Azzura. Seorang gadis yang memiliki kekuatan super namun hidupnya berakhir tragis. Sebuah keajaiban terjadi, jiwa Azzura ternyata masuk ke dalam tubuh Azzura Aurora, tokoh figuran dari cerita novel yang pernah dia baca. Akankah Azzura memiliki kehidupan yang layak di dalam novel tersebut atau sama saja dengan kehidupannya di dunia nyata? ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Terperangkap
Sore hari, Azzura sudah menyiapkan makan malam untuk Aaron. Kebiasaan baru yang dia lakukan ini sudah menjadi hal yang tidak boleh terlewatkan. Benar kata para maid di rumah itu. Aaron ini adalah orang yang rewel, dia cenderung pemilih untuk hal apapun. Azzura tidak bisa menyalahkan Aaron untuk itu, sangat wajar jika Aaron melakukannya karena dia memang mampu. Para maid di bayar untuk melayaninya. Begitupun Azzura, demi tidak pulang ke rumah penyihir itu, Azzura rela menjadi pelayan pribadi untuk Aaron. Bahkan dia sangat senang karena dia memang menyukai Aaron.
"Sudah selesai. Sekarang tinggal mandi karena sebentar lagi Tuan akan pulang!"
Azzura naik ke lantai atas. 40 menit kemudian, Azzura kembali turun, dia langsung berlari menuju pintu. Benar apa yang dia perkirakan, suaminya benar-benar pulang di jam makan malam. Dengan wajah berbinar Azzura membuka pintu rumah itu, menyambut Aaron dan mengambil segala atribut yang Aaron pakai termasuk jas kerjanya.
"Selamat datang Tuan! Silahkan duduk! Makan malamnya sudah siap."
Azzura bertingkah seperti seorang pelayan di sebuah restoran mewah. Aaron tidak perduli akan hal itu, dia pun duduk setelah Azzura menarikan kursi untuknya dan juga memberikan dia sepiring makanan dengan lauk pauk yang penuh.
"Selamat menikmati Tuan!"
Aaron hanya mengangguk. Seperti kerbau yang di cucuk hidungnya, Aaron tidak pernah membantah jika Azzura yang melayaninya. Bahkan karena sudah terbiasa, setelah ada Azzura, Aaron tidak pernah mau menerima pelayanan dari maid lain. Harus tangan Azzura langsung yang mengurus segala keperluannya sehari-hari.
Azzura kembali bekerja seperti biasa. Baru beberapa jam bekerjanya, Azzura mendapatkan pelanggan dari ruang VVIP. Dia tidak merasa ada yang janggal dengan itu, namun saat masuk ke ruangan tersebut, Azzura menautkan alis agak bingung. Kepalanya kembali menoleh ke luar, namun detik berikutnya dia kembali memusatkan perhatian pada wanita dan juga seorang pria yang tengah duduk di sofa panjang di ruangan tersebut.
"Gardenia!" gumam Azzura sembari membawa sebuah nampan berisikan alkohol campuran yang bartender buatkan untuk Gardenia yang memang memesan minuman tersebut. Azzura meletakkan nampan di atas meja, dia hendak pergi namun Gardenia menahan pergelangan tangannya.
"Ara. Aku tahu kau marah, aku hanya ingin minta maaf padamu, jangan seperti ini Ra, kita itu masih saudara, kenapa kita harus bersikap seperti orang lain?"
Kening Azzura semakin berkerut. Ini agak aneh, dalam cerita novel yang dia baca, Gardenia ini bukan tipikal orang yang mudah untuk mengaku kalah. Tapi apa yang sedang dia lakukan sekarang.
"Kak Nia!"
Azzura duduk di samping Gardenia, laki-laki yang ada di belakang Gardenia hanya tersenyum tipis, tidak berbicara juga tidak melakukan apapun, sejak tadi dia hanya memainkan botol minuman dan sesekali menenggaknya.
"Maafkan Kakak ya Ara. Kakak selama ini udah salah sama kamu." Gardenia berucap dengan wajah sendu. Sorot matanya menunjukkan sebuah kesedihan yang Azzura tidak tahu kesedihan itu asli atau hanya sandiwara.
Gardenia menyodorkan gelas minuman yang tadi dia pesan, satu untuknya, dan satu untuk Azzura, kening Azzura kembali mengerut. Ini seperti Dejavu. Azzura pernah berada di posisi ini namun kapan, dia berusaha untuk mengingat hal itu. Semakin lama, Azzura baru tersadar, lagi-lagi bukan dia yang mengalami, namun dia hanya membaca, ini adalah adegan di mana si pemeran pembantu Azzura Aurora di berikan obat perangsang oleh kakak tirinya. Azzura tersenyum kecut, dia melirik dua gelas di depannya.
