NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Istri Buta Sang CEO

Transmigrasi Ke Istri Buta Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:88.8k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Nova Spire, seorang ahli medis dan racun jenius, tewas tragis dalam ledakan laboratorium saat mencoba menciptakan obat penyembuh paling ampuh di dunia. Tapi kematian bukan akhir baginya—melainkan awal dari kehidupan baru.

Ia terbangun dalam tubuh Kaira Frost, seorang gadis buta berusia 18 tahun yang baru saja meregang nyawa karena dibully di sekolahnya. Kaira bukan siapa-siapa, hanya istri muda dari seorang CEO dingin yang menikahinya demi tanggung jawab karena membuat Kaira buta.

Namun kini, Kaira bukan lagi gadis lemah yang bisa diinjak seenaknya. Dengan kecerdasan dan ilmu Nova yang mematikan, ia akan membuka mata, menguak kebusukan, dan menuntut balas. Dunia bisnis, sekolah elit, hingga keluarga suaminya yang penuh tipu daya—semua akan merasakan racun manis dari Kaira yang baru.

Karena ketika racun berubah menjadi senjata … tak ada yang bisa menebak siapa korban berikutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jadi Pasanganku

Malam hari di ruang keluarga Frost Mansion.

Kaira duduk santai di sofa panjang, mengenakan piyama lembut berwarna biru tua. Di pangkuannya, semangkuk besar cemilan dan secangkir teh hangat. Ia menikmati ketenangan malam itu sambil bersandar, tampak tenang dan nyaman.

Suara langkah kaki terdengar mendekat. Aroma parfum menyengat tiba-tiba memenuhi ruangan, membuat Kaira meringis pelan.

Tak lama, Leonel muncul di ambang pintu bersama Clarissa. Sang pria mengenakan jas malam hitam eksklusif, sedangkan Clarissa mengenakan gaun biru keabu-abuan yang serasi dengan dasi Leonel.

“Kaira, aku akan pergi ke pesta ulang tahun keluarga,” ucap Leonel santai, nada suaranya terdengar sengaja dibuat tenang.

Clarissa tersenyum manis sambil merapikan lengan jas Leonel. “Kau tak perlu menunggu kami pulang. Oh, maaf kami mengangetkanmu, kau pasti terkejut karena kami datang tiba-tiba, kami lupa kau buta.”

Suara Clarissa seperti simpati padahal sedang mengejek Kaira, yang buta.

Kaira mengernyit pelan, lalu menoleh ke arah suara mereka dengan tenang.

“Aku tahu kalian datang, bahkan tanpa mendengar langkah kaki,” ujarnya datar.

Clarissa menaikkan alis. “Oh ya?”

“Parfum kalian menusuk. Bahkan tajamnya melebihi pisau bedah. Membuat kepalaku pusing. Tolong keluar, sebelum aku muntah di karpet ini,” sahut Kaira sambil meletakkan mangkuk cemilannya.

Leonel mengerutkan dahi. “Apa kau benar-benar tidak cemburu, Kaira saat aku dan Clarissa pergi?”

Kaira mendesah pelan. Ia menegakkan punggungnya, lalu menoleh sedikit.

“Cemburu?” Ia tertawa kecil. “Aku sedang menikmati teh dan cemilanku. Lalu dua makhluk berselimut parfum datang mengacaukan suasana. Kalau kalian berpikir kehadiran kalian membuatku cemburu … kalian terlalu percaya diri.”

Leonel mengepalkan tangan. “Jadi ... kau benar-benar tidak menyesal dengan sikapmu selama ini?”

Kaira menyandarkan diri kembali, wajahnya kembali tenang.

“Yang kusesali hanyalah, kenapa kalian tidak pergi lebih cepat. Aku hampir tertidur sebelum kepala ini berdenyut karena aroma kalian.”

Clarissa menatap Leonel, kesal. “Leonel, kita pergi saja. Jelas dia tidak peduli.”

Leonel menatap Kaira sejenak. Wajahnya menegang, seperti menunggu reaksi lain yang tak kunjung datang. Akhirnya ia membalikkan badan.

“Jangan tunggu aku pulang,” ujarnya datar.

Kaira hanya tersenyum tipis. “Itu tidak pernah jadi rencanaku.”

Leonel dan Clarissa pun melangkah pergi, meninggalkan Kaira dengan wajah masam.

Setelah Leonel dan Clarissa pergi, suasana kembali tenang. Kaira menarik napas lega dan kembali menikmati teh hangatnya. Ia hendak menyandarkan kepala ketika langkah kaki nyaris tanpa suara mendekat. Ia langsung menegakkan tubuh.

