jangan salahkan aku jika sesuatu yang buruk akan terjadi padamu karena nekat. Ananta yang kamu lihat sekarang, bukan lagi Ananta yang hanya akan menangis tersedu saat dihina oleh mu.” Rendra kembali memperingati. Laki-laki itu lantas mulai membuka tumpukan dokumen yang ada di atas meja kerjanya. Dia memilih mengabaikan dua wanita yang kini terdiam di dalam ruang kerjanya.

Ternyata benar, memiliki dua wanita dalam hidup bukanlah hal yang menyenangkan. Bukan kesenangan yang didapat, tapi justru kerumitan hidup. Benar-benar sial.

Setelah Melisa memilih meninggalkan ruangan-nya, Rendra kembali meletakkan dengan kasar dokumen di tangannya ke atas meja. Suara dokumen menghantam meja, bahkan terdengar dengan begitu jelas di telinga Anna, namun, gadis itu memilih untuk mengabaikannya.

“Setelah keributan ini, kamu hanya akan terus tertawa dengan tontonan bodohmu itu?” Rendra sudah menatap Anna dengan kesal. Tapi istri palsunya itu, hanya meliriknya sebentar lalu kembali sibuk dengan ponsel nya.

“Ananta!” Rendra kembali berteriak.

“Apa sih?” Anna sudah bangkit dari acara berbaring-nya, dan duduk dengan kesal di sofa.

“Aku mengajakmu ke sini bukan untuk bersantai. Cepat periksa laporan perusahaan mu itu.” Rendra mendorong beberapa dokumen hingga terjatuh ke lantai. “Setelah memastikan semuanya tepat, kembalikan lagi padaku. Aku akan menandatangani-nya.” Sambung laki-laki itu lagi.

Dengan malas, Anna melangkah menuju meja kerja Rendra dan meraih dokumen-dokumen yang sudah tergeletak di atas lantai.

1
Septiyani Hasanah
kyak nya annanta mau mi ta cerai deh.& Rendra mlh seneng bisa mulai dengan anna
Septiyani Hasanah
niat hati ngakalin orang" mlh mereka udah ketahuan.hbis ini akankah mereka bertukar pasangan.
Septiyani Hasanah
nah kan ternyata ibu nya nikah dengan temen ayah nya ,JD dulu ortu mereka pisah karena pelakor pasti
Septiyani Hasanah
wah si Rendra pinter juga
Septiyani Hasanah
jadi penasaran akankah raksa berbelok hati ke annanta trus Rendra jatuh cinta ke anna.dan ibu nya Anna kyaknya ibu kandung nya Ananta mereka emang kembar trus dinpisahin,gara" pelakor trus si ibu nya nikah dengan pria sederhana,atau mungkin ibu mereka SDH meninggal Anna di asuh bibi nya.
Septiyani Hasanah: ada nulis di fisso ga Thor?
Anita Giu: Ikutin terus ya, Kak 🤭
kita buka rahasia perlahan 😁
total 2 replies
Septiyani Hasanah
penasaran nanti yg ketahuan siapa dulu & yg tahu duluan mereka orang yg berbeda siapa dulu.akankah raksa jatuh cinta tetap PD anastasia atau kah Rendra mlh yg JD jatuh cinta PD anastasia trus ananta gmn donk nasib nya.
Anita Giu: Hihi tetap ikuti alurnya yaa Kak... Ceritanya enggak akan panjang. paling 50 Bab tamat ini 😁
Terima kasih banyak tetap mau ikutin 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!