Dia bukan cucu kyai, bukan pula keturunan keluarga pesantren. Namun mendadak ia harus hidup di lingkungan pesantren sebagai istri, cucu dari salah seorang pemilik pesantren.
Hidup Mecca, jungkir balik setelah ditinggal cinta pertamanya dulu. Siapa sangka, pria itu kini kembali, dengan status sebagai suami.
Yuukk, ikuti cerita Mecca dengan segala kisahnya yang dipermainkan oleh semesta. Berpadu dengan keromantisan dari Kenindra, suami sekaligus mantan kekasihnya yang pernah sangat ia benci dulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yazh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Jalur Langit
Setelah berdering beberapa kali akhirnya panggilan pun tersambung,
' Eyaanggg.. '
' Assalamu'alaikumm..'
' Iyaa wa'alaikumsalam,, eyangg hutang penjelasan pada Mecca.. 'todong Mecca cepat dalam mode ngambek maksimal, bahkan tanpa mengucap salam lebih dulu. Dan di seberang sana eyang justru menanggapi dengan senyum lebarnya.
' Kamu sudah tahu? Ken sudah memberitahu semuanya? '
' Eyang kenapa sejahat ini sama Mecca? Harusnya eyang bisa bicarakan dulu sama Mecca kann? Hufh.. memangnya Mecca nggak berhak untuk menentukan pernikahan Mecca sendiri? Eyang nggak tahu Mecca punya dream wedding sendiri kan?'
' Eyang sudah pernah bicarakan ini sama kamu, eyang sudah kasih kamu kebebasan untuk mencari sendiri suami untuk kamu tapi apaa?? Kamu hanya di dekati oleh laki-laki yang mengincar harta dan tubuh kamu sajaa, bahkan sampai yang terakhir si pilot bangsat itu juga kan? Kalau eyang tidak menyuruh Ken menyelamatkan kamu pasti kamu sudah habis olehnyaa, dan urusan dream wedding nanti kamu bisa melaksanakan resepsi, tinggal atur saja mau yang seperti apa.'
' Iyaa tapi nggak gini juga eyanggg, lagian Meccaa masih belum genap 24th bahkan, memangnya perawan tua banget sampai harus di nikahkan sembunyi-sembunyi seperti ini, huffhh!'
' Eyang yang sudah semakin tuaaa ndukk, kamu itu terlalu gila kerja, nanti kalau eyang biarkan, mungkin kamu akan menikah dengan butikmu ituu. Dan lagi eyang pengin kamu punya seseorang yang mendidik agamamu dengan baik, jadi kalau eyang meninggal nanti ada yang kirim doa. Kamu tahu kan ayah sama ibu juga abangmu bahkan sudah jadi milik negara dan sekarang kamu gila kerja nanti siapa yang akan mengurus eyang kalau eyang meninggal. '
' Eyaannggg, kok bicaranya gittuu sii,, ' suara mecca melunak, eyangnya berbicara mengenai kematian membuatnya ciut. Dan secara tak langsung memang benar apa yang beliau katakan.
' Udahhh,, eyangg minta maaf kalau tidak memberitahu ini dari awal, percayalah eyang tidak akan mungkin menjerumuskan kamu, Sekarang kamu belajar jadi istri yang baik yaa? '
' Duhh eyanggg. nggak mungkin, aku sama Ken itu bagai langit dan bumi. Di sini banyak para ustazah yang menyukai Ken yang lebih pantas sedangkan aku cuma cewek bar-bar eyaangg, mana bisaaa??'
' coba tanya Ken sana, gimana kamu menurut diaaa? '
' Ckk! Eyangg ahhhh, '
' Udahh. Nurut ajaaa, mau hadiah pernikahan apa dari eyang biar kamu menerima ini, hmm? '
' Ckk! Hufh,, Aston Martin Vantage red cheryy.' ucap Mecca cepat. Eyangg terkekeh kencang di seberang sana sambil menggeleng-geleng kepala..