“Siapa di sana?” tanyanya curiga.

“Tenang saja, bukan hantu,” suara dalam dan tenang terdengar.

Kaira terkejut. “Tuan Sky?”

Sky Oliver Dalton berdiri tak jauh darinya, mengenakan setelan hitam elegan yang membentuk siluet tubuhnya yang tegap. Mata dinginnya menatap lurus ke arah Kaira.

“Aku akan ke pesta keluarga Frost malam ini,” ujarnya pelan namun tegas. “Kau ikut denganku.”

Kaira mengerutkan dahi. “Apa?”

“Kau akan menjadi pasanganku malam ini,” ulang Sky tanpa ragu.

Kaira berdiri dari sofa, wajahnya tampak jengkel. “Tuan Sky, bisakah Anda berhenti mengejutkanku? Langkah kaki Anda terlalu halus. Dan lagi, kenapa Anda bertindak seolah kita dekat? Kita hanya bertemu saat aku jatuh dari pohon!”

Sky tidak menjawab. Ia hanya menatap Kaira sejenak, lalu memberi isyarat dengan jari.

Tak lama, beberapa pelayan wanita masuk dan langsung mendekati Kaira.

“Hei, apa yang kalian lakukan?” seru Kaira saat tangan para pelayan mulai menarik lengannya dengan sopan namun tegas.

“Maaf, Nona. Kami hanya mengikuti perintah Tuan Sky,” kata salah satu dari mereka sambil tersenyum gugup.

Sky menatap Kaira dengan datar. “Pestanya akan dimulai dalam satu jam. Kau harus siap.”

Kaira mendengus kesal. “Kau ini aneh. Menyeret orang secara sepihak. Aku tidak pernah bilang setuju.”

“Bukan paksaan,” sahut Sky santai. “Anggap saja ... ajakan mendadak dari seorang pria yang penasaran.”

“Pria yang sok misterius,” gumam Kaira kesal, meski tak bisa menahan rasa penasaran juga.

Dengan malas, ia membiarkan para pelayan menggiringnya ke kamar tamu untuk bersiap. “Aku benar-benar menyesal tidak tinggal di pohon mangga saja,” katanya sinis sambil berjalan.

Sky tersenyum tipis melihat punggung Kaira yang menghilang di balik pintu kamar. “Kita lihat malam ini ... siapa sebenarnya dirimu.”

****

Kilau lampu gantung memantul di cermin besar, memperlihatkan sosok Kaira yang telah selesai dirias. Gaun malam berwarna emerald melekat sempurna di tubuhnya, memancarkan kesan elegan sekaligus misterius.

Rambutnya disanggul rapi dengan beberapa helai terurai lembut, memberi kesan klasik namun tajam. Meskipun buta, aura anggun dan percaya diri tetap terpancar kuat dari dirinya.

Kaira mendengus pelan. “Aku tidak minta dipakaikan gaun semahal ini. Kalau tahu begini, aku akan lari dari jendela sejak tadi.”

Sky berdiri bersandar di ambang pintu, kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. Tatapannya tajam namun tenang. Dirinya sangat terpukau—atau lebih tepatnya terpesona melihat kecantikan Kaira.

“Sayangnya kau tidak melakukannya,” jawab Sky ringan, lalu berjalan mendekat dan menawarkan lengannya. “Ayo. Aku tidak ingin terlambat.”

Kaira mendengus, namun tetap menggandeng lengannya dengan malas. “Satu pertanyaan, Tuan Sky. Ini semua demi apa? Hiburan? Provokasi? Atau kau berniat merebut istri sepupumu?”

Sky menatapnya dari samping. “Mungkin ... semua di atas. Atau mungkin, hanya karena aku ingin membuat Leonel sedikit gelisah. Lagi pula, dia membawa wanita lain jadi jangan salahkan aku untuk membawa istrinya.”

Kaira tertawa sinis. “Ah, permainan anak kaya. Sangat klasik.”

Tanpa membalas, Sky mulai melangkah keluar bersama Kaira di sisinya. Para pelayan keluarga Frost yang berjajar di lorong depan hanya bisa membungkuk kaku, menyaksikan pemandangan tidak biasa itu: sepupu sang Tuan membawa istri Tuan Muda ke pesta keluarga.

Beberapa dari mereka saling berbisik pelan, tidak berani angkat wajah.

“Bukankah itu … Nyonya Kaira?”

“Ya Tuhan … itu benar-benar dia.”

“Kalau Tuan Leonel melihat ini .…”

“Apakah … akan ada perang saudara di pesta nanti?”

"Sepertinya tidak! Bukankah Tuan Leonel hanya mencintai Nona Clarissa."

Sky dan Kaira tak menggubris bisik-bisik itu. Mereka terus melangkah dengan tenang namun penuh tekanan tak kasat mata. Aura mereka berdua menciptakan ketegangan di udara.

Sebelum menaiki mobil, Kaira kembali berucap dengan nada datar namun tajam, “Jangan salahkan aku kalau pesta ini berubah menjadi panggung drama. Aku tidak pandai bersandiwara.”

Sky membukakan pintu mobil untuknya. “Aku tidak mengharapkan sandiwara, Kaira. Aku ingin melihat siapa yang akan tersungkur duluan ketika kau muncul.”

Kaira menaikkan satu alis. “Kau terlalu percaya diri.”

Sky menyeringai samar. “Dan kau terlalu tenang untuk seseorang yang akan membuat badai.”

Mobil mewah itu melaju meninggalkan mansion Frost, menuju pesta keluarga yang malam ini, untuk pertama kalinya, akan memiliki bintang tak terduga.

1
ᵉᶠ・゚:* 𝕰𝖑𝖑𝖊 *:・゚
semoga kaira segera bertemu dengan sky, dan sky bisa tahu bahwa kaira adalah nova melalui gerak gerik nya
EsTehPanas SENJA
yah gitu 🤣 buah ga jatoh jauh dari pohonnya 🤣
EsTehPanas SENJA
nah ini! bener ini 🤭 ga ada yang mau sama standart macam maura dan sonia 🤭
EsTehPanas SENJA
wakakaakk coba kita liat sampai mana leonel bertahan menghadapi sky 🤭
merry
mrk gk berkutik ddpn kei wkkkkk hncur hrga diri mrk di pukul pkai sepatu sm kei
EsTehPanas SENJA
laaaah situ juga ngajak clarisa 🤣 kan situ suami sah kaira 🤣🤣🤣
Ayu Dani
wkwkwkwk mantaaap Thor
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒂𝒎𝒂 𝑪𝒍𝒂𝒖𝒅𝒊𝒂 𝒕𝒉𝒆 𝒃𝒆𝒔𝒕 𝒍𝒂𝒉 👍👍 𝒂𝒚𝒐 𝒑𝒂𝒏𝒂𝒔"𝒊𝒏 𝒍𝒈 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒃𝒊𝒂𝒓 𝒌𝒆𝒃𝒂𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒚𝒈 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒓𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒌𝒊 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑲𝒂𝒊𝒓𝒂 😉😉
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑺𝒌𝒚 𝒑𝒆𝒑𝒆𝒕 𝒕𝒓𝒖𝒔 𝑲𝒂𝒊𝒓𝒂 𝒋𝒏𝒈𝒏 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒌𝒆𝒏𝒅𝒐𝒓 💪💪 𝒋𝒖𝒋𝒖𝒓 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒌𝒂𝒍𝒊 𝒊𝒏𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒅𝒖𝒌𝒖𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒃𝒊𝒏𝒐𝒓 𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒓𝒆𝒃𝒖𝒕 𝒊𝒔𝒕𝒓𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒈𝒂𝒌 𝒔𝒂𝒃𝒂𝒓 𝒏𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖 𝑲𝒂𝒊𝒓𝒂 𝒄𝒆𝒓𝒂𝒊 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑳𝒆𝒐𝒏𝒆𝒍 😅😅
🟢✍️⃞⃟𝑹𝑨S. Midnightˢ⍣⃟ₛ
/Sweat//Sweat/
🟢✍️⃞⃟𝑹𝑨S. Midnightˢ⍣⃟ₛ
wah wahh sultini emang beda,lgsg pulau donk/Sweat/
🟢✍️⃞⃟𝑹𝑨S. Midnightˢ⍣⃟ₛ
wah ngajak gelud dia ma awak/Joyful//Facepalm/
Anonymous
keren banget deh si Nova versi kaira....
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
kek kucing dan anjing aja sllu bertengkar g ada abis nya

seirinh wktu berjlan kira2 kpn keira akan bis melihat yaaa
Siti Nurjanah
panas2in terus ya kaira... aku gk sabar nunggu km bisa liat lg pake mata novaa
Ririn Santi
kepala ditimpuk sepatu. enak rasanya?
ika yanti naibaho
/Determined//Determined//Determined/
beybi T.Halim
panas..panas...panas...dada ini..,pusing..pusing..pusing...😅😅
beybi T.Halim
mampus..,pedes gak tuu..,😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!