"Jangan minum itu Bos!"
Tiba-tiba Rubby ada di bawah kaki Azzura. Tanpa Rubby ingatkan pun, Azzura pasti tidak akan meminum alkohol itu, habislah dia jika sampai obat perangsang tersebut masuk ke lambungnya.
"Kak, aku tahu kau berniat baik, tapi aku tidak bisa minum ini, aku masih harus bekerja, dan untuk sekarang, minta pelayan lain saja untuk melayani kalian. Aku masih ada hal lain yang harus di urus."
Gardenia menggeleng dengan cepat. Dia tidak mau rencananya sia-sia. Namun kalau dia terlalu memaksa, Gardenia juga takut jika Azzura akan semakin curiga padanya.
"Ra. Kau minum ini dulu, satu teguk saja, setelah itu kau boleh kembali!"
Gardenia terus saja membujuk Azzura, dia berbalik mencari sesuatu di dalam tas. Azzura yang melihat itu refleks menukar gelas alkohol, yang Gardenia sodorkan untuknya dia tukar dengan gelas milik wanita licik itu.
"Nah!" Gardenia menunjukkan ponselnya kepada Azzura. "Kau catat nomor mu di sini! Kalau ada perlu sesuatu, kau bisa menghubungi ku. Kenapa tidak pernah pulang hmmm? Ibu Violet selalu menanyakan mu."
Mendengar nama Violet, hati Azzura mendadak sangat panas. Bayangan dimana dia memperlakukan Azzura seperti anak pungut tiba-tiba terlintas di kepala, Violet adalah ibu kandung Azzura Aurora, tapi wanita paruh baya itu rela memperlakukan Azzura tidak adil demi harta, Violet lebih banyak memperhatikan Gardenia daripada dirinya. Bahkan di saat Gardenia tidak ingin menikah dengan lelaki cacat, Violet juga dengan senang hati menjadikan Azzura sebagai korban. Apa pantas ibu kandung bersikap seperti itu. Rasanya ini sangat memuakkan. Tanpa sadar, Azzura mengambil gelas alkohol dan meminum isinya sampai habis, sensasi terbakar di tenggorokan membuat Azzura meringis. Dia kembali melirik gelas di atas meja, syukurlah, tadi Azzura sudah menukar gelasnya lebih dulu.
Gardenia tersenyum menyeringai. Dia melirik laki-laki yang ada di belakangnya sembari mengangguk memberikan isyarat. Laki-laki itupun melakukan hal yang sama.
"Ra. Kakak ke toilet sebentar ya!"
Tanpa menunggu persetujuan dari Azzura, Gardenia beranjak sembari membawa tas selempang nya. Wanita licik itu mengedipkan mata ke arah lelaki yang sebenarnya sudah dia bayar untuk melakukan sesuatu yang sudah dia nantikan sejak lama. Melihat Azzura terpuruk adalah suatu keharusan. Gardenia sudah berhasil merebut kasih sayang Ibu Azzura, melempar Azzura pada laki-laki buta, dan kini Gardenia ingin Azzura kehilangan kehormatan nya.
Gardenia menutup pintu KTV VVIP itu dengan wajah berseri-seri. Dia kembali melirik Azzura sekilas sebelum pintu itu benar-benar tertutup rapat.
Azzura diam untuk beberapa saat, dia hendak berdiri, namun baru mengangkat bokongnya, Azzura sudah kembali ambruk di atas sofa. Kepalanya mendadak pusing, tengkuk dan juga tubuhnya menjadi sangat panas, napasnya memburu.
"Apa yang terjadi?" gumam Azzura merasa ada yang tidak beres, wanita itu kembali mengingat sesuatu, dia yakin tadi dia sudah menukar minumannya, namun kenapa ini masih terjadi. Apa Azzura meminum gelas yang salah, apa yang akan terjadi sekarang.
Laki-laki yang sejak tadi diam kini mulai melakukan pergerakan, tubuhnya perlahan bergeser mendekati Azzura, melihat Azzura meliukkan tubuhnya seperti cacing kepanasan, laki-laki itu tentu saja terangsang. Libidonya naik beberapa kali lipat.
"Azzura, nama yang cantik!" Lelaki itu mulai berani meraba paha Azzura. Mata wanita itu berubah sendu. Dia menatap lelaki tersebut dengan kabut gairah yang membuat sekujur tubuhnya semakin panas dan tak terkendali.
kita tinggal baca dan ngoment😂
thor thank you bangeet untuk tulisan yg sangaaaat bagus.
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐❤️