NovelToon NovelToon
THE BROTHER'S SECRET DESIRE

THE BROTHER'S SECRET DESIRE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Obsesi / Keluarga / Romansa / Pembantu / Bercocok tanam
Popularitas:2.1M
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Area khusus Dewasa

Di mansion kediaman keluarga Corris terdapat peraturan yang melarang para pelayan bertatapan mata dengan anak majikan, tiga kakak beradik berwajah tampan.

Ansel adalah anak sulung yang mengelola perusahaan fashion terbesar di Paris, terkenal paling menakutkan di antara kedua saudaranya. Basten, putra kedua yang merupakan jaksa terkenal. Memiliki sifat pendiam dan susah di tebak. Dan Pierre, putra bungsu yang sekarang masih berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir. Sifatnya sombong dan suka main perempuan.

Edelleanor yang tahun ini akan memasuki usia dua puluh tahun memasuki mansion itu sebagai pelayan. Sebenarnya Edel adalah seorang gadis keturunan Indonesia yang diculik dan di jual menjadi wanita penghibur.

Beruntung Edel berhasil kabur namun ia malah kecelakaan dan hilang ingatan, lalu berakhir sebagai pembantu di rumah keluarga Corris.

Saat Edell bertatapan dengan ketiga kakak beradik tersebut, permainan terlarang pun di mulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sang penculik

Malamnya para tamu dari berbagai kalangan bangsawan mulai berdatangan. Tuan Hart dan Lady Corris terlihat menyambut para tamu dengan hangat.

Lampu-lampu kristal di aula utama sudah menyala terang, memantulkan kilau keemasan di lantai marmer yang begitu bersih hingga wajah sendiri bisa terlihat di sana. Denting piano lembut terdengar dari ruang musik, dibawakan oleh seorang pianis profesional yang diundang khusus untuk malam itu.

Para tamu datang dengan gaun-gaun sutra dan jas mahal, berlomba-lomba menunjukkan kemewahan mereka. Perhiasan berlian berkilau di leher para nyonya bangsawan, sementara para pria menenteng tongkat berlapis perak atau memegang segelas sampanye dengan gaya yang penuh perhitungan.

Edel berdiri di dekat pintu samping aula, bersama beberapa pelayan lain, siap melayani kapan pun dibutuhkan. Seragamnya malam ini sederhana, gaun hitam polos dengan apron putih di atasnya, namun rambutnya diikat rapi, dan wajahnya tetap bersih serta segar. Ia memastikan dirinya tidak terlalu mencolok, meskipun diam-diam ia memperhatikan gerak-gerik para tuan muda dari kejauhan.

Ansel sudah berdiri di tengah aula, berbincang dengan seorang pria tua berperut buncit yang terlihat seperti bangsawan berpangkat tinggi. Di samping pria itu berdiri seorang gadis muda dengan gaun biru pastel, wajahnya manis dan senyumannya anggun, calon pasangan yang dijodohkan dengannya, mungkin. Edel hanya mengira-ngira.

Pierre, di sisi lain, tampak seperti sedang menikmati pesta dengan caranya sendiri. Ia berdansa dengan dua wanita sekaligus, berganti pasangan setiap lagu selesai. Matanya sesekali melirik ke arah Edel, dan setiap kali itu terjadi, Edel buru-buru memalingkan wajahnya. Dasar laki-laki mata keranjang.

Entah kenapa matanya mencari-cari ke berbagai sudut, seolah sedang mencari keberadaan seseorang yang dua hari ini tidak dia lihat.

Ya ampun Edel, kenapa malah kamu cari? Bukannya bagus pria itu tidak ada.

Ucap Edel dalam hatinya. Tiba-tiba seseorang menabraknya. Edel kaget. Apalagi orang itu memegang gelas berisi jus yang sekarang tumpah di pakaiannya. Yang dia tabrak adalah seorang perempuan mengenakan gaun berwarna kuning. Perempuan yang terlihat lebih tua beberapa tahun darinya. Matanya tajam ketika menatap Edel, seperti ingin memakannya.

Dari penampilan gadis itu, sepertinya putri dari keluarga bangsawan. Aura angkuhnya sangat kentara.

Tubuh Edel refleks menunduk, tangannya cepat-cepat mengangkat celemek putihnya untuk menutupi noda jus yang sudah mengenai gaun hitamnya.

"Ma-maaf nyonya …" suara Edel bergetar, menahan panik.

Namun perempuan bergaun kuning itu mengangkat dagunya tinggi-tinggi, menatapnya penuh penghinaan.

"Nyonya? Apa kau buta? Aku ini Lady Viola, putri Duke Rellen. Bagaimana mungkin seorang pelayan sepertimu berani menumpahkan minuman padaku?"

Nada suaranya melengking cukup keras, membuat beberapa tamu di dekat sana menoleh penasaran. Edel merasakan darahnya berdesir, jantungnya berdetak semakin cepat. Ia ingin membela diri, jelas tadi yang menabraknya adalah gadis itu. Tapi lidahnya kelu. Dan ... Dia hanya seorang pelayan.

"Aku… aku minta maaf, Lady." jawab Edel lirih, menunduk semakin dalam.

Lady Viola menatap noda kecil di ujung gaunnya. Sebenarnya hanya setitik, nyaris tak terlihat jika tak diperhatikan baik-baik. Tapi ia menghela napas panjang dengan dramatis, seolah gaunnya telah hancur seluruhnya.

"Gaun ini khusus dijahit dari Paris. Dan kau, kau merusaknya hanya dalam satu detik. Tuan Hart harus tahu bagaimana buruknya pelayan di rumah ini!"

Suasana di sekitarnya mulai menegang. Beberapa bangsawan berbisik-bisik, menunggu reaksi tuan rumah. Dari kejauhan, Edel bisa melihat Tuan Hart dan Lady Corris yang sudah menyadari keributan itu, tapi mereka belum bergerak mendekat.

Sebelum suasana makin runyam, langkah panjang terdengar dari arah belakang. Ansel mendekat, sorot matanya tajam meski wajahnya tetap terkontrol. Ia sedikit membungkuk pada Lady Viola. Begitu melihat Ansel, wajah perempuan itu langsung berubah sumringah. Ia cepat-cepat merapikan rambutnya dan tersenyum manis.

"Tuan muda Ansel, apa kabar? Anda ingat saya? Viola, putri Duke Rellen."

Ansel tersenyum singkat, dan sangat tipis.

"Saya meminta maaf atas insiden kecil ini. Pelayan kami pasti tidak bermaksud menyinggung anda."

Pria itu malah membela Edel. Viola menatap perempuan itu dari atas ke bawah. Cantik, tapi apa gunanya cantik kalau hanya seorang babu. Tidak berguna. Lucunya dia malah di bela oleh tuan muda pertama keluarga Corris. Viola yang malu. Tapi pura-pura ramah di depan Ansel.

"Ah, saya mengerti kalau itu keluar dari mulut anda tuan muda Ansel."

Ansel berdiri tenang, sorot matanya tak lepas dari Viola meski ekor matanya sempat melirik ke arah Edel yang masih menunduk dalam. Ia bisa melihat bagaimana gadis itu menggenggam celemeknya erat-erat, mencoba menyembunyikan rasa takut bercampur malu.

"Lady Viola," suara Ansel rendah namun jelas, "saya pastikan gaun anda akan segera dibersihkan. Kami bertanggung jawab penuh atas kenyamanan tamu di rumah ini."

Viola tersenyum tipis, berusaha menahan gengsi.

"Oh, tentu saja. Selama itu kata-kata anda, Tuan muda Ansel. Saya… akan menganggap ini tidak terjadi."

Nada suaranya terdengar manis, namun tajam bagai pisau yang diselubungi sutra. Ia menatap sekilas pada Edel, tatapan merendahkan yang membuat darah Edel terasa dingin.

"Kalau begitu, saya akan lanjut menemani ayah saya," ucap Viola sambil sedikit mengangkat gaunnya, lalu berjalan anggun ke arah kerumunan.

Begitu sosoknya menjauh, Ansel mendekat pada Edel. Suaranya diturunkan, hampir seperti bisikan.

"Jangan terlalu diambil hati. Hampir semua wanita bangsawan seperti itu."

Edel menahan napas, lalu mengangguk pelan.

"Terima kasih, tuan muda."

Untuk sepersekian detik, tatapan mereka bertemu. Ada sesuatu yang bergetar di dada Ansel, sesuatu yang lebih sulit ia definisikan. Tapi cepat-cepat ia mengusir perasaan itu. Banyak tamu yang datang. Bukan demi kebaikannya, bukan malu, tapi demi kebaikan Edel. Gadis itu sebaiknya tidak terlalu tersorot.

Ansel berdiri beberapa saat sebelum akhirnya kembali melangkah ke tengah aula, wajahnya sudah kembali datar, penuh wibawa. Edel pun baru bisa bernafas lega. Namun hanya beberapa menit, karena tak lama kemudian, ada tamu lain yang masuk, yang wajahnya dia ...

Dengan gerakan cepat Edel menunduk dan berlari kecil ke bawah kolong meja panjang khusus kue. Tamu yang dia lihat adalah seorang wanita anggun mungkin seumuran Ansel. Tapi ...

Wanita itu adalah wanita yang sama yang mau menculiknya waktu itu. Ya, Edel masih ingat jelas wajahnya.

Tubuh Edel membeku. Nafasnya tercekat, telapak tangannya berkeringat dingin. Ia menggenggam erat celemeknya, menahan diri agar tidak mengeluarkan suara sedikit pun dari bawah meja panjang itu. Suara-suara gelas beradu dan tawa para bangsawan terdengar samar di atas kepalanya, tapi fokus Edel hanya pada satu hal, wanita itu.

Kenapa wanita itu ada di sini? Kenapa waktu itu mau menculik dan menyuruh orang membunuhnya? Kalau saja dia tidak berhasil melarikan diri waktu itu, dia pasti sudah mati.

1
Bunda Dzi'3
orang Banyakkk Yg menang Otot&Kosong Otaknya psti kalah dgn Orang LBH sdkit Tapi Otaknya Cerdass(Basten Terkenal Cerdass& Insting Kuat)Jgn main2 yaa Selir Agnes🤣🤣🤣
Dwi Winarni Wina
Smg peperangan dimenangkan pihak tuan hart, ayo abisin antek2nya selir agnes jgn sampai tersisa para pengkhianat pantas mati.....

Selir agnes berlagak sombong dan angkuh percaya diri skl telah merebut kerajaan, menawan raja dan ratu dan para putra dan putri raja....

Smg pasukan dipimpin tuan hart mengalahkan pasukan selir agnes, tuan bisa diandalkan kinerjanya sangat bagus dan ketiga putranya sangat hebat skl...

sangat seru skl dan menegangkan....
lanjut mae....
Dwi Winarni Wina: Smg aja kalah selir agnes bunda biar dihukum penggal didepan rakyat...
total 2 replies
Dwi Winarni Wina
Sangat menegangkan dan menguji andrelin peperangan akan segera dimulai, tuan hart yg memimpin smg misinya berhasil merebut kerajaan dr selir agnes, Selir agnes harus segera dibasmi senjata melakukan konspirasi merebut kerajaan....

Smg tuan hart putra2nya dan pangetan Xavier dapat mengalahkan pasukan selir agnes, ansel dan Pierre dpt membebaskan raja dan ratu beserta para tuan putri, basten sangat khawatir bingit istri lg ditawang sm selir agnes...

smg peperangan dimenangkan tuan hart anaknya pangeran xavier dan denis...

Selir agnes merasa diatas angin telah berhasil menguasai istana, menahan raja dan ratu para tuan putri....
Dwi Winarni Wina
Waduuuuh selir agnes sudah menguasai istana, raja dan ratu dan para tuan putri ditahan semuanya....

Basten dan pangeran xavier terlambat datangnya selir agnes dan antek2nya telH menguasai istana....

Basten pangeran xavier dan denis terpaksa mundur dulu, tidak mungkinlah akan melawan pasukan sangat banyak...

Terpaksa pulang dulu kerumah basten menyusun rencana dan strategi dulu agar bisa mengalahkan pasukan selir agnes....

Selir agnes tersenyum jumawa skl merasa berhasil menguasai istana, jangan senang dulu selir agnes gak selamanya kejahatan akan menang pasti akan kalah juga.....

Selir agnes sangat ambisius skl ingin menguasai istana.....
W I 2 K
masyallah bagus banget ceritanya thor...
memicu adrenalin pembaca ini
Vita Rifki
Dalam hati Basten: 💃💃💃
Intan Nurwulan
Tegang bgt nie bacanya,,smoga bisa menang perang & selir agnes sgra d hukum mati
Rita
ditunggu kehancuran selir Agnes
Rita
waahhh seru semoga ada bantuan lebih
Nona aan Chayank
Ayo Basten, Xavier, pimpin pasukan dan hancurkan para pengkhianat... 💪💪💪
EembuL
jantungku ikutan berdendang hebat 😱 untuk sementara kayakx Sa harus tidur dulu decxhhh mmmhhh 😪😪😪😪
phity
semnagat basten
Sani Srimulyani
wah bahaya ini.....
Sani Srimulyani
deg2an banget.....
Sani Srimulyani
ya ampun apa ini termasuk dari jebakan......
🌷tinull💞
semangat Thor, tak kasih kopi Ben tambah semangat 👍💪🤩
Soraya
suka visualnya thor keren abis
uchee
part ini tarik napas dulu....
Dian Rahmawati
semoga kalian menang
Hanima
👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!