' Hahahaa,, kamu cucu yang paling pintar menguras uang eyang memang. Tenang saja insyaAllah minggu ini juga mobil itu akan sampai di pesantren, "
'Okkkaay warna merah jangan lupa eyang. eyang minum vitamin yaa jangan lupa juga lohh, '
' Ya sudah sana istirahat, assalamu'alaikum..'
' Wa'alaikum salam.. '
Ken menghembuskan nafas leganya, " Maaf yaa aku nggak bilang dari awal sama kamu,, "
"Huffh! Kenapa semua orang senang sekali mengejutkan aku akhir-akhir ini? " gerutu Mecca masih tidak percaya dengan kenyataan apa yang baru saja ia dengar.
"Aku nggak bermaksud mengejutkan kamu, aku hanya sedang mencari waktu yang tepat untuk bisa bicara tentang ini. Dan satu hal yang harus kamu tahu, aku melakukan semua ini bukan bermaksud ingin memojokkan kamu, karena memang hanya kamu yang selalu aku minta pada Allah, dalam setiap do'a yang aku ucapkan. Tanpa jeda, Mecca. Aku akan terus berdosa kalau semakin lama menempatkan kamu di dalam hatiku tanpa sebuah ikatan pernikahan. Dan aku rasa, Allah menjawab doaku dengan cara yang paling manis."
"Tapii,, ini tuuh, ckk. Aku udah nggak bisa ngomong lagi, ini terlalu gilaa. " hati Carra meronta-ronta ingin mengumpat sebenarnya tapi rasanya tidak pantas meluapkannya di sin, ditengah-tengah banyaknya orang baik, mungkin di pesantren semua orang-orangnya baik, lemah lembut dan tidak suka mengumpat seperti Carra.
"Maaf yaa? Semoga kamu nggak keberatan jadi istri aku.. " ucapnya lagi sambil menatap Carra dengan lekat.
"Hufh! Bukan yang keberatan tapi tuh, ini kayak nggak mungkin aja gitu lohh, kamu liat sendiri aku itu seperti apa dan kamu seperti apa. Kita bahkan seperti dari dua dunia yang jauh berbedaa Ken. Kamu spek malaikat, sementara aku, bahkan ada yang menyebutku iblis jelita. Aku nggak mau mengecewakan kamu terlalu jauh. Akan ada banyak pertentangan di antara kita Ken," tatapannya menerawang, putus asa. Semesta begitu mudah mempermainkannya. Dulu ia menangis setiap hari memohon Ken untuk kembali padanya, sampai air matanya lelah sendiri, lalu dengan sangat kesulitan ia berhasil mengobati lukanya, mendapatkan cinta baru yang ia kira sebagai obat namun nyatanya hanya pencipta luka baru, ia selalu dipertemukan dengan lelaki brengsek pemburu harta dan napsu. Dan sekarang, takdir menyeretnya kembali pada dunianya di masa lalu, mempertemukannya lagi dengan Ken dan segala kenangan manis dengannya. Dalam sebuah fakta yang teramat sangat mengejutkan, yaitu pernikahan. Kepala Mecca rasanya mau pecah saja.
Ken meraih kedua lengan Mecca untuk menghadapnya... " Heii,, kita berasal dari dunia yang sama. Perbedaan di antara kita hanya sedikit, aku pun pasti banyak kekurangan siapa biilang aku spek malaikat? Aku hanya kebetulan mendapat amanah untuk bisa berbagi ilmu agama di sini, selebihnya aku tetap Kenindra yang sedang terus belajar untuk bisa memantaskan diri menjadi imam yang baik untuk kamu dan anak-anak kita nanti. Kamu pun seorang wanita yang sangat menginspirasi banyak orang di luaran sana, hanya saja mungkin kamu belum menyadari itu, banyak pasang mata yang yang menatap iri sama pencapaian kamu, justru aku yang takut tidak bisa mendampingi wanita sehebat kamu, Mecca. "
Degh!
Kalimat panjangnya kembali membuat Mecca bungkam, tapi kenapa tuhan mengabulkan doanya sekarang? Bukan dulu saja saat gadis itu mengemis, menangis meraung memintanya.
"Kasih aku waktu untuk bisa menerima ini yaa? Aku masih syock.. " ucap Mecca akhirnya, tidak mudah untuknya bersikap biasa saja setelah kejadian ini pasti. Berada di sini saja sudah membuat dia cukup kesusahan di tambah lagi sekarang statusnya seorang istri. Mereka harus membayar mahal kerusakan mental Meccaa yang entah kapan akan kembali waras.
Kepalanya sungguh serasa mau meledak!
Ken tetap menatap Mecca dengan tatapan teduhnya, sepertinya dialah manusia tersabar di bumi. Mecca sudah misuh-misuh sejak tadi namun ia masih saja menanggapinya dengan sangat tenang dan lembut. Gadis di hadapannya jelas-jelas sudah menjadi istri sahnya namun terkesan menolak status itu sekarang.
"Kita nggak maksud ngerjain kamu sayangg, kita hanya menunggu waktu yang tepat aja buat ngomong tapi kamu terlalu pintar jadi aku harus bongkar sekarang, "
Tangan Ken sudah terulur ingin mengusap puncak kepala Mecca tapi gadis itu menghindarinya,
" Eitss,, panggil apa tadi? "
" Sayaangg... kenapa? Sama istri sendiri panggil sayang nggak boleh? " mata Mecca terpejam dengan bibir terlipat kedalam.
"Mm.. Tauu ahhh! Aku mau tidurrr! " pekik gadis itu seraya berlari menuju kamar.
Ken tersenyum geli melihat ekspresi gugup Mecca yang jelas terlihat olehnya. Padahal hanya dipanggil sayang gadis itu sudah salah tingkah seperti ini.
***
Yang terjadi sebenarnya adalah hingga menjelang pagi Mecca belum juga bisa memejamkan mata dengan baik, pikirannya berisik di penuhi oleh video yang Ken perlihatkan. Bagaimana bisa hidupnya di atur seperti ini??? Memangnya ini masih jaman jodoh-jodohan??
Pernikahan macam apa yang bahkan tidak meminta persetujuan lebih dulu dari pihak perempuan? Mecca bahkan belum terpikirkan sama sekali untuk menikah tapi tiba-tiba saja sekarang sudah menjadi istri orang. Padahal dia pun punya dream wedding sendiri, dan itu sepertinya tidak akan pernah terwujud, hiks..hiks.
Saat adzan subuh berkumandang Mecca baru saja terlelap. Bahkan suara adzan dari pengeras suara di masjid tidak mengusiknya sama sekali, sampai Ken masuk kamar untuk membangunkannya.
Tangannya yang dingin menyentuh pipi Mecca, beberapa kali mengusapnya pelan hingga gadis cantik itu menggeliat. Senyum lebar Ken menyambut paginya,
Bahkan saat bangun tidur saja, dia terlihat sangat cantik di mata Ken. "Mmhh,, aku baru merem tadi pleaseeee... " sahutnya, kembali menarik selimut untuk menutupi wajah. Terlibat skinship dengannya sungguh tidak aman untuk jantung Mecca.
"Bangun dulu shalat subuh yukk! Abis itu lanjut tidur lagi kalau masih ngantuk nggak apa-apa. " ucap Ken pelan. Mecca tidak menghiraukannya, kembali memejamkan mata untuk melanjutkan mimpi yang terputus tadi.
"Sayanggg, bangunn duluu bentarrr ajaaa... " tiba-tiba saja selimut di wajah Mecca tersibak dan pipinya serasa tersentuh oleh benda kenyal yang dingin, sontak gadis itu membuka mata yang pasti masih sangat merah sekarang. Duhh! Pria itu kenapa senang sekali menyentuhnya?? Mecca pasti akan misuh-misuh lebih parah lagi, bukannya dia akan bisa tidur yang ada mata itu akan terus terjaga mengingat sebuah kecupan singkat yang menyengat seluruh tubuhnya.
