NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Pria Desa Kabut Surem

Misteri Kematian Pria Desa Kabut Surem

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Dendam Kesumat / Tumbal
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Juniar Yasir

“Arghhhhkkkk mayaaaat!!!’’


Tumini yang sedang mencari rumput untuk makanan ternaknya, tiba-tiba saja mencium aroma busuk dari sekitarannya. Dia yang penasaran meski takut juga memberanikan diri masuk ke kebun lebih dalam.

Saat asik mencari sumber bau busuk, Tumini di buat shock berat karena melihat mayat yang menggantung di pohon cengkeh.

Bagian dada kiri terdapat luka bolong lumayan besar, bagian kaki terus mengucurkan darah, mayatnya juga sudah tidak di kenali.



Apa yang terjadi di kampung Kabut Surem? akankah kematian misterius bisa terpecahkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dimas VS Della

Ambar pagi ini sibuk mengemasi barang-barangnya untuk di bawa ke kamar sebelah. Lumayan berat juga untuk pindah karena ini memang kamar nya sejak dulu. Kamar ini juga pemberian Eyang Gayatri. Tap sekarang Ambar memutuskan untuk tinggal di kamar tengah saja saat ini, karena akan sangat tak nyaman berada satu ruangan tapi tidak saling sapa menyapa. Bahkan sikap semua orang sangat kentara sekali kelihatan berubah saat dirinya pulang dari hutan, padahal Dirinya lah yang bertaruh nyawa untuk bertahan di dalam hutan. Untung saja ada wanita harimau itu yang membantunya, tapi kelihatannya keluarga sendiri seperti tak memikirkan itu. Hanya Dimas dan Darma saja yang baik pada Ambar saat ini.

Untung saja kamar ini tidak berantakan, karena sering di rapikan oleh Mbok Tukiyem saat itu. Sekarang hanya sedikit berdebu saja di bagian luar, bagian dalam almari di lap sedikit saja oleh Ambar.

Setelah menyusun semua pakaian dan perlengkapan yang lain di dalam almari, Ambar segera bebersih. Rencananya Dirinya akan ke pasar untuk beli beberapa keperluan persabunan dan kosmetik.

Sekitar pukul 8 pagi Ambar telah siap, Dirinya baru selesai sarapan. Sedangkan yang lain sudah sarapan duluan. Melihat Ambar yang telah rapi Ningrum mendekatinya.

"Mau kemana kamu?" tsnyanya bersedekap dada.

"Eh Tante. Ambar izin mau ke pasar Tan, keperluan sabun dan lainnya habis." Ambar meneguk ludah kasar. Sekarang ngobrol dengan Tante nya ini terasa canggung sekali, padahal kemarin-kemarin biasa saja, bahkan bercanda juga.

"Sebentar" Ningrum langsung ke dapur. Tak lama Dirinya kembali dengan membawa kantong belanja.

"Nih sekali beli sayur, ikan ayam dan bumbu dapur lainnya, persabunan juga habis" ucap Ningrum, Ambar menyambut kantong belanja dan uang tersebut.

"Iya Tan" jawabnya . Ningrum segera berlalu. Biasanya saat Ambar pergi pasti memperingati agar hati-hati, tapi sekarang bahkan tak ada basa-basi apapun. Sedih juga hati sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi. Jika orang tiba-tiba marah ya tidak bisa juga mau di paksakan.

"Mau kemana Mbar?" Dimas dari dapur membawa segelas jus.

"Mau belanja kak" jawabnya. Agak senang juga wanita ini, karena sepupu laki-lakinya tak berubah sikap terhadapnya.

"Sendiri?" tanya nya lagi.

"Iya kak"

"Kenapa nggak sama Della? Biasa juga berdua seperti lem nempel terus" canda pria ini.

.

Ambar hanya terkekeh tapi dalam hati miris juga.

Di luar tampak Yuda datang dengan motornya. Ambar mengernyitkan kening heran, karena pemuda ini pagi-pagi sekali sudah bertamu. Mungkin mau menemui om Darma nya, karena keduanya sama-sama hobby mancing, pikirnya.

"Tuh pacarmu sudah jemput!'' Della datang dari luar baru selesai menyiram tanaman.

"Pacar apaan?!" balas Ambar heran.

"Alah kayak aku nggak tau aja seperti apa kau dikota!'' Della menatap Ambar dengan senyum miring.

"Apa maksudmu?'' Ambar bingung juga, sepupunya ini malah bahas hal yang tak nyambung menurutnya.

Della mengedikkan bahu langsung masuk rumah.

"Assalamu'alaikum'' sapa Yuda.

"Wa'alaikum salam. Kamu cari om Darma ya? Om Darma lagi ke rumah Pak Saimin." beritahu Ambar.

"Eh nggak kok, aku di minta Ferdi menemanimu. Dia nggak bisa karena Ibuknya sedang sakit" Yuda sungkan juga sebenarnya, apa lagi disini ada pujaan hatinya.

"Oh ya? Udah di bawa berobat belum?'' Ambar turut prihatin.

"Hari ini mau di bawa. Ayo pergi! Nanti keburu siang nggak ada sayur dan ikan segar lagi.'' Yuda kembali ke motornya, di ikuti Ambar. Yuda menyalakan motornya, Keduanya mulai menjauh.

Ambar sama sekali tak ada perasaan lain, karena murni memang mau pergi belanja saja. Sementara Della dari balkon atas menatap tajam ke arah mereka berdua. Hatinya sakit sekali dan kecewa juga melihat mantan yang masih di cintainya itu malah jalan berdua dengan sepupunya sendiri. Dalam hati merutuk sepupunya yang tega mengkhianati Dirinya.

'Benar kata mama, kau memang perebut semuanya. Dari kasih sayang Eyang, harta warisan, dan sekarang pria yang ku cintai kau mau rebut juga. Tunggu saja pembalasan ku!'' Jari tangan tergenggam erat menahan amarah luar biasa.

Della marah luar biasa saat ini, dalam hati bertekad melupakan Yuda. Dia akan menjauhi Ambar dan Dirinya juga akan merencanakan sesuatu.

"Sehat lu bicara sendiri?'' celetuk Dimas yang entah sejak kapan ada di kamar ini.

"Ka-kak?" Della tergagap takut Dimas mendengar gumaman nya.

"Yeee malah gagap. Cemburukan melihat mantan bonceng cewek lain? Cieeeee" Dimas meledek Della yang bermuka masam itu. Dimas tak tau saja jika adiknya memang beneran marah, pria ini hanya bercanda.

"Keluar deh, ganggu aja" Della mengusir dan mendorong Dimas agar keluar dari kamarnya.

"Eh kok barang-barang disini jadi kosong begini? Foto orang tua Ambar juga mana?" Dimas baru menyadarinya ketika melihat sekeliling ruang kamar ini.

"Dia pindah lamar sebelah" jawab Della cuek.

"Kok bisa?!" Dimas beneran bingung sekarang. Della hanya mengedikkan bahu acuh.

"Jangan bilang karena habis kesurupan kemarin kamu lanjut marah sampai sekarang sama Ambar?" Dimas tak ingin adiknya dan sepupunya berdebat hanya karena hal sepele.

"Del, kamu ingat kan saat dulu kita susah dan nggak di terima oleh Eyang, papa Ambar lah yang membawa kita ke Kota. Mengajak papa berbisnis dan kita sempat merasakan jadi orang kaya" Dimas berusaha mengingat sang adik supaya tak memusuhi Ambar, tapi malah membuat Della kian berang.

"Itu memang kewajiban mereka lah. Lahh kan Eyang lebih menyayangi Ambar dan keluarganya!" balas Della tak terima di ungkit kebaikan keluarga Ambar.

"Kamu siapa yang ngomong begitu? Kamu hanya salah faham" Dimas kembali membujuk sang adik. Karena Dirinya sedikit banyak tahu penyebab Eyang tak peduli pada keluarga mereka. Bukan berarti Eyang lepas tangan begitu saja. Eyang juga kerap membantu mereka, tapi atas nama Pak Saimin.

"Bukti nya baru setelah Eyang mati baru kita bisa menjejakkan kaki kita dirumah ini. Bahkan kamar saja di bangun untuk cucu kesayangannya itu." sungguh Ambar kesal sekali bila ingat kesusahan mereka dulu saat di kampung.

"Jaga omongan kamu ya Del. Kok kamu main ngelunjak!?" Dimas kesal juga lama-lama. Sudah bicara baik-baik malah makin menjadi saja adiknya ini. Dimas marah karena bahasa Della begitu kasar. Karena tak ingin berdebat terus dan makin emosi, Dimas keluar dari kamar Della.

"Arghhhhkkkk!!! Ambar jancok! Bahkan sekarang kak Dimas juga lebih membela nya" Della murka. Sementara hantu perempuan menyeringai melihat perdebatan saudara itu.

"Akhirnya" Ningrum tersenyum licik di kamarnya melihat rekaman cctv sang putri mulai termakan omongannya.

.

.

Kenapa Ningrum tiba-tiba berubah sikapnya?

Apa yang sebenarnya terjadi?

.

Terus pantengin ya guys🤗

Jangan lupa like dan komentar🙏

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!