"Keenn,, ishhh, aku masih ngantukk. Aku nggak bisa tidur semalamannn, itu gara-gara siapa cobaaa? Nanti dehh yaa sejam lagi aku bangunnn,, " gerutu Mecca, ia sungguh kesal. Jungkir balik sekali rasanya.
"Iyaa tapi shalat dulu, nanti tidur lagi bolehh.. " pintanya lagi. Kali ini telapak tangan lebarnya menangkup sebelah pipi Mecca dan mengusap-usapnyaa, rasa kantuk yang menguasainya tadi, sepenuhnya langsung hilang berganti dengan rasa gugup efek dari sentuhannya. Sudah Mecca bilang, kalau ia akan menggila tiap kali disentuh Ken, dan pagi itu dia sudah beberapa kali melakukannya.
Demi menyembunyikan rasa gugup, Mecca sedikit memiringkan kepala mencoba menjauh dari jangkauan tangan Ken.
"Okk aku bangunn, kamu udah shalat emang? "
"Ini mau ke masjid, "
"Aku di rumah aja kan shalatnyaa? "
"Iyya kamu di rumah ajaa. " jawabnya sambil mengangguk dan tersenyum lebar. Mecca terpaku sesaat. Ohh tuhannn dia suaminya sekarangg, manusia di hadapannya yang baru saja mendaratkan kecupan di pipi adalah suaminya. Mecca masih sulit untuk percaya ini, bahkan dia sudah berada di hadapannya tadii,, huwaaaaaa...
Mecca benar-benar tertidur lagi usai shalat shubuh, masih tergeletak di atas sajadah. Seingatnya seperti itu, tapi kini dia terbangun sudah berada di atas tempat tidur yang nyaman.
Matahari siang yang tidak terlalu panas menyusup lewat jendela dan tirai di kamar Mecca yang ada di lantai dua. Ken sengaja masih menutup separuh tirai agar Mecca tidak terganggu oleh silau matahari. Kelopak mata Mecca berkedut pelan, mengerjap, mencari kesadaran, bola matanya melirik jam dinding yang menunjukan sudah pukul sebelas siang.
Mecca tidak sempat mengingat-ingat bagaimana bisa tubuhnya yang tadi tertidur di atas sajadah, sekarang berakhir sudah bangun di atas tempat tidur.
Namun pikirannnya langsung tertuju pada project butik yang sedang ia kerjakan, hari ini Mecca harus melihat detail kain yang akan di pakai.
Bergegas ia mandi dan bersiap menuju ruang kerjanya yang terletak di area depan pesantren, tak jauh dari rumah jadi hanya perlu jalan kaki saja sudah sampai. Namun sebelum Mecca meninggalkan kamar ada secarik kertas yang menarik perhatiannya di atas nakas.
' Aku mau ngajar dulu, udah aku siapin makanan di bawah, nanti jangan lupa sarapan yaa? '
Ahh benar.. Mecca punya suami sekarang, dan bahkan sekarang harus hidup berdampingan dengan seorang pria yang dulu sempat sangat ia inginkan, tapi tidak begini juga caranya tuhaaannn. Kalau boleh komplain!
Memang benar mimpi dia terkabul akhirnya, bisa menjadi istri seorang Kenindra Delfin Arsalan. Yaa... walaupun harus lewat jalur langit dan pasti melewatkan bagaimana rasanya menjadi pengantin.. Hufhh! Hari ini dan mungkin untuk beberapa hari kedepan hari-hari Mecca akan penuh dengan keluhan dan gerutuan tentang shock culture yang pasti akan ia alami.
Dan terutama, Ohh! Dream wedding Mecca.
Hanya akan menjadi sebatas dream mungkin..
Terima kasih kalian sudah membaca ceritaku. Terus ikuti kelanutannya, dan kutunggu like dan komen kalian. See you!
easy going lah crtanya, menghibur tp gak menjemukan👍👍👍